Category: HEALTH

Tungau Telinga Pada Kucing : Gejala dan Cara Mengobatinya

Hama seperti tungau sering kali menyerang hewan peliharaan termasuk kucing. Tungau dapat menyebabkan kucing menggaruk telinganya terus bahkan dapat menyebabkan iritasi parah. Hama ini tinggal di permukaan saluran telinga kucing.

Lantas apa saja gejala dan bagaimana cara mengobati tungau telinga pada kucing?

Gejala Tungau Telinga Pada Kucing

Tungau memang memiliki ukuran yang kecil, tetapi anda dapat memperhatikan tanda yang ditinggalkan oleh tungau. Tungau dapat mempengaruhi satu atau kedua telinga. Berikut gejala yang akan terlihat pada kucing saat terkena tungau :

  • Kemerahan di telinga kucing
  • Kerak di ujung telinga kucing
  • Sering menggaruk telinga
  • Kucing sering menggelengkan kepala
  • Kotoran telinga berwarna gelap

Penyebab umum tungau telinga pada kucing yakni tertular dari hewan lain. Kucing yang sering berinteraksi dengan hewan lain atau sering berada di luar ruangan dapat terkena tungau.

Kondisi kandang yang tidak sehat juga dapat menjadi penyebab kucing terkena tungau. Oleh karena itu, sebagai pemilik hewan peliharaan anda harus rutin membersihkan kandang kucing.

Cara Mengobati Tungau Telinga Pada Kucing

Cara pertama yang dapat anda lakukan yakni membersihkan telinga kucing. Bersihkan penumpukan kotoran dan bilas dengan lembut. Gunakan obat pembersih telinga khusus kucing lalu teteskan ke dalam lubang telinga kucing.

Jika anda khawatir merusak gendang telinga kucing, sebaiknya bawa ke dokter hewan. Dokter hewan akan memberikan penanganan dan resep yang tepat untuk kucing kesayangan. Dokter hewan bisa saja memberikan obat suntik tambahan jika diperlukan. Obat tungau telinga kucing tersedia dalam bentuk oles atau suntikan.

Anda sebaiknya memeriksa kembali kucing dalam waktu satu atau dua minggu kemudian untuk memastikan tungau sudah hilang. Dokter hewan akan memberikan langkah selanjutnya yang tepat untuk kucing kesayangan.

Tungau sebenarnya dapat dicegah. Anda dapat memberikan perawatan anti parasit pada kucing anda. Jangan lupa untuk menjaga lingkungan sekitar kucing agar selalu bersih. Kucing sebaiknya tetap di dalam ruangan untuk mencegah tungau datang lagi.

Pet Care menyediakan layanan konsultasi dokter hewan ke rumah sehingga kucing anda tetap di dalam ruangan. Anda dapat menghubungi call center Pet Care.

Mata Kucing Berair : Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kucing juga memiliki air mata yang berfungsi untuk menjaga mata tetap lembab dan menghilangkan debu. Akan tetapi, apabila air mata keluar terlalu banyak atau disebut mata berair, hal ini menunjukkan bahwa kucing anda mengalami masalah infeksi di matanya.

Saat terlihat penumpukan air mata dan kotoran mata di sekitar mata atau kelopak mata maka dapat disimpulkan ada masalah di mata anabul anda. Kemudian muncul tanda lain dari kucing anda seperti bersin, bengkak pada kelopak mata, atau kucing menggosok mata terlalu sering.

Lantas, apa penyebab dan cara mengatasi kucing berair?

Penyebab Mata Kucing Berair

1. Infeksi Mata

Luka atau benda asing yang masuk ke dalam mata seperti kotoran atau debu dapat menimbulkan infeksi mata. Kondisi mata kucing berair bisa menjadi tanda kucing mengalami konjungtivitis. Konjungtivitis membuat mata kucing merah dan bengkak akhirnya membuat kucing anda tidak nyaman dan merasa kesakitan.

Mata berair bisa dialami anak kucing yang baru lahir dikarenakan induk kucing mengalami ingeksi vagina atau melahirkan di tempat tidak bersih.

2. Alergi

Alergi dapat menyebabkan mata kucing berair. Hal ini dapat terjadi saat kucing terkena debu, jamur, serbu sari tanaman, atau obat-obattan tertentu yang dapat mengiritasi mata.

3. Flu Kucing

Infeksi saluran pernapasan atas atau flu kucing dapat menjadi penyebabnya. Flu kucing bisa terjadi karena infeksi calicivirus atau virus herpes kucing. Keduanya dapat menyebabkan mata berair.

4. Ulkus Mata

Ulkus mata bisa menyebabkan produksi air mata berlebihan dan keluar lendir. Gejala ulkus mata bisa menyebabkan mata kucing memerah, sensitif pada cahaya, terlalu sering mengedip dan menggosokkan matanya.

5. Epifora

Produksi air mata yang berlebihan menandakan kucing mengalami epifora. Epifora terjadi saat ada masalah pengeringan dari mata ke hidung melalui saluran air mata. Saluran air mata kucing membengkak dan tersumbat akibat rhinitis (radang selaput hidung) atau sinusitis (radang selaput sinus). Rambut-rambut kecil di permukaan bawah kelopak mata kucing bisa juga menjadi penyebab epifora.

Cara Mengatasi Mata Kucing

Cara mengatasinya yaitu anda harus mencari tahu penyebabnya terlebih dahulu. Anda dapat mengobatinya dengan cara :

  • Bersihkan benda asing yang meyangkut di sekitar mata kucing.
  • Memberikan obat antibiotik dalam bentuk tetes mata atau untuk diminum.
  • Memberikan obat yang mengandung antihistamin atau steroid untuk meredakan gejala alergi.
  • Untuk meredakan konjungtivitis, anda dapat memberikan obat antiperadangan.

Apabila cara diatas sudah dilakukan dan tidak membuahkan hasil, segera hubungi dokter hewan terdekat agar kucing kesayangan mendapat penanganan yang tepat. Pet care kini menyediakan layanan dokter hewan ke rumah dengan menghubungi call center Pet care.

Anjing Dehidrasi? Berikut Tanda dan Penyebab

Air merupakan hal yang penting untuk tubuh anjing. Anjing perlu minum setiap hari karena air membantu suhu tubuh, mendukung fungsi organ tubuh, dan membantu pencernaan. Dehidrasi pada anjing terjadi ketika anjing kehilangan lebih banyak air dan elektolit daripada yang mereka konsumsi.

Anjing melakukan berbagai aktivitas seperti buang air kecil dan besar, terengah-engah, dan bernapas yang mengakibatkan mereka kehilangan air. Air juga akan menguap lewat cakar mereka. Apabila mereka mengalami dehidrasi parah, mereka bisa saja mati.

Lantas apa saja tanda dan penyebab anjing dehidrasi? Apa yang harus anda lakukan pada anjing kesayangan? Simak dalam artikel di bawah ini!

Tanda Anjing Dehidrasi

1. Hidung Kering dan Mata Cekung

Hidung anjing dikenal lembab. Jika hidung anjing kering, hal ini bisa menjadi tanda dehidrasi atau masalah medis lain.

Mata cekung menjadi tanda dehidrasi parah. Jumlah cairan di bantalan lemak di belakang mata berkurang sehingga menyebabkan mata tenggelam dalam rongga mata.

2. Menguji Elastisitas Kulit Anjing

Anda dapat memeriksa dehidrasi dengan menarik secara perlahan kulit anjing anda yang kendur di bagian belakang leher atau di atas tulang belikatnya kemudian lepaskan. Apabila kulitnya kendur dan langsung kembali ke posisi semula maka mereka tidak dehidrasi, sedangkan apabila kulitnya membutuhkan waktu lebih lama untuk kembali ke semula maka mereka mengalami dehidrasi.

3. Gusi Kusam

Periksa mulut anjing terutama bagian gusinya. Gusi yang baik yakni berwarna merah muda, berkilau, dan tampak lembab. Anda dapat menyentuh gusi anjing anda, jika jari anda menempel pada gusinya yang lengket dan warna gusi terlihat kusam, dapat disimpulkan bahwa itu tanda dehidrasi.  

4. Terengah-engah Dengan Berlebihan

Anjing biasanya terengah-engah untuk mendinginkan diri. Apabila anjing anda terengah-engah dari biasanya, ini bisa menjadi tanda anjing dehidrasi. Segera beritahu dokter hewan terdekat jika anjing anda terengah-engah agar diberikan penanganan tepat.

Penyebab Anjing Dehidrasi

  • Sengatan Panas

Sengatan panas dapat membuat suhu tubuh anjing naik. Jangan meninggalkan anjing di dalam kendaraan tertutup terlalu lama karena mereka tetap akan terkena sengatan panas. Olahraga berat atau aktivitas tanpa henti juga bisa menjadi penyebab suhu tubuh anjng naik.

  • Muntah atau Diare

Saat anjing mengalami muntah atau diare terus menerus, maka mereka terus kehilangan cairan di dalam muntahan atau diare. Mereka tidak dapat minum cukup air untuk menggantikan cairan yang hilang dan dehidrasi akan kian parah jika tidak segera ditangani.

  • Tidak Mendapat Air yang Cukup

Jika anjing tidak mendapatkan air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air harian, mereka akan mengalami dehidrasi. Mangkuk air harus diperiksa setiap hari dan pastikan air bersih dan segar yang mereka minum.

  • Penyakit Kronis

Anjing yang menderita penyakit ginjal atau diabetes cenderung mengalami dehidrasi dan sering minum lebih banyak air dari biasanya. Anda harus memastikan konsumsi air mereka karena biasanya mereka masih mengalami dehidrasi walaupun konsumsi air sudah meningkat.

Apa Yang Harus Anda Lakukan?

Jika anjing anda menunjukkan tanda seperti yang disebutkan diatas, segera bawa ke dokter hewan. Dokter hewan akan melakukan pemeriksaan riwayat kesehatan secara menyeluruh, memeriksa fisik, suhu tubuh, detak jantung, dan laju pernapasan dan tes diagnostik.

Dokter hewan akan menyarankan untuk memberikan sedikit air pada anjing untuk memulai proses rehidrasi dengan menggunakan cairan infus. Anda juga bisa memberikan anjing anda sedikit air untuk diminum setiap beberapa menit atau berikan potongan es untuk dijilat.

Untuk membantu memulihkan keseimbangan elektrolit anjing, anda dapat memberikan cairan pengganti elektrolit. Cairan ini akan menggantikan cairan yang hilang.  

Anda dapat menghubungi call center Pet care untuk melakukan konsultasi pada dokter hewan yang akan datang ke rumah. Dokter hewan akan memberikan penanganan yang tepat untuk anjing kesayangan.

Jerawat Kucing : Penyebab dan Cara Mengatasi

Sama seperti manusia, kucing dapat terkena jerawat. Jerawat kucing biasanya terletak di bagian bawah dagu yang menyebabkan mereka enggan untuk dielus.

Bentuk jerawatnya yakni benjolan kecil yang diikuti dengan komedo hitam dan putih. Tanda yang paling umum adalah dagu yang terlihat kotor sehingga dinamakan jerawat dagu kucing. Dagu kucing anda akan terlihat bintik-bintik kotoran di atasnya.

Lantas apa saja penyebab dan cara mengatasinya? Yuk simak dalam artikel di bawah ini!

Penyebab Jerawat Pada Kucing

Pada manusia, penyebab munculnya jerawat karena kulit berminyak, sedangkan untuk kucing penyebab pastinya belum diketahui. Munculnya jerawat dapat terjadi ketika folikel rambut tersumbat karena memproduksi keratin yang berlebihan.

Ada penyebab lain munculnya jerawat pada anabul anda diantaranya :

– Sistem kekebalan tubuh yang buruk

– Perawatan yang buruk

– Alergi Makanan

– Produksi keratin dan minyak yang berlebihan

– Hormon yang tidak seimbang

– Wadah plastik yang sering dipakai oleh kucing saat makan dan minum.

– Stres yang bisa terjadi karena perubahan lingkungan

Cara Mengatasi Jerawat Pada Kucing

Anda harus mulai mencuci wajah kucing. Saat membersihkan wajah mereka dengan tisu wajah yang mengandung benzoil peroksida untuk kucing. Gunakan tisu khusus untuk kucing.

Memotong bulu di sekitarnya dapat mengurangi jumlah bakteri sehingga tidak menyebar. Jangan lupa untuk membersihkan tempat makan dan minum mereka lebih sering. Wadah makan kucing dari plastik dapat menjadi sarang bakteri sebaiknya ganti dengan mangkuk dari kaca atau besi.

Jangan pernah mengkorek jerawat anabul anda. Mengkorek jerawat akan memperburuk kondisi dan berpotensi menimbulkan rasa sakit yang lebih parah dan akhirnya infeksi. Sebaiknya konsultasikan pada dokter hewan yang akan mendiagnosis jerawat berdasarkan temuan klinis, riwayat kesehatan anabul kesayangan. Dokter hewan akan memberikan penanganan yang tepat untuk kucing anda.

Anda dapat menggunakan sampo antibakterial atau anti fungal. Berikan gel pereda jerawat pada anabul kesayangan. Dokter hewan juga akan merekomendasikan untuk memberikan antibiotik atau antiradang untuk mengurangi pembengkakan.

Jika anda masih membutuhkan konsultasi dokter hewan terdekat, anda dapat menghubungi layanan call center Pet Care.

Kucing Kejang, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kucing yang tiba-tiba mengalami kejang tentu menimbulkan kepanikan pada pemilik. Kucing akan terbaring di lantai, bergerak tidak menentu, dan mencakar-cakar tanpa henti. Kejang biasanya terjadi selama beberapa menit.

Lantas, apa penyebab kucing kejang? Bagaimana penanganan yang tepat untuk anabul kesayangan? Yuk simak penjelasannya di bawah ini!

Penyebab Kucing Kejang

  • Keracunan

Apabila kucing mengonsumsi makanan yang beracun, maka otak mereka akan terdampak sehingga menimbulkan kejang-kejang. Keracunan harus segera ditangani karena akan berakibat fatal.

  • Masalah pada Hati dan Ginjal

Ginjal dan hati adalah organ yang penting dalam tubuh kucing. Keduanya berfungsi untuk menyaring racun dalam tubuh. Namun, saat keduanya tidak berfungsi, maka racun bisa saja masuk ke otak dan menyebabkan munculnya kejang pada kucing.

  • Tumor Otak

Tumor otak merupakan bentuk kanker yang berbahaya. Keberadaan tumor di otak dapat menyebabkan kejang. Tumor otak dapat mempengaruhi sistem saraf dan gerakan tubuh.

  • Trauma di Bagian Kepala

Setiap kucing dapat menderita trauma kepala akibat kecelakaan atau terjatuh. Masalah ini dapat merusak otak dan saraf sehingga mengakibatkan kejang.

Cara Mengatasi Kucing Kejang

Hal pertama yang dapat anda lakukan yakni mencatat berapa lama anabul kesayangan mengalami kejang. Hal ini dapat terjadi selama beberapa detik sampai 10 menit atau lebih. Akan tetapi, kejang yang tidak berhenti setelah 5 menit harus diwaspadai dan anda harus segera menghubungi dokter hewan agar diberikan penanganan yang tepat. Jika kejang berhenti setelah 3 menit atau kurang, tetaplah buat janji dengan dokter hewan untuk diperiksa kesehatannya.

Anda dapat mematikan lampu, mematikan televisi atau radio agar kejang mereda. Berikan ruang yang cukup dan pastikan ruangan tenang. Walupun anda ingin menolong kucing anda, jangan memindahkan atau menyentuhnya. Namun, jika mereka dalam bahaya melukai diri sendiri karena terjatuh dengan keras, anda harus memindahkannya ke tempat yang lebih aman. Gunakan selimut agar anda terhindar dari gigitan dan cakaran mereka saat kejang.

Langkah terakhir, anda dapat membawa kucing ke dokter hewan apabila kejang-kejang tidak berhenti. Kejang yang berlangsung selama 5 menit atau lebih dapat berbahaya bagi mereka. Dengan menghubungi dokter hewan, kucing anda dapat mendapat penanganan yang tepat.

Pet Care menyediakan layanan konsultasi dokter hewan dengan menghubungi call center Pet care.

Kucing Demam : Gejala, Penyebab dan Cara Mengobatinya

Sama seperti manusia, kucing juga bisa mengalami demam. Normalnya kucing memiliki suhu tubuh antara 37 hingga 39 derajat celcius. Apabila suhu anabul anda diatas itu, mereka pasti terkena demam.

Apabila kucing mempunyai suhu diatas 40 derajat celcius, bisa saja gejala demam itu terhubung dengan penyakit lainnya dan berakibat buruk pada anabul kesayangan anda.

Lantas, apa gejala dan penyebab kucing demam? Kemudian bagaimana cara mengobati anabul anda? Yuk, simak artikel di bawah ini!

Gejala dan Penyebab Kucing Demam

Anda dapat mengecek suhu tubuh kucing dengan memasukkan termometer ke dalam anus. Berikut ciri-ciri yang menunjukkan kucing demam :

  • Kurang nafsu makan
  • Lemah dan lesu
  • Menggigil
  • Dehidrasi
  • Lebih sering tidur, bersembunyi
  • Telinga kucing terasa hangat saat disentuh
  • Detak jantung cepat dan meningkatnya laju pernapasan

Penyebab yang paling sering ditemukan karena infeksi yang masuk lewat mulut, hidung, mata atau tenggorokan. Berikut adalah penyebab anabul anda demam :

  • Infeksi saluran pernapasan atas
  • Infeksi gigi
  • Infeksi karena bakteri, jamur, dan virus
  • Tumor
  • Cedera akibat trauma
  • Penyakit seperti lupus
  • Obat-obattan tertentu

Selain yang disebutkan di atas, bisa saja menunjukkan tanda bahwa ada penyakit serius yang dialami. Oleh karena itu penting untuk memperhatikan kondisinya dan segera melakukan pengecekan ke dokter hewan terdekat agar anda tahu lebih jelas mengenai kondisi kesehatan anabul.

Cara Mengobati Kucing Demam

Pertolongan pertama yang dapat anda lakukan yaitu letakkan kucing di tempat yang dingin, sejuk, dan tidak terkena sinar matahari, karena kucing menurunkan suhu tubuh lewat kelenjar minyak dan keringat. Dengan bersentuhan dengan lantai yang sejuk, perlahan suhu tubuhnya juga akan menurun. Anda juga bisa menggunakan kipas angin untuk membantu menurunkan suhu tubuhnya secara perlahan.

Seperti yang sudah dijelaskan, apabila demamnya lebih dari 40 derajat celcius dan kucing tidak menunjukkan tanda membaik selama 24 jam, segera bawa ke dokter hewan terdekat. Dokter hewan akan memberikan penanganan yang tepat, contohnya diberikan suntikan dan resep obat antibiotik.  

Kini, Pet Care menyediakan layanan dokter hewan ke rumah untuk konsultasi. Anda dapat menghubungi call center Pet Care.

Steril Kucing, Inilah Manfaat dan Prosedurnya

Anda yang memiliki kucing pasti sudah tidak asing dengan steril kucing. Sekarang juga sudah banyak program yang menyuarakan pentingnya sterilisasi untuk kucing. Nah, bila kamu belum terlalu paham tentang sterilisasi kucing, manfaat, serta bagaimana cara melakukannya, yuk simak artikel ini!

Apa dan Bagaimana Cara Steril Kucing?

Sterilisasi kucing atau kastrasi (bagi kucing jantan)/ovariohisterektomi (bagi kucing betina) dapat dikatakan sebagai tindakan bedah yang dilakukan dalam menghilangkan organ reproduksi. Pada kucing jantan, yang dimaksud steril adalah mengangkat testis. Sementara itu, steril pada kucing betina adalah mengangkat ovarium serta rahim. Dengan begitu, kucing yang telah di steril tidak dapat memiliki anak.

Penting untuk diketahui, proses sterilisasi tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang. Namun, proses ini hanya dapat dilakukan oleh dokter hewan karena sterilisasi harus dilakukan dengan anestesi umum. Pada prosesnya, dokter menyayat area reproduksi kucing untuk melakukan sterilisasi. Selain itu, dokter juga akan mengecek kondisi kucing setelah prosedur dilakukan. Jadi, anda harus membawa kucing anda ke dokter hewan terdekat untuk dapat melakukan sterilisasi pada kucing.

Anda harus memastikan sterilisasi dilakukan oleh profesional agar anabul anda dipastikan dapat sehat dan nyaman. Akan tetapi, anda sebagai pemiliknya juga harus turut memerhatikan kucing anda, khususnya dengan anjuran dokter pasca operasi. Bila terjadi hal-hal yang janggal pasca operasi steril, anda dapat segera menghubungi dokter hewan atau memanggil layanan dokter hewan ke rumah yang disediakan oleh PetCare.

Manfaat Sterilisasi Kucing

Sterilisasi sejatinya memiliki banyak manfaat, baik bagi kucing jantan maupun kucing betina. Beberapa manfaat sterilisasi diantaranya adalah

  • Mengurangi resiko penyebaran penyakit, terutama penyakit reproduksi. Dengan melakukan steril, kucing jantan akan terhindar dari resiko penularan tumor testis, sementara kucing betina akan terhindar dari penularan infeksi rahim. Sterilisasi juga mengurangi resiko terkena kanker di bagian area reproduksi. Terdapat pula penyakit-penyakit lain yang dapat dihindari dengan sterilisasi, seperti infeksi saluran kemih. 
  • Menambah kualitas hidup kucing. Dengan sterilisasi, kucing akan terhindar dari resiko kehamilan serta komplikasi akibat hamil yang tidak diinginkan. Selain itu, sterilisasi juga menjauhkan kucing dari siklus kawin yang dapat menambah tingkat stress. Dengan begitu, kucing akan jauh lebih bahagia, nyaman, serta cenderung tidak berkelakuan buruk. 
  • Menjaga jumlah populasi kucing. Dengan sterilisasi, populasi kucing akan terjaga serta jumlah kucing liar yang tidak diperhatikan akan berkurang. Singkatnya, kucing akan memiliki hidup yang jauh lebih layak dan terhindar dari penyiksaan, stress, dan lain sebagainya. Selain itu, pengurangan populasi kucing ini juga dapat membantu menyeimbangkan ekosistem.  

Sesuai dengan manfaat yang telah disebutkan, sangat jelas bahwa sterilisasi memiliki banyak sekali manfaat bagi kucing maupun pemiliknya. Anda dapat mulai dengan konsultasi pada dokter mengenai bagaimana dan kapan anda dapat melakukan sterilisasi. 

Anjing Diare? Berikut Penyebab dan Cara Mengatasinya

Sama seperti manusia, anjing juga dapat mengalami diare. Penyebab diare pada anjing pada umumnya karena pola makan yang salah atau mereka makan sembarangan. Mereka akan terlihat lesu, susah makan, dan muntah.

Lalu, apa sebenarnya penyebab diare pada anjing? Bagaimana cara mengatasinya?

Penyebab Anjing Diare

1. Stres

Rasa cemas, takut, dan stres dapat menyebabkan radang usus besar, yang dapat menyebabkan sakit perut, diare, atau muntah. Ketika anjing jauh dari anda untuk waktu yang lama atau saat mereka mengikuti acara yang membuat stres, pup mereka akan lunak atau cair.

2. Keracunan Makanan

Kondisi diare dapat terjadi saat anjing mengkonsumsi makanan yang tidak higenis atau tidak cocok. Bisa saja makanan yang ditelan mengandung racun, virus, atau bakteri yang menyebabkan diare. Makanan yang biasa dikonsumsi oleh manusia, bisa berbahaya jika dikonsumsi oleh anjing. Contohnya cokelat, bawang, atau kopi.

3. Menelan Benda Asing

Anjing memiliki kebiasaan mengendus dan menjilati lantai atau tanah dan memasukkan benda ke dalam mulut untuk dikunyah. Kebiasaan ini membuat resiko terkena racun dan benda asing. Saat tertelan saluran pencernaan anjing bisa tersumbat sehingga menyebabkan diare, sakit perut, dan buang air besar berdarah.

4. Perubahan Makanan atau Intoleransi

Perubahan pola makan yang tiba-tiba, seperti menambah cemilan baru atau mengganti makanan lama ke baru, dapat menyebabkan diare pada anjing. Anjing yang terbiasa mengikuti rutinitas dan saluran pencernaan mereka mengikuti aturan yang sama. Sebaiknya anda menambahkan sedikit demi sedikit untuk mengetahui apakah ada gangguan pada perutnya.

Intoleransi dapat menjadi penyebab anjing diare. Ini terjadi saat sistem pencernaan tidak dapat mencerna makanan dengan baik. Beberapa jenis makanan yang menyebabkan diare diantaranya, cokelat dan susu.

5. Infeksi Parfovirus

Parvovirus adalah virus yang sangat menular yang mempengaruhi semua sel, termasuk sel-sel saluran pencernaan. Diare dan muntah adalah tanda klinis yang paling umum ditemukan.

Mengatasi Anjing Diare

1. Cukupi asupan cairannya agar mereka tidak mengalami dehidrasi. Anda dapat memberikannya air putih. Pastikan anjing anda juga istirahat yang cukup.

2. Pastikan anjing anda mendapat serat dan probiotik ke dalam makanan. Pribiotik berfungsi untuk memperlancar pencernaan.

3. Berikan makanan yang mudah dicerna, misalnya nasi dengan suwiran ayam dan labu. Hindari makanan yang menyebabkan anabul diare. Jangan terlalu mendadak apabila ingin merubah pola makan karena hal itu dapat menyebabkan gangguan perut.

4. Saat mengalami diare, anjing sebaiknya berpuasa selama 12-24 jam untuk membantu mempercepat pemulihan. Namun, anda perlu berkonsultasi dulu pada dokter hewan untuk memastikan apakah anjing anda perlu berpuasa.

5. Konsultasikan pada dokter hewan. Bila diare tidak kunjung membaik dalam 24 jam sebaiknya datanglah pada dokter hewan terdekat. Mereka akan memberikan penanganan yang tepat pada anabul kesayangan anda.

Pet care menyediakan layanan dokter hewan ke rumah atau anda dapat menghubungi call center pet care.

Kucing Keracunan: Gejala dan Cara Mengatasinya

Dari tanaman, perabotan rumah tangga, dan barang sehari – hari lainnya bisa menjadi penyebab kucing keracunan. Kucing kesayangan dapat terkena dengan menelan, memakan, atau menghirup zat beracun itu.

Sebagai pemilik hewan peliharaan, penting untuk anda mengetahui gejala dan cara mengatasinya.

Penyebab Kucing Keracunan

Kucing dapat terkena racun ketika ia sibuk menjilati tubuhnya atau memakan mangsanya yang ternyata sudah diracuni. Kucing jarang terkena racun, kecuali ada yang sengaja memberikan racun padanya.

Berikut ini beberapa penyebab kucing keracunan :

  • Bahan makanan seperti cokelat, makanan yang mengandung kafein, alkohol, bawang merah, bawang putih, dan daun bawang.
  • Obat untuk manusia baik yang dijual bebas atau resep obat.
  • Pembersih rumah tangga seperti pemutih, sabun, pengharum, atau deterjen.
  • Minyak esensial seperti minyak kayu putih, atau minyak lavender.
  • Produk untuk berkebun seperti pupuk atau pestisida.
  • Tanaman hias yang beracun seperti tulip, azalea, aster, dan krisan.

Gejala Kucing Keracunan

  • Gangguan saluran pencernaan, seperti muntah dan diare.
  • Kucing mengalami kejang atau depresi.
  • Pernapasan terganggu, seperti mengalami batuk, bersin, dan kesulitan bernapas.
  • Masalah kulit, seperti radang atau bengkak.
  • Tanda gagal ginjal, seperti kurangnya nafsu makan dan menurunnya berat badan.
  • Tanda gagal hati, seperti sakit kuning atau muntah.

Perlu diingat bahwa sebagian kasus keracunan akan menyebabkan masalah akut dan seringkali lebih sulit untuk dikenali atau diobati. Beberapa racun bisa berdampak lebih pada satu sistem tubuh.

Cara Mengatasi Kucing Keracunan

  • Jika kucing kesayangan terkena racun di kulit, disarankan untuk memandikan agar racun itu hilang.
  • Jauhi kucing anda dari sumber racun atau isolasi dari hewan lain
  • Jika racun ada di bulu atau cakar, sebaiknya jangan sampai kucing menjilati tubuhnya
  • Segera hubungi dokter hewan untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda dapat menjelaskan pada dokter hewan terdekat mengenai produk yang dicurigai, kapan, bagaimana kucing terkena racun.

Kini pet care memiliki layanan dokter hewan ke rumah atau anda dapat menghubungi call center pet care. Dengan menghubungi layanan dokter hewan, anabul anda dapat mendapatkan obat yang direkomendasikan dan ia dapat kembali bermain dengan anda.

Kucing Gendut, Kenali Resiko Terkena Obesitas

Kucing gendut seringkali dianggap sebagai kucing yang sangat menggemaskan. Namun, ternyata ada resiko fatal yang mungkin dapat terjadi pada kucing-kucing dengan berat badan berlebih ini. Selayaknya manusia, kucing juga bisa mengalami obesitas. Hal ini berpengaruh terhadap keseharian si kucing, termasuk kesehatannya yang dapat terganggu. 

Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah obesitas pada kucing. Untuk itu, yuk kenali karakteristik, bahaya, serta cara mencegah obesitas agar kucing anda terhindar dari bahayanya! 

Karakteristik Kucing dengan Obesitas

Kucing dapat dikatakan memiliki obesitas apabila berat badannya berlebih. Dalam hal ini, kelebihan berat badan dihitung apabila kucing anda jauh, atau setidaknya lebih, dari rata-rata berat ras kucing tersebut. 

Sejalan dengan lebihnya berat badan, anda akan dapat membedakannya melalui kondisi fisik. Pertama, jika anda memegang bagian tulang belakang, panggul, serta dada, akan terasa lemak yang menggelambir. Lemak juga dapat muncul di area-area lain, seperti leher ataupun ekor. Selain itu, perut kucing juga membesar sehingga pinggangnya tidak terlihat. Pada kondisi obesitas yang parah, tulang rusuk kucing akan sulit untuk diraba. 

Sementara itu, tanda fisik lain juga terlihat dari gerakan kucing. Kucing dengan obesitas cenderung sulit bergerak ataupun berlari. Selain itu, mereka juga cenderung mudah lelah. 

Bahaya Obesitas pada Kucing

Berat badan berlebih pada kucing sejatinya dapat memberikan gangguan pada kesehatannya. Terdapat beberapa bahaya yang harus diawasi pada kucing gendut, yaitu sebagai berikut. 

  • Jantung dan peredaran darah
  • Diabetes (obesitas mampu mengganggu metabolisme kucing. Kucing dengan diabetes memiliki resiko besar terhadap diabetes) 
  • Masalah pencernaan
  • Masalah kulit
  • Masalah sendi serta tulang (terjadi akibat menumpu berat yang berlebihan dan dapat meningkatkan risiko pada permasalahan lain, seperti cedera)
  • Masalah pernapasan (bagian perut dan dada yang tertutup lemak menyulitkan kucing untuk bernapas)
  • Masalah pada hati 

Cara Mencegah dan Mengobati Obesitas pada Kucing

Ada beberapa cara untuk mencegah kucing anda terkena diabetes. Sebelum terlambat, segeralah batasi pemberian makanan ataupun camilan harian mereka. Pertama, kenali ras kucing anda beserta kebutuhan nutrisi hariannya. Dengan begitu, anda dapat menyesuaikan porsi atau jenis makanan yang baik untuk diberikan. Bila anda kesulitan untuk menemukan makanan yang tepat, cobalah konsultasi pada dokter hewan. 

Apabila kucing anda sudah memperlihatkan tanda-tanda diabetes, segera bawa ke dokter hewan terdekat atau panggil layanan dokter hewan ke rumah. Sekarang, PetCare telah memiliki layanan tersebut untuk memudahkan pengecekan anabul kesayangan anda. Yuk, perhatikan kebutuhan anabulmu!