Tag: dokter hewan ke rumah

Simblefaron Permasalahan pada Mata Kucing

Sebagai pemilik kucing tentunya ingin mereka tetap sehat dan bahagia. Namun, apa yang terjadi jika mereka mengalami masalah pada mata mereka? Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah Simblefaron

Masalah ini dapat mempengaruhi penglihatan dan kesejahteraan kucing kesayangan. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui tentang apa sebenarnya kelainan pada mata kucing ini, apa penyebabnya, dan bagaimana kita dapat membantu kucing kita menghadapinya.

Apa itu Simblefaron?

Simblefaron pada kucing adalah kondisi langka di mana kelopak mata bagian atas atau bawah melekat satu sama lain. Hal ini bisa terjadi pada satu atau kedua mata kucing. 

Ketika kedua kelopak mata saling melekat, bisa menyebabkan berbagai masalah, termasuk iritasi, infeksi, dan bahkan kehilangan penglihatan.

Penyebab Simblefaron pada Kucing

Beberapa faktor yang memicu terjadinya Simblefaron pada kucing salah satunya adalah faktor genetik atau keturunan. Selain itu, cedera atau infeksi mata yang tidak diobati dengan baik juga bisa menjadi pemicunya.

Gejala Simblefaron pada Kucing

Bagaimana kita tahu jika kucing menderita Simblefaron? Beberapa gejala yang dapat diperhatikan adalah kesulitan membuka atau menutup mata, kelopak mata yang melekat, atau tanda-tanda peradangan pada area sekitar mata seperti:

  1. Mata kering
  2. Mata terasa terbakar
  3. Mata bengkak
  4. Sensitif terhadap cahaya
  5. Masalah penglihatan
  6. Diplopia atau penglihatan ganda
  7. Entropion suatu kondisi di mana kelopak mata mengarah ke ke arah dalam  bola mata
  8. Lagophthalmos yaitu kesulitan untuk  menutup kelopak mata dengan benar

Jika melihat gejala-gejala ini, penting untuk segera menghubungi dokter hewan terdekat melalui layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care, dokter hewan terdekat dari lokasi anda akan datang untuk memberikan perawatan terbaik.

Mencegah Simblefaron pada kucing mungkin tidak selalu berhasil, apalagi jika kondisi tersebut disebabkan oleh faktor genetik. Namun, dengan memastikan kucing mendapatkan perawatan mata yang tepat saat mengalami cedera atau infeksi, kita dapat membantu mencegah masalah mata serius.

Kucing adalah makhluk yang luar biasa, dan mereka pantas mendapatkan perawatan terbaik dari kita. Simblefaron adalah masalah serius yang dapat mempengaruhi penglihatan dan kesejahteraan mereka, tetapi dengan pengawasan yang tepat dan perawatan yang sesuai, banyak kucing dapat pulih sepenuhnya dari kondisi ini.


Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan  dokter hewan terdekat melalui layanan Pet Care. Jika adanya masalah pada mata kucing, termasuk Simblefaron. Ingatlah bahwa perhatian dan perawatan yang tepat dapat membuat perbedaan besar bagi kucing kesayangan kita.

Waspada Anafilaksis pada Kucing Setelah Vaksin

Anafilaksis atau dikenal sebagai syok alergi adalah salah satu efek samping berat pada kucing setelah vaksin. Alergi ini dapat berakibat fatal bila tidak ditangani segera oleh pihak medis. 

Alergi timbul karena tubuh salah mengenali suatu zat, yang dikenal sebagai alergen, sebagai ancaman dan melepaskan sel-sel kekebalan untuk menghalang penyusup. Biasanya, reaksi alergi ini ringan berupa bersin atau gatal-gatal pada kulit. Namun, dalam keadaan yang ekstrim, syok anafilaksis dapat terjadi di seluruh tubuh.

Syok anafilaksis yang paling umum terjadi pada kucing adalah gangguan pernapasan, sistem pencernaan seperti kerongkongan, lambung, hati, pankreas, dan saluran usus.

Gejala Anafilaksis pada Kucing

48 jam setelah vaksin dialukan, kita bisa mengecek keadaan kucing kita untuk mengidentifikasi alergi anafilaksis yang terjadi. Berikut gejala alergi pada kucing setelah vaksin:

Gejala Umum

Tanda-tanda anafilaksis yang paling umum terjadi dalam hitungan detik hingga menit dapat dideteksi sebagai berikut:

  • Gangguan pernapasan yang parah hingga kesulitan bernapas
  • Diare
  • Muntah
  • Mengeluarkan air liur yang berlebihan
  • Terlalu bersemangat atau terlalu lemas
  • Gusi pucat
  • Tungkai dingin
  • Pembengkakan wajah
  • Kulit gatal di sekitar kepala dan wajah
  • Kejang
  • Koma

Gejala pada Sistem Tubuh

Selain sistem pernapasan dan pencernaan, anafilaksis dapat mempengaruhi sistem tubuh sebagai berikut:

  • Gatal-gatal di tubuh, terutama terlihat di area dimana alergen bersentuhan dengan kulit dan, pembengkakan wajah
  • Gusi pucat, anggota tubuh dingin akibat dari sistem kardiovaskular terganggu
  • Kejang-kejang, tremor, gelisah, agitasi,dan  koma apabila menyerang sistem saraf
  • Kemerahan pada mata

Jika kucing anda menunjukan gejala alergi setelah vaksin segera hubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care, dokter hewan akan langsung datang untuk melakukan pemeriksaan. 

Dokter hewan  akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh untuk melihat tanda-tanda vital kucing, dan apabila diperlukan akan dilakukan tes darah untuk melihat peningkatan enzim hati dan sel inflamasi yang berlebihan.

Dokter hewan dapat mencurigai adanya syok jika gejala-gejala khas muncul secara tiba-tiba setelah terpapar alergen yang diketahui atau dicurigai.

Dengan pengetahuan yang baik tentang anafilaksis pada kucing, Anda dapat dengan cepat mengidentifikasi gejala dan memberikan perawatan yang diperlukan. Jangan ragu untuk menghubungi dokter hewan terdekat melalui layanan Pet Care. 

5 Fakta Unik Siberian Husky Si Anjing Rumahan

Siberian husky adalah salah satu anjing yang memesona dengan keunikan yang dimilikinya. Dengan bulu tebal dan mata tajam, anjing husky sering dikenal karena energi yang luar biasa dan kepribadian yang ceria.

Tak heran banyak orang menjadikan anjing ini sebagai hewan peliharaan. Jika anda ingin memelihara anjing ini, yuk kenali lebih jauh siberian husky si anjing rumahan.

Fakta Siberian Husky

1. Anjing yang Mudah Bergaul

Siberian husky adalah anjing yang terlahir dari kawanan, maksudnya mereka dipelihara sebagai bagian dari kelompok, sehingga mereka ramah.

Mereka adalah anjing yang penyayang dan lembut. Mudah memberikan banyak kasih sayang dan senang menerimanya.

Anjing ini ramah terhadap anak-anak dan orang asing. Tetapi tetap perlu pengawasan. Sangking ramahnya, husky akan menyambut penyusup atau penjahat dengan kibasan ekor daripada menggonggong.

2. Siberian Husky Hidup Di Iklim Dingin dan Hangat

Anjing husky terbiasa dengan iklim dingin. Namun, bukan berarti mereka tidak akan bertahan di iklim hangat. Mereka dapat beradaptasi terhadap suhu panas dengan perawatan yang tepat. 

Pemilik harus memastikan anjing husky memiliki akses air bersih dan segar setiap saat. Selain itu, pastikan untuk memberikan tempat perlindungan dari cuaca panas.

3. Siberian Husky Memiliki Warna Mata yang Indah

Husky dikenal dengan mata indah dan tajamnya. Coklat dan biru adalah warna khas mata husky, Bahkah terkadang kedua mata husky bisa memiliki dua warna yang berbeda. Kondisi ini disebut dengan “parti-eye”.

4. Husky Sering Dianggap Anjing Nakal

Banyak yang beranggapan husky adalah anjing nakal karena sifat aktifnya. Husky adalah anjing ceria, suka bermain, dan memiliki energi melimpah. Sehingga, pemilik harus pandai mengatur aktivitas mereka.

Hal ini dilakukan untuk mencegah perilaku destruktif atau merusak dan menghancurkan barang-barang di sekitarnya. Ajaklah husky untuk berjalan-jalan, berlari atau bermain untuk menjaga mood mereka tetap bahagia.

5. Husky Anjing yang Berisik

Sebagian besar husky cenderung bersifat vokal atau sering melolong. Ini adalah cara mereka berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Mereka melolong mungkin karena bosan, butuh perhatian, atau sekadar mengobrol. 

Dengan memberi stimulus yang cukup, latihan dan perhatian yang konsisten dapat mengurangi husky yang berisik.

Cara Merawat Siberian Husky

Memelihara anjing husky bisa menjadi pengalaman yang luar biasa. Namun kita perlu memberikan perhatian dan waktu yang diperlukan.

Kesehatan Husky adalah kunci utama untuk memastikan kebahagiaan mereka. Pastikan untuk memberikan makanan berkualitas tinggi yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi mereka.

Diet yang seimbang dan beragam akan membantu menjaga bulu mereka tetap sehat dan mengkilap. Selain itu, pastikan untuk memberikan mereka olahraga yang cukup.

Husky adalah anjing yang energik, mereka membutuhkan waktu yang cukup untuk berlari dan bermain di luar. Namun sama halnya dengan hewan peliharaan, mereka juga rentan terhadap penyakit. 
Jika husky mulai menunjukan gejala sakit segera  menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care husky anda akan mendapatkan penanganan terbaik.

Kucing Muntah? Inilah Penyebab dan Solusinya

Kucing muntah adalah peristiwa yang sering terjadi. Tidak perlu khawatir, jika kucing kesayangan anda mengalami hal ini karena wajar terjasi. Bahkan kucing yang sehat pun cbisa mengalaminya.

Namun jika kucing mulai rewel dan memuntahkan apa pun yang ditelan, maka anda perlu waspada dan melakukan kunjungan ke dokter hewan terdekat .

Jika kucing muntah lebih dari sekali dalam seminggu atau menunjukan gejala lesu, lemah, nafsu makan berkurang, muntah darah dan diare secara bersamaan, segera periksakan ke dokter hewan terdekat .

Hal ini bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan yang perlu segera ditangani. Berikut adalah beberapa hal yang perlu anda ketahui.

Penyebab Kucing Muntah yang Berkelanjutan

Ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab muntah terus-menerus. Beberapa di antaranya termasuk masalah pencernaan seperti konsumsi makanan yang tidak cocok, masalah pada saluran pencernaan, atau adanya parasit dalam tubuh kucing. 

Penyebab lainnya kucing mengkonsumsi makanan busuk, obat-obatan manusia, tali atau benang, makanan tertentu seperti cokelat atau bawang, dan lain sebagainya.

Selain itu, penyakit serius seperti masalah ginjal, diabetes, atau masalah hati juga bisa menjadi penyebab penyakit yang berkelanjutan.

Muntah Kuning pada Kucing

Muntah kuning pada kucing dapat menjadi indikasi adanya cairan empedu dalam perut. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan pada sistem pencernaan atau kondisi seperti infeksi saluran pencernaan.

Jika kucing anda mengalami hal ini, penting untuk segera menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care kucing anda akan mendapatkan penanganan yang tepat.

Warna Muntah pada Kucing yang Keracunan

Jika kucing mengalami keracunan, muntahnya bisa menunjukkan warna-warna yang berbeda tergantung pada bahan apa yang dikonsumsi. 

Misalnya, jika kucing mengkonsumsi racun tikus, muntahnya mungkin tampak berwarna biru atau hijau karena kandungan racun tersebut.

Jika kamu curiga kucingmu telah terpapar racun, segera bawa ke dokter hewan untuk mendapatkan pertolongan darurat.

Mengetahui tanda-tanda dan penyebab muntah pada kucing sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan mereka. Jika kucing anda mengalami gejala yang mencurigakan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter hewan terdekat.

Ingatlah selalu bahwa perhatian dan perawatan yang tepat dapat membantu menjaga kesehatan dan kebahagiaan kucing kesayanganmu.

Waspada Bahaya Salmonella pada Anjing

Salmonella adalah bakteri yang menginfeksi saluran pencernaan dan dapat menyebabkan diare parah pada manusia. Pada anjing, infeksi salmonella (disebut salmonellosis). 

Tidak banyak kasus terjadi dan seringkali tidak menunjukkan gejala, kecuali anjing tersebut memiliki sistem kekebalan yang lemah atau masih anak-anak.

Sebagian besar bakteri salmonella pada anjing menempel pada inang, artinya anjing yang terinfeksi tidak akan menularkan hewan lain. Sebagai contoh, sapi yang terinfeksi salmonella tidak akan membuat anjing yang sehat menjadi sakit, dan sebaliknya.

Meskipun penyakit akibat salmonella jarang terjadi pada anjing, risikonya dapat meningkat ketika daging mentah yang tidak diolah dengan baik menjadi makanan anjing.

Ketika anjing terinfeksi salmonella akan mengalami diare, dehidrasi, sepsis, bahkan kematian jika tidak diobati. Pemilik harus segera menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care anjing anda akan segera mendapat penanganan. 

Gejala Salmonella pada Anjing

Salmonella pada anjing dapat menyebabkan penyakit pada  sistem tubuh, gejalanya paling sering terlihat ketika mengganggu saluran pencernaan. Gejala salmonellosis meliputi:

– Diare tiba-tiba yang parah

– Diare berdarah (hematochezia)

– Muntah

– Lesu

– Demam

– Penurunan nafsu makan, dengan atau tanpa kehilangan berat badan

– Dehidrasi

Penyebab Salmonella pada Anjing

Biasanya, salmonella ditularkan ketika anjing menelan kotoran dari hewan yang terinfeksi atau produk yang terkontaminasi oleh bakteri. 

Anjing di lingkungan pertanian berisiko lebih tinggi terinfeksi, begitu pula anjing yang diet  dengan daging mentah. 

Gangguan ringan biasanya tidak memerlukan perhatian medis, namun sebagai pemilik hewan kita harus memantau gejala yang muncul pada anjing dengan.

Salmonellosis sulit didiagnosa karena gejala yang sama dengan penyakit lain. Selain itu, anjing sering tidak menunjukkan gejala. 

Pengobatan dan Pemulihan Salmonella pada Anjing

Seperti banyak penyebab peradangan saluran pencernaan lainnya, pengobatan salmonellosis sebagian besar berupa perawatan pendukung, yaitu:

– Hidrasi dengan terapi cairan

– Mengendalikan mual dan muntah

– Mencegah infeksi/detoksifikasi darah dengan antibiotik

Beberapa penderita mungkin memerlukan perawatan yang lebih intensif, seperti penggunaan tabung makanan, obat penekan demam, probiotik, atau transplantasi tinja untuk mengembalikan flora usus yang normal.

Pemulihan tergantung pada tingkat keparahan infeksi. Kasus ringan mungkin akan mendapat perawatan pendukung selama beberapa hari, sementara anjing dengan infeksi lanjutan dan infeksi darah mungkin memerlukan beberapa minggu perawatan intensif termasuk cairan intravena, antibiotik, dan tabung makanan.

Anjing dapat menyebarkan salmonella kepada manusia melalui feses atau saliva, sehingga penyakit ini menjadi zoonosis yang perlu diperhatikan. 

Pencegahan penting dilakukan untuk menghindari salmonellosis termasuk memberikan makanan yang diolah dengan baik, menghindari makanan mentah, dan memasak daging secara sempurna sebelum memberikannya kepada hewan peliharaan.

Jika anjing anda menunjukan gejala salmonellosis, segera bawa ke dokter hewan terdekat atau hubungi  call center Pet Care untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.

Kenali Demam pada Kucing dan Cara Pengobatannya

Demam pada kucing dapat menjadi tanda masalah yang serius. Kucing adalah hewan peliharaan yang menawan dan penuh karakter. Namun, seperti manusia, mereka juga dapat mengalami masalah kesehatan, termasuk demam. 

Cara Mengidentifikasi Demam pada Kucing

Penting untuk mengenali tanda demam pada kucing. Selain mengamati gejala seperti kurangnya aktivitas dan nafsu makan, kita juga dapat mencurigai adanya demam jika kucing terasa lebih hangat saat disentuh daripada biasanya. 

Cara terbaik untuk mengonfirmasi demam adalah dengan mengukur suhu tubuhnya. Gunakan termometer rektal atau termometer telinga yang dirancang khusus untuk hewan peliharaan.

Penggunaan termometer rektal lebih akurat daripada suhu aural (telinga) dan bisa dilakukan dengan mudah jika kucing relatif tenang. Pastikan untuk mengikuti petunjuk pada termometer untuk menentukan kapan pembacaan selesai. Ingatlah bahwa termometer yang digunakan pada hewan tidak boleh digunakan pada manusia.

Penyebab Demam pada Kucing

Ada banyak penyebab potensial demam pada kucing, termasuk:

1. Infeksi bakteri, virus, atau jamur yang mempengaruhi organ dalam tubuh kucing.

2. Parasit dapat menyebabkan demam pada kucing.

3. Beberapa jenis kanker juga dapat memicu demam.

4. Penyakit autoimun yang melibatkan sistem kekebalan tubuh yang berubah menjadi penyebab demam.

5. Trauma kecelakaan atau cedera fisik serius dapat menyebabkan demam.

6. Beberapa obat mungkin memiliki efek samping berupa demam.

Ketika Anda merasa kucing mengalami demam, penting untuk menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care, dokter hewan akan melakukan langkah-langkah berikut:

1. Dokter hewan akan meminta riwayat kesehatan kucing dan gejala yang dialaminya.

2. Dokter hewan akan memeriksa kucing secara fisik, termasuk pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer rektal atau telinga.

3. Jika pemeriksaan fisik tidak cukup untuk menentukan penyebab demam, dokter hewan dapat merekomendasikan tes darah, tes virus seperti Feline Leukemia Virus (FeLV) dan Feline Immunodeficiency Virus (FIV), serta tes urinalisis dan lainnya.

4. Dalam beberapa kasus, dokter hewan mungkin perlu melakukan rontgen atau ultrasonografi (USG) untuk mencari kelainan pada organ atau tulang.

Pengobatan dan Pemulihan Deman pada Kucing

Pengobatan demam pada kucing tergantung pada penyebabnya. Jika penyebab demam sudah diketahui, dokter hewan akan mengobati penyebabnya. 

Selain itu, langkah-langkah pengobatan yang mungkin dilakukan meliputi:

1. Kucing mungkin memerlukan cairan untuk mengatasi atau mencegah dehidrasi.

2. Dokter hewan dapat meresepkan obat untuk meredakan gejala dan menurunkan suhu tubuh.

3. Pemberian dukungan nutrisi mungkin diperlukan jika kucing kehilangan nafsu makan.

4. Kucing yang mengalami demam yang sangat tinggi atau menolak makan dan minum mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk perawatan dan pemantauan yang lebih ketat.

Banyak kucing akan pulih dari demam dengan perawatan yang tepat dalam satu hingga lima hari, kecuali jika penyebabnya sangat serius. 

Demam yang dialami kucing adalah masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh pemilik hewan. Cara terbaik untuk mengenali gejala demam adalah dengan mengukur suhu tubuh kucing menggunakan termometer atau mengecek suhu telinga kucing.

Pengobatan demam pada kucing dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang serius. Oleh karena itu, pemilik kucing harus selalu mengawasi kesehatan dan segera menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care dengan menghubungi call center.

Dengan perawatan yang tepat penanganan yang cepat, kucing dapat sembuh dari demam dan menjalani kehidupan yang sehat serta bahagia.

Kenali Gejala dan Pencegahan Stres pada Anjing

Stres tidak hanya dialami oleh manusia saja, tetapi juga bisa dialami pada anjing kesayangan kita. Lalu, apa yang membuat stres pada anjing? Apa yang harus dilakukan jika anjing stres?

Stres adalah masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi  respon fisik dan psikologis. Ini adalah reaksi alami yang dapat terjadi pada anjing ketika merasa tidak nyaman, cemas, atau tidak aman.

Untuk memastikan kesehatan psikis anjing anda, penting untuk memahami gejala stres pada anjing. Sebagai pemilik perlu mengenali apa yang membuat anjing stres. Oleh karena itu, mari simak pembahasan berikut:

Cara Mengenali Gejala Stres pada Anjing

Pertama, perubahan perilaku dapat menjadi indikasi stres pada anjing. Jika mereka tiba-tiba menjadi cemas atau agresif, dapat menjadi tanda stres. 

Selain itu, anjing yang biasanya aktif berubah menjadi lemas dan kurang semangat bisa menjadi tanda lainnya.

Kedua, perubahan fisik terjadi ketika anjing mengalami stres. Gejala fisik yang dapat dikenali seperti diare, muntah, gugup atau kerontokan bulu yang tidak wajar.

Ketiga, ketika stres anjing akan mengisolasi diri dengan cara mencari tempat yang tersembunyi untuk menghindari interaksi dengan pemiliknya. 

Keempat, penurunan nafsu makan adalah akibat dari stres. Jika anjing tidak nafsu makan atau menolak makan, ini bisa menjadi indikasi stres. Jika ini dibiarkan, maka dapat menyebabkan penurunan berat badan.

Kelima, anjing yang stres seringkali terlihat gelisah dengan melakukan gerakan tidak teratur, gemetar, atau menggigit diri sendiri.

Apa yang harus dilakukan jika anjing stres? Jika anjing anda mengalami gejala stres segera hubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care, dokter hewan akan segera datang ke rumah anda untuk melakukan pemeriksaan terhadap anjing anda.

Sebagai pemilik tentunya tidak ingin anjing anda mengalami stres. Oleh karena itu, pencegahan sejak dini dapat anda lakukan mulai sekarang. Apa yang harus anda lakukan jika anjing stres?

Cara Pencegahan Stres pada Anjing

1. Ciptakan lingkungan yang aman. Pastikan anjing anda memiliki lingkungan yang aman dan nyaman, termasuk memberikan tempat berlindung dan area yang tenang.

2. Berikan latihan fisik dan mental. Aktivitas fisik dan mental yang cukup, penting untuk mengatasi stres pada anjing. Dengan mengajak berjalan-jalan, bermain dan latihan dapat membantu meredakan kecemasan.

3. Gunakan terapi musik. Dengan mendengarkan musik akan menenangkan anjing yang stres .

4. Lakukan latihan desensitisasi. Untuk anjing yang stres terhadap situasi tertentu, seperti takut dengan manusia atau menghindari interaksi dengan anjing lain, latihan desensitisasi dapat membantu meredakan kecemasan mereka secara bertahap.

5. Konsultasikan dengan dokter hewan terdekat. Jika anjing menunjukan tanda stres yang parah dan terus-menerus, konsultasikan dengan dokter hewan melalui layanan Pet Care. 

Ingatlah bahwa setiap anjing adalah individu dengan kebutuhan dan toleransi stres yang berbeda. Kenali anjing anda dengan baik dan berikan perhatian khusus terhadap perubahan perilaku dan kesehatannya untuk mengatasi stres.

Obesitas Sebagai Penyakit Berbahaya Bagi Kucing dan Anjing

Obesitas adalah salah satu masalah kesehatan yang jarang diperhatikan pada kucing dan anjing. Obesitas adalah kondisi dimana kucing dan anjing memiliki berat yang berlebihan, yaitu 30 persen di atas berat badan ideal. Hal ini dapat terjadi ketika lebih banyak mengkonsumsi kalori daripada yang dibutuhkan. Ketika berat kucing dan anjing 30 persen diatas berat badan ideal akan mengalami perubahan metabolisme, sistem organ tidak berfungsi, dan penurunan umur. Obesitas bukan hanya masalah keindahan fisik kucing dan anjing, tetapi berdampak negatif pada kesehatan.

Obesitas memerlukan rencana diet dan perawatan yang matang. Hal ini untuk meminimalisir kegagalan penurunan berat badan dan menjaga kesehatan kucing dan anjing.Ketika kucing dan anjing mengalami obesitas, jangan terburu-buru untuk melakukan diet apalagi tanpa pengawasan dokter hewan. Jika tidak melakukan konsultasi dikhawatirkan dengan diet ketat yang dijalani akan menghilangkan massa otot dan regulasi metabolisme kucing dan anjing. Oleh karena itu jangan terburu-buru melakukan diet tanpa pengawasan dokter hewan. 

Konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter hewan agar kesehatan dan berat badan kucing dan anjing kesayangan dapat terpantau secara menyeluruh. Anda juga dapat segera menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care, dokter hewan akan datang ke rumah anda, untuk konsultasi lebih lanujut tentang masalah Obesitas pada kucing dan anjing.

Mencegah Obesitas pada Anjing

Sebagai pemilik tentunya tidak ingin hal ini terjadi pada kucing dan anjingnya. Oleh karena itu, berikut tindakan pencegahan obesitas pada kucing dan anjing:

1. Jogging atau jalan-jalan dengan kucing dan anjing selama beberapa menit dalam seminggu.

2. Bermain lempar tangkap atau melakukan aktivitas fisik selama beberapa menit per harinya. Olahraga yang teratur dapat membakar kalori lebih banyak, mengurangi nafsu makan, membentuk massa otot dan meningkatkan metabolisme kucing dan anjing.

3. Mengukur jumlah makanan yang tepat dan sehat yang disetujui oleh dokter hewan. Makanan harus mengandung serat yang mudah dicerna, sehingga mencegah kerusakan kulit dan bulu selama diet.

4. Periksa berat badan  kucing dan anjing secara rutin. Dengan melakukan pemeriksaan bersama dokter hewan terpercaya, program diet yang sehat dan sukses bisa terwujud.

Melindungi kucing dan anjing dari obesitas adalah tindakan penting untuk memastikan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka. Dengan perhatian tepat, pola makan sesuai dan aktivitas fisik yang cukup akan membantu mencegah dan mengatasi obesitas. Sehingga, hewan kesayangan akan menikmati masa tua yang aktif dan bahagia.

Waspada! Ini Tanda Anjing Alergi Pada Makanan

Alergi makanan adalah hal umum yang sering terjadi pada anjing. Apabila anjing mengalami alergi, sistem kekebalan tubuh mereka akan bereaksi berlebihan dan menghasilkan antibodi terhadap zat yang biasanya dapat di toleransi. Sebagian besar anjing yang terkena alergi, sebenarnya alergi terhadap protein tertentu.

Reaksi alergi terhadap suatu makanan, antibodi akan melawan beberapa bagian makanan. Hal ini akan menyebabkan gatal, kemerahan, dan bengkak pada wajah.

Lantas, apa saja tanda anjing alergi pada makanan? Dan bagaimana cara mendiagnosisnya? Dalam artikel ini, anda akan segera mengetahuinya!

Tanda Anjing Alergi Pada Makanan

Berikut tanda anjing alergi pada makanannya :

  1. Gatal pada kulit, cakar, atau telinga
  2. Gangguan pencernaan seperti muntah atau diare
  3. Penurunan berat badan dan kekurangan energi
  4. Kemerahan pada kulit dan telinga
  5. Pembengkakan pada wajah

Alergi makanan yang paling umum pada anjing adalah protein, terutama yang berasal dari susu, daging sapi, ayam, telur ayam, gandum, atau kedelai. Setiap kali hewan peliharaan makan makanan yang mengandung zat ini, antibodi akan berekasi dengan antigen dan timbul gejala. Protein memang penyebab paling umum, namun zat dan bahan tambahan lain juga dapat menjadi penyebabnya.

Cara Mendiagnosis Anjing Alergi pada Makanannya

Anjing diadiagnosis menderita alergi pada makanannya ketika mereka sudah melakukan pemeriksaan fisik, tanda-tanda klinis, dan respons mereka terhadap uji coba makanannya. Menurut vcahospitals.com, dokter hewan biasanya akan menyarankan agar anda menyelesaikan uji coba makanan yang berlangsung selama 8 hingga 12 minggu dan harus diikuti seperti yang ditentukan. Jangan memberikan cemilan atau makanan lain yang mengganggu hasil uji coba makanan, termasuk pemberian suplemen, vitamin beraroma atau pencegah parasit tertentu.

Jika gejala alergi anjing sembuh ketika menjalani uji coba makanan, selanjutnya lakukan uji coba dengan memperkenalkan kembali makanan lama anjing anda. Jika gejala anjing anda sembuh dengan uji coba makanan dan kembali dalam waktu satu minggu setelah uji coba makanan, maka anjing anda didiagnosis secara pasti menderita alergi makanan.

Dilansir dari PetMD, ada berbagai cara untuk melakukan uji coba makanan:

  • Diet protein terhidrolisis yang diresepkan.

Diet ini memecah protein menjadi partikel-partikel kecil sehingga tidak dapat berikatan dengan reseptor dan memulai respons imun.

  • Diet eliminasi

Diet ini memiliki satu sumber protein/karbohidrat. Diformulasikan oleh ahli gizi hewan atau diet rumahan yang dibuat dengan arahan dokter hewan.

Uji coba makanan atau diet eliminasi adalah cara terbaik untuk mendiagnosis alergi. Sebagian besar diet eliminasi tidak cocok untuk pemberian makanan jangka panjang dan hanya digunakan untuk mendiagnosis alergi makanan.

Alergi makanan tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikelola dengan baik dalam jangka panjang dengan terapi diet yang tepat. Hidari bahan-bahan yang menyebabkan alergi, pastikan untuk memperhatikan label makanan pada anjing, terutama pada cemilannya. Anda juga dapat segera menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care, dokter hewan akan datang ke rumah anda.

Mata Kucing Katarak : Penyebab dan Cara Mengobatinya

Jika anda melihat kucing anda tampak berhati-hati saat bergerak, ragu keluar rumah, atau melompat di atas kursi, bisa saja mata kucing menderita katarak. Hal ini dapat terjadi ketika kucing sudah berusia lebih dari 10 tahun. Katarak pada kucing memang jarang terjadi, namun ini termasuk penyakit serius yang harus ditangani segera agar kucing tidak mengalami kebutaan.

Katarak dapat menyerang salah satu mata atau kedua mata. Penyakit ini dipicu oleh penuaan, peradangan, penyakit, atau masalah kesehatan lainnya. Mata kucing akan terlihat keruh sehingga cahaya tidak dapat masuk ke retina, dan akhirnya gangguan penglihatan pun terjadi.

Lantas, apa saja tanda, penyebab, dan bagaimana cara mengobati mata kucing katarak? Yuk simak penjelasannya di bawah!

Gejala Mata Kucing Katarak

Kucing yang mengalami katarak biasanya akan menunjukkan gejala fisik dan perilaku seperti berikut :

  • Perubahan warna iris mata menjadi keruh dan kabur
  • Tersandung kakinya sendiri
  • Menabrak dinding atau funitur
  • Kesulitan menemukan tempat makanannya dan kotak kotorannya
  • Menunjukkan tanda stres atau cemas

Penyebab Mata Kucing Katarak

Penyebab paling umum kucing katarak adalah karena peradangan di dalam mata (uveitis) yang disebabkan oleh infeksi, penyakit, atau trauma. Trauma sendiri seperti cendera yang tembus pada mata, dapat menyebabkan pembentukan katarak dini.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, walaupun kucing yang berusia di atas 10 tahun lebih sering mengalami katarak karena penuaan, kucing yang lebih muda atau anak kucing juga dapat terkena katarak.  Anak kucing yang kekurangan gizi dapat terkena katarak.

Kucing yang menjalani terapi radiasi untuk kanker pada wajah atau kepala mereka, dapat terkena katarak juga. Beberapa penyakit yang mendasari, karena tekanan darah tinggi dan diabetes, dapat dikaitkan dengan katarak pada kucing.

Bagaimana Cara Mengobati Mata Kucing Katarak?

Dokter hewan akan melakukan rencana penanganan yang tepat untuk kucing anda, tergantung dari kesehatan kucing, tingkat keparahan katarak, pemeriksaan darah, dan lokasi katarak. Apabila katarak diketahui sejak awal, maka akan semakin mudah menghentikan perkembangan katarak.

Meskipun tidak ada obat yang bisa menghilangkan katarak, terkadang obat diresepkan untuk menunda perkembangan katarak. Obat tetes mata antiinflamasi dapat digunakan untuk mengatasi uveitis dan mengurangi resiko tekanan tinggi pada mata.

Jika penyebabnya dikarenakan ada yang mendasari seperti hipertensi atau diabetes, dokter hewan akan menangani kelainan spesifik yang menyebabkan hilangnya penglihatan kucing anda.  Jika katarak sudah parah, mungkin pembedahan akan dilakukan untuk menyelamatkan atau memulihkan penglihatan.

Masa pemulihan mata pada kucing tergantung dari penanganannya. Apabila kucing menggunakan obat-obattan atau obat tetes, mereka harus sering diperiksa ke dokter hewan. Jika dilakukan pembedahan pada kucing, maka setelah mereka dioperasi harus melakukan janji temu dengan dokter hewan untuk memastikan kucing sembuh dengan baik.

Layanan dokter hewan ke rumah tersedia di Pet Care sehingga tidak perlu keluar. Anda dapat menghubungi call center Pet Care. Dokter hewan di Pet Care sudah berpengalaman dan anda juga dapat melakukan janji temu sesuai jadwal kucing anda.