Category: Cara Merawat Kucing ..

Mengenal Kucing Himalaya, Kucing Unik Dengan Bulu Yang Bisa Berubah Warna

Kucing Himalaya merupakan salah satu ras yang cukup terkenal dari berbagai ras kucing lainnya. Kucing Himalaya dinilai sangat cantik karena memiliki bulu yang panjang dan warna yang unik. Jenis kucing ini cukup disukai karena sifatnya yang mudah bergaul dengan manusia.

Menurut beberapa sumber, kucing Himalaya sudah ada lebih dari 100 tahun yang lalu. Terdapat dua jenis kucing Himalaya yaitu himalayan Ultra face dan himalayan doll face. Jika Anda berniat untuk memelihara kucing himalayan, yuk cari tahu tentang keunikan dan cara memeliharanya.

Warna bulu bisa berubah

Keunikan yang pertama adalah warna bulu yang bisa berubah. Jenis kucing ini biasanya lahir dengan bulu yang berwarna putih namun seiring perkembangan usianya warna bulu akan berubah. Misalnya pada wajah, ekor, tangan, kaki dan cakarnya bisa berubah menjadi warna gelap. 

Kenapa bisa seperti itu? Kucing ini lahir dengan suhu yang hangat yang membuatnya memiliki bulu putih. Sementara saat warnanya berubah menjadi gelap maka itu adalah tanda kemampuan tubuhnya yang dapat menyerap dan menahan panas.

Matanya berwarna biru

Keunikan kedua adalah kebanyakan kucing himalayan memiliki mata yang berwarna biru dan berkilau. Selain bulunya yang berubah, warna biru di matanya juga menjadi daya tarik bagi mereka yang ingin memeliharanya.

Suka berinteraksi

Kucing jenis ini diketahui senang berinteraksi dengan sesamanya ataupun dengan manusia. Ia senang bermain dengan mainan, dipeluk dan cukup manja. Sifat inilah yang membuat kucing ini banyak diminati untuk dipelihara di rumah.

Cara merawat dan memelihara kucing Himalaya

Ketika anda berniat untuk memelihara hewan, maka Anda harus paham mengenai cara perawatan yang tepat untuk hewan tersebut. Berikut cara merawat kucing Himalaya dengan benar.

  • Berikan makanan yang tepat dan teratur
  • Rutin membersihkan kandang hewan
  • Rutin melakukan pemeriksaan ke dokter hewan
  • Tidak melewatkan vaksinasi
  • Sering mengajak kucing main dan memanjakan nya
  • Mandikan kucing secara teratur

Dari semua cara merawat kucing di atas, yang paling penting adalah melakukan vaksinasi. Dengan vaksinasi, tubuh kucing jadi punya kemampuan untuk melawan berbagai virus dan penyakit yang bisa menyerang kesehatan kucing.

Kini, Pet Care menyediakan layanan vaksin kucing dan anjing di rumah yang tentunya lebih memudahkan Anda. Cukup hubungi call center Pet Care, dokter hewan akan segera datang ke rumah Anda.

3 Cara Cegah Kutu Pada Kucing Kesayangan

Kutu kucing merupakan ektoparasit yang disebabkan dari masalah kulit. Oleh karena itu, kita sebagai pemilik hewan harus bisa memperhatikan dan mengontrol kondisi kesehatan kulit hewan kesayangan.

Bulu kucing yang sehat tentu akan lebih nyaman untuk dielus dan pastinya kucing juga bisa leluasa untuk beraktivitas. Sementara, saat anabul kesayangan kita terserang kutu, mereka cenderung akan lebih sering menggaruk sampai melukai kulitnya sendiri karena merasakan gatal yang berlebih.

Oleh karena itu, penting untuk kita melakukan tindak pencegahan kutu pada anabul peliharaan. Mau tahu gimana caranya? Simak penjelasannya dibawah ini.

Cara Mencegah Kutu Kucing

Kucing yang terkena kutu Biasanya ditandai dengan bintik hitam yang muncul di bulu. Penyebab paling umum dari tumbuhnya ektoparasit ini adalah karena kucing anda sering bermain di luar ruangan sepanjang hari. Dimana saat itu parasit kutu mungkin saja terbang ke kucing Anda. Berikut adalah tips untuk mencegah hal tersebut.

Perawatan anti kutu

Untuk mencegah kutu pada kucing Anda bisa melakukan perawatan antikutu secara rutin. Jika Anda belum tahu mengenai perawatan antikutu sebaiknya konsultasikan dengan dokter hewan terdekat, mungkin mereka akan menyarankan produk antikutu yang sesuai dengan kondisi kucing peliharaan Anda.

Ingat jangan gunakan produk anti kutu yang dibuat untuk anjing. Produk anti kutu pada tiap jenis hewan peliharaan berbeda beda jadi Anda tidak bisa sembarangan dalam menggunakannya. Jika Anda menggunakan produk antikutu anjing untuk kucing bisa saja berakibat fatal untuk kesehatan kulit dan bulu kucing.

Membersihkan tempat tidur kucing secara rutin

Tips kedua yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kutu pada kucing adalah membersihkan tempat tidurnya secara rutin. Larva dan telur kutu bisa saja menempel di tempat tidur anabul, dengan rutin membersihkan tempat tidurnya diharapkan dapat mencegah larva dan telur tumbuh menjadi kutu yang akan mengganggu anabul Anda.

Cucilah tempat tidur kucing anda dengan air panas dan keringkan. Bersihkan tempat tidurnya dengan cara ini sesering mungkin paling tidak dua minggu sekali.

Bersihkan rumah secara menyeluruh

Jika kucing Anda suka bermain di rumah, sebaiknya anda sebutkan membersihkan tempat yang mereka sukai. Rutinlah membersihkan rumah secara menyeluruh, terutama di karpet maupun sofa. Sedotlah debu seminggu sekali agar tidak ada telur dan larva yang tertinggal.

Lalu bagaimana jika anabul kesayangan kita sudah tertular kutu? Kali ini Pet Care juga akan berbagi informasi mengenai cara menghilangkannya. Ada beberapa cara yang bisa kalian lakukan untuk membantu menghilangkan kutu pada kucing, diantaranya :

  • Menggunakan bedak kutu kucing
  • Rutin menyisir bulu kucing
  • Konsultasi ke dokter hewan
  • Mandikan kucing dengan shampoo khusus

Ingat! Jangan tunggu sampai kutu bersarang di bulu anabul kesayangan Anda, lekas jaga kebersihan kandang kucing maupun tempat yang sering ditempati oleh peliharaan Anda agar tidak ada parasit yang mengganggu anabul kesayangan. 

Dapatkan informasi menarik lainnya di social media Pet Care dan gunakan layanan dokter hewan ke rumah dari Pet Care untuk melakukan konsultasi mengenai kesehatan hewan peliharaan.

Cara Merawat Anak Kucing Tanpa Induk Agar Tumbuh Sehat

Anak kucing pada dasarnya sangat ketergantungan dengan induknya. Namun, bagaimana jika Ia tidak memiliki induk? Nah dibawah ini Pet Care akan berbagi informasi mengenai cara merawat anak kucing tanpa induk. Simak ya!

Kita sebagai manusia tentu tidak bisa menggantikan posisi induk kucing dan ada beberapa anak kucing yang merasa tidak nyaman dengan manusia saat pertama kali bertemu.

Kalian bisa mencoba beberapa cara dibawah ini ketika ingin mencoba memelihara anak kucing tanpa induk.

Berikan Susu Pengganti

Pastikan Anda memberi susu pengganti yang sesuai usia kucing dan jangan memberikan susu sapi karena dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada kucing. 

Ketika anda memelihara kitten yang baru lahir, berikan susu setiap satu hingga dua jam. Sementara, saat berusia 3 hingga 4 minggu Anda bisa memberikannya tiap 4 atau 6x perhari.

Sediakan Tempat yang Nyaman

Jika anda berniat memelihara kucing, pastikan sudah menyiapkan tempat yang nyaman. Misalnya, menyediakan tempat tidur yang hangat dan memberikan sedikit lampu untuk menambah kehangatan tubuh kitten.

Eliminasi dan Latihan Pispot

Anak kucing tidak memiliki kemampuan untuk buang air kecil sendirian sampai mencapai usianya yaitu sekitar 2-3 minggu. Sang induk biasanya akan menjilati sekitar anus juga alat kelaminnya.

Nah, kalian bisa menggantikannya dengan menggunakan handuk hangat yang sudah dibasahi kemudian mengusapkannya pada area anal dan genitalnya dengan hati-hati. Cara ini bisa Anda lakukan tiap selesai menyusui.

Melakukan Vaksinasi saat Usianya Sudah Cukup

Biasanya kitten memang lahir dengan antibodi dari sang induk. Namun, seiring dengan bertambahnya usia antibodi akan menurun. Oleh karena itu dibutuhkan vaksinasi. Lakukanlah vaksinasi untuk menjaga kucing dari berbagai virus dan penyakit yang berbahaya.

Pet Care menyediakan layanan vaksin kucing dan anjing, Anda bisa menggunakan layanan ini dengan cara menghubungi call center Pet Care atau memesannya melalui Aplikasi. Vaksinasi juga bisa dilakukan dirumah sehingga akan memudahkan Anda juga mencegah timbulnya kestressan anabul.

Nah itu dia beberapa cara merawat anak kucing tanpa induk yang bisa Anda coba ketika sudah bertekad untuk memelihara anak kucing. Jangan lupa juga untuk melakukan pemeriksaan rutin agar kucing kesayangan Anda bisa selalu sehat dan hidup bahagia.

Fakta Kucing Munchkin, Si Kucing Berkaki Pendek

Ada beragam jenis kucing di Indonesia, salah satunya adalah kucing munchkin. Kalian pasti sudah tidak asing dengan nama kucing yang satu ini kan? 

Kucing munchkin atau yang sering kita sebut dengan kucing kaki pendek adalah salah satu jenis hewan peliharaan yang populer di Indonesia. Bentuk kaki nya menjadi daya tarik yang paling menonjol dari kucing ini.

Dari Mana Asal Kucing Munchkin?

Hewan menggemaskan yang satu ini mulai dikembangbiakkan di Amerika Serikat pada tahun 1980-an. Kaki pendeknya terbentuk karena mutasi genetik alami. Munchkin merupakan kucing ras utama dari jenis berkaki pendek. 

Kucing kaki pendek diberi nama munchkin yang diambil dari karakter yang juga bernama sama dimana itu adalah karakter orang kerdil di sebuah film berjudul The Wizard of Oz.

Jarang Dikembangbiakkan Dengan Sesama Munchkin

Fakta menarik kedua adalah bahwa kucing ini jarang sekali dikembangbiakkan dengan jenis yang sama dikarenakan terdapat resiko yang terkait dengan genetiknya. 

Biasanya akan dipasangkan dengan jenis anabul domestik shorthair maupun long hair. Dengan begitu, akan membuat hewan ini memiliki bulu yang berkilau serta kaki yang tidak terlalu pendek.

Perkiraan Usianya Lebih Panjang

Jika Anda berniat untuk memelihara hewan berbulu dengan masa usia yang panjang maka munchkin bisa jadi solusinya. Kucing ini dapat hidup 12 sampai 15 tahun dengan catatan Anda merawatnya dengan baik dan benar.

Gesit

Kakinya yang pendek membuat kucing ini memiliki pergerakan yang gesit. Ia bergerak seperti musang dan cukup aktif saat bermain. 

Sebaiknya Anda tidak membiarkan kucing dengan jenis kaki pendek lompat ke tempat yang tinggi karena kaki nya yang pendek bisa menyebabkan cedera punggung.

Perawatan Kucing Berkaki Pendek

Tips perawatan yang bisa kami berikan untuk Anda ketika memelihara kucing munchkin adalah sebagai berikut :

  • Sisir 3-5x seminggu jika kucing munchkin berbulu panjang
  • Sisir 1-2x seminggu jika berbulu pendek
  • Memotong kuku dan membersihkan telinganya secara rutin
  • Memberikan makanan kucing yang seimbang
  • Mengunjungi dokter hewan untuk pemeriksaan rutin dan melakukan vaksinasi

Perawatan kucing yang dilakukan dengan maksimal dan benar akan membuat pertumbuhan kucing lebih optimal dan kesehatannya terjaga.

Pet Care menyediakan layanan dokter hewan ke rumah dan layanan vaksinasi kucing dan anjing di rumah. Semua tindakan akan dilakukan oleh dokter hewan profesional yang berpengalaman. Jika Anda membutuhkannya, bisa segera hubungi call center Pet Care.

5 Penyebab Bulu Kucing Rontok yang Patut Diwaspadai

Kondisi bulu kucing yang rontok mungkin dianggap hal yang normal. Namun, sebenarnya ada beberapa penyebab yang patut kalian waspadai ketika bulu anabul rontok. Selain itu, bulu yang rontok juga bisa menjadi pertanda adanya penyakit tertentu yang sedang diderita anabul.

Setiap pemilik anabul, pastinya menginginkan hewan kesayangannya memiliki bulu yang halus, mengkilap, tebal dan sehat bukan? Dengan bulu yang seperti itu, penampilan anabul kesayangan Anda akan lebih menggemaskan.

Bulu rontok pada kucing disebut sebagai alopecia. Kerontokan bulu bisa terjadi pada sebagian atau keseluruhan tubuh kucing. Ada banyak sekali penyebab bulu kucing rontok. Dibawah ini kita akan membahas beberapa penyebab bulu rontok yang patut diwaspadai.

Penyebab Bulu Kucing Rontok

Bulu kucing yang mengalami kerontokan bisa disebabkan oleh adanya infeksi, alergi, stress, kekurangan asupan nutrisi dan adanya gangguan endokrin. Berikut penjelasannya.

Infeksi Parasit

Penyebab yang paling sering ditemukan dari kerontokan adalah adanya infeksi parasit seperti kutu atau tungau. Ketika terinfeksi, kucing akan merasa gatal dan sering menggaruk dan menjilati tubuhnya sehingga bulunya rontok. 

Alergi

Penyebab kedua yang paling umum adalah dikarenakan adanya alergi. Sama seperti manusia, kucing yang mengalami alergi bisa menyebabkan bulunya rontok. Alergi sendiri bisa terjadi karena banyak faktor seperti makanan, obat yang dikonsumsi, debu, serbuk sari sampai gigitan serangga.

Stress

Saat mengalami stress, kucing cenderung menjilat dan menggaruk kulitnya yang membuat bulunya menjadi rontok. Jika kucing Anda mengalami stress terus menerus bisa saja akan mengalami kebotakan. Perhatikan selalu kucing kesayangan Anda agar tidak mengalami stress yang bisa menyebabkan kondisi kesehatannya menurun.

Kekurangan Asupan Nutrisi

Kucing yang bulunya rontok dan tampak kusam biasanya dikarenakan kekurangan asupan nutrisi seperti omega-3, protein, vitamin dan mineral. Agar tidak kekurangan nutrisi, Anda harus pandai dalam memberikan makanan dan minuman untuk kucing. Selain itu, lakukanlah pemeriksaan rutin agar kesehatannya selalu terpantau.

Gangguan Endokrin

Rontoknya bulu kucing bisa disebabkan oleh hipertiroidisme tiroid yang terlalu aktif. Selain membuat bulu kucing menjadi rontok, gangguan endokrin juga menyebabkan penurunan berat badan.

Itu dia penjelasan mengenai penyebab rontoknya bulu kucing. Sementara, untuk tindakan pencegahannya bisa dilakukan dengan cara melakukan perawatan anti kutu secara rutin. Kalian bisa melakukan konsultasi dahulu mengenai masalah kesehatan kucing yang bisa menyebabkan kerontokan bulunya kepada dokter hewan

Cara lain untuk mencegah kerontokan bulu kucing adalah dengan membersihkan rumah dan memastikan tidak ada kutu atau serangga lain yang bisa menyerang hewan kesayangan Anda. Baca informasi lainnya mengenai hewan peliharaan kalian di social media Pet Care.

Wajib Tahu! Ini Tips Merawat Kucing Yang Sudah Tua

Kucing yang sudah tua memerlukan perawatan yang berbeda sesuai dengan perubahan kebutuhan dan mentalnya. Semua kucing memang harus dirawat dengan baik, namun kucing yang sudah tua akan butuh perhatian dan perlakuan khusus daripada yang lainnya.

Lalu, pada umur berapa kucing dianggap sudah tua? Kucing mulai menunjukan perubahan mental saat berumur mulai dari 7 tahun keatas. Kemudian, bisa dianggap sebagai kucing tua pada umur 10 tahun.

Saat berusia antara 10 sampai 12 tahun, kucing mulai melambat tapi tidak perlu khawatir, usia kucing rumahan bisa hidup hingga 20 tahunan dengan catatan Anda memastikan kondisi kesehatannya dan memberikan perhatian yang maksimal.

Tips Merawat Kucing Tua

Pelajari beberapa tips merawat kucing tua dibawah ini agar Anda masih bisa memiliki waktu yang panjang untuk bermain dan selalu bersama dengan kucing kesayangan Anda. 

Memperhatikan pola makan dan nutrisi

Nutrisi menjadi bagian yang sangat penting dalam mendukung fungsi fisik kucing. Anda bisa memberikan makanan yang kaya akan lemak omega 3 dan antioksidan. Berikan makanan kucing dengan porsi yang lebih kecil namun lebih sering agar meningkatkan pencernaannya.

Tidak membiarkannya main di luar tanpa pengawasan

Mau kucing Anda yang sudah tua tetap sehat? Jangan biarkan mereka main diluar tanpa pengawasan. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyakit menular dari hewan lain. Tetapi agar kucing tidak mudah stress, berikan mereka lingkungan yang nyaman saat berada di dalam rumah.

Melakukan pemeriksaan rutin

Banyak owner yang mengabaikan pemeriksaan rutin pada kucing padahal ini adalah langkah yang sangat penting. Mulai dari saat kucing masih kecil sampai tua, memeriksa kesehatan nya secara rutin adalah hal yang wajib.

Biasanya dokter hewan akan memberikan saran waktu pemeriksaan rutin dengan melihat usia dan kondisi kesehatannya. Anda bisa menghubungi call center Pet Care yang menyediakan layanan dokter hewan ke rumah. Dokter hewan Pet Care siap membantu Anda untuk memeriksakan kondisi kesehatan kucing kesayangan.

Seiring bertambahnya usia, kucing akan semakin lambat namun jangan ragu untuk tetap bermain dan memanjakan kucing Anda sebab mereka tetap membutuhkan kasih sayang dan belaian pemiliknya. 

Dari semua tips merawat kucing tua diatas yang paling utama adalah kesabaran dan ketekunan Anda untuk memberikan yang terbaik disaat kucing sudah tua. Dengan begitu, diharapkan kucing yang sudah berumur pun tetap bisa menjalani hidupnya dengan nyaman, bahagia dan pastinya sehat.

Punya Anjing dan Kucing? Berikut Cara Mengakrabkan Mereka!

Mengakrabkan anjing dan kucing sekaligus sering menjadi impian para pecinta hewan. Namun, banyak pecinta hewan yang bingung untuk menyatukan kedua jenis hewan berbeda tersebut. Mitosnya, semua anjing dan kucing tidak akan akur bila disatukan dalam satu tempat. Apakah faktanya juga sama?

Ternyata, ada pula pecinta hewan yang berhasil memelihara anjing dengan kucing bersamaan. Bahkan, keduanya bertumbuh seperti saudara. Oleh sebab itu, mari intip cara mengakrabkan anjing dan kucing dalam artikel berikut!

Mengakrabkan Anjing dan Kucing Sejak Kecil

Cara termudah untuk mengakrabkan mereka adalah memelihara mereka secara berbarengan sejak kecil. Dengan begitu, mereka akan mengingat masing-masing sebagai teman dalam bertumbuh kembang. Pada beberapa kasus, anjing atau kucing juga dapat bertingkah laku tidak seperti seharusnya karena terlalu lama bergaul dengan satu sama lain. 

Untuk mencegah hal tersebut, berikan perlakuan yang berbeda agar keduanya mengerti bahwa terdapat perbedaan diantara mereka. Anda bisa membedakan keduanya dalam berbagai hal, salah satunya makanan. Anda tidak boleh memberikan makanan anjing pada kucing, begitu pula sebaliknya. Jika ini terjadi terus menerus, akan terjadi masalah serius yang akan berakibat fatal. Oleh karena itu, anda dapat mengakali hal ini dengan menaruh makanan di dua nampan berbeda. 

Apabila cara ini tidak berhasil, coba pisahkan anjing dan kucing di dua ruangan berbeda pada saat jam makan. Dengan begitu, keduanya akan mempelajari tempat makannya sendiri. 

Cara Mengakrabkan Anjing dan Kucing Dewasa

Sebenarnya, anjing dan kucing dewasa tidak jauh berbeda dengan anak-anak. Akan tetapi, terdapat beberapa tahapan yang harus anda perhatikan.

Pertama, anda harus memastikan keduanya bersih, bebas penyakit, dan telah mendapatkan vaksinasi. Untuk memastikan hal tersebut, anda dapat memanggil layanan vaksin anjing dan kucing di rumah oleh dokter PetCare

Setelah itu, jangan langsung satukan mereka berdua. Sebagai awalan, taruh keduanya di ruangan berbeda selama beberapa hari, tetapi tetap satu atap. Dengan begini, mereka akan terbiasa terhadap bau dan eksistensi keduanya. 

Jika mereka mulai beradaptasi dengan keberadaan masing-masing, mulai ajak keduanya untuk bertemu. Di awal pertemuan, jangan langsung satukan mereka dengan tiba-tiba. Anda harus berada dekat dengan keduanya dan memerhatikan keduanya dengan seksama. Apabila anjing atau kucing menunjukkan gejala cemas, tidak suka, atau marah, jauhkan mereka kembali untuk sesaat. 

Saat mereka sudah tenang, biarkan mereka mempelajari satu sama lain pelan-pelan. Untuk membuat mereka akrab, lakukan pertemuan ini terus menerus hingga anjing dan kucing anda menerima kebersamaan mereka.

Perbedaan Kucing Jantan dan Kucing Betina

Siapa disini yang berencana untuk memelihara kucing? Sebelum memutuskan untuk mengadopsi kucing, ada beberapa hal yang harus kalian perhatikan. Salah satunya adalah mengetahui perbedaan kucing betina dan kucing jantan.

Meski keduanya sama sama menggemaskan juga membuat kita terhibur, namun tetap saja terdapat perbedaan yang menarik antara kucing jantan betina. Perbedaan yang paling mendasar adalah perbedaan kepribadian dan tabiat.

Dibawah ini akan diulas mengenai beberapa perbedaan antara kucing jantan dan kucing betina. Pengetahuan akan hal ini tentu bisa membantu anda untuk memutuskan akan memelihara kucing yang tepat.

Perbedaan Kucing Jantan dan Betina

Memiliki perilaku yang berbeda

Kepribadian atau perilaku kedua jenis kucing ini sangat berbeda. Jantan lebih cenderung agresif, apalagi jika kucing tersebut belum di sterilisasi. Selain itu, kucing jantan akan aktif mencari betina yang sedang birahi.

Sementara betina, seringkali ditemukan lebih penyendiri. Walaupun begitu, kucing betina juga memiliki sifat manja terhadap pemiliknya. Namun, jika kucing betina sudah pernah memiliki anak, ia akan cenderung memiliki naluri keibuan yang mana bisa sangat akrab dan baik pada bayi maupun anak kucing lain.

Penampilan atau ukuran tubuh kucing

Perbedaan yang kedua adalah penampilannya. Salah satu yang mencolok di perbedaan penampilannya adalah ukuran tubu sang kucing. Biasanya, jantan akan lebih berat dan besar daripada betina. Selain itu, kucing jantan cenderung memiliki pipi yang besar dan lebar serta wajah yang lebih bulat.

Alat kelamin

Perbedaan yang paling jelas dan bisa langsyng anda ketahui adalah pada alat kelaminnya. Alat kelamin pada kucing dewasa lebih mudah dilihat dibandingkan dengan anak kucing. Sebaiknya saat kalian memeriksa alat kelamin kucing lakukanlah secara perlahan dan disarankan tidak melakukanny sebelum anak kucing berusia minimal lima minggu.

Cara termudah untuk mengetahuinya adalah dengan mengangkat ekor kucing secara perlahan dan kucing yang memiliki dua titik seperti tanda (:) maka itu adalah kucing jantan. Sementara, untuk kucing betina biasanya hanya memiliki lubang anus dan saluran urin atau vulva yang berbentuk seperti irisan vertikal.  

Sekian pembahasan mengenai perbedaan kucing jantan dan kucing betina yang bisa kami sampaikan. Jika Anda sudah memutuskan untuk mengadopsi kucing, jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter hewan agar kucing kesayangan Anda selalu sehat.

Temukan informasi menarik lainnya seputar hewan peliharaan dan kesehatan hewan di social media dan blog Pet Care.

Fungsi Paw Kucing dan Tips Merawatnya

Paw kucing atau biasa kita sebut dengan telapak kaki kucing yang merupakan bagian unik dari tubuh hewan menggemaskan ini. Telapak inu terletak di setiap kaki dengan tekstur seperti kulit tebal di bawah kaki.

Paw kucing yang sering kita lihat biasanya berwarna merah muda sampai abu abu tergantung dari warna bulu yang dimiliki sang anabul. Sebenarnya telapak kaki kucing ini memiliki banyak fungsi namun sampai saat ini masih jarang yang mengetahui hal tersebut.

Oleh karena itu, yuk simak beberapa fungsi telapak kaki kucing dibawah ini.

Fungsi Paw Kucing

Bantu Membersihkan Tubuh Kucing

Fungsi telapak yang pertama adalah membantu kucing untuk membersihkan tubuhnya. Biasanya kucing akan menjilati paw nya kemudian mengusapkan ke bagian tubuh lain seperti telinga, hidung dan kepala beberapa kali. Nah, saat itulah bantalan kaki berfungsi untuk membersihkan tubuh kucing.

Sebagai Organ Sensorik

Termasuk menjadi bagian yang sensitif, telapak kaki kucing memiliki fungsi sebagai organ sensorik. Bagian ini akan membantu kucing untuk menjaga keseimbangan. Ada konsentrasi reseptor saraf yang membuat kucing dapat merasakan tekanan, tekstur dan getaran melalui bantalan kakinya. 

Untuk berkomunikasi

Mengejutkan bukan? Bantalan kaki kucing yang menggemaskan ini ternyata memiliki fungsi untuk berkomunikasi. Kucing bisa menandai wilayah kekuasaannya dengan menggunakan bagian yang ada cakarnya. 

Mengeluarkan Keringat

Paw atau telapak kaki kucing adalah bagian tubuh yang bisa mengeluarkan keringat. Kucing yang sering berkeringat berarti sedang mengalami stres atau ketakutan. 

Contohnya, jika Anda sedang membawa kucing ke dokter hewan lalu melihat atau merasakan ada keringat di bagian bantalan kaki kucing itu pertanda bahwa kucing Anda tidak dalam kondisi senang atau bisa dibilang sedang ketakutan.

Setelah mengetahui beberapa fungsi paw, sebaiknya Anda juga tahu tips merawatnya agar selalu sehat. Jangan salah, meski jarang terjadi, telapak kaki juga bisa terserang penyakit. Maka dari itu Anda perlu belajar mengenai perawatan nya.

Tips Merawat Paw Kucing

Masalah paling umum yang sering menyerang bagian telapak kaki kucing adalah pengerasan kulit, luka, kapalan sampai pembengkakan. Kondisi tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor seperti alergi dan infeksi. Nah, dibawah ini ada beberapa tips untuk perawatan paw kucing.

  • Memeriksa telapak kaki kucing secara teratur
  • Membersihkan paw kucing dengan kain lembut
  • Menggunting cakar dengan gunting kuku untuk kucing

Begitulah tips merawat paw kucing yang bisa kalian lakukan di rumah. Apabila telapak kaki teriritasi, pecah-pecah dan mengelupas, sebaiknya langsung menghubungi dokter hewan.

Ayo kunjungi social media dan blog Pet Care lainnya untuk mendapatkan informasi seputar kesehatan hewan. Kalian juga bisa menggunakan layanan dokter hewan ke rumah dari Pet Care ketika kucing kesayangan Anda sedang sakit dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.

Fakta Unik Kucing Persia dan Cara Merawatnya

Kucing persia memiliki daya pikat yang tinggi karena mereka memiliki mata yang berbinar, bulu halus dan lembut, sifatnya ramah dan mempunyai tampilan fisik yang elegan. Di Indonesia, cukup banyak penyayang hewan yang memilih untuk memelihara jenis kucing yang satu ini.

Persia menjadi pilihan kucing peliharaan yang tepat untuk keluarga karena kepribadiannya yang disukai semua kalangan. Kucing persia masuk kedalam ras kuno yang telah ada selama berabad-abad.

Nah, jika Anda berminat untuk memelihara persia, yuk kenalan lebih jauh dengan hewan berbulu yang satu ini. Berikut deretan fakta unik kucing persia dan cara merawatnya.

Fakta Unik Kucing Persia

Asal Usul yang Misterius

Jenis kucing ini belum diketahui berasal dari daerah mana. Menurut beberapa sumber, hewan menggemaskan ini sudah ada di Timur Tengah selama ribuan tahun. Namun, kucing persia pertama kali diimpor dari Persia ke Eropa pada 1620 dan langsung populer di kalangan orang Barat.

Karena asal usul yang belum jelas, warga sana memberikan nama yang sesuai dengan dugaan asal hewan ini berada meskipun kebenaran asal usul nya belum diketahui.

Tak Semua Berwajah Datar

Pasti banyak dari kalian yang hanya kenal kucing persia dengan wajah datar kan? Padahal, kucing persia tidak selalu memiliki wajah datar. Beberapa jenis wajah nya seperti doll face persian, peke face persian, exotic shorthair persian dan chinchilla persian.

Muncul di Pertunjukan Kucing Pertama di Dunia

Pada tahun 1871, kucing persia dipamerkan pada pertunjukan kucing pertama di dunia, tepatnya di Crystal Palace, London. Saat itu, banyak yang ingin menyaksikan hewan satu ini sampai menggaet 20 ribu pengunjung. Selain persia, sejumlah ras kucing lainnya seperti anggora, siam dan skotlandia juga turut meramaikan acara ini. Kucing persia berhasil memenangkan kategori “Best in Show”.

Tidak Bisa Lompat Tinggi

Fakta unik terakhir mengenai persia adalah hewan ini tidak bisa lompat tinggi seperti kucing lainnya. Mereka masih bisa lompat, tapi tidak setinggi kucing lainnya. Hal ini disebabkan karena tubuhnya yang padat, tidak terlalu gesit dan cenderung memiliki kaki yang lebih pendek dari kucing biasa.

Nah sekarang kita akan bahas cara merawat kucing persia. Pengetahuan ini akan sangat berguna untuk kalian yang berminat mengadopsi kucing persia.

Cara Merawat Kucing Persia

Kucing persia termasuk kedalam ras kucing dengan bulu panjang, tentu jika Anda ingin memelihara hewan satu ini perlu mengetahui cara merawat bulu serta kesehatannya agar hewan berbulu ini tetap nyaman dan bahagia.

Rutin bersihkan mata

Matanya cenderung mudah berair dan mengeluarkan kotoran. Bersihkan kotorannya secara rutin agar tidak melukai mata nya. Cara membersihkan kotoran mata yang paling dianjurkan adalah dengan menggunakan handuk lembut atau kain yang sudah dibahasi dengan air hangat.

Memotong kuku dan sikat gigi

Bukan hanya untuk kebaikan kucing, tapi memotong kuku nya juga demi kenyamanan orang orang yang bermain bersama kucing serta melindungi benda dirumah Anda. Gunting kuku kitten seminggu sekali dan 2-3 minggu sekali untuk persia dewasa.

Selain itu, menyikat gigi kucing sangat dianjurkan untuk mencegah penumpukan plak yang bisa saja menimbulkan penyakit mulut dikemudian hari.

Vaksin

Vaksin adalah salah satu langkah paling penting yang perlu Anda lakukan saat akan memelihara kucing persia. Vaksinasi pada kucing bisa mencegah berbagai virus penyakit seperti infeksi virus, calici, rabies, panleukopenia dan sebagainya.

Vaksinasi bisa dilakukan oleh dokter hewan ketika kucing sudah memenuhi persyaratan dan kriteria kucing yang sehat. Lakukan vaksinasi kucing di rumah dengan menggunakan layanan vaksin hewan ke rumah dari Pet Care.

Itu dia sederetan fakta unik dan cara merawat kucing persia yang bisa kami bagikan. Ingin mendapatkan informasi mengenai kesehatan hewan lainnya? Dapatkan dengan mengunjungi social media Pet Care.