Category: Cara Merawat Kucing ..

Jaga Kesehatan Kucing Saat Perubahan Cuaca

Perubahan cuaca bisa menjadi tantangan, bukan hanya untuk kita, tetapi juga untuk teman berbulu kita, si kucing. Seperti manusia, kucing juga bisa merasakan dampak perubahan suhu dan kondisi cuaca, entah itu saat cuaca berubah dari panas ke dingin, atau sebaliknya.

Jadi, penting banget nih buat kita, sebagai pemilik kucing, untuk tahu cara merawat kucing saat cuaca berubah-ubah. Nah, berikut adalah beberapa tips dan trik santai yang bisa kamu lakukan.

1. Pahami Tanda-Tanda Kucingmu Merasa Tidak Nyaman

Hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah memahami bahasa tubuh kucingmu. Kucing punya cara tersendiri untuk memberi tahu kita kalau mereka merasa tidak nyaman. Misalnya, kalau kucingmu sering mencari tempat yang lebih hangat atau justru lebih sejuk dari biasanya, itu bisa jadi tanda kalau dia merasakan perubahan cuaca.

Saat cuaca dingin, kucing biasanya akan menggulung tubuhnya dan mencari tempat yang hangat, seperti di dekat radiator, di bawah sinar matahari, atau bahkan di pangkuanmu. Sebaliknya, saat cuaca panas, kucing akan cenderung mencari tempat yang lebih sejuk, mungkin di lantai keramik atau di bawah meja. Jadi, coba deh perhatikan kebiasaan baru mereka saat cuaca berubah.

2. Buatkan Tempat yang Nyaman untuk Kucingmu

Untuk menghadapi pergantian cuaca yang berubah-ubah, pastikan kucingmu punya tempat yang nyaman. Saat cuaca dingin, kamu bisa menyediakan selimut hangat atau tempat tidur yang empuk untuk mereka. Kalau perlu, tambahkan bantal atau alas yang lebih tebal untuk menjaga suhu tubuh mereka tetap stabil.

Kalau cuaca sedang panas, pastikan ada tempat yang sejuk dan teduh untuk kucingmu. Kucing suka tempat yang agak gelap dan tenang, jadi biarkan mereka menemukan spot favorit mereka sendiri. Kamu juga bisa meletakkan beberapa kain basah di dekat tempat tidur mereka untuk membantu menurunkan suhu di sekitarnya.

3. Perhatikan Asupan Makanan dan Minuman

Pergantian cuaca yang berubah bisa memengaruhi nafsu makan kucingmu. Saat cuaca dingin, kucing mungkin lebih lapar dari biasanya karena mereka membutuhkan lebih banyak energi untuk menjaga tubuhnya tetap hangat. Jadi, pastikan makanan yang kamu berikan kaya akan protein dan lemak yang bisa membantu mereka tetap hangat.

Sebaliknya, saat cuaca panas, kucing cenderung minum lebih banyak dan makan lebih sedikit. Pastikan mereka selalu punya akses ke air bersih dan segar. Kamu juga bisa memberikan makanan basah (wet food) untuk membantu menjaga hidrasi tubuh mereka. Dan jangan lupa, letakkan air di beberapa tempat yang mudah dijangkau kucingmu.

4. Jaga Kebersihan Bulu dan Kulitnya

Bulu kucing berfungsi sebagai pelindung alami dari cuaca ekstrem. Oleh karena itu, menjaga kebersihan bulu dan kulit kucing sangat penting. Sikat bulu kucingmu secara teratur untuk menghindari bulu yang kusut atau rontok berlebihan, terutama saat cuaca panas.

Selain itu, mandikan kucingmu sesuai kebutuhan. Namun, jangan terlalu sering, karena kucing sebenarnya tidak membutuhkan mandi sebanyak anjing. Mandikan kucing dengan air hangat saat cuaca dingin, dan jika memang perlu, gunakan air suhu ruangan saat cuaca panas. Pastikan kamu mengeringkan bulu mereka dengan benar setelah mandi untuk menghindari masalah kulit.

5. Batasi Aktivitas Luar Ruangan

Jika kucingmu suka bermain di luar rumah, kamu perlu lebih waspada saat cuaca berubah. Saat cuaca panas, sinar matahari yang terlalu terik bisa berbahaya, bahkan menyebabkan heatstroke pada kucing. Jadi, batasi waktu mereka di luar rumah, terutama saat matahari sedang terik-teriknya. Sebaliknya, saat cuaca dingin, pastikan mereka tidak terlalu lama berada di luar, karena bisa membuat mereka kedinginan.

Jika memungkinkan, siapkan area bermain di dalam rumah yang aman dan nyaman, sehingga kucingmu tetap bisa aktif tanpa harus menghadapi cuaca ekstrem di luar. Kamu juga bisa menyediakan mainan yang merangsang insting berburu mereka untuk menjaga mereka tetap aktif dan terhibur.

6. Konsultasi dengan Dokter Hewan

Perubahan cuaca bisa mempengaruhi kesehatan kucing secara langsung, dan lebih baik untuk mencegah daripada mengobati. Jika kamu merasa kucingmu menunjukkan tanda-tanda yang tidak biasa, seperti nafas yang terengah-engah, muntah, atau perilaku yang sangat berbeda dari biasanya, segera konsultasikan dengan dengan  dokter hewan terdekat melalui layanan call center Pet Care.

Dokter hewan terdekat dari lokasi Anda akan langsung datang ke rumah. Mereka akan memberikan saran yang tepat dan memberikan solusi untuk kesembuhan kucing tercinta.

Agar kucing selalu sehat, jangan lupa berikan vaksin rutin. Sekarang vaksin kucing tak perlu keluar rumah. Pet Care menyediakan layanan vaksinasi yang siap datang ke rumah. Tenaga medis dari Pet Care bersertifikat lengkap dan berpengalaman.

Merawat kucing saat perubahan cuaca sebenarnya tidak sulit, asalkan kamu peka terhadap kebutuhan mereka. Dengan memperhatikan tanda-tanda dari kucingmu, memberikan tempat yang nyaman, menjaga asupan makanan dan minuman, serta memastikan kebersihan bulu dan kulit mereka, kamu bisa membantu mereka melewati perubahan cuaca dengan lebih mudah. Jangan lupa, selalu siaga dan konsultasikan dengan dokter hewan jika diperlukan. Dengan begitu, kucingmu akan tetap sehat dan bahagia sepanjang tahun, terlepas dari bagaimana cuaca di luar sana.

5 Tips Melancarkan Pencernaan Kucing Saat Sembelit

Pernahkah kucing peliharaanmu terlihat kesulitan saat ingin buang air besar atau sembelit? Kucing yang mengalami sembelit bisa menjadi masalah serius jika tidak ditangani dengan tepat. Sebelum panik, yuk, kita bahas beberapa cara mudah dan aman untuk membantu kucingmu kembali merasa nyaman.

1. Perhatikan Asupan Makanan

Salah satu penyebab utama sembelit pada kucing adalah makanan. Kucing yang kurang mendapatkan serat dalam makanannya cenderung mengalami kesulitan buang air besar. Kamu bisa mencoba memberikan makanan yang mengandung lebih banyak serat. Misalnya, makanan kering (dry food) khusus untuk pencernaan yang mengandung lebih banyak serat. Namun, perlu diingat, perubahan pola makan harus dilakukan secara bertahap agar kucing tidak stres.

Selain makanan kering, kamu juga bisa menambahkan sedikit labu ke dalam makanan kucingmu. Labu kaya akan serat dan aman untuk kucing. Cukup tambahkan satu atau dua sendok teh labu kalengan (pastikan tidak mengandung tambahan gula atau bahan kimia) ke makanan mereka.

2. Pastikan Kucingmu Terhidrasi dengan Baik

Kucing yang dehidrasi juga bisa mengalami sembelit. Mereka mungkin tidak minum cukup air atau makanan mereka terlalu kering. Solusinya adalah pastikan kucingmu memiliki akses ke air bersih dan segar sepanjang waktu. Jika kucingmu kurang suka minum dari mangkuk, coba sediakan air mengalir dengan menggunakan water fountain khusus hewan peliharaan. Beberapa kucing lebih tertarik dengan air yang bergerak.

Kamu juga bisa meningkatkan asupan cairan kucing dengan memberikan makanan basah (wet food). Makanan basah memiliki kandungan air yang tinggi dan dapat membantu menjaga kucing tetap terhidrasi.

3. Aktivitas Fisik yang Cukup

Kucing yang kurang bergerak cenderung mengalami masalah pencernaan. Ajak kucingmu bermain untuk meningkatkan aktivitas fisik mereka. Bermain dengan bola, mainan bulu, atau laser pointer bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk membuat kucingmu lebih aktif.

Aktivitas fisik membantu merangsang pergerakan usus, yang bisa membantu mencegah sembelit. Jadi, luangkan waktu setiap hari untuk bermain dengan kucingmu. Selain bermanfaat untuk kesehatan fisik, ini juga bisa mempererat ikatan antara kamu dan kucing peliharaanmu.

4. Berikan Pijat Perut dengan Lembut

Pijat perut bisa membantu merangsang pergerakan usus kucing. Namun, pastikan kamu melakukannya dengan lembut dan hati-hati. Gunakan gerakan melingkar kecil di perut kucingmu, jangan terlalu keras agar mereka tidak merasa tidak nyaman.

Pijat perut bisa menjadi cara yang baik untuk meredakan ketegangan dan membantu melancarkan pencernaan. Namun, jika kucingmu menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan atau rasa sakit, segera hentikan dan konsultasikan dengan dokter hewan.

5. Konsultasi dengan Dokter Hewan

Jika kucingmu terus mengalami sembelit meskipun sudah mencoba berbagai cara, sebaiknya konsultasikan dengan  dokter hewan terdekat melalui  Call Center Pet Care. Pet Care memberikan layanan home service yang mudah dan terpercaya. Pemesanan pun mudah dilakukan tanpa perlu repot membawa hewan peliharaan ke luar rumah.

Sembelit kronis bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius, seperti obstruksi usus atau masalah tiroid. Dokter hewan bisa memberikan penanganan yang tepat dan mungkin meresepkan obat atau suplemen yang aman untuk membantu melancarkan pencernaan kucingmu.

Ingat, jangan memberikan obat pencahar atau obat manusia lainnya tanpa konsultasi dengan dokter hewan, karena ini bisa berbahaya bagi kucing.

Menjaga kesehatan pencernaan kucing adalah bagian penting dari perawatan mereka. Dengan memperhatikan asupan makanan, hidrasi, aktivitas fisik, dan perawatan yang tepat, kamu bisa membantu kucingmu tetap sehat dan nyaman. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter hewan jika kamu merasa ada yang tidak beres. Kucing yang sehat adalah kucing yang bahagia, dan kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan kita juga!

Semoga artikel ini membantu para pemilik kucing untuk menjaga kesehatan pencernaan peliharaan mereka. Kucing yang sehat dan nyaman tentu akan membuat kita sebagai pemilik merasa lebih bahagia juga!

Teknologi Canggih yang Membantu Kucing

Di era perkembangan teknologi yang semakin maju ini, ada berbagai teknologi canggih yang dirancang khusus untuk membantu kucing dan membuat hidup mereka dan pemiliknya) lebih mudah dan menyenangkan. Yuk, kita bahas beberapa teknologi keren yang bisa membantu kucing kesayanganmu!

1. Tempat Makan Otomatis

Pernah nggak sih kamu khawatir kucingmu kelaparan saat kamu sedang bekerja atau berpergian? Nah, sekarang ada solusi praktis: tempat makan otomatis! Alat ini bisa diprogram untuk memberikan makanan pada waktu yang sudah ditentukan. Jadi, kamu nggak perlu khawatir lagi kucingmu kelaparan.

Beberapa tempat makan otomatis bahkan dilengkapi dengan aplikasi yang bisa kamu kontrol dari smartphone. Kamu bisa mengatur jadwal makan kucingmu dan memantau berapa banyak makanan yang sudah dimakan.

2. Litter Box Otomatis

Membersihkan kotoran kucing adalah tugas yang tidak menyenangkan bagi banyak pemilik kucing. Tapi jangan khawatir, teknologi hadir untuk menyelamatkanmu! Litter box otomatis bisa membersihkan kotoran kucing secara otomatis setelah mereka selesai buang air.

Alat ini biasanya dilengkapi dengan sensor yang mendeteksi ketika kucing sudah keluar dari litter box, lalu secara otomatis membersihkan kotorannya ke dalam wadah yang tertutup rapat. Kamu hanya perlu membuang kotorannya sekali-sekali. Praktis banget, kan?

3. Kamera Pemantau Kucing

Kalau kamu sering khawatir dengan apa yang dilakukan kucingmu saat kamu nggak ada di rumah, kamera pemantau kucing bisa jadi solusi tepat. Kamera ini biasanya dilengkapi dengan fitur dua arah, jadi kamu bisa melihat dan berinteraksi dengan kucingmu dari jarak jauh.

Beberapa kamera bahkan punya fitur laser yang bisa kamu kontrol dari smartphone untuk mengajak kucing bermain. Seru banget, kan? Kamu bisa memastikan kucingmu aman dan bahagia meskipun kamu sedang tidak di rumah.

4. Mainan Interaktif

Kucing suka bermain, tapi kadang kita nggak selalu punya waktu untuk bermain dengan mereka. Mainan interaktif bisa jadi solusi yang bagus. Ada banyak jenis mainan interaktif yang bisa kamu pilih, mulai dari bola otomatis yang bisa bergerak sendiri, laser pointer otomatis, hingga mainan berbentuk tikus yang bisa bergerak dan berlari. Mainan-mainan ini bisa menjaga kucingmu tetap aktif dan terhibur, bahkan saat kamu sedang sibuk.

5. Pemantau Kucing Otomatis

Kalau kamu tinggal di rumah dengan halaman, mungkin kamu sudah punya pintu kucing. Tapi sekarang ada yang lebih canggih: pintu kucing otomatis! Pintu ini bisa diprogram untuk membuka dan menutup secara otomatis berdasarkan chip atau kalung khusus yang dikenakan kucingmu.

Jadi, hanya kucingmu yang bisa masuk dan keluar, menghindari hewan lain yang tidak diinginkan. Beberapa pintu kucing otomatis juga dilengkapi dengan fitur pengunci waktu, jadi kamu bisa mengatur kapan pintu bisa dibuka atau ditutup.

7. Water Fountain

Kucing cenderung lebih suka minum air yang mengalir daripada air yang diam di mangkuk. Water fountain atau air mancur minum untuk kucing bisa jadi solusi praktis.

Alat ini memastikan air tetap mengalir dan terjaga kebersihannya, sehingga kucingmu lebih tertarik untuk minum dan tetap terhidrasi dengan baik. Beberapa water fountain bahkan dilengkapi dengan filter untuk memastikan air selalu bersih dan segar.

8. Pijat Kucing Otomatis

Siapa yang nggak suka pijat? Ternyata, kucing juga bisa menikmati pijatan dengan teknologi pijat otomatis untuk kucing. Alat ini dirancang khusus untuk memberikan pijatan lembut pada tubuh kucing, membantu mereka merasa lebih rileks dan nyaman. Ini bisa sangat bermanfaat untuk kucing yang mudah stres atau memiliki masalah kesehatan tertentu.

Nah, itu dia beberapa teknologi canggih yang bisa membantu kucing kesayanganmu. Dengan berbagai inovasi ini, kamu bisa memberikan perawatan terbaik untuk kucingmu tanpa harus repot. Hidup jadi lebih praktis, kucingmu pun lebih bahagia.

Tapi jangan lupa untuk selalu memperhatikan kesehatan kucingmu. Kini melakukan pemeriksaan menjadi lebih mudah dengan teknologi. Kucingmu tidak harus keluar rumah untuk melakukan pemeriksaan.

Konsultasikan dengan ke dokter hewan terdekat melalui layanan Pet Care. Cukup hubungi  call center Pet Care. Layanan ini akan membantu Anda menemukan dokter hewan terdekat dari lokasi. 

Jadi, siap mencoba teknologi canggih ini untuk si meong? Yuk, buat hidup kucingmu lebih nyaman dan seru dengan teknologi terbaru!

Fakta Menarik Cat Paw yang Tidak Kalian Ketahui

Cakar kucing, atau yang dikenal sebagai cat paw, bukan hanya menggemaskan untuk dilihat, tapi juga memiliki banyak fungsi penting bagi si meong. Bantalan kaki yang lembut ini penuh dengan rahasia dan keunikan yang mungkin belum Anda ketahui.

Yuk, simak fakta menarik cakar kucing berikut ini!

1. Bantalan Lembut dan Kenyal 

Cat paw terbuat dari jaringan lemak dan ditutupi oleh kulit yang elastis. Hal ini membuat cakar kucing terasa lembut dan kenyal saat disentuh. Bagian bawah telapak kaki kucing ditutupi oleh bantalan lembut yang membantu mereka berjalan dengan tenang dan lembut. Bantalan ini juga melindungi tulang dan sendi mereka saat mereka melompat dari ketinggian.

2. Kelenjar Keringat dan Bau pada Cat Paw

Meskipun jarang terlihat, cat paw sebenarnya memiliki kelenjar keringat yang membantu mereka mengatur suhu tubuh. Kucing tidak memiliki banyak kelenjar keringat di tubuh mereka, tetapi mereka memiliki beberapa di telapak kaki. Saat suhu tubuh kucing meningkat, mereka dapat mengeluarkan keringat melalui telapak kaki untuk membantu mendinginkan tubuh. Saat kucing kepanasan, mereka juga  akan menjilatinya untuk mendinginkan diri.

Setiap catpaw kucing memiliki kelenjar bau yang mengeluarkan feromon. Kucing sering kali menggosokkan telapak kaki mereka pada benda-benda untuk menandai wilayah atau menunjukkan rasa nyaman.

3. Sensor yang Sensitif pada Cat Paw

Cat paw kucing sangat sensitif dan berisi banyak ujung saraf. Sensitivitas ini memungkinkan kucing untuk merasakan tekstur, suhu, dan getaran melalui telapak kaki mereka.

Cat paw memiliki banyak saraf sensorik yang membuatnya sangat sensitif terhadap perubahan permukaan. Kucing dapat merasakan tekstur, suhu, dan getaran dengan cat paw mereka, membantu mereka menavigasi dalam gelap, menghindari bahaya, dan bahkan memanjat pohon dengan mudah.

Telapak kaki kucing membantu mereka merasakan permukaan dan navigasi di berbagai medan. Ini sangat berguna saat mereka berjalan di lingkungan yang tidak dikenal atau saat mencari tempat yang nyaman untuk beristirahat.

Selain itu, Kucing memiliki kelenjar aroma pada cakar yang mereka gunakan untuk menandai wilayah.

4. Pertahanan Diri

Cakar kucing terbuat dari keratin, bahan yang sama dengan kuku manusia. Bagian ini biasanya disembunyikan di balik kulit saat kucing tidak menggunakannya, membantu melindungi lantai dan furnitur dari goresan. Cakar yang tajam dan kemampuan memanjat yang luar biasa membantu kucing untuk menangkap mangsa dengan efektif.

Cakar yang tersembunyi di dalam cat paw adalah senjata utama kucing untuk pertahanan diri. Saat terancam, kucing dapat mengeluarkan cakar mereka untuk menyerang atau melindungi diri dari predator atau ancaman lainnya.

5. Menjaga Keseimbangan 

Cakar ini memberikan cengkraman yang kuat pada berbagai permukaan, membantu kucing untuk menjaga keseimbangan dan koordinasi saat berjalan, berlari, dan melompat. 

Bantalan kaki kucing membantu mempertahankan keseimbangan dan kelincahannya. Struktur anatomi dan fleksibilitas telapak kaki memungkinkan kucing melompat tinggi, berlari cepat, dan mendarat dengan lembut.

6. Beragam Warna

Warna bantalan kaki kucing seringkali sesuai dengan warna bulu mereka. Misalnya, kucing dengan bulu hitam cenderung memiliki bantalan kaki berwarna hitam, sementara kucing dengan bulu cerah mungkin memiliki bantalan kaki berwarna merah muda atau krem. Beberapa kucing bahkan memiliki cat paw dengan dua warna atau lebih.

7. Merawat Diri

Kucing sering menjilati telapak kaki mereka sebagai bagian dari rutinitas perawatan diri. Kucing menggunakan cakar  mereka untuk membersihkan diri, menghilangkan kotoran dan bulu mati dari tubuh mereka.

Bantalan kaki yang lembut ini membantu mereka berjalan, memanjat, berburu, dan menjaga keseimbangan. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai pemilik kucing untuk mengetahui cara merawat cat paw dengan baik agar si meong tetap sehat dan nyaman.

Cara Merawat Cat Paw

Jika kucing Anda sering menjilat cat paw mereka secara berlebihan, mungkin ada masalah yang mendasarinya. Perhatikan apakah ada luka, iritasi, retakan, atau perubahan warna. Segera bawa kucing ke dokter hewan jika Anda menemukan tanda-tanda masalah. 

Pastikan cakar kucing tidak terlalu panjang atau tajam. Potong cakar secara rutin dengan gunting kuku khusus kucing. Bulu yang panjang di antara jari kaki kucing dapat menjebak kotoran dan membuatnya sulit untuk berjalan. Potong bulu tersebut secara hati-hati dengan gunting kecil.

Jika Anda memiliki pertanyaan atau concerns tentang cat paw kucing Anda, konsultasikan dengan ke dokter hewan terdekat melalui layanan Pet Care. Cukup hubungi  call center Pet Care.  Layanan ini akan membantu Anda menemukan dokter hewan terdekat dari lokasi. 

Jadi jangan ragu hubungi kami.

Expectant Family in living room

Mitos atau Fakta Bulu Kucing Berbahaya Bagi Ibu Hamil?

Apakah bulu kucing berbahaya bagi ibu hamil dan dapat menyebabkan kekguguran?

Memelihara kucing saat hamil merupakan hal yang menyenangkan bagi banyak orang. Tingkah lucu dan menggemaskan kucing dapat membantu mengurangi stres dan memberikan kenyamanan selama masa kehamilan.

Namun, di sisi lain, terdapat pula kekhawatiran tentang bahaya bulu kucing bagi ibu hamil dan janin. Berita seputar bulu kucing yang berbahaya bagi ibu hamil sering kali membuat para calon ibu khawatir dan mempertimbangkan kembali keputusan untuk memelihara kucing selama masa kehamilan.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui fakta yang sebenarnya agar dapat mengambil langkah yang tepat. Yuk, kita cari tahu bersama-sama.

Mitos Bulu Kucing Berbahaya Bagi Ibu Hamil

Memelihara kucing bisa memberikan manfaat emosional dan psikologis bagi ibu hamil. Kucing dapat menjadi sumber kenyamanan dan mengurangi stres, yang penting selama masa kehamilan. Sentuhan lembut dan kehadiran hewan peliharaan juga dapat memberikan rasa tenang dan mendukung kesehatan mental.

Mitos bahwa bulu kucing berbahaya bagi ibu hamil kemungkinan besar berasal dari kekhawatiran mengenai toxoplasmosis, sebuah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Parasit ini dapat ditemukan dalam tinja kucing yang terinfeksi dan bisa berbahaya bagi ibu hamil serta janinnya. Infeksi toxoplasmosis dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau kelainan pada bayi. 

Meski kucing bisa menjadi pembawa parasit Toxoplasma gondii, infeksi toxoplasmosis lebih sering terjadi melalui konsumsi daging mentah atau setengah matang, sayuran yang tidak dicuci bersih, atau air yang terkontaminasi. Kontak langsung dengan tinja kucing yang terinfeksi adalah salah satu cara penularan, namun risiko ini dapat diminimalisir dengan menjaga kebersihan.

Parasit Toxoplasma gondii tidak hidup pada bulu kucing. Risiko tertular toxoplasmosis melalui bulu kucing sangatlah rendah. Kontak langsung dengan bulu kucing yang bersih tidak akan menyebabkan infeksi.

Apa itu Toxoplasma gondii?

Toxoplasma gondii adalah parasit protozoa yang dapat menginfeksi berbagai hewan, termasuk kucing dan manusia. Infeksi Toxoplasma gondii pada kucing dikenal sebagai toksoplasmosis. Parasit ini umumnya tidak berbahaya bagi kucing yang sehat, tetapi dapat menimbulkan risiko serius bagi ibu hamil dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Kucing biasanya tertular Toxoplasma gondii dengan dua cara:

  1. Memakan mangsa yang terinfeksi: Kucing yang berburu dan memakan hewan seperti tikus, burung, dan unggas liar berisiko tinggi terinfeksi Toxoplasma gondii. Hewan-hewan ini dapat menjadi inang perantara parasit dan mengandung kista yang mengandung Toxoplasma gondii.
  2. Menelan ookista dari kotoran kucing yang terinfeksi: Kucing yang terinfeksi Toxoplasma gondii mengeluarkan ookista, yaitu bentuk kista parasit yang tahan lama, dalam kotorannya. Ookista ini dapat bertahan hidup di lingkungan selama berbulan-bulan dan menular ke kucing lain atau manusia yang menelannya.

Kebanyakan kucing yang terinfeksi Toxoplasma gondii tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun, pada beberapa kasus, terutama pada anak kucing dan kucing dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Gejala Toxoplasma gondii meliputi, Demam, Kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, diare, batuk, kesulitan bernafas, kejang, dan lumpuh.

Pencegahan Toxoplasma pada Ibu Hamil dan Kucing

Ibu hamil tetap bisa memelihara kucing dengan beberapa tindakan pencegahan sederhana:

  • Menghindari membersihkan kotak kotoran kucing. Mintalah orang lain untuk membersihkan kotak pasir kucing atau kenakan sarung tangan dan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah membersihkannya. Jika tidak bisa dihindari, gunakan sarung tangan dan cuci tangan dengan bersih setelahnya.
  • Memastikan kucing peliharaan tetap berada di dalam rumah dan tidak berburu atau makan daging mentah. Masak semua daging sampai matang sepenuhnya untuk membunuh parasit Toxoplasma gondii.
  • Memelihara kebersihan rumah dan menjaga agar kucing tetap bersih. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah berkebun, menyentuh tanah, atau kontak dengan hewan. Hindari kontak dengan kucing liar, karena mereka berisiko tinggi terinfeksi Toxoplasma gondii.

Mitos bahwa bulu kucing berbahaya bagi ibu hamil lebih didasarkan pada ketakutan yang kurang informasi tentang toxoplasmosis. Fakta menunjukkan bahwa risiko tertular toxoplasmosis dari bulu kucing sangat rendah. Dengan menjaga kebersihan dan mengikuti langkah-langkah pencegahan yang tepat, ibu hamil dapat tetap memelihara kucing tanpa rasa khawatir.

Jika ada kekhawatiran atau pertanyaan lebih lanjut, konsultasi dengan dokter hewan terdekat melalui call center Pet Care. Layanan ini akan membantu Anda menemukan dokter hewan terdekat dari lokasi. 

Agar kucing selalu bersih dan terjaga dari Toxoplasma gondii, berikan perawatan grooming yang rutin untuk menghindari kucing terinfeksi virus. Kini  Pet Care menyediakan layanan Grooming Kucing dan anjing Terdekat. Pesan sekarang melalui layanan Pet Care

Jadi, jangan ragu hubungi kami.

Cat in Litter Box

Kucing Susah Buang Air Besar? Yuk Atasi Dengan Mudah

Kucing susah buang air besar atau sembelit adalah masalah umum yang sering membuat pemilik kucing khawatir. Kondisi ini bisa menyebabkan kucing merasa tidak nyaman dan bahkan sakit jika tidak segera diatasi. 

Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan penting untuk segera diatasi agar tidak menimbulkan komplikasi kesehatan yang serius. Bagi pemilik yang merasa kebingungan mengatasi hal ini? Yuk, simak artikel ini!

Penyebab Kucing Susah Buang Air Besar

Kucing susah buang air besar, atau sembelit, bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti dehidrasi, kekurangan serat, gumpalan rambut, perubahan pola makan, stres, penyakit pencernaan, obat-obatan, dan penyebab lain seperti obesitas, penyumbatan usus, dan tumor.

Penting untuk mengamati gejala seperti frekuensi BAB, tekstur feses, nafsu makan, dan tanda-tanda nyeri perut. Ada berbagai penyebab yang dapat membuat kucing mengalami kesulitan buang air besar, termasuk:

  • Dehidrasi: Kurangnya asupan air dapat menyebabkan tinja menjadi keras dan sulit dikeluarkan.
  • Diet yang Tidak Tepat: Makanan yang rendah serat atau perubahan mendadak dalam diet kucing bisa menjadi pemicu sembelit.
  • Bola Rambut: Kucing yang sering menjilat bulu mereka bisa menelan banyak rambut yang kemudian membentuk bola rambut di dalam perut, menghambat pencernaan.
  • Kurangnya Aktivitas Fisik: Kucing yang kurang bergerak cenderung mengalami masalah pencernaan, termasuk sembelit.
  • Penyakit Medis: Beberapa kondisi medis seperti masalah tulang belakang, gangguan tiroid, atau penyakit ginjal juga dapat menyebabkan sembelit.

Gejala Kucing Susah Buang Air Besar

Gejala utama kucing susah buang air besar (sembelit) adalah kurangnya frekuensi buang air besar. Kucing yang sembelit biasanya buang air besar lebih jarang dari biasanya, bahkan mungkin tidak buang air besar selama beberapa hari. Selain itu, kucing yang sembelit mungkin mengejan keras saat mencoba buang air besar, namun hanya mengeluarkan sedikit feses. Fesesnya pun biasanya keras, kering, dan kecil.

Kucing yang sembelit juga bisa kehilangan nafsu makan dan terlihat lemas. Dalam beberapa kasus, kucing yang sembelit mungkin menunjukkan tanda-tanda nyeri perut, seperti mengeong kesakitan saat disentuh di perut.

Mengidentifikasi gejala sembelit pada kucing sangat penting agar bisa segera diambil tindakan. Beberapa gejala yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Mencoba Buang Air Besar Sering Tanpa Hasil: Kucing terlihat sering berada di kotak pasir, tetapi tidak menghasilkan feses.  Kucing mungkin mengejan keras saat mencoba buang air besar, namun hanya mengeluarkan sedikit feses. Kucing yang sembelit, biasanya buang air besar lebih jarang dari biasanya. 
  • Tinja Kecil dan Keras: Jika ada feses, biasanya berbentuk kecil, keras, dan kering. Feses kucing yang sembelit biasanya keras, kering, dan kecil.
  • Kehilangan Nafsu Makan: Kucing mungkin menjadi kurang berminat pada makanan.
  • Lesu: Kucing tampak lesu dan kurang berenergi.
  • Perut Kembung: Kucing yang sembelit mungkin menunjukkan tanda-tanda nyeri perut, seperti mengeong kesakitan saat disentuh di perut. 

Solusi Cepat Mengatasi Kucing Susah Buang Air Besar

Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu kucing yang mengalami sembelit:

  • Meningkatkan Asupan Air: Pastikan kucing minum cukup air. Tambahkan air ke dalam makanan kucing atau menyediakan air mancur khusus kucing untuk mendorong mereka minum lebih banyak.
  • Mengubah Pola Makan: Berikan makanan yang mengandung lebih banyak serat. Selain itu, bisa menambahkan sedikit labu kalengan (tanpa bumbu) ke dalam makanan mereka.
  • Olahraga Rutin: Ajak kucing bermain secara rutin untuk meningkatkan aktivitas fisik mereka.
  • Penggunaan Pencahar atau Suplemen: Dengan persetujuan dokter hewan, pemilik bisa memberikan pencahar atau suplemen serat untuk membantu melancarkan pencernaan.
  • Menyikat Bulu Secara Rutin: Untuk mengurangi jumlah rambut yang tertelan, sikat bulu kucing secara rutin, terutama bagi kucing berbulu panjang.

Kapan Harus Menghubungi Dokter Hewan

Sembelit pada kucing adalah masalah yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan serius jika tidak ditangani dengan tepat. Jika langkah-langkah di atas tidak memberikan hasil atau menunjukkan tanda-tanda sakit parah seperti muntah, perut sangat kembung, atau tidak buang air besar sama sekali selama beberapa hari, segera hubungi  dokter hewan terdekat dengan menghubungi layanan call center Pet care. 

Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan di rumah saja. Penanganan medis yang tepat dapat membantu mengatasi sembelit.

Jadi, jangan ragu hubungi kami untuk perawatan kucing dan anjing dari rumah..

Ginger cat scratching behind her ear on white background

Scabies Penyebab Gatal yang Mengganggu Kucing

Kucing sering menggaruk tubuhnya? Anda harus waspada, karena bisa saja kucing terkena scabies.

Scabies, atau kudis, adalah salah satu penyakit kulit yang sering menyerang kucing. Penyakit ini disebabkan oleh tungau kecil bernama Sarcoptes scabiei atau Notoedres cati, yang menggali terowongan di dalam kulit kucing dan menyebabkan iritasi yang parah.

Scabies dapat menyerang kucing dari segala usia dan ras, dan meskipun tidak fatal, dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan bagi kucing dan pemiliknya.

Agar kucing terhindar dari scabies, yuk kita pelajari bersama penyebab, gejala dan pencegahannya!

Penyebab Scabies pada Kucing

Scabies disebabkan oleh infestasi tungau yang sangat kecil, yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Tungau ini hidup di permukaan kulit dan bertelur di dalam terowongan yang mereka gali.

Penyakit ini sangat menular dan dapat menyebar melalui kontak langsung dengan kucing yang terinfeksi, atau melalui kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi tungau, seperti tempat tidur, mainan, atau peralatan perawatan. Manusia juga dapat tertular penyakit ini dari kucing, meskipun gejalanya biasanya lebih ringan.

Ada dua jenis tungau yang paling umum menyerang kucing:

  1. Sarcoptes scabiei: Umumnya menyerang anjing, tetapi bisa menular ke kucing dan manusia.
  2. Notoedres cati: Spesifik menyerang kucing dan lebih umum ditemukan pada kucing.

Gejala Scabies pada Kucing

Gejala scabies pada kucing bisa sangat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan infestasi. Beberapa gejala yang umum ditemukan antara lain:

  • Gatal parah, terutama di telinga, perut, dan kaki
  • Menggaruk dan menggigit berlebihan, yang dapat menyebabkan luka dan infeksi
  • Kerak dan penebalan kulit
  • Rambut rontok, terutama di area yang gatal
  • Kulit kemerahan dan bengkak
  • Kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan

Pencegahan

Pencegahan adalah langkah terbaik untuk menghindari scabies pada kucing. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:

  • Jaga Kebersihan Kucing dan Lingkungan: Memandikan kucing secara rutin dan pastikan tempat tidurnya selalu bersih. Gunakan shampo khusus yang mengandung bahan anti-parasit bisa membantu membersihkan kulit dari tungau.
  • Hindari Kontak dengan Hewan yang Terinfeksi: Jauhkan kucing dari hewan lain yang menunjukkan gejala scabies. Selain itu, tungau bisa bertahan hidup di lingkungan sekitar, jadi penting untuk membersihkan dan mensterilisasi area tempat kucing tinggal.
  • Periksa Kucing Secara Berkala: Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter hewan untuk memastikan kucing sehat dan bebas dari parasit.

Lalu, jika kucing sudah terkena scabies segera bawa ke  dokter hewan terdekat dengan menghubungi layanan call center Pet care. Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan di rumah saja.

Dokter hewan akan meresepkan obat topikal seperti salep atau lotion yang mengandung insektisida untuk membunuh tungau. Jika infeksi semakin parah, obat oral atau suntikan diperlukan untuk mengatasinya. 

Jadi, jangan ragu hubungi kami untuk perawatan kucing dan anjing dari rumah.

Bolehkan Kucing Steril Setelah Melahirkan?

Bolehkan kucing steril setelah melahirkan? Ini adalah pertanyaan yang banyak diresahkan oleh pemilik kucing.

Sterilisasi pada kucing adalah prosedur medis yang umum dilakukan untuk mengontrol populasi dan mengurangi risiko penyakit serta masalah perilaku. Banyak pemilik kucing yang bertanya-tanya kapan waktu yang tepat untuk mensterilkan kucing betina mereka.

Ada anggapan bahwa kucing harus menunggu sampai selesai menyusui anak-anaknya terlebih dahulu. Namun, apakah kucing betina boleh disteril setelah melahirkan?

Artikel ini akan membahas tentang mitos dan fakta mengenai sterilisasi pada kucing yang baru melahirkan. Ada beberapa pertimbangan penting yang perlu dipahami sebelum memutuskan untuk melakukan prosedur ini setelah melahirkan. 

Yuk, pelajari bersama!

Kucing Boleh Disteril Setelah Melahirkan

Faktanya, kucing boleh steril setelah melahirkan. Dokter hewan justru menyarankan untuk menunggu sampai anak kucing disapih oleh induknya sebelum melakukan prosedur ini. Waktu idealnya adalah sekitar usia 6 sampai 8 minggu setelah melahirkan anak kucing.

Ada beberapa alasan mengapa sebaiknya menunggu sampai masa sapih selesai:

  • Kesehatan Induk: Induk kucing membutuhkan energi yang besar untuk menyusui anak-anaknya. Sterilisasi saat menyusui bisa membuat induk menjadi lemas dan kekurangan energi.
  • Kesehatan Anak Kucing: Anak kucing yang baru lahir masih membutuhkan nutrisi dari induknya. Sterilisasi dini pada induk kucing bisa mengganggu produksi ASI.
  • Risiko Infeksi: Setelah melahirkan, tubuh kucing rentan terhadap infeksi. Proses sterilisasi dapat meningkatkan risiko infeksi jika tidak dijalankan dengan hati-hati.
  • Perdarahan: Proses melahirkan bisa meninggalkan kucing dalam keadaan lemah atau anemia. Prosedur sterilisasi setelah melahirkan bisa meningkatkan risiko perdarahan.

Manfaat Sterilisasi Setelah Melahirkan

  1. Mengontrol Populasi: Induk kucing bisa kembali birahi dengan cepat setelah melahirkan. Jika tidak ingin menambah anak kucing, sterilisasi setelah sapih akan mencegah kehamilan dan efektif mengendalikan populasi kucing. Ini penting untuk mencegah populasi kucing liar yang berlebihan.
  2. Mengurangi Risiko Kehamilan Dini: Sterilisasi pasca melahirkan mencegah kucing betina untuk hamil lagi dalam waktu dekat setelah melahirkan.
  3. Kesehatan jangka panjang: Sterilisasi dapat mengurangi risiko beberapa penyakit pada kucing betina, termasuk kanker ovarium dan infeksi rahim.

Syarat Steril Kucing Setelah Melahirkan

Sterilisasi kucing setelah melahirkan mungkin membutuhkan pertimbangan khusus dan perhatian tambahan dari dokter hewan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan kucing tersebut. Berikut adalah beberapa syarat yang perlu dipertimbangkan:

1. Pastikan kucing dalam kondisi kesehatan yang baik sebelum menjalani sterilisasi. Dokter hewan akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh untuk memastikan bahwa kucing siap menjalani prosedur.

2. Idealnya, sterilisasi dilakukan ketika  induk kucing benar-benar pulih dari proses melahirkan dan tidak lagi merawat anaknya secara intensif. Hal ini dilakukan untuk memulihkan tubuhnya dan mengurangi risiko komplikasi setelah operasi.

3. Setelah sterilisasi, kucing akan membutuhkan perawatan pasca operasi yang memadai. Pastikan siap untuk memberikan perhatian dan perawatan yang diperlukan, termasuk menjaga kucing tetap bersih, memberikan obat-obatan sesuai resep dokter, dan memantau tanda-tanda komplikasi.

4. Pertimbangkan kesiapan mental dan emosional untuk mengurus kucing yang sedang pulih dari operasi. Sterilisasi setelah melahirkan dapat menimbulkan stres tambahan pada kucing, dan pemilik perlu memiliki waktu dan sumber daya yang cukup untuk merawatnya dengan baik.

5. Sebelum memutuskan untuk melakukan sterilisasi setelah melahirkan, selalu konsultasikan dengan dokter hewan terdekat yang bisa dihubungi melalui call center Pet Care. Pet Care akan langsung mencarikan dokter hewan terdekat dari lokasi Anda.  

Mereka akan memberikan saran yang paling sesuai berdasarkan kondisi kucing dan memberikan rekomendasi yang tepat untuk jadwal sterilisasi dan perawatan pasca operasi.

Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan selama proses sterilisasi. Jangan ragu hubungi kami.

Kucing Jantan Birahi? Berikut Tips Efektif Mengatasinya

Kucing jantan yang sedang birahi dapat menunjukkan berbagai perilaku yang tidak diinginkan, seperti menggonggong berlebihan, spraying, bahkan menjadi agresif. Hal ini tentu dapat mengganggu ketenangan dan keamanan di rumah.

Namun, dengan penanganan yang tepat, mengatasi masa birahi kucing jantan bukan perkara yang sulit. Berikut adalah beberapa tips yang efektif untuk mengatasi kucing jantan yang sedang birahi.

1. Kastrasi

Salah satu cara paling efektif untuk mengatasi masalah birahi pada kucing jantan adalah dengan menjalani prosedur kastrasi. Kastrasi adalah proses pembedahan untuk mengangkat testis kucing, yang mengurangi produksi hormon testosteron dan menghilangkan dorongan seksual. 

Kastrasi tidak hanya efektif untuk mencegah reproduksi yang tidak diinginkan, tetapi juga dapat membantu mengurangi gejala-gejala birahi, seperti:

  • Menghilangkan perilaku birahi seperti menggonggong berlebihan, menandai wilayah, dan agresivitas.
  • Mengurangi risiko penyakit prostat dan testis pada kucing.
  • Meningkatkan harapan hidup kucing.

2. Latihan Fisik dan Olahraga yang Cukup

Memberikan latihan fisik dan olahraga yang cukup pada kucing yang sedang birahi adalah salah satu cara terbaik untuk membantu mengalihkan energi mereka. Berjalan-jalan, berlari, atau bermain dengan mainan interaktif dapat membantu mengurangi kegelisahan dan ketegangan yang mungkin mereka rasakan selama masa birahi. Pastikan untuk memberikan latihan yang memadai setiap hari, sesuai dengan kebutuhan dan tingkat energi kucing.

3. Stimulasi Mental Kucing Jantan Birahi

Selain latihan fisik, penting juga untuk memberikan stimulasi mental kepada kucing saat birahi. Mainan interaktif, teka-teki makanan, atau permainan pencarian adalah cara yang bagus untuk menjaga kucing tetap sibuk dan terlibat secara mental. Ini tidak hanya membantu mengalihkan perhatian mereka dari dorongan seksual, tetapi juga memberikan kesempatan untuk belajar dan berkembang.

4. Pisahkan dari Kucing Betina  

Jika Anda memiliki kucing betina di rumah dan tidak ingin berakhir dengan kehamilan, pastikan untuk memisahkan mereka selama masa birahi. Ini dapat dilakukan dengan menjaga mereka di ruangan terpisah atau menggunakan pagar yang terpisah di halaman belakang. Hal ini penting untuk mencegah perkawinan yang tidak direncanakan dan untuk memastikan bahwa kedua kucing tetap aman dan terlindungi.

5. Konsultasikan dengan Dokter Hewan

Jika memiliki masalah yang serius dengan kucing jantan birahi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter hewan. Mereka dapat memberikan saran yang spesifik untuk situasi dan mungkin merekomendasikan strategi tambahan seperti penggunaan obat-obatan atau terapi perilaku.

Jangan langsung terburu-buru mengambil tindakan kastrasi. Dokter hewan juga dapat membantu memutuskan apakah kastrasi adalah pilihan terbaik untuk kucing.

Kucing jantan yang sedang birahi akan sensitif jika harus dibawa ke pet shop. Pet Care menyediakan layanan dokter hewan terdekat yang bisa dihubungi melalui call center. Pet Care akan langsung mencarikan dokter hewan terdekat dari lokasi Anda. 

Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan semasa kucing birahi. Jangan ragu hubungi kami.

Kucing Spraying Sembarangan Karna Belum Steril! Berikut Tipsnya

Kucing spraying adalah perilaku alami di mana mereka menyemprotkan urine mereka di sekitar lingkungan untuk menandai wilayah atau mengekspresikan diri. 

Meskipun ini merupakan perilaku normal bagi kucing, itu dapat menjadi masalah bagi pemilik saat mereka melakukan spraying di dalam rumah. 

Artikel ini akan membahas faktor penyebab dan solusi efektif mengurangi atau mengatasi perilaku spraying pada kucing.

Faktor Penyebab Kucing Spraying

  • Stres dapat membuat memicu spraying akibat perubahan lingkungan, seperti pindah rumah, kedatangan hewan peliharaan baru, atau perubahan rutinitas.
  • Infeksi saluran kemih, penyakit kandung kemih, atau masalah kesehatan lainnya.
  • Kucing spraying untuk menandai wilayah mereka jika mereka merasa terancam oleh kucing lain, baik di dalam maupun di luar rumah.
  • Jika tidak memiliki cukup kotak kotoran yang bersih dan mudah diakses, mereka mungkin spraying sebagai bentuk protes.
  • Kucing belum disteril

Meskipun spraying adalah perilaku alami, tetapi hal ini bisa menjadi masalah bagi pemilik rumah. Untuk mengatasinya, berikut tips efektif yang bisa dilakukan.

1. Sterilisasi Kucing

Kebanyakan kucing yang belum melakukan sterilisasi cenderung melakukan spraying untuk menandai wilayah. Salah satu cara terbaik untuk mengurangi perilaku ini adalah dengan melakukan proses steril kucing. Sterilisasi  mengurangi tingkat hormon yang memicu perilaku spraying pada kucing jantan maupun betina.

2. Lingkungan yang Aman dan Terkendali

Pastikan lingkungan di sekitar kucing aman dan terkendali. Kucing cenderung spraying ketika mereka merasa tidak aman atau stres. Berikan tempat berlindung yang cukup, hindari situasi yang menegangkan, dan ciptakan rutinitas yang konsisten untuk kucing. Bila perlu pisahkan dengan hewan peliharaan lain yang mengancam bagi kucing.

3. Bersihkan Area Bekas Spraying

Jika kucing melakukan spraying di dalam rumah, segera bersihkan area tersebut dengan benar. Gunakan pembersih enzimatik khusus untuk menghilangkan bau urine secara efektif. Ini akan membantu mencegah mereka kembali ke area yang sama untuk spraying.

4. Menyediakan Banyak Tempat Bermain dan Beristirahat

Stres dapat menjadi pemicu perilaku spraying. Cari tahu apa yang menyebabkan stres pada kucing dan berusaha menguranginya. Ini mungkin melibatkan perubahan lingkungan, kenalkan perlahan terhadap situasi baru, atau memberikan lebih banyak perhatian dan kasih sayang.

Pastikan kucing memiliki akses yang cukup ke tempat bermain dan beristirahat yang sesuai. Kucing yang bosan atau terlalu tertekan mungkin lebih cenderung melakukan spraying. Mainan interaktif, pohon kucing, dan tempat berjemur yang nyaman dapat membantu mengurangi stres dan bosan.

5. Perhatikan Lingkungan di Luar Rumah

Jika kucing mudah terpengaruh oleh kucing liar atau kucing lain di sekitar rumah, awasi dan atur akses mereka ke area luar rumah. Hal ini dapat dilakukan dengan memasang pagar atau menggunakan alat penolak hewan. Tindakan ini akan mencegah mereka untuk berinteraksi dengan hewan lain dan mengurangi spraying di rumah untuk menandakan wilayah mereka

6. Perhatikan Kesehatan Kucing 

Pastikan kucing dalam kondisi kesehatan yang baik dengan rutin memeriksanya ke dokter hewan. Beberapa kondisi medis, seperti infeksi saluran kemih atau gangguan kandung kemih, dapat menyebabkan perilaku spraying. Penanganan kondisi medis ini dapat membantu mengurangi atau menghentikan perilaku spraying.

Jika Anda mengalami kesulitan mengatasi perilaku spraying pada kucing, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan  dokter hewan terdekat melalui  Call Center Pet Care. Dokter hewan terdekat dari lokasi Anda akan membantu melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan memberikan saran atau strategi yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut.

Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan. Jangan ragu hubungi kami.