Tag: dokter hewan ke rumah

Kucing Spraying Sembarangan Karna Belum Steril! Berikut Tipsnya

Kucing spraying adalah perilaku alami di mana mereka menyemprotkan urine mereka di sekitar lingkungan untuk menandai wilayah atau mengekspresikan diri. 

Meskipun ini merupakan perilaku normal bagi kucing, itu dapat menjadi masalah bagi pemilik saat mereka melakukan spraying di dalam rumah. 

Artikel ini akan membahas faktor penyebab dan solusi efektif mengurangi atau mengatasi perilaku spraying pada kucing.

Faktor Penyebab Kucing Spraying

  • Stres dapat membuat memicu spraying akibat perubahan lingkungan, seperti pindah rumah, kedatangan hewan peliharaan baru, atau perubahan rutinitas.
  • Infeksi saluran kemih, penyakit kandung kemih, atau masalah kesehatan lainnya.
  • Kucing spraying untuk menandai wilayah mereka jika mereka merasa terancam oleh kucing lain, baik di dalam maupun di luar rumah.
  • Jika tidak memiliki cukup kotak kotoran yang bersih dan mudah diakses, mereka mungkin spraying sebagai bentuk protes.
  • Kucing belum disteril

Meskipun spraying adalah perilaku alami, tetapi hal ini bisa menjadi masalah bagi pemilik rumah. Untuk mengatasinya, berikut tips efektif yang bisa dilakukan.

1. Sterilisasi Kucing

Kebanyakan kucing yang belum melakukan sterilisasi cenderung melakukan spraying untuk menandai wilayah. Salah satu cara terbaik untuk mengurangi perilaku ini adalah dengan melakukan proses steril kucing. Sterilisasi  mengurangi tingkat hormon yang memicu perilaku spraying pada kucing jantan maupun betina.

2. Lingkungan yang Aman dan Terkendali

Pastikan lingkungan di sekitar kucing aman dan terkendali. Kucing cenderung spraying ketika mereka merasa tidak aman atau stres. Berikan tempat berlindung yang cukup, hindari situasi yang menegangkan, dan ciptakan rutinitas yang konsisten untuk kucing. Bila perlu pisahkan dengan hewan peliharaan lain yang mengancam bagi kucing.

3. Bersihkan Area Bekas Spraying

Jika kucing melakukan spraying di dalam rumah, segera bersihkan area tersebut dengan benar. Gunakan pembersih enzimatik khusus untuk menghilangkan bau urine secara efektif. Ini akan membantu mencegah mereka kembali ke area yang sama untuk spraying.

4. Menyediakan Banyak Tempat Bermain dan Beristirahat

Stres dapat menjadi pemicu perilaku spraying. Cari tahu apa yang menyebabkan stres pada kucing dan berusaha menguranginya. Ini mungkin melibatkan perubahan lingkungan, kenalkan perlahan terhadap situasi baru, atau memberikan lebih banyak perhatian dan kasih sayang.

Pastikan kucing memiliki akses yang cukup ke tempat bermain dan beristirahat yang sesuai. Kucing yang bosan atau terlalu tertekan mungkin lebih cenderung melakukan spraying. Mainan interaktif, pohon kucing, dan tempat berjemur yang nyaman dapat membantu mengurangi stres dan bosan.

5. Perhatikan Lingkungan di Luar Rumah

Jika kucing mudah terpengaruh oleh kucing liar atau kucing lain di sekitar rumah, awasi dan atur akses mereka ke area luar rumah. Hal ini dapat dilakukan dengan memasang pagar atau menggunakan alat penolak hewan. Tindakan ini akan mencegah mereka untuk berinteraksi dengan hewan lain dan mengurangi spraying di rumah untuk menandakan wilayah mereka

6. Perhatikan Kesehatan Kucing 

Pastikan kucing dalam kondisi kesehatan yang baik dengan rutin memeriksanya ke dokter hewan. Beberapa kondisi medis, seperti infeksi saluran kemih atau gangguan kandung kemih, dapat menyebabkan perilaku spraying. Penanganan kondisi medis ini dapat membantu mengurangi atau menghentikan perilaku spraying.

Jika Anda mengalami kesulitan mengatasi perilaku spraying pada kucing, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan  dokter hewan terdekat melalui  Call Center Pet Care. Dokter hewan terdekat dari lokasi Anda akan membantu melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan memberikan saran atau strategi yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut.

Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan. Jangan ragu hubungi kami.

Waspada Stres! Berikut Tindakan Tepat Setelah Kucing Vaksin

Setelah kucing vaksin penting untuk memperhatikan hal berikut!

Vaksinasi adalah salah satu langkah penting dalam menjaga kesehatan kucing peliharaan. Namun, setelah menjalani prosedur ini, beberapa kucing mungkin mengalami beberapa efek samping seperti kelesuan, kehilangan nafsu makan, dan bahkan sakit.

Ini adalah respons alami dari tubuh mereka terhadap perubahan tubuh mereka. Untungnya, artikel ini akan membahas beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu pemulihan setelah kucing vaksin dengan cepat dan merasa nyaman.

Yuk, pelajari bersama!

Perlu diketahui beberapa hal berikut ternyata dapat memicu stres pada kucing setelah vaksinasi.

1. Efek Samping Vaksin

Vaksinasi dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan di tempat suntikan. Hal ini dapat membuat kucing enggan untuk bergerak atau berbaring. Kemudian demam adalah efek samping umum dari vaksinasi. Demam dapat membuat kucing merasa lemas dan kehilangan nafsu makan.

Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, kucing mungkin mengalami reaksi alergi terhadap vaksin. Gejala alergi dapat berupa gatal-gatal, pembengkakan, atau kesulitan bernapas.

2. Lingkungan

Perjalanan ke dokter hewan dapat membuat kucing stres, terutama jika mereka tidak terbiasa bepergian dengan mobil atau keranjang.

Selain itu, ruang tunggu pemeriksaan juga dapat memicu kucing stres. Ruang pemeriksaan dokter hewan mungkin penuh dengan bau dan suara asing yang dapat membuat kucing stres.

Keberadaan hewan lain juga dapat mengintimidasi kucing sehingga membuat mereka takut. Jika kucing tidak terbiasa dengan hewan lain, mereka akan merasa stres berada di ruang tunggu dokter hewan dengan hewan lain.

3. Perubahan Rutinitas

Disarankan untuk tidak memandikan kucing selama 2 minggu setelah vaksinasi. Hal ini karena mandi dapat memperburuk rasa sakit dan ketidaknyamanan di tempat suntikan.

Perubahan pola makan mungkin dialami kucing setelah vaksin, Kucing mungkin kehilangan nafsu makan setelah vaksinasi. Jika hal ini terjadi, tawarkan mereka makanan kecil dan sering daripada makanan besar.

Setelah vaksin, kucing akan merasa lemas dan tidak ingin bermain setelah vaksinasi. Hal ini normal, dan biarkan mereka beristirahat sebanyak yang dibutuhkan.

Untuk meminimalisir stres pada kucing setelah vaksin, berikut tips yang bisa dilakukan.

1. Bawa Pulang Dengan Tenang Setelah Kucing Vaksin

Setelah mendapatkan vaksinasi, pastikan kucing memiliki ruang yang tenang dan nyaman untuk beristirahat. Bawa kucing pulang dengan tenang. Hindari berbicara dengan kerat atau membuat gerakan tiba-tiba.

Setelah di rumah, pisahkan dari hewan peliharaan lain dan tempatkan di tempat yang tenang. Hal ini dapat membuat mereka pulih tanpa stres.

2. Berikan Makanan dan Minuman 

Setelah vaksinasi, pastikan kucing mendapat makanan dan minuman segar. Beberapa kucing mungkin tidak langsung makan atau minum setelah vaksinasi karena stres, tetapi sediakan makanan atau camilan jika dibutuhkan.

3. Berikan Perhatian dan Kasih Sayang

Saat kucing pulih, berikan perhatian ekstra dan kasih sayang. Sentuhan lembut dan bicara yang tenang dapat membantu mengurangi stres dan memberikan rasa aman pada kucing. Hindari aktivitas yang terlalu berisik atau berlebihan yang dapat meningkatkan kecemasan mereka.

Setiap kucing bereaksi berbeda terhadap vaksinasi dan stres. Berikan waktu yang cukup bagi kucing Anda untuk pulih sepenuhnya. Jangan terlalu tergesa-gesa dalam memperkenalkan mereka kembali ke rutinitas normal.

4. Hindari Aktivitas Fisik yang Berat

Setelah vaksinasi, hindari aktivitas fisik yang berat atau stres lainnya untuk kucing. Biarkan mereka beristirahat dan pulih sepenuhnya sebelum kembali beraktivitas seperti biasa.

Untuk mengalihkan perhatian kucing dari stres pasca-vaksinasi, berikan mainan atau hiburan yang sesuai. Mainan yang berisi makanan atau mainan yang dapat dikejar dapat membantu mengalihkan perhatian mereka dan memberikan stimulasi mental yang positif.

5. Pantau Kondisi Kesehatan

Pantau kucing untuk melihat tanda-tanda reaksi yang tidak biasa setelah vaksinasi. Ini termasuk kelemahan berlebihan, muntah, diare, atau pembengkakan yang tidak biasa di area suntikan. 

Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang reaksi kucing terhadap vaksinasi atau jika stresnya berlanjut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan  dokter hewan terdekat melalui layanan call center Pet Care. Dokter hewan terdekat dari lokasi Anda akan langsung datang ke rumah. Mereka akan memberikan saran yang tepat dan memberikan solusi untuk kesembuhan kucing tercinta.

Agar kucing tidak mengalami stres setelah vaksin, sekarang vaksin kucing tak perlu keluar rumah. Pet Care menyediakan layanan vaksinasi yang siap datang ke rumah. Tenaga medis dari Pet Care bersertifikat lengkap dan berpengalaman.

Setelah vaksin kucing tidak akan stres selama di perjalanan pulang. Vaksin kucing jadi lebih mudah dan dapat dilakukan langsung di rumah atau lokasi Anda.

Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan dari rumah. Jangan ragu hubungi kami.

Puasa 8 Jam? Berikut Syarat Steril Kucing Betina

Steril kucing betina merupakan langkah penting untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan kucing, serta mengendalikan populasi kucing. Proses ini tidak hanya memberikan manfaat bagi kucing itu sendiri, tetapi juga untuk pemiliknya dan masyarakat umum. 

Namun, sebelum memutuskan untuk mensterilkan kucing betina, ada beberapa syarat yang perlu dipertimbangkan dengan cermat. Artikel ini akan memberikan penjelasan singkat dan mudah dipahami.

Yuk, pelajari bersama!

Apa Itu Steril Kucing Betina?

Sterilisasi, atau yang dikenal juga sebagai kastrasi, adalah prosedur medis yang umum dilakukan pada kucing betina untuk mencegah reproduksi. Prosedur ini melibatkan pengangkatan organ reproduksi kucing betina, yaitu indung telur dan rahim pada kucing betina.

Sterilisasi memiliki banyak manfaat, baik bagi kucing maupun pemiliknya. Berikut adalah beberapa manfaat sterilisasi kucing.

Manfaat bagi Kucing

  • Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan: Steril dapat membantu mengendalikan populasi kucing liar dan mengurangi risiko euthanasia.
  • Mengurangi risiko penyakit tertentu: Sterilisasi dapat membantu mengurangi risiko kanker prostat dan testis pada kucing jantan, serta kanker payudara, kanker rahim, dan infeksi reproduksi pada kucing betina.
  • Meningkatkan perilaku: Sterilisasi dapat membantu mengurangi perilaku kawin yang tidak diinginkan pada kucing jantan dan betina, seperti menyemprotkan urine, berkelahi, dan melarikan diri dari rumah.
  • Membuat hidup lebih mudah: Sterilisasi dapat membuat hidup lebih mudah bagi pemilik kucing dengan menghilangkan kekhawatiran tentang kehamilan, perilaku terkait kawin, dan tanda-tanda birahi.

Manfaat bagi Pemilik

  • Populasi kucing yang terkendali: Sterilisasi membantu mengendalikan populasi kucing liar, sehingga mengurangi risiko penyakit yang ditularkan oleh kucing liar, seperti rabies dan toksoplasmosis.
  • Pengurangan biaya: Sterilisasi dapat membantu menghemat biaya perawatan kesehatan dalam jangka panjang, karena dapat mengurangi risiko penyakit yang terkait dengan sistem reproduksi.
  • Lingkungan yang lebih tenang: Sterilisasi dapat membantu mengurangi perilaku berisik yang terkait dengan birahi, seperti mengeong berlebihan dan berkelahi.
  • Hubungan yang lebih baik dengan kucing: Sterilisasi dapat membantu meningkatkan hubungan antara pemilik dan kucing mereka dengan membuat kucing lebih tenang dan penyayang.

Syarat Steril Kucing Betina

1. Usia Kucing

Sterilisasi kucing betina sebaiknya dilakukan setelah kucing mencapai usia dewasa, yaitu sekitar enam bulan dan berat badan minimal 2 kilogram. Pada usia ini, kucing telah mencapai kematangan seksualnya, sehingga sterilisasi bisa dilakukan dengan lebih efektif.

2. Kondisi Kesehatan

Sebelum menjalani prosedur sterilisasi, penting untuk memastikan bahwa kucing dalam kondisi kesehatan yang baik. Pemeriksaan kesehatan oleh dokter hewan akan membantu memastikan bahwa kucing siap untuk menjalani prosedur tersebut. Kucing dengan kondisi kesehatan yang buruk mungkin tidak cocok untuk menjalani sterilisasi hingga mereka pulih sepenuhnya.

3. Berat Badan

Berat badan kucing juga merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan sebelum sterilisasi dilakukan. Kucing yang terlalu kecil atau terlalu kurus mungkin tidak cocok untuk menjalani prosedur tersebut. Sebaliknya, kucing yang obesitas juga bisa memiliki risiko tambahan selama operasi. Oleh karena itu, memastikan berat badan kucing berada dalam kisaran yang sehat akan membantu menjaga keberhasilan sterilisasi dan pemulihan pasca operasi.

4. Persiapan Pra-operasi Steril Kucing Betina

Sebelum menjalani sterilisasi, kucing biasanya perlu menjalani puasa selama 8-12 jam sebelum prosedur dilakukan. Ini untuk mencegah muntah selama anestesi dan operasi. Selain itu, dokter hewan mungkin juga akan memberikan instruksi khusus terkait dengan perawatan pra-operasi, seperti penghentian penggunaan makanan dan minuman pada waktu tertentu sebelum prosedur.

5. Pemulihan Pasca-operasi Steril Kucing Betina

Setelah sterilisasi, perawatan pasca-operasi sangat penting untuk memastikan pemulihan yang lancar bagi kucing. Hal ini mungkin meliputi memberikan obat penghilang rasa sakit, mengatur makanan dan minuman, serta membatasi aktivitas fisik kucing selama periode pemulihan. Memastikan kucing tetap dalam lingkungan yang tenang dan aman juga akan membantu mempercepat proses pemulihan.

Biaya Sterilisasi Kucing

Biaya sterilisasi kucing dapat bervariasi tergantung pada lokasi, jenis kelamin kucing, dan kompleksitas prosedur.

Secara umum, biaya sterilisasi kucing jantan lebih murah daripada kucing betina. Biaya sterilisasi kucing di Indonesia umumnya berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 1.500.000.

Sebelum memutuskan untuk steril kucing betina, lakukan pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi secara lengkap. Tetapi, jika Anda tidak punya banyak waktu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum steril, Pet Care adalah solusi untuk Anda.

Bawa kucing ke dokter hewan terdekat melalui layanan call center Pet Care secara teratur untuk pemeriksaan kesehatan yang berkala dan  vaksinasi yang diperlukan. Dokter hewan juga dapat memberikan saran terkait sterilisasi kucing dan perawatan yang sesuai untuk kucing.

Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan dari rumah. Jangan ragu hubungi kami.

Mengenal Yeontan, Ras Anjing Teacup Pomeranian Peliharaan V BTS

Siapa yang tak gemas dengan Yeontan anjing Teacup Pomeranian milik V BTS ini? Yeontan pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh V BTS pada tahun 2017. Sejak diperkenalkan anjing kecil berbulu coklat ini dengan cepat merebut hati para ARMY.

Jenis anjing milik V BTS ini adalah Teacup Pomeranian. Anjing ini terkenal dengan ukuran super mini dan menggemaskan. Karena ukurannya yang mungil, anjing ini memikat hati banyak orang untuk memeliharanya.

Namun, sebelum memutuskan untuk memeliharanya, ada baiknya kita mengenal lebih jauh tentang mereka. Yuk, kita pejari bersama!

Karakteristik Anjing Teacup Pomeranian

Perlu diketahui, Teacup Pomeranian bukanlah ras anjing yang diakui secara resmi oleh American Kennel Club (AKB). Sebagai gantinya, mereka kadang-kadang disebut sebagai Miniature Pomeranian atau Toy Pomeranian. Istilah “Teacup” merujuk pada ukurannya yang sangat kecil. Anjing Teacup Pomeranian adalah versi miniatur dari Pomeranian standar. 

Mereka biasanya memiliki berat antara 1-3 kg dan tinggi bahu sekitar 7-15 cm. Meskipun kecil, mereka memiliki kepribadian yang besar. Berani, cerdas, dan penuh semangat, Pomeranian sering kali lebih percaya diri daripada ukuran mereka yang kecil.

Salah satu ciri khas yang paling mencolok dari Teacup Pomeranian adalah bulunya yang lebat. Bulu mereka sangat tebal dan menggemaskan, dan mereka sering kali memiliki varietas warna yang beragam, mulai dari putih, krem, cokelat, abu-abu, hingga oranye.

Proses untuk mendapatkan anjing super mini ini seringkali kontroversial.  Para breeder  terkadang menggunakan praktik pengembangbiakan yang tidak sehat, seperti  mempertemukan indukan terkecil atau bahkan  mengalami gangguan kesehatan  untuk menghasilkan keturunan yang sangat mungil. Hal ini bisa berdampak pada kesehatan jangka panjang sang anjing.

Kepribadian Berani di Dalam Tubuh Kecil

Meskipun ukurannya kecil, Teacup Pomeranian memiliki sifat pemberani. Mereka  sangat berani, percaya diri dan penuh semangat. Bahkan mereka sering kali percaya diri dan tidak takut untuk menghadapi anjing-anjing yang jauh lebih besar dari mereka. 

Kecerdasan mereka juga luar biasa, membuat mereka mudah dilatih dan sangat responsif terhadap pelatihan. Mereka senang diajari trik dan perintah baru dan akan sangat bahagia saat terlibat dalam kegiatan yang merangsang pikiran mereka.

Selain itu, kecerdasannya membuat mereka sangat mudah dilatih, meskipun terkadang memiliki sikap yang keras kepala. Dengan pendekatan yang sabar dan konsisten, Teacup Pomeranian dapat menjadi teman yang setia dan patuh.

Sangat Loyal kepada Pemiliknya

Teacup Pomeranian adalah anjing yang sangat setia dan akrab dengan keluarga mereka. Mereka sangat mencintai perhatian dan akan menjadi pendamping yang setia bagi pemilik mereka. Mereka cenderung sangat protektif terhadap keluarga mereka dan akan memberikan banyak cinta dan kasih sayang.

Bulu yang Lebat dan Menawan

Salah satu ciri khas yang paling mencolok dari anjing ini adalah bulunya yang lebat dan menggemaskan. Bulu mereka sangat tebal dan sering kali memiliki variasi warna yang beragam, mulai dari putih bersih, krem, cokelat, hingga oranye cerah. Dengan bulu mereka yang indah, mereka memang terlihat menggemaskan dalam hal penampilan.

Perawatan Anjing Teacup Pomeranian

Meskipun ukurannya kecil, Teacup Pomeranian membutuhkan perawatan yang cukup intensif. Bulu mereka perlu disikat secara teratur untuk mencegah kebotakkan dan menjaga kilau bulu mereka. Selain itu, kebersihan gigi dan telinga juga penting untuk menjaga kesehatan mereka.

Karena ukurannya yang kecil dan bulu mereka yang lebat, Teacup Pomeranian cenderung sensitif terhadap suhu ekstrem. Mereka tidak mentolerir panas atau dingin yang berlebihan, sehingga penting untuk memastikan bahwa mereka tetap nyaman dan aman dalam lingkungan mereka.

Aktivitas fisik yang cukup juga penting bagi kesehatan Teacup Pomeranian. Meskipun mereka kecil, mereka tetap membutuhkan latihan yang teratur untuk menjaga berat badan yang sehat dan mencegah kegemukan. Berjalan-jalan singkat, bermain di dalam rumah, atau bermain di halaman belakang bisa menjadi kegiatan yang sempurna bagi mereka.

Ras anjing ini rentan terhadap berbagai masalah kesehatan. Tulang mereka lebih rapuh, sehingga mudah cedera. Selain itu, mereka  juga  lebih rentan terhadap  masalah gigi, hipoglikemia (gula darah rendah), dan  masalah pada persendian.

Bagi Anda yang ingin memiliki Teacup Pomeranian selalu konsultasikan bersama dokter hewan terdekat Pet Care yang bisa dihubungi melalui call center untuk mendapatkan layanan home visit dimanapun lokasi kalian. 

Dapatkan perawatan oleh dokter hewan profesional, berpengalaman dan tersertifikasi. Jangan ragu hubungi kami. 

Cara Membuat Kucing Gemuk dan Sehat 

Memiliki kucing yang gemuk dan sehat merupakan kebahagiaan tersendiri bagi para pecinta kucing. Kucing yang sehat dan berat badannya ideal adalah kucing yang bahagia. Tetapi, tidak jarang pemilik kucing merasa khawatir ketika kucing terlalu kurus atau terlalu gemuk. 

Untuk menjaga kucing gemuk tetap sehat dan berada pada berat badan yang ideal, perhatian terhadap pola makan, aktivitas fisik, dan perawatan sangat penting. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa tips dan trik cara membuat kucing menjadi gemuk dan sehat.

Yuk, pelajari bersama!

1. Menentukan Berat Badan Ideal Kucing

Langkah pertama untuk membuat kucing menjadi gemuk adalah mengetahui berat badan ideal kucing. Kucing yang terlalu gemuk dapat menimbulkan obesitas yang dapat berdampak buruk pada kesehatannya. Mengetahui berat badan ideal kucing dapat dilakukan dengan berkonsultasi dengan  dokter hewan terdekat atau menggunakan tabel berat badan ideal kucing yang tersedia di internet.

2. Memilih Makanan yang Tepat

Makanan kucing yang berkualitas tinggi sangat penting untuk menjaga kesehatan dan berat badan yang ideal. Pilih makanan sesuai kebutuhan gizinya. Makanan kucing harus mengandung protein tinggi, rendah karbohidrat, dan kaya akan nutrisi penting lainnya. 

Beberapa jenis makanan yang bisa dipilih:

  • Makanan basah: Makanan basah umumnya lebih disukai kucing dan memiliki kandungan kalori yang lebih tinggi.
  • Makanan kering: Pilihlah makanan kering dengan kandungan protein minimal 30% dan lemak minimal 10%.
  • Camilan sehat: Berikan camilan sehat di antara waktu makan, seperti tuna, salmon, atau kuning telur rebus.

Pemilik juga dapat menambahkan kalori pada makanan kucing dengan beberapa cara, seperti:

  • Menambahkan minyak ikan: Minyak ikan kaya akan omega-3 dan omega-6 yang baik untuk kesehatan kucing dan dapat membantu meningkatkan berat badan.
  • Menambahkan air hangat pada makanan kering: Hal ini akan membuat makanan lebih mudah dimakan dan membantu kucing merasa kenyang lebih lama.
  • Menambahkan sedikit susu atau yoghurt: Susu dan yoghurt mengandung kalori dan protein yang tinggi. Namun, berikan dalam jumlah yang moderat karena dapat menyebabkan diare pada beberapa kucing.

Pastikan untuk membaca label dengan cermat dan memilih makanan yang sesuai dengan kebutuhan kucing.

3. Atur Porsi Makan yang Tepat

Memberikan porsi makan yang tepat adalah kunci untuk membuat kucing gemuk, tetapi tetap sehat dan terhindar dari obesitas. Konsultasikan dengan  dokter hewan terdekat untuk menentukan jumlah makanan yang sesuai dengan berat badan dan tingkat aktivitas kucing. 

Jangan terlalu banyak memberi makan atau memberi makan berlebihan, karena hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Sebaiknya berikan makanan dalam porsi kecil namun sering, yaitu 3-4 kali sehari.

4. Jadwalkan Waktu Makan yang Tetap

Membuat jadwal makan yang teratur dapat membantu mengatur pola makan kucing. Tetapkan waktu makan yang sama setiap hari dan hindari memberi makan kucing di luar jadwal. Ini akan membantu mencegah makan berlebihan dan menjaga berat badan stabil.

5. Berikan Aktivitas Fisik yang Cukup

Kucing yang aktif cenderung memiliki metabolisme yang lebih tinggi dan mempertahankan berat badan yang sehat. Berikan waktu untuk bermain dengan kucing setiap hari. 

Ajak kucing bermain permainan interaktif atau gunakan mainan yang merangsang aktivitas fisik. Ini tidak hanya baik untuk kesehatan kucing tetapi juga memperkuat ikatan antara pemilik dan hewan peliharaan.

6. Batasi Camilan dan Makanan Tambahan

Camilan bisa menjadi cara yang menyenangkan membentuk interaksi dengan kucing, tetapi berikan secukupnya. Hindari camilan yang tinggi lemak dan gula. Gunakan camilan sebagai hadiah sesekali dan pastikan mereka tidak menggantikan makanan utama.

7. Kunjungan Rutin ke Dokter Hewan

Bawa kucing ke dokter hewan terdekat melalui layanan call center Pet Care secara teratur untuk pemeriksaan kesehatan yang berkala dan  vaksinasi yang diperlukan. Dokter hewan juga dapat memberikan saran khusus tentang diet dan perawatan yang sesuai untuk kucing berdasarkan usia, berat badan, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan. Jangan ragu hubungi kami.

Cegah Pneumonia pada Kucing Saat Musim Hujan

Saat musim hujan, kucing akan rentan terhadap serangan penyakit. Pneumonia pada kucing adalah salah satu penyakit yang mungkin menyerang kucing saat musim hujan.

Sebagai pemilik, tentunya harus waspada akan penyakit ini. Meskipun pneumonia dapat diobati, penyakit ini dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, penting bagi pemilik kucing untuk memahami gejala, penyebab, dan pencegahan pneumonia agar dapat menjaga kesehatan Si Manis kesayangan.

Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab, gejala, jenis dan pencegahan pneumonia pada kucing. 

Yuk, kita pelajari bersama!

Apa Itu Pneumonia pada Kucing?

Pneumonia adalah kondisi medis yang umum terjadi pada kucing, terutama jika sistem kekebalan tubuhnya terganggu atau terkena infeksi bakteri, virus, atau jamur.

Pneumonia pada kucing adalah kondisi medis yang menyebabkan peradangan atau infeksi pada salah satu atau kedua paru-paru mereka. Paru-paru menjadi terisi cairan atau lendir, yang mengganggu kemampuan kucing untuk bernapas dengan normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi bakteri, virus, atau jamur, serta masuknya benda asing atau cairan ke dalam paru-paru.

Penyebab Pneumonia pada Kucing

1. Infeksi bakteri seperti Mycoplasma, Chlamydia, Bordetella, dan Streptococcus adalah beberapa bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia.

2. Virus seperti Feline calicivirus (FCV), feline herpesvirus (FHV), dan feline panleukopenia virus (FPV) juga dapat menyebabkan pneumonia.

3. Infeksi jamur seperti Histoplasma atau Cryptococcus juga dapat menyebabkan pneumonia pada kucing.

4. Jika kucing menghirup benda asing, makanan, atau cairan ke paru-parunya, ini dapat menyebabkan iritasi dan infeksi, menyebabkan pneumonia aspirasi.

5. Paparan terhadap asap rokok, bahan kimia, atau polusi udara dapat meningkatkan risiko pneumonia.

Gejala Pneumonia pada Kucing

1. Batuk: Kucing mungkin mengalami batuk, terutama jika pneumonia disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

2. Napas Sesak: Kucing mungkin tampak kesulitan bernapas atau bernapas dengan cepat dan pendek.

3. Napas Bersuara: Suara napas yang abnormal, seperti bunyi mendengus atau mengi, dapat menjadi tanda pneumonia.

4. Lemas: Kucing dengan pneumonia sering terlihat lemas, tidak aktif, dan kehilangan nafsu makan.

5. Demam: Kucing dengan pneumonia dapat mengalami demam.

Jenis Pneumonia Kucing

Pneumonia kucing dibagi menjadi empat tipe:

1. Pneumonia Aspirasi

Pneumonia aspirasi terjadi ketika kucing menghirup benda asing seperti makanan, cairan, atau benda lainnya ke dalam saluran pernapasan mereka. Ini dapat terjadi misalnya saat muntah atau ketika kucing menelan dengan tidak sengaja benda yang tidak seharusnya masuk. Benda yang terhirup dapat menghalangi aliran udara dan mengakibatkan infeksi pada paru-paru.

2. Pneumonia Infeksius

Pneumonia infeksius disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau kadang-kadang keduanya. Beberapa bakteri yang umum yang dapat menyebabkan pneumonia pada kucing termasuk Pasteurella multocida dan Bordetella bronchiseptica, sedangkan virus seperti herpesvirus dan calicivirus feline juga dapat menyebabkan pneumonia.

3. Pneumonia Jamur

Pneumonia jamur, atau pneumonia mikotik, jarang terjadi pada kucing. Ini disebabkan oleh infeksi jamur seperti Histoplasma atau Cryptococcus yang masuk ke dalam paru-paru kucing dan menyebabkan peradangan serta gangguan pernapasan.

4. Pneumonia Parasit

Pneumonia parasit sangat jarang terjadi pada kucing. Ini terjadi ketika kucing terinfeksi parasit seperti larva cacing yang menetap di dalam paru-paru, menyebabkan peradangan dan kesulitan bernapas. Anak kucing dan kucing liar atau yang tinggal di luar rumah memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia parasit karena lebih sering terpapar lingkungan yang mengandung parasit.

Pencegahan Pneumonia Kucing

Pneumonia adalah kondisi serius yang dapat memengaruhi kesehatan kucing. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, pemilik dapat membantu melindungi kucing dari penyakit ini. Berikut cara mencegah pneumonia pada kucing:

1. Perhatikan Kesehatan Kucing

Memberikan makanan yang sehat, menyediakan akses yang cukup ke air minum, dan menjaga kucing tetap aktif dengan bermain dan berolahraga dapat membantu mempertahankan sistem kekebalan tubuh yang kuat. Pastikan juga untuk memberikan perawatan gigi yang teratur, karena infeksi gigi dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, termasuk pneumonia.

2. Menjaga Lingkungan Tetap Bersih

Menjaga lingkungan kucing tetap bersih dan bebas dari kotoran, debu, dan bulu hewan peliharaan lain dapat membantu mencegah iritasi dan infeksi pada saluran pernapasan kucing. Gunakan pembersih yang lembut dan aman untuk membersihkan kandang dan perlengkapan kucing secara teratur.

3. Perhatikan Gejala Penyakit

Penting untuk memperhatikan gejala penyakit pada kucing dan segera menghubungi dokter hewan jika Anda mencurigai bahwa kucing Anda sakit. Gejala pneumonia pada kucing seperti batuk, sesak napas, demam, dan kehilangan nafsu makan. Semakin cepat pemilik mengetahui gejalanya, semakin cepat kucing mendapat pengobatan.

4. Hindari Paparan Asap Rokok dan Bahan Kimia Berbahaya

Asap rokok dan bahan kimia berbahaya seperti pembersih rumah tangga atau pewangi udara dapat merusak sistem pernapasan kucing dan meningkatkan risiko pneumonia. Hindari merokok di dalam rumah dan pastikan untuk menyimpan bahan kimia berbahaya di tempat yang tidak dapat diakses oleh kucing.

5. Vaksinasi Rutin

Vaksinasi adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi kucing dari penyakit yang dapat menyebabkan pneumonia, seperti virus herpes dan calicivirus feline. Pastikan untuk memberikan vaksin yang tepat sesuai dengan usia kucing.

Sekarang vaksin kucing tak perlu keluar rumah. Pet Care menyediakan layanan vaksinasi yang siap datang ke rumah. Tenaga medis dari Pet Care bersertifikat lengkap dan berpengalaman.

Sekarang vaksinasi untuk mencegah pneumonia kucing dapat dilakukan langsung di rumah atau lokasi Anda.

Jadwalkan pemeriksaan rutin dengan  dokter hewan terdekat melalui  Call Center Pet Care untuk memastikan kesehatan yang baik dan mendeteksi masalah kesehatan sejak dini. 

Dokter hewan dapat memberikan saran tentang langkah-langkah pencegahan tambahan yang dapat diambil untuk melindungi kucing dari pneumonia dan penyakit lainnya.

Jangan ragu hubungi kami.

Perawatan Terbaik Setelah Anjing Melahirkan Agar Tidak Stres

Menyambut anak anjing baru memang membahagiakan, tetapi jangan sampai melupakan induk anjing setelah melahirkan. Pemilik bertanggung jawab untuk merawat induk anjing dan anak-anaknya dengan baik. 

Proses persalinan dan pasca persalinan bisa menjadi momen yang menegangkan bagi anjing dan pemiliknya. Inilah mengapa penting bagi pemilik anjing untuk memahami bagaimana memberikan perawatan terbaik bagi anjing mereka setelah melahirkan. 

Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah mencegah stres pada induk anjing dan anak-anaknya. Dalam artikel ini, kita akan belajar bersama cara merawat anjing setelah melahirkan.

Yuk, pelajari bersama!

Mengapa Stres Perlu Dicegah Setelah Anjing Melahirkan?

Stres pada induk anjing setelah melahirkan dapat berakibat fatal, seperti:

  • Stres dapat mengganggu hormon yang bertanggung jawab untuk produksi ASI, sehingga berakibat penurunan jumlah produksi pada anjing. Hal ini akan berimbas pada anak anjing yang tidak mendapatkan cukup asupan nutrisi.
  • Induk anjing yang stres akan menolak atau bahkan melukai anak-anaknya.
  • Stres dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh induk anjing, membuatnya lebih rentan terhadap penyakit.
  • Induk anjing yang stres mungkin menjadi lebih agresif terhadap orang atau hewan lain di sekitarnya.

Cara Mencegah Stres Pada Anjing Setelah Melahirkan

Lingkungan yang Tenang dan Aman

Setelah melahirkan, anjing membutuhkan lingkungan yang tenang dan aman untuk pemulihan dan merawat bayi anjingnya. Pilihlah tempat yang sepi dan terlindungi di rumah tempat untuk anjing merasa nyaman dan aman. 

Jauhkan mereka dari gangguan yang berlebihan seperti suara keras atau interaksi yang terlalu banyak dengan manusia atau hewan lain.

Dukungan Emosional dan Perhatian Ekstra

Anjing memerlukan lebih banyak perhatian dan dukungan emosional setelah melahirkan. Berikan kasih sayang ekstra, perhatian, dan waktu bersama dengan mereka. Sentuhan fisik yang lembut, seperti memijat atau mengelus, dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan ikatan antara pemilik dan anjing.

Hindari Menyentuh Anak Anjing Secara Berlebihan

Sebagai pemilik rasanya ingin memeluk, memegang, atau mencium bayi anjing yang beru lahir. Tapi, sebaiknya hindari menyentuh mereka secara berlebihan.

Setelah anjing melahirkan, insting pelindung mereka sangat kuat, terutama terhadap bayi anjing mereka yang baru lahir. Biarkan induk anjing menjilat dan merawat anak-anaknya terlebih dahulu. Pemilik dapat mulai bermain dan berinteraksi dengan anak anjing setelah beberapa minggu.

Diet yang Seimbang dan Nutrisi yang Cukup

Pemberian makanan yang tepat dan nutrisi yang cukup sangat penting bagi anjing yang baru saja melahirkan. Pastikan untuk memberikan makanan yang kaya akan nutrisi dan tambahan kalsium jika diperlukan untuk membantu dalam produksi ASI yang cukup untuk bayi anjing. 

Jaga kebersihan Setelah Anjing Melahirkan

Pasca anjing melahirkan, menjaga kebersihan adalah hal yang sangat penting untuk mencegah infeksi dan memastikan kesehatan baik anjing maupun bayi anjing. 

Pastikan kandang dan area di sekitarnya selalu bersih dan higienis. Hal ini dapat membantu mengurangi stres dan mencegah penyakit.

Perhatikan dan periksa payudara anjing untuk memastikan tidak ada tanda-tanda infeksi atau masalah kesehatan lainnya. Bersihkan payudara secara lembut dengan kain lembab atau kapas jika diperlukan.

Pastikan untuk membersihkan semua perkakas dan peralatan yang digunakan untuk merawat anjing dan bayi anjing. Ini termasuk mangkuk makanan dan minum, mainan, dan tempat tidur.

Pantau Tanda Stres atau Masalah Kesehatan

Perhatikan tanda-tanda stres atau masalah kesehatan pada anjing seperti kegelisahan berlebihan, kehilangan nafsu makan, atau perilaku yang tidak biasa. Jika Anda melihat tanda-tanda ini, konsultasikan segera dengan  dokter hewan terdekat untuk mendapatkan bantuan.

Perawatan Kesehatan Rutin

Jadwalkan pemeriksaan rutin dengan dokter hewan terdekat melalui  Call Center Pet Care untuk memastikan kesehatan baik anjing maupun bayi anjing. Dokter hewan terdekat dari lokasi Anda akan langsung datang ke rumah untuk memberikan saran tentang perawatan kesehatan yang tepat dan memeriksa tanda-tanda masalah kesehatan yang mungkin timbul, seperti infeksi atau masalah reproduksi.

Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan. Jangan ragu hubungi kami.

Anjing Diare? Cegah Dengan Vaksin Parvovirus Sesuai Jadwal

Pernah mendangar tentang vaksin parvovirus?

Anjing yang muntah atau diare hingga berdarah mungkin terkena parvovirus. Virus ini dapat bertahan di lingkungan selama berbulan-bulan. Virus ini mudah menyebar antar anjing melalui kontak dengan kotoran yang terkontaminasi.

Parvovirus mudah menular dan menyerang anjing, terutama anak anjing yang belum divaksinasi. Oleh karena itu, anak anjing penting untuk diberikan vaksin Parvovirus sesuai jadwal.

Bagi anda yang masih bingung tentang Parvovirus, artikel ini akan membahas parvovirus, pencegahannya, dan jadwal vaksinasi yang tepat.

Yuk, pelajari bersama!

Apa itu Parvovirus pada Anjing?

Parvovirus pada anjing merupakan salah satu penyakit yang menular dan dapat mempengaruhi hewan peliharaan. Dikenal secara resmi sebagai Canine Parvovirus (CPV), virus ini dapat menginfeksi anjing dari segala usia, tetapi biasanya anak  anjing yang belum divaksinasi berisiko tertinggi terkena virus ini.

Parvovirus merupakan virus yang sangat menular dan berbahaya bagi anjing, terutama anak anjing. Virus ini menyerang sistem pencernaan dan dapat menyebabkan dehidrasi, diare berdarah, dan kematian. 

Penyebab Parvovirus pada Anjing?

Parvovirus pada anjing disebabkan oleh Canine Parvovirus, yang terutama menyerang saluran pencernaan. Virus ini dapat bertahan dalam lingkungan selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, sehingga dapat dengan mudah menular melalui kontak langsung dengan kotoran anjing yang terinfeksi atau melalui lingkungan yang terkontaminasi.

Gejala Parvovirus pada Anjing

1. Anjing yang terinfeksi Parvovirus sering muntah secara berulang.

2. Diare yang berair, berbau busuk, dan berdarah adalah gejala umum Parvovirus.

3. Anjing yang terinfeksi Parvovirus cenderung kehilangan nafsu makan dan menjadi lemah.

4. Karena muntah dan diare berat, anjing dapat mengalami dehidrasi yang parah.

5. Demam juga dapat terjadi pada anjing yang terinfeksi Parvovirus.

Agar anjing tidak terkena Parvovirus, maka lakukan vaksinasi. Vaksinasi merupakan salah satu cara paling efektif untuk melindungi anjing Anda dari berbagai penyakit menular, termasuk Parvovirus. 

Bagaimana Vaksin Parvovirus Bekerja?

Vaksin parvovirus adalah vaksin yang dirancang untuk memicu sistem kekebalan tubuh anjing untuk melawan virus parvovirus. Vaksinasi Parvovirus bekerja dengan memperkenalkan antigen yang dilemahkan atau dimatikan dari virus Parvovirus ke dalam tubuh anjing. 

Sistem kekebalan tubuh anjing merespons antigen ini dengan memproduksi antibodi yang dapat melawan virus asli jika anjing tersebut terpapar virus secara alami di kemudian hari. Dengan cara ini, vaksin membantu melatih sistem kekebalan tubuh anjing untuk mengenali dan melawan virus Parvovirus dengan lebih efektif.

Pentingnya Vaksin Parvovirus pada Anjing?

1. Perlindungan Terhadap Penyakit Serius

Vaksinasi Parvovirus memberikan perlindungan terhadap penyakit yang serius dan mematikan pada anjing. Dengan memvaksinasi anjing, membantu melindungi kesehatannya dan meningkatkan peluang untuk hidup lebih lama dan lebih sehat.

2. Pencegahan Penyebaran Penyakit

Vaksinasi tidak hanya melindungi anjing, tetapi juga membantu mencegah penyebaran Parvovirus pada anjing lain. Dengan memutuskan rantai penularan, membantu menjaga kesehatan seluruh populasi anjing.

3. Investasi Kesehatan Jangka Panjang

Biaya vaksinasi jauh lebih murah daripada biaya perawatan yang diperlukan jika anjing terinfeksi Parvovirus. Dengan melakukan vaksinasi secara teratur,  menjaga anjing tetap sehat dan berumur panjang.

Jadwal Vaksin Parvovirus pada Anjing

Jadwal vaksinasi Parvovirus untuk anjing akan bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti usia anjing, status vaksinasi sebelumnya, kondisi kesehatan, dan rekomendasi spesifik dari dokter hewan yang merawatnya. Berikut, jadwal umum mengenai vaksinasi parvovirus.

Vaksinasi Primer

Vaksinasi ini membantu membangun kekebalan awal anjing terhadap Parvovirus.

  • Anjing biasanya menerima vaksinasi Parvovirus sebagai bagian dari vaksinasi rutin yang diberikan pada usia muda, seringkali mulai dari usia 6-8 minggu.
  • Vaksinasi primer biasanya terdiri dari serangkaian dosis vaksin, yang diberikan dalam interval tertentu, biasanya setiap 2-4 minggu sampai anjing mencapai usia 16 minggu.

Booster dan Vaksinasi Tahunan

  • Setelah vaksinasi primer selesai, anjing biasanya mendapatkan vaksinasi booster satu tahun setelah dosis terakhir dari seri vaksinasi primer.
  • Setelah itu, vaksinasi Parvovirus biasanya diperbarui setiap tahun atau sesuai dengan rekomendasi dari dokter hewan.
  • Vaksinasi tahunan atau revisi vaksinasi secara berkala membantu memperkuat kekebalan anjing terhadap Parvovirus dan memastikan perlindungan yang berkelanjutan.

Penting untuk diingat bahwa hanya dokter hewan yang dapat memberikan rekomendasi yang tepat mengenai jadwal vaksinasi Parvovirus untuk anjing.

Oleh karena itu, Konsultasikan dengan  dokter hewan terdekat melalui  Call Center Pet Care untuk merencanakan jadwal vaksinasi yang sesuai dan memberikan perlindungan terbaik bagi sahabat empat kaki.

Namun, jika takut untuk membawa anjing ke Pet Shop, Pet Care menyediakan layanan vaksinasi yang siap datang ke rumah. Tenaga medis dari Pet Care bersertifikat lengkap dan berpengalaman.

Sekarang, vaksin parvovirus tidak perlu repot keluar rumah, ayanan dokter hewan dari Pet Care dapat dilakukan langsung di rumah atau lokasi Anda.

Wet Food atau Dry Food, Mana yang Disukai Kucing?

Mana yang akan disukai kucing antara Wet Food atau Dry Food? Wet food dan dry food merupakan dua jenis makanan yang populer untuk kucing. 

Ketika memilih makanan untuk kucing, salah satu keputusan utama yang harus diambil adalah antara makanan basah (wet food) atau makanan kering (dry food). Kedua jenis makanan ini memiliki karakteristik yang berbeda dan berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan kucing.

Bagi para pemilik kucing yang masih bingung ingin memberikan wet food atau dry food, artikel ini akan membahas perbedaan, kelebihan dan kekurangan keduanya.

Yuk, kita pelajari bersama!

Perbedaan Wet Food dan Dry Food

1. Kandungan Air

Wet Food atau makanan basah mengandung lebih banyak air, biasanya sekitar 75-85% air. Hal ini bermanfaat untuk menjaga kucing terhidrasi, terutama bagi kucing yang tidak cukup minum air.

Dry Food atau makanan kering memiliki kandungan air yang jauh lebih rendah, sekitar 5-10%. Karena kandungan air yang rendah, makanan kering tidak memberikan hidrasi yang sama seperti makanan basah.

2. Kandungan Nutrisi

Wet Food seringkali dianggap lebih kaya nutrisi karena mengandung lebih banyak protein dan lemak, serta memiliki lebih sedikit karbohidrat. Hal Ini dapat membantu kucing yang sedang membutuhkan diet tinggi protein atau kucing dengan kondisi kesehatan tertentu seperti penyakit ginjal atau diabetes.

Dry Food biasanya mengandung lebih banyak karbohidrat daripada makanan basah. Namun, makanan kering juga bisa menjadi sumber nutrisi yang baik, terutama jika mereka dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan kucing.

3. Tekstur Wet Food dan Dry Food

Wet Food memiliki tekstur yang lebih lunak dan berair. Konsistensinya mirip dengan adonan atau pasta. Karena teksturnya yang lunak, makanan basah lebih mudah dicerna oleh kucing, terutama bagi kucing yang memiliki masalah pencernaan atau gigi yang lemah.

Dry Food memiliki tekstur yang keras dan renyah, mirip dengan biji-bijian atau nugget. Teksturnya yang keras dapat membantu membersihkan gigi kucing saat mereka mengunyahnya, membantu menjaga kesehatan gigi dan gusi.

4. Pengaruh terhadap Kesehatan Gigi

Beberapa orang percaya bahwa wet food dapat membantu menjaga kesehatan gigi kucing dengan meminimalkan penumpukan plak dan tartar. Namun, hal ini dapat bervariasi tergantung pada makanan spesifik dan kebiasaan makan kucing.

Dry food sering dianggap lebih efektif dalam menjaga kesehatan gigi kucing karena teksturnya yang keras dapat membantu membersihkan gigi saat kucing mengunyahnya.

Kelebihan dan Kekurangan Wet Food

Wet food atau makanan basah merupakan salah satu pilihan makanan populer untuk kucing. Makanan ini memiliki tekstur yang basah dan lembut, serta aroma yang lebih kuat dibandingkan makanan kering. 

Kelebihan 

Wet food memiliki aroma yang lebih kuat dan rasa yang lebih lezat sehingga lebih menarik bagi kucing.

Tekstur wet food yang basah dan lembut membuatnya mudah dicerna oleh kucing, terutama bagi anak kucing, kucing tua, atau kucing yang memiliki masalah pencernaan. Wet food dapat menjadi sumber protein, lemak, dan vitamin yang penting bagi kesehatan kucing.

Kekurangan

Wet food lebih mudah basi dibandingkan dry food, sehingga harus disimpan di kulkas setelah dibuka.

Tekstur wet food yang lunak tidak membantu membersihkan gigi kucing, sehingga dapat menyebabkan kerusakan gigi jika tidak dibersihkan dengan benar. Wet food biasanya lebih mahal dibandingkan dry food.

Kelebihan dan Kekurangan Dry Food

Dry food atau makanan kering merupakan salah satu pilihan makanan populer untuk kucing. Makanan ini memiliki tekstur yang keras dan kering, serta tahan lama dalam penyimpanan.

Kelebihan

Dry food lebih mudah disimpan dan lama masa kadaluarsanya. Dry food umumnya lebih murah dibandingkan wet food. 

Tekstur dry food yang keras membantu membersihkan gigi kucing saat mereka makan, sehingga membantu mencegah kerusakan gigi. Dry food dapat menjadi sumber protein, lemak, dan vitamin yang penting bagi kesehatan kucing.

Kekurangan

Dry food memiliki aroma yang kurang kuat dan rasa yang kurang lezat, sehingga kurang menarik bagi kucing. Tekstur dry food yang keras dapat membuatnya sulit dicerna oleh anak kucing, kucing tua, atau kucing yang memiliki masalah pencernaan.

Dry food memiliki kadar air yang rendah, sekitar 10-12%, sehingga dapat menyebabkan dehidrasi pada kucing jika tidak minum air putih yang cukup.

Dari penjelasan tersebut manakah yang disukai kucing? Preferensi makanan bisa berbeda-beda untuk setiap kucing. Beberapa kucing mungkin lebih suka makanan basah, sementara yang lain mungkin lebih menyukai makanan kering. Jadi, ini tergantung pada seleran kucing kesayangan anda. 

Dalam memilih wet food atau dry food untuk kucing, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan kesehatan spesifik kucing, preferensi makanannya, dan ketersediaan serta keterjangkauan makanan tersebut. 

Anda bisa berkonsultasi tentang makanan yang tepat untuk kucing ke dokter hewan terdekat dengan menghubungi layanan call center Pet Care. 

Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan. Jangan ragu hubungi kami.

Makanan untuk Kucing Sakit Sesuai Kondisinya yang Bernutrisi

Saat sakit, memilih makanan untuk kucing sakit adalah hal yang perlu diperhatikan dengan teliti. Pasalnya, nafsu makan kucing cenderung menurun saat mereka sakit. Hal ini, dapat mengakibatkan asupan nutrisi yang terhambat dapat memperlambat proses pemulihannya. 

Memilih makanan untuk kucing sakit juga harus memperhatikan kondisinya. Kandungan dan bahan makanan tertentu bisa memperburuk kondisi kucing kesayangan apabila tidak tepat. 

Oleh karena itu, penting untuk memberikan makanan yang tidak hanya bernutrisi tetapi juga lezat dan menarik bagi kucing yang sakit. Artikel ini akan membahas makanan kucing saat sakit yang bernutrisi dan lezat sesuai dengan kondisi kucing.

Yuk, pelajari bersama!

Makanan untuk Kucing Sakit Pencernaan

Kucing yang mengalami masalah pencernaan seperti muntah atau diare biasanya membutuhkan makanan yang lembut dan mudah dicerna. Makanan basah (wet food) yang rendah lemak dan tinggi protein adalah pilihan terbaik saat kucing mengalami diare. 

Pastikan makanan kucing mengandung probiotik, tinggi serat dan rendah residu. Makanan yang mengandung serat akan mudah dicerna untuk pencernaan kucing yang sensitif.

Makanan untuk Kucing dengan Penyakit Ginjal

Kucing yang sedang mengalami penyakit ginjal biasanya memerlukan diet khusus rendah protein dan rendah fosfor. Protein dan fosfor yang berlebihan dapat meningkatkan beban kerja pada ginjal yang sudah lemah

Makanan khusus untuk kucing dengan masalah ginjal biasanya mengandung jumlah protein yang terkontrol dan fosfor yang rendah, serta suplemen tambahan seperti asam amino arginin yang membantu mengurangi beban pada ginjal.

Kucing dengan Diabetes

Kucing yang menderita diabetes sering buang air kecil, haus berlebihan, dan mengalami penurunan berat badan. Biasanya kucing yang menderita diabetes memerlukan diet khusus dengan makanan rendah karbohidrat dan tinggi protein. 

Makanan kering (dry food) mengandung serat yang larut dan protein hewani berkualitas tinggi. Hal ini dapat membantu mengontrol gula darah. Makanan basah juga bisa menjadi pilihan yang baik untuk meningkatkan asupan air kucing.

Makanan untuk Kucing dengan Penyakit Jantung

Penyakit jantung pada kucing dapat menjadi kondisi yang menakutkan dan membutuhkan perhatian khusus, termasuk dalam hal nutrisi. Diet yang tepat dapat memainkan peran penting dalam mendukung kesehatan jantung kucing.

Kucing dengan penyakit jantung membutuhkan diet rendah garam dan rendah lemak. Konsumsi garam yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah dan membebani jantung. Makanan khusus untuk kucing dengan masalah jantung biasanya mengandung jumlah natrium yang terkontrol.

Diet rendah lemak dapat membantu menjaga berat badan yang sehat pada kucing dengan penyakit jantung. Kegemukan dapat memperburuk beban pada jantung dan menyebabkan komplikasi lainnya. 

Makanan khusus untuk kucing dengan masalah jantung biasanya mengandung tingkat natrium yang terkontrol dan tambahan taurin serta asam lemak omega-3. Asam lemak omega-3 memiliki sifat antiinflamasi dan dapat membantu mengurangi peradangan pada jantung. Makanan yang mengandung sumber asam lemak omega-3, seperti minyak ikan, bisa bermanfaat bagi kucing dengan penyakit jantung.

Makanan untuk Kucing dengan Masalah Gigi atau Mulut

Kucing dengan masalah gigi atau mulut mungkin kesulitan makan makanan kering atau keras. Makanan basah bisa menjadi pilihan terbaik bagi kucing. Makanan basah atau wet food juga memiliki kandungan air yang lebih tinggi, membantu menjaga kucing terhidrasi.

Selain itu, makanan yang lembut atau direndam dalam air hangat dapat membantu kucing untuk mencerna makanannya karena tekstur yang lembut. Hal ini akan membuat makanan menjadi lebih mudah diproses oleh kucing dengan masalah gigi atau mulut.

Tips Memberikan Makanan untuk Kucing Sakit

  • Sajikan makanan dalam porsi kecil dan sering.
  • Hangatkan makanan sedikit agar aromanya lebih kuat.
  • Tambahkan sedikit air ke dalam makanan agar lebih mudah dimakan.
  • Berikan makanan di tempat yang tenang dan nyaman.
  • Jika kucing masih tidak mau makan, konsultasikan dengan dokter hewan.

Sebelum memutuskan makanan untuk kucing sakit, sangat penting untuk berkonsultasi dengan konsultasi dokter hewan terdekat dengan menghubungi layanan call center Pet Care. 

Dokter hewan akan memberikan rekomendasi yang tepat berdasarkan kondisi kesehatan kucing kesayangan. Mereka juga dapat merekomendasikan merek dan jenis makanan yang cocok untuk kondisi spesifiknya.

Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan. Jangan ragu hubungi kami.