Category: HEALTH

Sebelum Vaksin, Pastikan Hewan Peliharaan sudah Konsumsi Obat Cacing

Vaksinasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pemilik hewan agar anjing atau kucing yang mereka pelihara aman dari serangan berbagai macam penyakit menular. Vaksin melindungi hewan peliharaan dengan cara menyuntikkan zat yang berisi patogen penyebab penyakit tertentu ke tubuh hewan. 

Zat yang telah disuntikkan tersebut kemudian merangsang sistem kekebalan di dalam tubuh hewan. Sehingga, di kemudian hari sistem kekebalan tubuh hewan peliharaan kita mampu melawan patogen penyebab penyakit sebagai bentuk pertahanan alami. 

Dengan pertahanan alami yang terbentuk dalam sistem kekebalan tubuh hewan, patogen penyebab penyakit akan ditolak dan tubuh hewan peliharaan kita bebas dari penyakit. Meskipun tetap ada kemungkinan anjing atau kucing sakit setelah vaksin. Setidaknya sistem kekebalan tubuh hewan yang telah divaksin mampu meminimalisir pengaruh serangan penyakit.

Pet-Care hadir dengan layanan panggil dokter hewan ke rumah untuk memudahkan proses vaksinasi hewan peliharaan. Anda hanya perlu menghubungi Call Center Pet-Care atau melalui aplikasi Pet-Care dan proses vaksinasi dapat dilakukan tanpa perlu keluar rumah,

Konsumsi Obat Cacing Sebelum Vaksinasi

Sebelum hewan peliharaan melakukan proses vaksinasi, disarankan untuk mengonsumsi obat cacing terlebih dahulu. Konsumsi obat cacing diperlukan sebagai upaya pencegahan dari reaksi berlebihan pasca vaksin yang merugikan hewan peliharaan. Serta memastikan hewan peliharaan terbebas dari penyakit cacingan sebelum vaksin

Namun perlu diperhatikan untuk tidak memberikan obat cacing dan suntik vaksin pada hewan peliharaan pada hari yang sama. Obat cacing dan suntikan vaksin tidak dapat bekerja di hari yang sama karena keduanya saling merangsang sistem kekebalan tubuh hewan. 

Selain itu, baik obat cacing maupun suntikan vaksin dapat bereaksi dengan sistem kekebalan tubuh hewan dan menimbulkan efek samping tertentu. Jika dilakukan secara bersamaan bukan tidak mungkin hewan peliharaan akan merasakan efek samping berlebih yang membuat kondisi anjing atau kucing memburuk dan tidak sehat. 

Alasan utama dari tidak diperbolehkannya memberikan hewan peliharaan obat cacing bersamaan dengan suntikan vaksin adalah adanya risiko parasitosis atau penyakit yang disebabkan oleh parasit. Kondisi sistem kekebalan tubuh hewan yang terganggu akibat pemberian obat cacing bersamaan dengan suntikan vaksin dapat memicu hiporesponsif kekebalan. Hal ini menyebabkan vaksin yang disuntikkan dalam tubuh hewan tidak bekerja secara efektif. 

Obat cacing juga penting untuk dikonsumsi secara teratur, terutama untuk anak anjing atau anak kucing. Pada anak anjing atau kucing kemungkinan tertular cacing oleh induk jauh lebih besar. Bagi anjing dan kucing dewasa obat cacing harus dikonsumsi rutin selama 2 kali dalam setahun karena seringkali cacingan ditularkan lewat hewan-hewan yang diburunya, seperti tikus atau burung. 

Bagi Anda yang membutuhkan layanan vaksin hewan dapat menggunakan layanan Pet-Care panggil dokter hewan ke rumah dengan menghubungi Call Center Pet-Care atau melalui aplikasi Pet-Care. 

Bahaya! Jangan Mandikan Hewan Peliharaan setelah Vaksin

Layaknya manusia, hewan peliharaan juga memiliki serangkaian vaksinasi wajib. Vaksin bermanfaat untuk menjaga kesehatan hewan peliharaan. Selain melindungi hewan peliharaan dari penyakit, tujuan utama vaksin adalah untuk membangun sistem kekebalan tubuh.

Melalui vaksinasi, sistem kekebalan tubuh hewan peliharaan yang lemah nantinya mampu melawan penyakit dan mengurangi efek sakit. Namun perawatan hewan peliharaan setelah vaksin kadangkala membutuhkan penanganan yang lebih extra daripada biasanya.

Sebagai pemilik hewan peliharaan, kita harus memahami kondisi hewan peliharaan setelah divaksin. Secara fisik, hewan peliharaan akan merasa kelelahan setelah melakukan proses vaksinasi. Kelelahan ini dapat berlangsung selama 24 hingga 48 jam. 

Secara mental, suntikan vaksin dapat membuat hewan peliharaan sedikit down akibat stres dan bingung. Hal ini dikarenakan kegiatan vaksin bukan tergolong dalam kegiatan sehari-hari, sehingga hewan peliharaan tidak terbiasa melakukannya.

Selama perjalanan menuju atau pulang dari dokter hewan untuk melakukan vaksinasi, mungkin saja hewan peliharaan menjadi kotor. Hal ini membuat Anda sangat ingin memandikannya. Tetapi memandikan hewan peliharaan setelah disuntik vaksin sangat tidak disarankan. 

Meskipun efek samping dari vaksin sudah mereda setelah 48 jam atau 2 hari dari waktu suntik, tetapi sistem kekebalan hewan peliharaan masih mengalami penyesuaian selama beberapa hari kedepan. 

Pet-Care hadir dengan layanan panggil dokter hewan ke rumah untuk memudahkan proses vaksinasi hewan peliharaan. Anda hanya perlu menghubungi Call Center Pet-Care atau melalui aplikasi Pet-Care dan proses vaksinasi dapat dilakukan tanpa perlu keluar rumah, serta kebersihan hewan peliharaan pun tetap terjaga. 

Bahaya Memandikan Hewan Peliharaan setelah Vaksin

Setelah vaksin, disarankan untuk tidak memandikan hewan peliharaan selama 2 minggu kedepan. Jika tidak, maka proses memandikan hewan peliharaan ini dapat berbahaya bagi mereka.

Memandikan hewan peliharaan setelah disuntik vaksin ternyata dapat memicu stres. Bila stres ini bercampur dengan keadaan tubuh hewan peliharaan yang basah dan kedinginan setelah mandi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh mereka. Sistem kekebalan tubuh yang lemah menyebabkan hewan peliharaan lebih mudah terserang penyakit.

Tidak hanya itu, titik suntikan vaksin pada tubuh hewan peliharaan juga terasa sakit. Bekas suntikan vaksin ini akan terasa semakin sakit jika terkena sentuhan yang kasar, seperti menggosok tubuh hewan peliharaan saat memandikannya atau ketika mengeringkannya. Rasa sakit tersebut dapat memicu stres hewan peliharaan.

Efek pasca vaksinasi lain yang perlu diperhatikan oleh pemilik hewan peliharaan diantaranya yaitu lesu, nafsu makan hilang, suhu tubuh meningkat, dan gangguan saluran pencernaan. Hal tersebut masih dikatakan normal dan jangan berikan obat-obatan jika memang tidak amat sangat dibutuhkan. 

Namun jika Anda menemukan efek samping yang berbeda dari yang telah disebutkan maka segera hubungi dokter hewan terdekat atau layanan Pet-Care panggil dokter hewan ke rumah melalui Call Center Pet-Care atau aplikasi Pet-Care.

Kucing Muntah Bulu, Apakah Normal?

Kucing merupakan salah satu hewan yang pandai menjaga kebersihan diri. Secara alami kucing akan akan menjilati tubuhnya untuk membersihkan diri.

Namun selama proses membersihkan diri, bulu kucing yang rontok bersamaan ketika ia menjilati tubuhnya akan ikut tertelan. Sebab lidah kucing memiliki duri kecil yang mampu merobek atau mencabut bulu-bulu di tubuh mereka dan tidak sengaja tertelan.

Bulu-bulu yang tertelan oleh kucing akhirnya bercampur dengan cairan pencernaan. Sebagian besar kucing dapat mencerna bulu-bulu tersebut melalui saluran pencernaannya tanpa membentuk gumpalan.

Tetapi jika saluran pencernaan kucing tidak dapat mencernanya, maka bulu-bulu yang tertelan akan tetap berada di dalam perut kucing hingga membentuk gumpalan. Gumpalan inilah yang nantinya akan dimuntahkan kucing.

Gejala yang akan muncul ketika kucing berusaha memuntahkan gumpalan bulu dari dalam tubuhnya adalah batuk seperti tersedak dan muntah-muntah. Gumpalan bulu akan keluar dalam bentuk tabung bukan bulat, karena melalui kerongkongan kucing yang sempit. 

Bila gejala lain muncul ketika kucing memuntahkan gumpalan bulu segera periksakan kucing kesayangan Petlovers dengan menghubungi layanan Pet-Care panggil dokter hewan ke rumah melalui Call-Center Pet-Care atau aplikasi Pet-Care.

Apakah kucing muntah bulu normal?

Muntah bulu pada kucing adalah hal yang normal bila terjadi hanya sesekali. Umumnya, kucing memuntahkan satu gumpalan bulu perminggu. Namun, kucing dengan jenis bulu lebat dan panjang seperti Persia atau Maine Coon secara alami akan membentuk gumpalan bulu lebih banyak.

Tidak perlu khawatir, kucing harus memuntahkannya untuk menjaga kondisi bulu di tubuh mereka agar selalu dalam kondisi baik dan mencegah gumpalan bulu menyumbat saluran pencernaan.

Pertolongan pertama yang dapat dilakukan ketika mendapati kucing Anda berusaha memuntahkan gumpalan bulunya adalah dengan memberikan banyak ruang, memastikan kucing Anda mengeluarkan seluruh gumpalan bulu, dan memastikan kucing Anda berhenti tersedak atau batuk-batuk.

Anda juga dapat membantunya dengan memberikan kucing diet makanan basah. Makanan basah yang dicerna oleh kucing dapat membantu bulu-bulu lebih mudah melewati saluran pencernaan dan tidak membentuk gumpalan. 

Muntah bulu pada kucing berbahaya jika muncul gejala-gejala berikut ini :
  • Kucing tersedak berkepanjangan, muntah-muntah tetapi tidak mengeluarkan gumpalan bulu
  • Nafsu makan kucing menurun
  • Kucing terlihat lesu
  • Kucing mengalami sembelit atau diare
  • Perut kucing bengkak atau sensitif jika disentuh

Jika muntah bulu pada kucing terjadi lebih sering atau muncul gejala-gejala tersebut maka Anda perlu memeriksakannya ke dokter hewan terdekat atau segera hubungi Call-Center Pet-Care atau aplikasi Pet-Care untuk mendapatkan layanan Pet-Care panggil dokter hewan ke rumah.

5 Penyakit dengan Gejala Mulut Anjing Berbusa

Mulut anjing yang biasanya berada dalam kondisi kering, kini mengeluarkan liur dan busa. Hal ini tentu mengkhawatirkan pemilik hewan peliharaan. Terlebih jika hal ini terjadi secara tiba-tiba pada anjing kesayangan Anda.

Busa atau buih pada mulut anjing terlihat seperti gelembung busa sabun. Busa pada mulut anjing juga sering mengandung air liur, berwarna putih, dan menempel di kedua sisi mulut.

Pada dasarnya kemunculan air liur dan busa pada mulut anjing merupakan hal yang biasa terjadi. Umumnya, disebabkan oleh proses tumbuh gigi pada anak anjing atau efek samping setelah anjing mengonsumsi obat. 

Busa pada mulut anjing juga dapat muncul ketika anjing sedang berada dalam kondisi stres atau terengah-engah akibat aktivitas berlebihan.Tetapi penting untuk memeriksa gejala berbahaya lain seperti kesulitan menelan, lesu, tidak ingin makan atau minum, dan bertingkah aneh yang berbeda dari kesehariannya.

Petlovers dapat berkonsultasi dan memeriksakan kemungkinan kondisi yang lebih serius dari mulut anjing berbusa dan berliur dengan menghubungi layanan Pet-Care panggil dokter hewan ke rumah melalui Call-Center Pet-Care atau aplikasi Pet-Care.

Penyakit Anjing dengan Gejala Mulut Berbusa

Berikut 5 penyakit anjing dengan gejala mulut berbusa yang perlu Petlovers ketahui.

Penyakit Gigi

Anjing berisiko tinggi terkena berbagai penyakit gigi. Terutama jika kebersihan mulut anjing tidak diperhatikan dengan baik. Salah satu gejala dari penyakit gigi pada anjing adalah munculnya busa putih pada mulut. Bila tidak segera ditangani maka kondisi penyakit gigi ini dapat memburuk sewaktu-waktu. 

Keracunan

Keracunan menjadi salah satu penyebab paling umum yang terjadi ketika mulut anjing mengeluarkan busa putih. Banyak hal yang dapat menjadi racun bagi tubuh anjing. Termasuk bumbu dapur seperti bawang merah dan bawang putih. Zat-zat berbahaya dari kendaraan yang tertinggal di garasi rumah juga berbahaya bagi anjing.

Kejang

Meskipun kejang pada anjing dapat mengejutkan pemiliknya serta memerlukan penanganan serius. Kejang kerap terjadi pada banyak anjing. Ketika kejang menyerang biasanya mulut anjing akan mengeluarkan busa.

Mual

Penyebab dari kemunculan busa pada mulut anjing selanjutnya adalah mual. Ketika anjing mengalami mual, biasanya diawali dengan gejala keluarnya banyak air liur dari mulut anjing. Kemudian, disusul dengan kemunculan busa putih.

Rabies

Salah satu gejala utama dari rabies adalah keluarnya busa putih dari mulut anjing. Rabies menjadi kondisi paling serius yang mungkin terjadi ketika mulut anjing Anda mengeluarkan busa. Kondisi ini dapat berakibat fatal pada anjing Anda, juga anjing-anjing lain disekitar lingkungan tempat tinggal Anda karena penyebaran rabies terjadi dengan sangat cepat. 

Kelima tanda diatas merupakan kemungkinan penyakit berbahaya pada Anjing dengan gejala mulut berbusa. Jika Anda mendapati mulut anjing kesayangan Anda berbusa, segera hubungi Call-Center Pet-Care atau aplikasi Pet-Care untuk mendapatkan layanan Pet-Care panggil dokter hewan ke rumah.

Sebelum Vaksin Rabies Anjing, Perhatikan Efek Sampingnya!

Rabies adalah penyakit yang dibawa oleh virus menular dan mematikan. Selain anjing, penyakit rabies juga menyerang kucing dan mamalia lain, termasuk manusia.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rabies membunuh lebih dari 59.000 orang di seluruh dunia setiap tahun. Sebagian besar kasus terjadi di Afrika dan Asia.

Selama 5 tahun terakhir, Kemenkes mencatat kasus orang yang digigit Hewan Penular Rabies (HPR) mencapai angka 442.187 kasus. Bali menjadi provinsi penyumbang angka kasus tertinggi.

Namun Anda tidak perlu khawatir. Melalui vaksinasi yang tepat, penyakit rabies pada anjing pasti dapat dicegah.

Apabila Anda ingin melakukan vaksinasi rabies pada anjing, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan layanan Pet-Care panggil dokter hewan ke rumah dengan menghubungi Call-Center Pet-Care atau aplikasi Pet-Care.

Efek Samping Vaksin Rabies pada Anjing

Vaksinasi rabies pada anjing perlu dilakukan pengulangan setiap 1 hingga 3 tahun sekali. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan hilangnya tingkat antibodi pada tubuh anjing dalam melawan infeksi rabies.

Sebelum melakukan vaksinasi rabies pada anjing, Anda perlu mengetahui apa saja efek samping yang mungkin muncul setelah anjing kesayangan Anda menerima suntikan vaksin rabies.

Terdapat dua efek samping dari vaksinasi rabies pada anjing yaitu efek samping umum dan efek samping langka.

Berikut ini penjelasan lengkap mengenai apa saja efek samping vaksin rabies pada anjing yang perlu Anda ketahui.

Efek Samping Umum

Umumnya, efek samping setelah melakukan vaksinasi rabies pada anjing adalah rangsangan pada sistem kekebalan tubuh anjing.

Efek samping umum dari vaksinasi rabies pada anjing yaitu demam ringan. Setelah vaksin, kemungkinan nafsu makan anjing akan berkurang dan lemas seperti kehilangan energi. Bengkak dan sakit ringan di titik suntikan juga dapat muncul paca vaksinasi.

Beberapa efek samping tersebut dapat bertahan selama 24 hingga 36 jam setelah vaksinasi.

Efek Samping Langka

Perlu diingat bahwa efek samping ini jarang terjadi pada anjing setelah melakukan vaksinasi rabies. 

Munculnya efek samping langka disebabkan oleh reaksi berlebihan dari sistem kekebalan anjing.

Efek samping langka anjing terhadap vaksin rabies meliputi berjolan keras di seluruh tubuh anjing yang menimbulkan rasa gatal dan tidak gatal, serta muntah dan diare. 

Efek samping langka lainnya yang dapat terjadi pada anjing setelah menerima vaksin rabies adalah bengkak pada bagian wajah, moncong, atau mata, juga bengkak dan sakit berat di titik suntikan.

Batuk dan pingsan juga merupakan efek samping langka yang kerap terjadi pasca vaksinasi rabies pada anjing.

Jika Anda mendapati salah satu dari efek samping tersebut pada anjing kesayangan Anda pasca vaksinasi rabies, segera hubungi Call-Center Pet-Care atau aplikasi Pet-Care untuk mendapatkan layanan Pet-Care panggil dokter hewan ke rumah.

Vaksin Kucing, Kenali Apa Saja Jenisnya!

Vaksin kucing perlu dilakukan untuk mendukung kesehatan tubuhnya. Berikut serba-serbi mengenai vaksin kucing, simak yuk!

Vaksinasi penting untuk menunjang kesehatan anabul kesayangan Anda karena sistem kekebalan tubuhnya akan meningkat dan terlindungi dari berbagai virus yang membahayakan.

Tubuh anabul akan menghasilkan antibodi dan mengaktifkan sel-sel yang berfungsi mengeliminasi virus-virus.

Untuk itu, mendaftarkan anabul Anda untuk program vaksinasi pada dokter hewan Anda merupakan hal yang penting.

Anda dapat menggunakan layanan panggil dokter hewan Pet-Care ke rumah untuk membantu proses vaksinasi anabul kesayangan Anda.

Hubungi Call-Center atau unduh aplikasi Pet-Care untuk mendapatkan informasi selengkapnya.

Vaksin Kucing

Kucing biasanya memerlukan dua set vaksinasi, yakni saat kucing berusia sembilan minggu dan tiga bulan.

Setelah itu, kucing Anda juga membutuhkan vaksinasi booster secara rutin.

Anda perlu mengetahui ada apa saja jenis-jenis vaksin kucing untuk menentukan vaksin mana yang dibutuhkan untuk anabul kesayangan Anda.

Berikut jenis-jenis vaksin kucing yang wajib diberikan pada kucing Anda:

  • Vaksin Rabies

Rabies adalah penyakit infeksius yang menyerang berbagai hewan, salah satunya kucing, dan dapat menularkan manusia.

Terdapat kemungkinan bagi kucing Anda untuk terpapar rabies yang berbahaya dan berakibat fatal.

Oleh karena itu, vaksin rabies penting bagi kucing Anda setidaknya sebelum berusia 16 minggu.

  • Vaksin Feline Calicivirus (FCV)

Penyakit ini menyerang saluran dan sistem pernapasan kucing Anda.

Kucing akan mengalami beberapa gejala seperti kesulitan dalam bernapas, pembengkakan pada sistem pernapasan, hingga kematian.

Untuk menghindari risiko terkena virus ini, vaksin kucing FCV ini wajib diberikan pada anabul kesayangan Anda.

  • Vaksin Feline Rhinotracheitis (FHV-1)

Sama seperti Feline Calicivirus, penyakit ini juga menyerang saluran dan sistem pernapasan kucing.

Pada kasus tertentu, kucing dapat terjangkit pneumonia atau radang paru-paru.

Penyakit ini juga bisa kambuh sewaktu-waktu, walaupun sebelumnya sudah dinyatakan sembuh.

  • Vaksin Feline Panleucopenia (FPV)

Infeksi virus ini merupakan penyakit yang mudah sekali untuk menular.

Anak kucing berisiko tinggi terpapar virus yang membahayakan sel-sel tubuh ini, seperti sumsum tulang belakang.

Kucing yang terpapar virus ini biasanya akan mengalami penurunan nafsu makan yang tinggi.

Terdapat beberapa gejala ringan pada kucing Anda setelah divaksin, seperti rasa nyeri di tempat suntikan, reaksi alergi, hingga demam.

Apabila terdapat kelainan kondisi genetik, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter hewan Pet-Care untuk informasi spesifik sebelum kucing Anda divaksin.

Selain itu, Pet-Care juga menyediakan layanan panggil dokter hewan ke rumah untuk membantu perawatan anabul kesayangan Anda.

Cukup dengan menghubungi Call-Center atau melalui aplikasi, dokter hewan Pet-Care siap membantu Anda!

Bisa Menular ke Manusia! Berikut Macam-Macam Penyakit Zoonosis

Rabies dan Monkeypox mungkin tidak lagi asing di telinga Anda. Penyakit tersebut merupakan contoh dari macam-macam penyakit zoonosis. Mari kenali apa saja melalui uraian berikut.

Hewan memiliki banyak manfaat bagi manusia, mulai dari suplai bahan pangan, edukasi, peliharaan, hingga pada kebutuhan olahraga dan transportasi.

Meskipun begitu, Anda mesti berhati-hati karena hewan dapat membawa virus dan patogen lainnya.

Dilaporkan bahwa terdapat berbagai macam penyakit yang berasal dari hewan, misalnya saja influenza dan COVID-19.

Patogen atau kuman dapat dengan mudah menulari manusia jika manusia tidak dapat menjaga kebersihannya.

Adapun cara patogen dapat menginfeksi manusia adalah dengan melalui kontak langsung (sentuhan), kontak tidak langsung (habitat), serangga pembawa (gigitan kutu atau nyamuk), makanan (tingkat kematangan), dan air (kontaminasi).

Saat ini, Medi-Call Pet-Care menyediakan layanan vaksinasi untuk melindungi hewan dari berbagai virus yang mungkin berbahaya bagi hewan dan Anda.

Mulai dari hewan ternak hingga peliharaan kesayangan Anda dapat melakukan vaksinasi dengan dokter hewan Pet-Care datang ke rumah, segera hubungi Call-Center atau gunakan aplikasi Pet-Care.

Macam-Macam Penyakit Zoonosis

Menurut World Health Organization (WHO), zoonosis merupakan penyakit menular yang dapat berasal dari hewan dan ditularkan ke manusia.

Patogen yang berperan cukup beragam: bakteri, virus, dan parasit melalui agen seperti makanan, air, dan lingkungan.

Penyakit zoonosis memiliki macam ragam, namun yang paling dekat dengan hewan peliharaan di antaranya:

  • Bakteri Salmonella

Salmonella merupakan bakteri yang dapat menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Bakteri ini dapat berkembang pada burung dan mamalia, termasuk manusia.

Hewan peliharaan, seperti hamster, kucing, dan anjing sangat mungkin terjangkit.

Manusia bisa tertular jika mereka tidak menjaga kebersihan tangannya.

Media penularan dapat berasal dari tempat tidur, kandang, dan sumber pangannya.

  • Monkeypox 

Penyakit cacar monyet ini berupa ruam yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox.

Ruam tersebut biasa ditemukan di tempat sensitif manusia dan area seperti tangan, kaki, dada, wajah, hingga mulut.

Penyakit ini dinamakan sebagai monkeypox karena pasalnya penyakit yang ditemukan pada tahun 1958 ini menyerang koloni monyet.

Penularan monkeypox ke manusia dapat melalui kontak langsung dengan pengidap, droplet.

Bahkan peliharaan yang terinfeksi juga dapat menularkan ke manusia melalui gigitan dan cakaran.

Gejala yang biasa muncul berupa sakit kepala, demam akut, hingga lesi cacar yang muncul di seluruh tubuh.

  • Rabies

Rabies merupakan penyakit fatal yang dapat dicegah.

Melalui gigitan dan cakaran, virus rabies dengan mudah tersebar.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), di Amerika Serikat, penyakit rabies yang merenggut jiwa ternyata berasal dari kelelawar.

Vaksinasi yang gencar dilakukan di negara tersebut membuat anjing dan peliharaan lainnya 99% terbebas dari rabies.

Untuk mengetahui peliharaan Anda terkena rabies, perlu adanya tes laboratorium.

Di beberapa kasus memang hewan yang terinfeksi cenderung berperilaku agresif dan mengeluarkan liur.

Walau begitu, hal tersebut tidak dapat menjadi diagnosis akurat karena tidak semua hewan tentu mengalaminya.

Vaksinasi menjadi hal utama bagi Anda yang memelihara hewan kesayangan.

Jangan biarkan anabul atau anjing kesayangan Anda terdampak patogen jahat.

Kunjungi laman Medi-Call Pet-Care untuk layanan vaksinasi, seperti Hepatitis dan Feline Calici.

Akses lainnya bisa melalui Call-Center dan aplikasi Pet-Care.

Waspada Bahaya Kucing Obesitas

Dibalik kucing bertubuh gemuk yang menggemaskan, kucing yang obesitas bisa membahayakan tubuhnya. Simak bahaya kucing obesitas disini!

Obesitas adalah gangguan nutrisi yang paling sering terjadi pada kucing domestik.

Kucing dianggap kelebihan berat badan jika beratnya 10-20% di atas berat badan idealnya.

Kelebihan berat badan pada kucing dilihat dari tulang rusuk yang sulit diraba, pinggang tidak terlihat, perut bulat, dan adanya timbunan lemak.

Apabila tanda-tanda klinisnya terlihat jelas, segera lakukan penanganan ke dokter hewan.

Anda dapat menggunakan layanan panggil dokter hewan Pet-Care ke rumah dengan menghubungi Call-Center atau unduh aplikasinya untuk informasi selengkapnya.

Kucing Obesitas

Kelebihan berat badan menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan bagi anabul kesayangan Anda.

Obesitas memperpendek umur kucing dan berisiko terkena berbagai penyakit.

Kucing juga lebih sulit untuk bergerak, serta prosedur pembedahan atau pemeriksaan akan menjadi lebih sulit.

Berikut bahaya kucing obesitas bagi kesehatan:

  • Diabetes

Penyakit ini disebabkan oleh kurangnya produksi atau respons terhadap hormon insulin yang penting untuk pengaturan gula darah.

Kebutuhan tubuh akan insulin melebihi kemampuan tubuh untuk memproduksi atau menggunakannya.

Menjaga berat badan kucing Anda dan mengontrol makanan diperlukan untuk manajemen diabetes yang baik.

  • Penyakit Kardiovaskular

Berat badan yang berlebihan memberikan beban ekstra pada jantung dan sistem vaskular kucing.

Jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke semua jaringan tubuh tambahan.

Sistem pernapasan juga terpengaruh, menyebabkan sesak napas dan masalah kesehatan jantung.

  •  Infeksi Saluran Kemih

Ini dapat berupa sindrom nyeri kronis, kencing batu atau semacam penyumbatan fisik, cedera, hingga infeksi.

Biasanya kucing akan terlalu sering buang air kecil atau kesulitan hingga tidak bisa buang air kecil.

Selain itu, terdapat darah pada air seni kucing.

  • Peradangan Pada Sendi

Peradangan sendi ini menyebabkan rasa nyeri dan kaku pada tubuh kucing.

Hal ini dapat mempengaruhi sendi-sendi yang ada, khususnya pada kaki dan tulang belakang.

Pergerakan biasa akan sangat sulit pada persendian yang meradang.

Jika Anda melihat salah satu gejala di atas, Anda harus menghubungi dokter hewan Anda.

Pemeriksaan rutin seiring bertambahnya usia kucing Anda juga dapat membantu mengenali tanda-tandanya lebih awal.

Layanan panggil dokter hewan ke rumah bersama Pet-Care hadir untuk membantu Anda dalam penanganan anabul kesayangan Anda.

Hubungi Call-Center atau unduh aplikasi Pet-Care untuk keterangan lebih lanjut.

Butuh Dokter Hewan Terdekat? Yuk Intip Layanan Dokter Hewan di Denpasar, Bali

Butuh layanan dokter hewan di kota Denpasar terdekat? Intip layanan yang disediakan dokter hewan terdekat berikut!

Menurut Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), saat ini Indonesia memiliki 20.000 tenaga dokter hewan.

Untuk di Denpasar, Bali sendiri memiliki banyak dokter hewan yang aktif beroperasi hampir di seluruh daerah.

Anda dapat menemukan berbagai praktik mandiri dokter hewan dan klinik dokter hewan yang sering dijumpai di Denpasar.

Permintaan akan dokter hewan yang memiliki layanan panggil ke rumah di era pandemi ini cukup meningkat.

Anda dapat menggunakan layanan tersebut bersama Pet-Care dengan menghubungi Call-Center atau unduh aplikasinya.

Dokter Hewan Denpasar

Terdapat berbagai masalah kesehatan hewan peliharaan yang sering terjadi, salah satunya adalah obesitas.

Selain itu, kesehatan dan kebersihan hewan peliharaan seringkali kurang diperhatikan bagi sebagian pemilik hewan peliharaan.

Apabila tidak dijaga, maka risiko tertular maupun menularkan kuman, bakteri, parasit, maupun virus akan sangat tinggi.

Oleh karena itu, membawa hewan peliharaan kesayangan Anda rutin check up ke dokter hewan sangatlah penting.

Untuk membantu perawatan anabul kesayangan Anda, layanan dokter hewan Denpasar berikut bisa menjadi opsi.

  • Layanan Kesehatan

Merawat anabul kesayangan tentunya diperlukan perawatan yang optimal.

Banyak klinik hewan yang menyediakan layanan seperti pertolongan pertama pada hewan, diagnosis dan pengobatan penyakit, pemeriksaan laboratorium, operasi ringan, serta salon atau grooming hewan.

Selain itu, Anda juga dapat menitipkan hewan peliharaan Anda maupun mendapatkan surat keterangan dokter hewan berdasarkan hasil uji laboratorium.

  • Layanan Konsultasi

Tidak hanya layanan kesehatan, Anda juga dapat konsultasikan perihal anabul kesayangan Anda kepada dokter hewan pilihan Anda.

Terdapat berbagai hal yang dapat Anda konsultasikan, seperti kesehatan hewan peliharaan, makanan yang sebaiknya dikonsumsi maupun dihindari, gizi dan diet hewan peliharaan, vitamin dan obat, cara perawatan anabul, hingga langkah-langkah preventif terhadap penularan penyakit.

Hal ini akan membantu dan mendukung Anda dalam perawatan anabul kesayangan Anda.

  • Layanan Vaksinasi

Tidak hanya manusia, namun hewan juga perlu divaksin untuk terhindar dari penyakit.

Hewan peliharaan seperti kucing maupun anjing dapat disuntik vaksin, seperti vaksin anti rabies, maupun vaksin lainnya.

Vaksinasi ini akan menekan jumlah hewan peliharaan yang sakit maupun mati karena terinfeksi bakteri maupun virus.

Dengan memanfaatkan layanan-layanan yang banyak dijumpai pada layanan dokter hewan Denpasar ini, Anda tidak perlu khawatir akan kesehatan anabul kesayangan Anda.

Untuk menggunakan layanan dokter hewan terdekat, Anda dapat dengan mudah panggil dokter hewan ke rumah.

Bersama dokter hewan Pet-Care, Anda dapat menghubungi Call-Center atau unduh aplikasi Pet-Care untuk mendapatkan informasi selengkapnya.

Hewan Kesayangan Anda Sakit? Berikut Fakta dan Layanan Dokter Hewan Surabaya

Anda berdomisili di Kota Pahlawan dan segera membutuhkan tindakan dokter hewan? Ini fakta dan layanan dokter hewan Surabaya.

Memilih untuk mengadopsi hewan peliharaan bukanlah hal yang sepele.

Hewan peliharaan perlu diajak untuk terbiasa dengan lingkungan tempat tinggal manusia agar dapat memberikan suasana berbeda bagi peliharaan Anda.

Beberapa kebutuhan seperti pemeriksaan menyeluruh perlu dilakukan secara berkala.

Namun Anda pecinta hewan tidak usah khawatir, karena layanan Pet-Care sudah tersebar di Jawa dan Bali.

Cukup dengan hubungi Medi-Call Pet-Care Services, dokter hewan bersertifikasi bisa datang ke lokasi Anda.

Anda juga dapat menggunakan Pet-Care yang dapat diunduh melalui Play Store.

Dokter Hewan Surabaya

Dokter hewan di Indonesia terbilang cukup langka.

Menurut data dari PDHI (Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia) per 2020, dari seluruh  permintaan akan dokter hewan, angka dokter hewan di Indonesia hanya mencapai 30%-nya saja atau sekitar 20ribu.

Bagaimana yang terjadi di Surabaya? Simak poin-poin berikut ini.

  • Sekolah kedokteran hewan pertama ada di Surabaya

Pada 1861, Pemerintahan Belanda mendirikan sekolah pertama di Surabaya.

Sekolah tersebut bernama Inlandsche Veeartsen School (IVS) dan menerima penduduk Nusantara.

IVS didirikan oleh Belanda dalam rangka memenuhi kebutuhan hewan ternak esensial seperti kuda.

9 tahun berdiri, IVS diberhentikan karena hanya membuahkan beberapa lulusan saja.

Kebutuhan dokter hewan pada saat itu cukup tinggi, mengingat wabah sampar sapi dan penyakit mulut dan kuku harus segera ditangani.

Menjawab hal tersebut, pada 1914 didirikan kembali sekolah kedokteran hewan dengan nama Nederlands Indische Veeartzen School (NIVS).

  • Dokter hewan Surabaya terbaik ada di sini

Jumlah dokter hewan di Surabaya berdasarkan data Rumah Sakit Hewan Jawa Timur adalah 8 personil.

Tentunya, data tersebut membuat sebagian pet owner merasa kesulitan dalam mencari tempat layanan yang tepat.

Untuk menjawab kekhawatiran Anda, Pet-Care menghadirkan dokter hewan terbaik yang telah memiliki Surat Tanda Register, Surat Izin Praktik dan Sertifikat Perawatan hewan kesayangan.

Tidak usah bimbang, panggil dokter hewan terdekat ke lokasi Anda sekarang.

  • Layanan dokter hewan Surabaya

Kompleksitas yang terjadi di wilayah perkotaan memaksa sebagian masyarakat menggeluti berbagai aktivitas.

Seiring dengan perkembangan teknologi digital, kompleksitas dan spesialisasi tidak menjadi hambatan.

Berbagai perusahaan, khususnya di bidang kesehatan, berupaya untuk meningkatkan fleksibilitasnya.

Misalnya saja Pet-Care dengan layanan dokter hewan ke rumah atau on call.

Layanan yang disediakan di antaranya vaksinasi lengkap anjing dan kucing, suntik rabies, pemeriksaan rutin, dan masih banyak lagi.

Sebagai pecinta hewan, Anda tidak perlu khawatir lagi dalam menentukan pelayanan terbaik bagi hewan kesayangan.

Konsultasi kini menjadi lebih mudah dengan hubungi Medi-Call Pet-Care Services atau dengan gunakan aplikasi Pet-Care pada ponsel pintar Anda.