Category: HEALTH

Waspada Bahaya Salmonella pada Anjing

Salmonella adalah bakteri yang menginfeksi saluran pencernaan dan dapat menyebabkan diare parah pada manusia. Pada anjing, infeksi salmonella (disebut salmonellosis). 

Tidak banyak kasus terjadi dan seringkali tidak menunjukkan gejala, kecuali anjing tersebut memiliki sistem kekebalan yang lemah atau masih anak-anak.

Sebagian besar bakteri salmonella pada anjing menempel pada inang, artinya anjing yang terinfeksi tidak akan menularkan hewan lain. Sebagai contoh, sapi yang terinfeksi salmonella tidak akan membuat anjing yang sehat menjadi sakit, dan sebaliknya.

Meskipun penyakit akibat salmonella jarang terjadi pada anjing, risikonya dapat meningkat ketika daging mentah yang tidak diolah dengan baik menjadi makanan anjing.

Ketika anjing terinfeksi salmonella akan mengalami diare, dehidrasi, sepsis, bahkan kematian jika tidak diobati. Pemilik harus segera menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care anjing anda akan segera mendapat penanganan. 

Gejala Salmonella pada Anjing

Salmonella pada anjing dapat menyebabkan penyakit pada  sistem tubuh, gejalanya paling sering terlihat ketika mengganggu saluran pencernaan. Gejala salmonellosis meliputi:

– Diare tiba-tiba yang parah

– Diare berdarah (hematochezia)

– Muntah

– Lesu

– Demam

– Penurunan nafsu makan, dengan atau tanpa kehilangan berat badan

– Dehidrasi

Penyebab Salmonella pada Anjing

Biasanya, salmonella ditularkan ketika anjing menelan kotoran dari hewan yang terinfeksi atau produk yang terkontaminasi oleh bakteri. 

Anjing di lingkungan pertanian berisiko lebih tinggi terinfeksi, begitu pula anjing yang diet  dengan daging mentah. 

Gangguan ringan biasanya tidak memerlukan perhatian medis, namun sebagai pemilik hewan kita harus memantau gejala yang muncul pada anjing dengan.

Salmonellosis sulit didiagnosa karena gejala yang sama dengan penyakit lain. Selain itu, anjing sering tidak menunjukkan gejala. 

Pengobatan dan Pemulihan Salmonella pada Anjing

Seperti banyak penyebab peradangan saluran pencernaan lainnya, pengobatan salmonellosis sebagian besar berupa perawatan pendukung, yaitu:

– Hidrasi dengan terapi cairan

– Mengendalikan mual dan muntah

– Mencegah infeksi/detoksifikasi darah dengan antibiotik

Beberapa penderita mungkin memerlukan perawatan yang lebih intensif, seperti penggunaan tabung makanan, obat penekan demam, probiotik, atau transplantasi tinja untuk mengembalikan flora usus yang normal.

Pemulihan tergantung pada tingkat keparahan infeksi. Kasus ringan mungkin akan mendapat perawatan pendukung selama beberapa hari, sementara anjing dengan infeksi lanjutan dan infeksi darah mungkin memerlukan beberapa minggu perawatan intensif termasuk cairan intravena, antibiotik, dan tabung makanan.

Anjing dapat menyebarkan salmonella kepada manusia melalui feses atau saliva, sehingga penyakit ini menjadi zoonosis yang perlu diperhatikan. 

Pencegahan penting dilakukan untuk menghindari salmonellosis termasuk memberikan makanan yang diolah dengan baik, menghindari makanan mentah, dan memasak daging secara sempurna sebelum memberikannya kepada hewan peliharaan.

Jika anjing anda menunjukan gejala salmonellosis, segera bawa ke dokter hewan terdekat atau hubungi  call center Pet Care untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.

Kenali Demam pada Kucing dan Cara Pengobatannya

Demam pada kucing dapat menjadi tanda masalah yang serius. Kucing adalah hewan peliharaan yang menawan dan penuh karakter. Namun, seperti manusia, mereka juga dapat mengalami masalah kesehatan, termasuk demam. 

Cara Mengidentifikasi Demam pada Kucing

Penting untuk mengenali tanda demam pada kucing. Selain mengamati gejala seperti kurangnya aktivitas dan nafsu makan, kita juga dapat mencurigai adanya demam jika kucing terasa lebih hangat saat disentuh daripada biasanya. 

Cara terbaik untuk mengonfirmasi demam adalah dengan mengukur suhu tubuhnya. Gunakan termometer rektal atau termometer telinga yang dirancang khusus untuk hewan peliharaan.

Penggunaan termometer rektal lebih akurat daripada suhu aural (telinga) dan bisa dilakukan dengan mudah jika kucing relatif tenang. Pastikan untuk mengikuti petunjuk pada termometer untuk menentukan kapan pembacaan selesai. Ingatlah bahwa termometer yang digunakan pada hewan tidak boleh digunakan pada manusia.

Penyebab Demam pada Kucing

Ada banyak penyebab potensial demam pada kucing, termasuk:

1. Infeksi bakteri, virus, atau jamur yang mempengaruhi organ dalam tubuh kucing.

2. Parasit dapat menyebabkan demam pada kucing.

3. Beberapa jenis kanker juga dapat memicu demam.

4. Penyakit autoimun yang melibatkan sistem kekebalan tubuh yang berubah menjadi penyebab demam.

5. Trauma kecelakaan atau cedera fisik serius dapat menyebabkan demam.

6. Beberapa obat mungkin memiliki efek samping berupa demam.

Ketika Anda merasa kucing mengalami demam, penting untuk menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care, dokter hewan akan melakukan langkah-langkah berikut:

1. Dokter hewan akan meminta riwayat kesehatan kucing dan gejala yang dialaminya.

2. Dokter hewan akan memeriksa kucing secara fisik, termasuk pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer rektal atau telinga.

3. Jika pemeriksaan fisik tidak cukup untuk menentukan penyebab demam, dokter hewan dapat merekomendasikan tes darah, tes virus seperti Feline Leukemia Virus (FeLV) dan Feline Immunodeficiency Virus (FIV), serta tes urinalisis dan lainnya.

4. Dalam beberapa kasus, dokter hewan mungkin perlu melakukan rontgen atau ultrasonografi (USG) untuk mencari kelainan pada organ atau tulang.

Pengobatan dan Pemulihan Deman pada Kucing

Pengobatan demam pada kucing tergantung pada penyebabnya. Jika penyebab demam sudah diketahui, dokter hewan akan mengobati penyebabnya. 

Selain itu, langkah-langkah pengobatan yang mungkin dilakukan meliputi:

1. Kucing mungkin memerlukan cairan untuk mengatasi atau mencegah dehidrasi.

2. Dokter hewan dapat meresepkan obat untuk meredakan gejala dan menurunkan suhu tubuh.

3. Pemberian dukungan nutrisi mungkin diperlukan jika kucing kehilangan nafsu makan.

4. Kucing yang mengalami demam yang sangat tinggi atau menolak makan dan minum mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk perawatan dan pemantauan yang lebih ketat.

Banyak kucing akan pulih dari demam dengan perawatan yang tepat dalam satu hingga lima hari, kecuali jika penyebabnya sangat serius. 

Demam yang dialami kucing adalah masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh pemilik hewan. Cara terbaik untuk mengenali gejala demam adalah dengan mengukur suhu tubuh kucing menggunakan termometer atau mengecek suhu telinga kucing.

Pengobatan demam pada kucing dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang serius. Oleh karena itu, pemilik kucing harus selalu mengawasi kesehatan dan segera menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care dengan menghubungi call center.

Dengan perawatan yang tepat penanganan yang cepat, kucing dapat sembuh dari demam dan menjalani kehidupan yang sehat serta bahagia.

Kenali Gejala dan Pencegahan Stres pada Anjing

Stres tidak hanya dialami oleh manusia saja, tetapi juga bisa dialami pada anjing kesayangan kita. Lalu, apa yang membuat stres pada anjing? Apa yang harus dilakukan jika anjing stres?

Stres adalah masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi  respon fisik dan psikologis. Ini adalah reaksi alami yang dapat terjadi pada anjing ketika merasa tidak nyaman, cemas, atau tidak aman.

Untuk memastikan kesehatan psikis anjing anda, penting untuk memahami gejala stres pada anjing. Sebagai pemilik perlu mengenali apa yang membuat anjing stres. Oleh karena itu, mari simak pembahasan berikut:

Cara Mengenali Gejala Stres pada Anjing

Pertama, perubahan perilaku dapat menjadi indikasi stres pada anjing. Jika mereka tiba-tiba menjadi cemas atau agresif, dapat menjadi tanda stres. 

Selain itu, anjing yang biasanya aktif berubah menjadi lemas dan kurang semangat bisa menjadi tanda lainnya.

Kedua, perubahan fisik terjadi ketika anjing mengalami stres. Gejala fisik yang dapat dikenali seperti diare, muntah, gugup atau kerontokan bulu yang tidak wajar.

Ketiga, ketika stres anjing akan mengisolasi diri dengan cara mencari tempat yang tersembunyi untuk menghindari interaksi dengan pemiliknya. 

Keempat, penurunan nafsu makan adalah akibat dari stres. Jika anjing tidak nafsu makan atau menolak makan, ini bisa menjadi indikasi stres. Jika ini dibiarkan, maka dapat menyebabkan penurunan berat badan.

Kelima, anjing yang stres seringkali terlihat gelisah dengan melakukan gerakan tidak teratur, gemetar, atau menggigit diri sendiri.

Apa yang harus dilakukan jika anjing stres? Jika anjing anda mengalami gejala stres segera hubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care, dokter hewan akan segera datang ke rumah anda untuk melakukan pemeriksaan terhadap anjing anda.

Sebagai pemilik tentunya tidak ingin anjing anda mengalami stres. Oleh karena itu, pencegahan sejak dini dapat anda lakukan mulai sekarang. Apa yang harus anda lakukan jika anjing stres?

Cara Pencegahan Stres pada Anjing

1. Ciptakan lingkungan yang aman. Pastikan anjing anda memiliki lingkungan yang aman dan nyaman, termasuk memberikan tempat berlindung dan area yang tenang.

2. Berikan latihan fisik dan mental. Aktivitas fisik dan mental yang cukup, penting untuk mengatasi stres pada anjing. Dengan mengajak berjalan-jalan, bermain dan latihan dapat membantu meredakan kecemasan.

3. Gunakan terapi musik. Dengan mendengarkan musik akan menenangkan anjing yang stres .

4. Lakukan latihan desensitisasi. Untuk anjing yang stres terhadap situasi tertentu, seperti takut dengan manusia atau menghindari interaksi dengan anjing lain, latihan desensitisasi dapat membantu meredakan kecemasan mereka secara bertahap.

5. Konsultasikan dengan dokter hewan terdekat. Jika anjing menunjukan tanda stres yang parah dan terus-menerus, konsultasikan dengan dokter hewan melalui layanan Pet Care. 

Ingatlah bahwa setiap anjing adalah individu dengan kebutuhan dan toleransi stres yang berbeda. Kenali anjing anda dengan baik dan berikan perhatian khusus terhadap perubahan perilaku dan kesehatannya untuk mengatasi stres.

Obesitas Sebagai Penyakit Berbahaya Bagi Kucing dan Anjing

Obesitas adalah salah satu masalah kesehatan yang jarang diperhatikan pada kucing dan anjing. Obesitas adalah kondisi dimana kucing dan anjing memiliki berat yang berlebihan, yaitu 30 persen di atas berat badan ideal. Hal ini dapat terjadi ketika lebih banyak mengkonsumsi kalori daripada yang dibutuhkan. Ketika berat kucing dan anjing 30 persen diatas berat badan ideal akan mengalami perubahan metabolisme, sistem organ tidak berfungsi, dan penurunan umur. Obesitas bukan hanya masalah keindahan fisik kucing dan anjing, tetapi berdampak negatif pada kesehatan.

Obesitas memerlukan rencana diet dan perawatan yang matang. Hal ini untuk meminimalisir kegagalan penurunan berat badan dan menjaga kesehatan kucing dan anjing.Ketika kucing dan anjing mengalami obesitas, jangan terburu-buru untuk melakukan diet apalagi tanpa pengawasan dokter hewan. Jika tidak melakukan konsultasi dikhawatirkan dengan diet ketat yang dijalani akan menghilangkan massa otot dan regulasi metabolisme kucing dan anjing. Oleh karena itu jangan terburu-buru melakukan diet tanpa pengawasan dokter hewan. 

Konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter hewan agar kesehatan dan berat badan kucing dan anjing kesayangan dapat terpantau secara menyeluruh. Anda juga dapat segera menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care, dokter hewan akan datang ke rumah anda, untuk konsultasi lebih lanujut tentang masalah Obesitas pada kucing dan anjing.

Mencegah Obesitas pada Anjing

Sebagai pemilik tentunya tidak ingin hal ini terjadi pada kucing dan anjingnya. Oleh karena itu, berikut tindakan pencegahan obesitas pada kucing dan anjing:

1. Jogging atau jalan-jalan dengan kucing dan anjing selama beberapa menit dalam seminggu.

2. Bermain lempar tangkap atau melakukan aktivitas fisik selama beberapa menit per harinya. Olahraga yang teratur dapat membakar kalori lebih banyak, mengurangi nafsu makan, membentuk massa otot dan meningkatkan metabolisme kucing dan anjing.

3. Mengukur jumlah makanan yang tepat dan sehat yang disetujui oleh dokter hewan. Makanan harus mengandung serat yang mudah dicerna, sehingga mencegah kerusakan kulit dan bulu selama diet.

4. Periksa berat badan  kucing dan anjing secara rutin. Dengan melakukan pemeriksaan bersama dokter hewan terpercaya, program diet yang sehat dan sukses bisa terwujud.

Melindungi kucing dan anjing dari obesitas adalah tindakan penting untuk memastikan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka. Dengan perhatian tepat, pola makan sesuai dan aktivitas fisik yang cukup akan membantu mencegah dan mengatasi obesitas. Sehingga, hewan kesayangan akan menikmati masa tua yang aktif dan bahagia.

Waspada! Ini Tanda Anjing Alergi Pada Makanan

Alergi makanan adalah hal umum yang sering terjadi pada anjing. Apabila anjing mengalami alergi, sistem kekebalan tubuh mereka akan bereaksi berlebihan dan menghasilkan antibodi terhadap zat yang biasanya dapat di toleransi. Sebagian besar anjing yang terkena alergi, sebenarnya alergi terhadap protein tertentu.

Reaksi alergi terhadap suatu makanan, antibodi akan melawan beberapa bagian makanan. Hal ini akan menyebabkan gatal, kemerahan, dan bengkak pada wajah.

Lantas, apa saja tanda anjing alergi pada makanan? Dan bagaimana cara mendiagnosisnya? Dalam artikel ini, anda akan segera mengetahuinya!

Tanda Anjing Alergi Pada Makanan

Berikut tanda anjing alergi pada makanannya :

  1. Gatal pada kulit, cakar, atau telinga
  2. Gangguan pencernaan seperti muntah atau diare
  3. Penurunan berat badan dan kekurangan energi
  4. Kemerahan pada kulit dan telinga
  5. Pembengkakan pada wajah

Alergi makanan yang paling umum pada anjing adalah protein, terutama yang berasal dari susu, daging sapi, ayam, telur ayam, gandum, atau kedelai. Setiap kali hewan peliharaan makan makanan yang mengandung zat ini, antibodi akan berekasi dengan antigen dan timbul gejala. Protein memang penyebab paling umum, namun zat dan bahan tambahan lain juga dapat menjadi penyebabnya.

Cara Mendiagnosis Anjing Alergi pada Makanannya

Anjing diadiagnosis menderita alergi pada makanannya ketika mereka sudah melakukan pemeriksaan fisik, tanda-tanda klinis, dan respons mereka terhadap uji coba makanannya. Menurut vcahospitals.com, dokter hewan biasanya akan menyarankan agar anda menyelesaikan uji coba makanan yang berlangsung selama 8 hingga 12 minggu dan harus diikuti seperti yang ditentukan. Jangan memberikan cemilan atau makanan lain yang mengganggu hasil uji coba makanan, termasuk pemberian suplemen, vitamin beraroma atau pencegah parasit tertentu.

Jika gejala alergi anjing sembuh ketika menjalani uji coba makanan, selanjutnya lakukan uji coba dengan memperkenalkan kembali makanan lama anjing anda. Jika gejala anjing anda sembuh dengan uji coba makanan dan kembali dalam waktu satu minggu setelah uji coba makanan, maka anjing anda didiagnosis secara pasti menderita alergi makanan.

Dilansir dari PetMD, ada berbagai cara untuk melakukan uji coba makanan:

  • Diet protein terhidrolisis yang diresepkan.

Diet ini memecah protein menjadi partikel-partikel kecil sehingga tidak dapat berikatan dengan reseptor dan memulai respons imun.

  • Diet eliminasi

Diet ini memiliki satu sumber protein/karbohidrat. Diformulasikan oleh ahli gizi hewan atau diet rumahan yang dibuat dengan arahan dokter hewan.

Uji coba makanan atau diet eliminasi adalah cara terbaik untuk mendiagnosis alergi. Sebagian besar diet eliminasi tidak cocok untuk pemberian makanan jangka panjang dan hanya digunakan untuk mendiagnosis alergi makanan.

Alergi makanan tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikelola dengan baik dalam jangka panjang dengan terapi diet yang tepat. Hidari bahan-bahan yang menyebabkan alergi, pastikan untuk memperhatikan label makanan pada anjing, terutama pada cemilannya. Anda juga dapat segera menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care, dokter hewan akan datang ke rumah anda.

Mata Kucing Katarak : Penyebab dan Cara Mengobatinya

Jika anda melihat kucing anda tampak berhati-hati saat bergerak, ragu keluar rumah, atau melompat di atas kursi, bisa saja mata kucing menderita katarak. Hal ini dapat terjadi ketika kucing sudah berusia lebih dari 10 tahun. Katarak pada kucing memang jarang terjadi, namun ini termasuk penyakit serius yang harus ditangani segera agar kucing tidak mengalami kebutaan.

Katarak dapat menyerang salah satu mata atau kedua mata. Penyakit ini dipicu oleh penuaan, peradangan, penyakit, atau masalah kesehatan lainnya. Mata kucing akan terlihat keruh sehingga cahaya tidak dapat masuk ke retina, dan akhirnya gangguan penglihatan pun terjadi.

Lantas, apa saja tanda, penyebab, dan bagaimana cara mengobati mata kucing katarak? Yuk simak penjelasannya di bawah!

Gejala Mata Kucing Katarak

Kucing yang mengalami katarak biasanya akan menunjukkan gejala fisik dan perilaku seperti berikut :

  • Perubahan warna iris mata menjadi keruh dan kabur
  • Tersandung kakinya sendiri
  • Menabrak dinding atau funitur
  • Kesulitan menemukan tempat makanannya dan kotak kotorannya
  • Menunjukkan tanda stres atau cemas

Penyebab Mata Kucing Katarak

Penyebab paling umum kucing katarak adalah karena peradangan di dalam mata (uveitis) yang disebabkan oleh infeksi, penyakit, atau trauma. Trauma sendiri seperti cendera yang tembus pada mata, dapat menyebabkan pembentukan katarak dini.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, walaupun kucing yang berusia di atas 10 tahun lebih sering mengalami katarak karena penuaan, kucing yang lebih muda atau anak kucing juga dapat terkena katarak.  Anak kucing yang kekurangan gizi dapat terkena katarak.

Kucing yang menjalani terapi radiasi untuk kanker pada wajah atau kepala mereka, dapat terkena katarak juga. Beberapa penyakit yang mendasari, karena tekanan darah tinggi dan diabetes, dapat dikaitkan dengan katarak pada kucing.

Bagaimana Cara Mengobati Mata Kucing Katarak?

Dokter hewan akan melakukan rencana penanganan yang tepat untuk kucing anda, tergantung dari kesehatan kucing, tingkat keparahan katarak, pemeriksaan darah, dan lokasi katarak. Apabila katarak diketahui sejak awal, maka akan semakin mudah menghentikan perkembangan katarak.

Meskipun tidak ada obat yang bisa menghilangkan katarak, terkadang obat diresepkan untuk menunda perkembangan katarak. Obat tetes mata antiinflamasi dapat digunakan untuk mengatasi uveitis dan mengurangi resiko tekanan tinggi pada mata.

Jika penyebabnya dikarenakan ada yang mendasari seperti hipertensi atau diabetes, dokter hewan akan menangani kelainan spesifik yang menyebabkan hilangnya penglihatan kucing anda.  Jika katarak sudah parah, mungkin pembedahan akan dilakukan untuk menyelamatkan atau memulihkan penglihatan.

Masa pemulihan mata pada kucing tergantung dari penanganannya. Apabila kucing menggunakan obat-obattan atau obat tetes, mereka harus sering diperiksa ke dokter hewan. Jika dilakukan pembedahan pada kucing, maka setelah mereka dioperasi harus melakukan janji temu dengan dokter hewan untuk memastikan kucing sembuh dengan baik.

Layanan dokter hewan ke rumah tersedia di Pet Care sehingga tidak perlu keluar. Anda dapat menghubungi call center Pet Care. Dokter hewan di Pet Care sudah berpengalaman dan anda juga dapat melakukan janji temu sesuai jadwal kucing anda.

Penyebab Mulut Anjing Bau dan Cara Mengatasinya

Sebagai bentuk kasih sayang, anda tentu sering mencium anjing anda. Namun, tiba-tiba mulut anjing anda mengeluarkan bau yang tidak sedap dan membuat anda tak nyaman.  Bau Mulut pada anjing sebenarnya menjadi tanda bahwa anjing anda mempunyai masalah kesehatan.

Lantas, apa penyebab mulut anjing bau dan bagaimana cara mengatasinya?

Penyebab Mulut Anjing Bau

1. Penyakit Gigi dan Gusi

Penyebab paling umum bau mulut yakni penyakit gigi dan gusi. Sebagian besar anjing biasanya akan mengalami penumpukan karang gigi, plak, atau radang gusi. Penyakit gigi berkembang apabila terjadi pertumbuhan bakteri yang berlebihan di dalam mulut. Karang gigi menyebabkan radang gusi sehingga apabila menumpuk dengan rambut atau kotoran lainnya, dapat menyebabkan bau mulut.

2. Penyakit Hati

Apabila anjing anda mengeluarkan bau mulut yang tidak sedap dan disertai dengan gejala lain seperti muntah dan diare, kemungkinan ia menderita penyakit hati. Bau mulut juga bisa disertai dengan menguningnya kulit atau mata ditambah penurunan berat badan, dan nafsu makan menurun.

3. Penyakit Ginjal

Ginjal mempunyai fungsi sebagai sistem penyaringan tubuh. Ketika mulut anjing berbau seperti air seni atau kotoran, itu bisa menjadi tanda bahwa ginjal mereka terganggu. Ginjal yang tidak berfungsi dengan baik untuk menyaring dan memproses racun juga bahan buangan, penumpukannya akan menyebabkan bau nafas yang tidak sedap.

4. Ada yang Tersangkut di Mulut Anjing

Anjing dikenal sangat gemar mengunyah mainan, tali, dan tongkat sehingga resiko ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokannya lebih besar. Bahan kain biasanya akan tersangkut diantara gigi, sedangkan tongkat atau mainan kunyah bisa saja tersangkut di langit-langit mulut anjing.

Cara Mengatasi Mulut Anjing Bau

Anda dapat mengatasinya dengan rutin menyikat gigi anjing anda. Sikatlah gigi dengan pasta gigi khusus anjing dan sikat gigi agar mencegah pembentukan plak. Anda juga dapat membeli produk untuk perawatan gigi yang berfungsi menghilangkan plak atau membuat anjing anda mengunyah produk tersebut sehingga gigi anjing anda dapat terjaga kesehatannya.

Anda juga dapat bertanya pada dokter hewan jenis produk kesehatan mulut yang direkomendasikan untuk membantu mencegah bau mulut pada anabul kesayangan. Jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan mulut anjing pada dokter hewan agar mereka dapat mendeteksi masalah kesehatan gigi dan kesehatan lainnya lebih awal.

Kini Pet Care menyediakan layanan konsultasi dokter hewan melalui call center Pet Care. Anda tidak perlu ke luar rumah karena di Pet Care dokter hewan akan datang ke rumah anda.

Muka Kucing Bengkak: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Muka kucing yang bengkak biasanya menjadi tanda ada masalah kesehatan di peradangan di dalam atau di bawah kulit. Anda dapat melihat pembengkakan di sekitar area mata atau hidung, terkadang bengkak juga terjadi di pipi atau dibawah dagu kucing. Hal ini tentu membuat pemilik kucing menjadi khawatir.

Penyebab bengkak dapat bervariasi dan ada yang bersifat serius sehingga mengancam nyawa. Sebaiknya segera bawa kucing ke dokter hewan agar mendapat penanganan lebih lanjut.

Lantas, apa saja penyebab muka kucing bengkak dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk simak pembahasannya dalam artikel di bawah ini!

Penyebab Muka Kucing Bengkak

1. Reaksi Alergi

Reaksi alergi merupakan penyebab paling umum dari penyebab muka kucing mengalami bengkak. Penyebab kucing mengalami alergi karena makanan, sengatan serangga, serbuk sari, debu, atau obat-obattan. Alergi pada kulit juga menyebabkan peradangan pada kulit yang berakibat bengkak.

2. Abses

Ada dua jenis abses yang menyebabkan pembengkakan pada kucing.

  • Abses Gigi

Plak dan karang gigi pada di bawah garis gusi menyebabkan infeksi bakteri yang akhirnya menyebabkan abses. Infeksi pada gusi memang dapat menyebabkan peradangan dan menyebabkan kerusakan tulang hingga menyebar ke jaringan lunak dan terjadilah pembengkakan. Anda dapat melihat perubahan dari wajah kucing anda yakni di bagian salah satu pipi kucing. Pembengkakan ini pada akhirnya akan memburuk, terasa sakit, dan bisa saja pecah jika tidak ditangani.

  • Abses Karena Trauma yang Terinfeksi

Ini dapat terjadi ketika kucing  digigit bagian wajahnya ketika mereka bertengkar dengan kucing lain atau hewan lain. Hewan lain bisa saja memiliki bakteri dalam mulutnya dan menembus kulit kucing anda dan berakibat infeksi.

3. Kanker Mulut

Kanker mulut sering terjadi pada kucing. Jenis yang paling umum adalah karsinoma sel skuamosa dan melanoma. Keduanya tumbuh dengan cepat dan agresif sehingga menyebabkan pembengkakan pada wajar. Pembengkakan teradi pada salah satu pipi kucing, namun dapat berkembang dan mempengaruhi kedua pipi. Kucing akan kesulitan makan, mengeluarkan air liur berlebihan, dan memiliki bau mulut.

Cara Mengatasi Muka Kucing Bengkak

Mengatasi pembengkakan pada muka kucing tergantung penyebabnya. Anda harus memeriksa kondisi kucing anda ke dokter hewan sesegera mungkin. Apabila kucing Anda menderita reaksi alergi, dokter hewan biasaya akan memberi steroid yakni obat untuk mengatasi peradangan dan antihistamin jika reaksi alerginya muncul. Namun, jika alerginya parah dan mempengaruhi pernapasan kucing, mereka membutuhkan penanganan segera dari dokter hewan.

Apabila penyebabnya abses gigi, maka kucing membutuhkan obat pereda nyeri dan antibiotik setelah operasi. Gigi biasanya perlu dicabut untuk mencegah bakteri menyebar. Sedangkan untuk abses trauma, dokter hewan akan membersihkan dan mengeringkan luka. Dokter hewan juga akan memberikan antibiotik dan obat penghilang rasa sakit.

Untuk kanker mulut, dokter hewan akan melakukan pemeriksaan mulut secara menyeluruh. Mereka akan menentukan seberapa parah kanker di mulut kucing dengan bantuan CT scan atau sinar-X. Mengatasi kanker mulut tergantung dari jenisnya dan seberapa jauh kanker telah menyebar.

Pet Care menyediakan layanan konsultasi dokter hewan ke rumah. Anda dapat menghubungi call center Pet Care.

Kucing Lesu : Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kucing dikenal sebagai hewan yang aktif dan tingkah yang menggemaskan, namun mereka terkadang menunjukkan sikap lesu. Hal itu tentu saja membuat pemiliknya bingung dan khawatir. Kucing terlihat tidak bersemangat dan kehabisan energi.

Kucing yang lesu akan terlihat melepaskan diri dari interaksi dan aktivitas normal yang biasa ia lakukan akan berubah. Ini adalah tanda umum yang menunjukkan bahwa kucing bisa saja mengalami masalah kesehatan.

Dalam artikel ini akan dibahas beberapa penyebab dan bagaimana cara mengatasi kucing lesu. Yuk simak sampai habis!

Penyebab Kucing Lesu

  • Vaksinasi

Kucing terlihat tidak bersemangat setelah disuntik karena respons kekebalan tubuh terhadap komponen vaksin. Sistem kekebalan tubuh kucing akan aktif untuk menghasilkan antibodi yang menyebabkan penurunan energi pada kucing. Biasanya kucing akan kembali aktif setelah sehari atau dua hari, namun segera bawa ke dokter apabila kuing menunjukkan tanda-tanda sakit.

  • Infeksi

Lesu adalah tanda umum masalah kesehatan kucing. Hampir semua masalah kesehatan dapat membuat kucing tidak bersemangat, seperti masalah infeksi (bakteri, virus, atau jamur).

  • Depresi

Sama seperti manusia, kucing juga dapat mengalami depresi. Kucing yang depresi dapat mempengaruhi perilaku dan suasana kucing. Depresi dapat terjadi dikarenakan masalah kesehatan, perubahan lingkungan, atau kehilangan teman bermain.

  • Nyeri atau Sakit

Kucing yang sakit akan sulit melakukan aktivitasnya. Mereka akan lebih banyak berbaring dan memilih tidak bergerak.

  • Stres dan Cemas

Kucing adalah hewan yang sensitif. Perubahan pada lingkungan, gangguan pada kebiasaannya, dan peristiwa yang membuat stres dan cemas, dapat mengakibatkan mereka lesu. Hal-hal seperti pindah rumah atau adanya hewan peliharaan baru dapat membuat mereka stres dan cemas.

Cara Mengatasi Kucing Lesu

Kucing yang lesu tidak boleh diabaikan. Jika anda melihat kucing terus terlihat tidak bersemangat dan ditambah dengan gejala kesehatan lainnya seperti muntah, sesak napas, atau diare yang parah, anda harus segera membawanya ke dokter hewan agar diberikan penanganan yang tepat.

Apabila kucing terlihat lesu tanpa menunjukkan masalah kesehatan lainnya, anda dapat memberikan mereka sedikit waktu untuk melihat perilakunya kembali normal dengan sendirinya. Anda dapat memperhatikan aktivitasnya dan tingkat energinya, lalu hubungi dokter hewan untuk diperiksa lebih lanjut apabila makin parah.

Berikan kucing tempat yang tenang, akses yang mudah ke kotak pasir, dan beri makan dan minum yang cukup sehingga kucing tidak stres. Jika masih tidak membaik dalam satu atau dua hari segera hubungi dokter hewan terdekat.

Kini Pet Care menyediakan layanan dokter hewan ke rumah, anda dapat menghubungi call center Pet Care. Segera hubungi dokter hewan terdekat agar kucing anda kembali aktif bermain dengan anda!

Kenapa Kucing Suka Menjilati Bulunya? Berikut Alasannya!

Sebagai pemilik kucing, anda tentu memperhatikan tingkah anabul kesayangan anda. Kucing seringkali menunjukkan tingkah yang menggemaskan, salah satunya kucing suka menjilati bulunya sehingga kucing dikenal rajin merawat diri.

Banyak orang beranggapan bahwa ketika kucing menjilati bulunya, itu artinya mereka sedang membersihkan diri. Hal itu memang benar, tetapi ada alasan lain kucing suka menjilati bulunya.

Apa saja? Yuk simak alasannya dalam artikel di bawah ini!

Alasan Kucing Suka Menjilati Bulunya

Kucing menjilati bulunya tidak hanya untuk membersihkan diri saja, ada beberapa alasan kesehatan lainnya :

1. Relaksi Diri

Jika anda melihat kucing sedang membersihkan diri, anda mungkin melihat bagaimana pola ketika kucing fokus merawat dirinya dengan lengkap. Kucing akan mulai dengan dari menjilat cakarnya dan mengusapkannya ke telinga dan wajah, sebelum akhirnya ke seluruh tubuhnya. Proses ini menenangkan bagi kucing dan mereka sangat menikmati proses ini.

2. Merangsang Sirkulasi

Lidah kucing ditutupi oleh bulu-bulu kecil. Bulu-bulu kecil ini memiliki peran bagaikan sikat rambut yang digosok pada kulit kepala manusia.

3. Mendinginkan Diri Sendiri

Air liur kucing membantu mereka mendinginkan diri sendiri. Kucing hanya memiliki kelenjar keringat di kulit kaki mereka sehingga mereka mengandalkan air liur pada bulunya.

4. Untuk Melindungi Diri dari Parasit dan Kotoran

Lidah kucing berduri dan unik yang membantu menghilangkan kotoran dari bulu mereka. Lidah mereka akan merangsang kelenjar sebaceous yang terletak di pangkal setiap rambut.

Menjilati akan menyebarkan sebum ke seluruh lapisan bulu untuk melumasi dan melindungi bulu dan membuatnya bersinar. Hal ini juga menghilangkan bulu yang rontok dan mencegah bulu kusut, serta menghilangkan kotoran dan parasit seperti kutu.

5. Untuk Menjaga Kebersihan Luka

Air liur mereka diduga mengandung enzim yang bermanfaat menjadi antibiotik alami. Saat kucing menjilati luka, itu artinya mencoba mencegah infeksi. Segera berikan penangan yang tepat pada kucing jika mereka mengalami cedera.

Apabila Kucing Menjilat Bulunya Dengan Agresif

Ingat bahwa sebagian kucing menghabiskan antara 30 hingga 50 persen waktunya untuk merawat diri.  Namun, apabila kucing tampak menjilati diri sendiri tanpa henti dan berlebihan, ada kemungkinan anda harus membawa kucing ke dokter hewan. Kucing yang terlalu sering menjilati bulunya dapat menyebabkan kucing mengalami kebotakan dan luka pada kulit.

Kucing juga bisa saja menunjukkan bahwa adanya gangguan dari kutu, parasit, atau gangguan psikologis. Stres sering membuat kucing menjadi berbeda, hal ini bisa terjadi karena pindah rumah, renovasi rumah, adanya hewan baru, atau anggota keluarga baru.

Pet Care menyediakan layanan konsultasi dokter hewan ke rumah dengan menghubungi call center Pet Care. Anda dapat melakukan janji temu terlebih dahulu dengan dokter hewan dengan mudah dan cepat.