Category: Cara Merawat Kucing ..

5 Fakta Unik Kucing Hitam

Kucing hitam dikenal sebagai kucing pembawa sial dan selalu dihubungkan dengan hal mistis. Padahal di beberapa negara kucing jenis ini dianggap sebagai pembawa keberuntungan. Kucing hitam memang terlihat tidak menarik dibanding kucing berwarna terang.

Ingin tahu negara mana saja? Dan apa saja fakta unik lainnya dari hewan menggemaskan ini? Yuk simak dalam artikel di bawah ini!

Fakta Unik Kucing Hitam

1. Pernah Disembah Sebagai Dewa

Di Mesir kuno, kucing hitam adalah perwujudan dari Bastet. Bastet adalah dewi dengan kepala kucing hitam yang mengawasi tanaman, perempuan, dan rumah. Kucing jenis ini melakukan tugas yang sama dan akhirnya mereka dilengkapi perhiasan layaknya bangsawan.

Pada zaman mesir kuno, kucing jenis ini diperlakukan dengan istimewa, seperti setiap kuil didedikasikan untuk mereka, membunuh mereka adalah kejahatan besar dan mereka juga dimumikan layaknya manusia.

2. Pembawa Keberuntungan

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, di beberapa negara kucing hitam dianggap sebagai pembawa keberuntungan. Misalnya di Jepang, mereka dianggap bisa membawa cinta atau keberuntungan. Di Skotlandia, kucing yang muncul di depan pintu rumah menandakan kemakmuran akan datang. Beda lagi dengan Skotlandia, orang Prancis menganggap kucing jenis ini sebagai kucing uang dan apabila memperlakukan dengan hormat akan mendatangkan kekayaan. Di Jerman, jika kucing jenis ini berjalan di depan dari kiri ke kanan, anda akan mendapay keberuntungan.

3. Warna Bulu Dominan Hitam

Sama seperti fisiknya, kucing jenis ini memang didominasi warna hitam. Jika dua kucing memiliki gen bulu hitam, gen tersebut menggantikan gen yang menghasilkan gen hitam pekat.

4. Sistem Kekebalan Tubuh Lebih Kuat

Kucing dikenal sebagai hewan yang memerlukan perhatian dengan masalah kesehatan. Para ilmuwan menyebutkan gen yang sama menyebabkan bulu hitam mempengaruhi kekebalan mereka.  Ilmuwan juga menemukan kucing jenis ini memiliki sistem kekebalan lebih kuat dan untuk melawan penyakit.

5. Memiliki Mata Warna Kuning

Kelebihan melanin ternyata dapat menyebabkan mata kucing berwana keemasan hingga kuning tembaga. Ada ras kucing jenis ini yang telah melewati gen dominan sehingga matanya berwarna hijau atau biru, tetapi warna mata mereka sudah langka dan jarang ditemui.

Perawatan Kucing Hitam

Berikut tips perawatan:

  • Potong kukunya dengan rutin
  • Bersihkan telinganya dengan rutin
  • Berikan makanan khusus untuk kucing
  • Mengunjungi dokter hewan untuk pemeriksaan rutin dan lakukan vaksinasi
  • Jangan biarkan kucing berjemur terlalu lama karena dikhawatirkan bulu mereka akan kecokelatan

Ingat untuk selalu memperhatikan kondisi kesehatannya agar mereka tetap aktif dan sehat.

Pet care menyediakan layanan dokter hewan ke rumah dan layanan vaksinasi hewan. Anda dapat menghubungi layanan call center Pet Care.

Kucing Scottish Fold : Fakta Unik dan Cara Merawatnya

Kucing termasuk hewan yang dijadikan peliharaan oleh manusia. Selain karena tingkahnya yang menggemaskan, kucing memiliki banyak jenis. Kucing scottish fold adalah salah satu jenis kucing yang disukai oleh manusia.

Kucing Scottish Fold memiliki ciri khas telinga kecil yang melipat ke depan dan ke bawah. Sifat kucing ini manis, setia, dan tidak banyak menuntut pada pemiliknya.

Lantas, apa saja fakta unik si anabul menggemaskan ini? Dan bagaimana cara merawat kucing scottish fold ini?

Fakta Unik Kucing Scottish Fold

  • Bentuk Telinga Melipat

Kucing ini memiliki bentuk telinga yang unik, yakni telinganya melipat ke depan dan ke bawah. Hal ini terjadi karena adanya mutasi genetik dominant hingga mempengaruhi tulang rawan di bagian tubuh kucing. Saat mereka memasuki usia lebih dari 21 hari akan muncul ciri khas telinga kucing tersebut.

  • Tidak Dapat Dikawinkan dengan Saudara Sedarah

Beberapa orang belum tahu jika kalau perkawinan scottish fold dengan saudara dapat menyebabkan kondisi cacat genetika. Proses kawin mereka hanya berhasil dengan American Shorthair atau British Shorthair.

  • Mampu Duduk Posisi Buddha

Mereka mampu duduk dengan posisi dua kaki belakang lurus ke depan dan kaki bagian depan akan berada di atas perut. Posisi duduk ini disebut posisi buddha. Scottish Fold memiliki posisi tidur dengan terlentang.

  • Ramah, Cerdas, dan Aktif

Scottish Fold merupakan kucing yang senang jika diberikan mainan. Dia juga akan menyayangi orang yang memberi makan dan menemani bermain. Mereka mudah berbaur dengan lingkungannya walaupun ada hewan peliharaan yang baru. Tetapi, scottish fold mudah stres dan tertekan ketika dibiarkan kesepian.

Cara Merawat Kucing Scottish Fold

1. Berikan Makan Secara Teratur

Makanan yang cocok yaitu makanan yang mengandung protein yang tinggi, serat, dan omega 3. Serat untuk pencernaan kucing lancar dan omega 3 dan 6 untuk menjaga kesehatan bulu kucing agar tidak mudah rontok.  Berikan makan sampai tiga kali sehari seperti ikan laut atau makanan instan yang mempunyai protein yang tinggi.

2. Teman Bermain

Seperti yang sudah dijelaskan di awal, Scottish Fold dapat stres apabila merasa kesepian. Karakter mereka todak cocok jika ditinggal sendiri dalam jangka waktu yang lama. Anda sebaiknya mengajaknya bermain atau berikan kucing lain yang dapat menemaninya.

3. Kesehatan

Kucing Scottish Fold harus diperiksa kesehatannya secara rutin karena mereka rentan terhadap penyakit ginjal. Bentuk telinga yang menutup juga harus diperhatikan dan di cek dengan baik karena bisa menimbulkan masalah produksi kotoran dari telinga kucing ini lebih banyak. Kesehatan gigi dan kukunya juga perlu diperhatikan agar tidak ada infeksi.

4. Kunjungi Dokter Hewan

Dengan mengunjungi dokter hewan, anda dapat berkonsultasi mengenai kesehatan anabul anda. Dokter hewan akan memberikan rekomendasi agar kucing anda tetap sehat dan akan diberikan vaksin agar terlindungi dari berbagai penyakit.

Pet Care menyediakan layanan konsultasi dokter hewan terdekat dan menyediakan layanan vaksin hewan. Anda dapat menghubungi call center Pet Care. Yuk, rawat anabul anda dengan baik!

Steril Kucing, Inilah Manfaat dan Prosedurnya

Anda yang memiliki kucing pasti sudah tidak asing dengan steril kucing. Sekarang juga sudah banyak program yang menyuarakan pentingnya sterilisasi untuk kucing. Nah, bila kamu belum terlalu paham tentang sterilisasi kucing, manfaat, serta bagaimana cara melakukannya, yuk simak artikel ini!

Apa dan Bagaimana Cara Steril Kucing?

Sterilisasi kucing atau kastrasi (bagi kucing jantan)/ovariohisterektomi (bagi kucing betina) dapat dikatakan sebagai tindakan bedah yang dilakukan dalam menghilangkan organ reproduksi. Pada kucing jantan, yang dimaksud steril adalah mengangkat testis. Sementara itu, steril pada kucing betina adalah mengangkat ovarium serta rahim. Dengan begitu, kucing yang telah di steril tidak dapat memiliki anak.

Penting untuk diketahui, proses sterilisasi tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang. Namun, proses ini hanya dapat dilakukan oleh dokter hewan karena sterilisasi harus dilakukan dengan anestesi umum. Pada prosesnya, dokter menyayat area reproduksi kucing untuk melakukan sterilisasi. Selain itu, dokter juga akan mengecek kondisi kucing setelah prosedur dilakukan. Jadi, anda harus membawa kucing anda ke dokter hewan terdekat untuk dapat melakukan sterilisasi pada kucing.

Anda harus memastikan sterilisasi dilakukan oleh profesional agar anabul anda dipastikan dapat sehat dan nyaman. Akan tetapi, anda sebagai pemiliknya juga harus turut memerhatikan kucing anda, khususnya dengan anjuran dokter pasca operasi. Bila terjadi hal-hal yang janggal pasca operasi steril, anda dapat segera menghubungi dokter hewan atau memanggil layanan dokter hewan ke rumah yang disediakan oleh PetCare.

Manfaat Sterilisasi Kucing

Sterilisasi sejatinya memiliki banyak manfaat, baik bagi kucing jantan maupun kucing betina. Beberapa manfaat sterilisasi diantaranya adalah

  • Mengurangi resiko penyebaran penyakit, terutama penyakit reproduksi. Dengan melakukan steril, kucing jantan akan terhindar dari resiko penularan tumor testis, sementara kucing betina akan terhindar dari penularan infeksi rahim. Sterilisasi juga mengurangi resiko terkena kanker di bagian area reproduksi. Terdapat pula penyakit-penyakit lain yang dapat dihindari dengan sterilisasi, seperti infeksi saluran kemih. 
  • Menambah kualitas hidup kucing. Dengan sterilisasi, kucing akan terhindar dari resiko kehamilan serta komplikasi akibat hamil yang tidak diinginkan. Selain itu, sterilisasi juga menjauhkan kucing dari siklus kawin yang dapat menambah tingkat stress. Dengan begitu, kucing akan jauh lebih bahagia, nyaman, serta cenderung tidak berkelakuan buruk. 
  • Menjaga jumlah populasi kucing. Dengan sterilisasi, populasi kucing akan terjaga serta jumlah kucing liar yang tidak diperhatikan akan berkurang. Singkatnya, kucing akan memiliki hidup yang jauh lebih layak dan terhindar dari penyiksaan, stress, dan lain sebagainya. Selain itu, pengurangan populasi kucing ini juga dapat membantu menyeimbangkan ekosistem.  

Sesuai dengan manfaat yang telah disebutkan, sangat jelas bahwa sterilisasi memiliki banyak sekali manfaat bagi kucing maupun pemiliknya. Anda dapat mulai dengan konsultasi pada dokter mengenai bagaimana dan kapan anda dapat melakukan sterilisasi. 

Cara Merawat Anak Kucing Tanpa Induk

Cara merawat anak kucing tanpa induk sebenarnya tidak terlalu sulit. Bila dilakukan dengan benar dan diawasi dengan teliti, anak kucing tersebut akan dapat bertahan dan mendapat nutrisi yang sama bagusnya dengan anak kucing yang memiliki induk. Namun, ada beberapa hal yang harus anda perhatikan jika anda akan memelihara anak kucing tanpa induk. Yuk, simak hal-hal berikut!

Langkah Merawat Anak Kucing

Sebelum merawat anak kucing, anda perlu memahami bahwa anak kucing memerlukan tempat yang nyaman dan hangat. Dalam hal ini, anda dapat memberikan tempat berteduh berupa boks atau tempat tidur kucing yang dilengkapi dengan selimut berbulu lembut. Anda juga dapat memberikan pemanas dalam bentuk bantal atau bangku. Idealnya, anak kucing perlu diletakkan pada suhu 32 derajat celcius. 

Kedua, anak kucing belum memiliki kemampuan mengunyah seperti kucing dewasa. Seperti bayi manusia, anak kucing juga membutuhkan susu. Jika tidak ada induk, anda dapat memberikan susu formula khusus kucing yang dapat dibeli di petshop atau supermarket terdekat. Perhatikan lagi bahan-bahan susu tersebut karena anak kucing tidak dapat mencerna susu sapi. Untuk memberikan susunya, gunakan botol khusus susu kucing dan sesuaikan takarannya sesuai anjuran di kemasan susu. 

Ketiga, perihal buang air kecil dan besar. Sama seperti bayi manusia, anak kucing juga membutuhkan potty training agar dapat mengerti di mana dan bagaimana ia seharusnya buang air. Untuk awal-awal, cobalah untuk mengusap-usap area genital kucing dengan kain yang telah dibasahkan dengan air hangat atau tisu basah yang sedikit dihangatkan. Hal ini dapat merangsang mereka untuk buang air selayaknya hal yang dilakukan induknya. 

Setelah terbiasa buang air, kenalkan mereka dengan tempat buang air (seperti litter box) secara perlahan. Taruh anak kucing di tempat buang air dan lakukan secara terus-menerus sampai mereka memahaminya. 

Keempat, biasakan anak kucing untuk menjaga kebersihannya. Anda dapat memulainya dengan rutin membersihkan permukaan tubuh anak kucing dengan kain yang dibasahi air hangat. Jika mereka sudah cukup besar, sekitar dua bulan, mulai biasakan mereka untuk mandi dengan air hangat. Semakin cepat mereka mengenali kegiatan mandi, semakin besar kemungkinan mereka bersikap tenang saat mandi. 

Terakhir, buatlah jadwal kunjungan rutin ke dokter hewan untuk meyakinkan pertumbuhan mereka. Selain itu, kunjungan dengan dokter hewan juga diperlukan untuk melakukan vaksinasi rutin. Vaksin untuk kucing biasanya dimulai sejak kucing masih kecil dan berlanjut hingga dewasa. Sekarang, anda juga dapat memanggil layanan vaksin hewan di rumah yang disediakan oleh PetCare

Ingin Memandikan Kucing di Rumah? Ikuti Tips Berikut!

Kalian para pemilik kucing mungkin pernah menghadapi sulitnya memandikan kucing. Tak jarang, sebagian besar pemilik kucing langsung menyerahkan kegiatan mandi ini ke petshop. Namun, tahukah anda kalau sebenarnya ada cara-cara mudah untuk memandikannya di rumah? Yuk, kenali alasan ketakutan kucing dengan proses mandi dan ikuti tipsnya. 

Sejatinya, banyak kucing mengamuk saat mandi karena mereka memiliki pengalaman tidak mengenakan dengan air. Secara alamiah, kucing sebenarnya sudah ‘membersihkan’ tubuhnya sendiri dengan menjilati seluruh permukaan kulitnya. Oleh sebab itu, kucing merasa cemas ataupun takut apabila dimandikan dengan air karena hal ini melanggar cara alami mereka dalam membersihkan tubuh. 

Selain itu, beberapa kucing juga merasakan trauma tersendiri terhadap air. Hal ini bisa saja berhubungan dengan situasi buruk yang pernah mereka rasakan di masa lalu. 

Terakhir, ketakutan akan air ini juga bisa saja datang dari lingkungan kamar mandi yang terasa asing sehingga menimbulkan stress ataupun kecemasan tertentu. 

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kesulitan memandikan kucing ini terjadi akibat ketidaknyamanan yang mereka rasakan terhadap air. Nah, hal ini ternyata dapat disiasati. Yuk, intip tips-tips memandikan kucing di rumah!

Tips Memandikan Kucing di Rumah

  • Sebelum memandikan kucing, kamu juga harus mengetahui serta memiliki perlengkapan untuk mandi. Hal ini meliputi shampoo khusus kucing, handuk, sikat yang aman untuk bulu kucing, serta pengaman untuk kuku. 
  • Taruh semua perlengkapan mandi pada area yang mudah dijangkau. Tujuannya untuk memudahkan kamu apabila kucing kamu masih mengamuk saat mandi. 
  • Berikan air hangat (hangat kuku)
  • Bila kucing kamu belum terbiasa mandi, biarkan mereka mengeksplor area kamar mandi agar mengurangi kecemasannya. Kamu juga boleh memberikan air mengalir di sekitar kucing agar mereka terbiasa dengan kegiatan mandi. Penting untuk dicatat, jangan langsung memaksakan mereka untuk cepat terbiasa dengan air. Hal ini akan membuat trauma baru yang semakin menyulitkan proses mandi. 
  • Ajak kucing kamu bicara dan bergurau selama proses mandi agar menenangkan pikirannya. 
  • Biasanya kucing akan lebih berontak bila kepalanya dikenakan air mengalir. Oleh sebab itu, siasatilah dengan kain yang telah dibasahkan untuk membersihkan bagian kepala. 
  • Hindari mandi terlalu lama. Jika sudah cukup bersih, keringkan kucing dengan handuk yang telah disiapkan. Bila memungkinkan, kamu juga bisa menggunakan pengering rambut. 
  • Kamu perlu mengulang proses ini berkali-kali. Besar kemungkinan bahwa mereka akan lambat beradaptasi dengan kegiatan mandi. Oleh sebab itu, kamu harus bersabar dan bersemangat untuk terus mencoba. 
  • Terakhir, selalu pantau progress mandi mereka. Bila kucing kamu masih merasa tidak nyaman dan berontak setiap mandi, meski telah dilakukan berulang-ulang, pertimbangkan untuk menemui dokter hewan terdekat. Kamu juga bisa memanggil dokter hewan ke rumah untuk memudahkan konsultasi.

Kucing Gendut, Kenali Resiko Terkena Obesitas

Kucing gendut seringkali dianggap sebagai kucing yang sangat menggemaskan. Namun, ternyata ada resiko fatal yang mungkin dapat terjadi pada kucing-kucing dengan berat badan berlebih ini. Selayaknya manusia, kucing juga bisa mengalami obesitas. Hal ini berpengaruh terhadap keseharian si kucing, termasuk kesehatannya yang dapat terganggu. 

Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah obesitas pada kucing. Untuk itu, yuk kenali karakteristik, bahaya, serta cara mencegah obesitas agar kucing anda terhindar dari bahayanya! 

Karakteristik Kucing dengan Obesitas

Kucing dapat dikatakan memiliki obesitas apabila berat badannya berlebih. Dalam hal ini, kelebihan berat badan dihitung apabila kucing anda jauh, atau setidaknya lebih, dari rata-rata berat ras kucing tersebut. 

Sejalan dengan lebihnya berat badan, anda akan dapat membedakannya melalui kondisi fisik. Pertama, jika anda memegang bagian tulang belakang, panggul, serta dada, akan terasa lemak yang menggelambir. Lemak juga dapat muncul di area-area lain, seperti leher ataupun ekor. Selain itu, perut kucing juga membesar sehingga pinggangnya tidak terlihat. Pada kondisi obesitas yang parah, tulang rusuk kucing akan sulit untuk diraba. 

Sementara itu, tanda fisik lain juga terlihat dari gerakan kucing. Kucing dengan obesitas cenderung sulit bergerak ataupun berlari. Selain itu, mereka juga cenderung mudah lelah. 

Bahaya Obesitas pada Kucing

Berat badan berlebih pada kucing sejatinya dapat memberikan gangguan pada kesehatannya. Terdapat beberapa bahaya yang harus diawasi pada kucing gendut, yaitu sebagai berikut. 

  • Jantung dan peredaran darah
  • Diabetes (obesitas mampu mengganggu metabolisme kucing. Kucing dengan diabetes memiliki resiko besar terhadap diabetes) 
  • Masalah pencernaan
  • Masalah kulit
  • Masalah sendi serta tulang (terjadi akibat menumpu berat yang berlebihan dan dapat meningkatkan risiko pada permasalahan lain, seperti cedera)
  • Masalah pernapasan (bagian perut dan dada yang tertutup lemak menyulitkan kucing untuk bernapas)
  • Masalah pada hati 

Cara Mencegah dan Mengobati Obesitas pada Kucing

Ada beberapa cara untuk mencegah kucing anda terkena diabetes. Sebelum terlambat, segeralah batasi pemberian makanan ataupun camilan harian mereka. Pertama, kenali ras kucing anda beserta kebutuhan nutrisi hariannya. Dengan begitu, anda dapat menyesuaikan porsi atau jenis makanan yang baik untuk diberikan. Bila anda kesulitan untuk menemukan makanan yang tepat, cobalah konsultasi pada dokter hewan. 

Apabila kucing anda sudah memperlihatkan tanda-tanda diabetes, segera bawa ke dokter hewan terdekat atau panggil layanan dokter hewan ke rumah. Sekarang, PetCare telah memiliki layanan tersebut untuk memudahkan pengecekan anabul kesayangan anda. Yuk, perhatikan kebutuhan anabulmu! 

Cara Merawat Kucing British Shorthair

Kucing British Shorthair dikenal sebagai kucing berwarna keabu-abuan yang menggemaskan. Kucing yang berasal dari Inggris ini adalah hewan peliharaan yang ramah dan santai. Mereka cocok tinggal di apartemen karena mereka bukanlah kucing yang energik dan tidak membutuhkan banyak aktivitas fisik sehingga tidak membutuhkan ruang untuk berlarian.

Kucing ini memiliki bulu yang lembut dan tebal. Sama seperti kucing lainnya, kucing ini membutuhkan perhatian untuk semua kebutuhan mereka. Yuk simak cara merawat kucing British Shorthair pada artikel dibawah ini!

1. Memberi Makan Bergizi

Walaupun ukuran mereka yang cenderung besar, kucing ini tidak membutuhkan makan yang banyak. Anda dapat memberi makanan kucing yang berkualitas dan bergizi pada mereka. British shorthair tidak boleh makan ikan atau udah lebih dari dua kali dalam seminggu, ia boleh makan daging ayam dan daging sapi.

2. Sikat Bulunya Dengan Rutin

Mereka memiliki bulu yang pendek dan tebal saat disentuh. Anda perlu menyikatnya minimal seminggu sekali agar bulu mereka bebas kusut. Kucing British shorthair adalah kucing yang malas bergerak, sehingga bulu rontok mereka menumpuk di badan. Dengan menyikat dan menyisir bulu mereka, maka akan membantu mengontrol jumlah rambut.

3. Ajak Mereka Beraktivitas

British shorthair bukanlah kucing yang aktif. Mereka senang tinggal di dalam ruangan dan tetap diam. Oleh karena itu, anda harus mengajaknya bermain setiap hari agar mereka dapat menjaga berat badannya.

4. Merawat Gigi dan Kuku

Menyikat gigi kucing memang diperlukan agar kesehatan gigi mereka lebih baik. Carilah sikat gigi dan pasta gigi khusus untuk kucing. Tidak ada salahnya melakukan perawatan gigi untuk memastikan tidak ada infeksi di dalam mulut.

Kucing membutuhkan pemotongan kuku secara teratur. Anda dapat memotong ujung kukunya dengan pemotong kuku yang direkomendasikan dokter hewan. Pemotongan kuku ini bertujuan agar anabul anda tidak terluka dengan mengurangi ketajamannya. 

5. Menemui Dokter Hewan

Setiap kucing harus menemui dokter hewan secara berkala untuk diperiksa kesehatannya. Dokter hewan akan memberikan vaksin cocok untuk anabul anda. Vaksin berguna untuk melindungi dan mencegah kucing dari berbagai penyakit. Pet care menyediakan layanan vaksinasi untuk kucing kesayangan.

Dengan adanya dokter hewan, anda dapat berkonsultasi mengenai kucing anda lebih jauh. Pet care menyediakan layanan memanggil dokter hewan melalui call center pet care.  

Kucing Maine Coon: Karakteristik dan Cara Merawatnya

Kucing maine coon dapat dikatakan sebagai salah satu kucing terbesar di dunia. Selayaknya kucing, Maine Coon tentunya tidak jauh berbeda dengan ras-ras lainnya. Namun, mereka juga memiliki beberapa karakteristik serta cara perawatan yang membedakan mereka dari ras-ras lain. Yuk, kenali seluk-beluk kucing Maine Coon dalam artikel ini! 

Karakteristik Kucing Maine Coon

Seperti yang telah disebutkan, Maine Coon merupakan kucing dengan tubuh besar. Ukuran badan mereka dapat mencapai 12 kilogram, loh! Kucing Maine Coon jantan berukuran sekitar 5 sampai 12 kilogram, sementara betinanya berukuran lebih kecil, yaitu sekitar 3 sampai 7 kilogram. Selain beratnya, Maine Coon juga sangat khas dengan panjang tubuh dan ototnya. 

Di samping ukurannya, Maine Coon juga menarik hati banyak pecinta kucing karena memiliki bulu yang sangat tebal serta panjang. Dengan bulu yang tebal ini, tak heran kalau mereka akan terlihat jauh lebih besar dari berat badannya. Ketebalan bulu ini konon berfungsi untuk menjaga tubuh mereka dari cuaca dingin, terutama di tempat asal Maine Coon, yaitu di Maine, Amerika Serikat. 

Mereka juga memiliki ciri fisik yang terlihat di tubuhnya, seperti ukuran daun telinga yang besar, warna serta pola khusus, dan bentuk wajah yang cenderung ekspresif. Daun telinga Maine Coon umumnya besar, tinggi, dan disertai bulu menjuntai pada bagian dalam telinga yang berguna untuk melindungi mereka dari udara dingin. Warna dan pola bulu Maine Coon umumnya beragam, seperti tabby, putih, hitam, cokelat, ataupun merah. Terakhir, Maine Coon sangat khas dengan wajah yang tegas. Hal ini terlihat dari bentuk matanya yang membuat mereka terlihat gagah serta kuat. 

Dari segi sifat, Maine Coon sangat berbanding terbalik dengan wajahnya yang garang. Mereka sangat ramah, bersahabat, serta mudah berkenalan dengan lingkungan baru. Mereka juga sangat manja serta bergantung pada pemiliknya, termasuk ramah dengan anak-anak. Secara umum, Maine Coon juga tergolong dalam kucing yang aktif serta pintar. Jika anda menyukai kucing yang suka bermain serta mudah diajarkan trik-trik, seperti menangkap benda, Maine Coon mungkin dapat menjadi kucing yang tepat untuk anda. 

Cara Merawat Kucing Maine Coon

Kucing asal Amerika Serikat ini sejatinya membutuhkan beberapa perawatan khusus. Sejalan dengan bulunya yang tebal dan panjang, anda harus sangat memerhatikan perawatan bulu agar mereka tetap terlihat cantik dan sehat. Caranya dapat dimulai dengan rutinitas mandi, menyisir, dan menggunting bulu.

Pertama, mandikan Maine Coon setidaknya setiap satu bulan. Dalam hal ini, bulu mereka yang lebat dan panjang ini rentan terkena jamur, ketombe, serta masalah-masalah lainnya. Untuk itu, memiliki jadwal mandi rutin dapat mengontrol kerusakan bulu mereka. Sekadar tips, kenalkan mereka dengan kegiatan mandi sedini mungkin agar mereka terbiasa dan tidak berontak saat mandi. 

Kedua, pastikan untuk menyisir bulu kucing Maine Coon anda. Penting untuk diingat, anda perlu untuk menggunakan sisir khusus untuk anabul dan hindari pemakaian sisir manusia. Untuk jadwal menyisir, anda bisa lakukan tiga atau empat kali dalam seminggu. 

Selanjutnya, gunting bulu kucing anda jika anda melihat bulu yang menggumpal. Penggumpalan ini bisa terjadi karena banyak hal dan merupakan hal yang wajar. Oleh sebab itu, pastikan untuk menggunting bagian yang menggumpal tersebut menggunakan alat pemotong bulu kucing. 

Terakhir, merawat kucing Maine Coon juga tidak jauh berbeda dengan kucing-kucing lainnya, yaitu memerhatikan nutrisi serta vaksinasi rutin. Untuk nutrisi, sebaiknya konsultasikan dulu keadaan Maine Coon anda dengan dokter hewan. Namun, umumnya kucing Maine Coon membutuhkan makanan yang memiliki kualitas sangat bagus. Mereka cenderung membutuhkan protein tinggi, karbohidrat rendah, dan memiliki lemak serta asam lemak. 

Untuk vaksinasi, pastikan Maine Coon anda selalu terkontrol oleh dokter hewan agar terus terjaga kesehatannya. Nah, jika kamu ingin memanggil layanan vaksin hewan di rumah, PetCare dapat membantu anda!

Rabies Kucing, Kenali Gejala dan Penanganannya Sebelum Terlambat

Rabies kucing mungkin tidak sering terdengar. Saat mendengar kata rabies, kita seringkali mengartikannya sebagai penyakit yang secara spesifik menyerang anjing. Namun, ternyata kucing pun dapat terkena rabies. Yuk, belajar mengenali apa itu rabies, ciri, serta penanganan pertamanya dalam artikel ini! 

Apa itu Rabies?

Rabies dapat diartikan sebagai penyakit yang mudah menular dengan melakukan penyerangan pada susunan saraf. Penyakit yang sering disebut penyakit anjing gila ini tidak hanya menyerang saraf anjing, tetapi juga hewan-hewan lainnya, termasuk kucing. Tak hanya hewan, rabies juga dapat menyerang manusia.

Di Indonesia, hewan yang seringkali terjangkit rabies adalah anjing, kucing, serta kera. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga bahwa hewan-hewan lainnya, seperti serigala atau kelelawar, memiliki virus ini. 

Makhluk hidup dapat terserang rabies apabila terkena saliva hewan yang memiliki rabies. Dalam hal ini, saliva tersebut masuk melalui gigitan ataupun luka yang masih basah. Setelah terkena gigitan, rabies hanya memerlukan masa inkubasi selama 2-18 minggu. Setelah itu, virus rabies yang telah bersarang di tubuh akan mencari jalan untuk menyerang otak. Selama perjalanan ke otak, virus rabies juga berkembangbiak sehingga jumlah virus akan berkali-kali lipat. Dengan jumlah yang semakin banyak, virus rabies dapat leluasa menyerang seluruh organ serta jaringan tubuh. 

Untuk itu, rabies dapat dikatakan sebagai penyakit menular yang sangat mematikan. Bahkan, rabies tidak memerlukan waktu lama untuk melumpuhkan korbannya. 

Ciri Rabies pada Kucing

  • Perilaku yang berubah drastis. Dalam hal ini, kucing yang biasanya bersifat ramah bisa menunjukkan sifat agresif atau gelisah berlebih. 
  • Demam
  • Tidak nafsu makan
  • Tidak mampu menyeimbangkan dan mengkoordinasi tubuh 
  • Menggigit atau menjilat area di sekitar gigitan atau luka yang terbuka
  • Terlihat kehilangan arah, bingung, atau tidak bersemangat
  • Menjadi lumpuh atau kejang

Penanganan Pertama Rabies pada Kucing

Sebagai hewan yang aktif, kucing seringkali berinteraksi dengan hewan lain atau kucing lainnya. Interaksi itulah yang dapat menjadi resiko penularan rabies karena kita tidak mengetahui apakah hewan tersebut sudah mendapat vaksinasi rabies atau belum. Oleh karena itu, langkah pencegahan pertama yang dapat anda lakukan adalah memastikan kucing anda mendapat vaksin rabies. Sekarang, anda dapat memanggil layanan vaksin hewan di rumah yang disediakan oleh PetCare. Vaksin ini harus diulang setiap setahun sekali. 

Lalu, apa yang dapat dilakukan apabila kucing terkena rabies sebelum mendapat vaksin? 

Jika anda melihat tanda gigitan atau luka yang terkena saliva hewan lain, segera bersihkan dengan air mengalir dan sabun atau deterjen. Cuci selama sekitar 15 menit. Setelah itu, berikan antiseptik pada area gigitan tersebut.

Meski sudah dibersihkan, anda tetap harus melakukan pencegahan lanjutan dengan mengisolasi kucing yang terkena gigitan dan hindari kontak berlebih. Bila mendesak, pakailah pelindung agar anda tidak terkena gigitan. 

Langkah terakhir adalah segeralah hubungi dokter hewan terdekat untuk penanganan lanjutan. Membersihkan dan memberikan antiseptik saja tidak cukup untuk menangani rabies. Untuk itu, mendatangi dokter hewan atau pihak yang lebih memahami rabies merupakan langkah yang sangat penting untuk dilakukan. Dengan begitu, rabies tidak akan menular terlalu jauh terhadap hewan-hewan lainnya ataupun manusia. 

Diare pada Kucing, Simak Ciri dan Cara Mengatasinya! 

Diare pada kucing merupakan hal yang wajar dan dapat terjadi karena berbagai hal. Terkadang, manusia tidak menyadari penyakit ini sedang menyerang anabul kesayangan karena mereka tidak terlihat lemas. Jadi, bagaimana cara mendeteksi diare pada kucing dan bagaimana cara mengobatinya? Yuk, simak artikel berikut! 

Jika anda tidak yakin kucing anda mengalami diare, perhatikan dulu ciri diare pada kucing berikut. 

  • Pup cenderung lebih cair dari biasanya. Tanda ini juga bisa terlihat dari bulu sekitar belakang (sisa feses menempel pada bulu). 
  • Warna feses yang berubah menjadi lebih gelap ataupun terang. Dalam kasus-kasus tertentu, feses juga bisa berubah warna seutuhnya, seperti menjadi hijau, kuning, atau merah.  
  • Terdapat darah atau lendir dalam feses kucing. 
  • Terdapat bau yang tidak biasa dari feses kucing (lebih bau dari biasanya atau bau aneh lainnya).
  • Frekuensi pup lebih dari biasanya, sekitar lebih dari 3 kali dalam satu hari. 
  • Tubuh kucing yang terlihat lemas, tidak semangat, atau tidak menunjukkan nafsu makan. 

Pertolongan Pertama pada Kucing Diare

Diare dapat terjadi dalam skala ringan maupun berat. Jika diare baru terjadi dalam kurun waktu 24 jam pertama, anda dapat menyiasatinya dengan memberikan pertolongan pertama di rumah dengan mengikuti cara-cara berikut.

Saat kucing anda terkena diare, berikan mereka banyak air minum agar tidak terkena dehidrasi. Selain itu, berikan pula asupan makanan dengan tekstur lunak sehingga mudah dicerna oleh kucing. Hindari makanan dengan kadar lemak atau minyak tinggi. Batasi pula jumlah asupan makanan yang anda berikan. Jangan berikan makanan dalam jumlah berlebih agar pencernaan kucing anda dapat pulih seutuhnya. Dalam skala ringan, diare akan teratasi dengan sendirinya dan tidak memerlukan obat apapun.

Apabila diare terus terjadi berhari-hari dan frekuensi buang air besar terus meningkat, berikan probiotik atau suplemen pencernaan yang tepat untuk permasalahan kucing anda. Anda dapat mendapatkannya dari dokter kucing terdekat. Untuk itu, jangan ragu untuk membawa kucing anda ke dokter hewan terdekat. Bila perlu, panggil layanan dokter hewan ke rumah.