Tag: kesehatan kucing

Tips Memandikan Kucing yang Benar Agar Tidak Dicakar

Mandikan kucing mungkin terdengar seperti tugas yang menantang, tetapi sebenarnya bisa menjadi momen yang menyenangkan untuk membangun hubungan dengan kucing. Dalam artikel ini, akan membahas cara memandikan kucing dengan santai dan menyenangkan.

Bagaimana Cara Memandikan Kucing Agar Tidak Berontak?

Sebelum memulai proses mandi, penting untuk memahami kepribadian kucing. Beberapa kucing mungkin sangat tenang dan menoleransi air. Sementara ada beberapa kucing yang cenderung takut. 

Baca juga: Grooming Kucing adalah Cara Menjaga Kesehatan dan Kebahagiaan Kucing 

Ciptakan suasana yang tenang. Buatlah suasana mandi yang tenang dengan musik lembut atau aroma yang menenangkan. Hindari kebisingan yang dapat membuat kucing cemas.

Berikan pujian dan hadiah setelah mandi sebagai reward. Ini akan membantu menciptakan momen positif setelah mandi.

Berapa Kali Sebaiknya Kucing Dimandikan?

Kucing umumnya tidak memerlukan mandi secara teratur karena mereka dapat membersihkan diri sendiri. Mandikan kucing hanya jika sangat diperlukan, misalnya jika bulunya kotor atau terdapat substansi berbahaya di bulunya. Mandi terlalu sering dapat mengurangi minyak alami pada kulit kucing. Sebaiknya mandikan 4-6 minggu sekali

Apa yang Harus Dilakukan Sebelum Memandikan Kucing?

Menyiapkan segala perlengkapan yang diperlukan sebelum memulai mandi, yaitu:

  • Sikat khusus bulu kucing, digunakan sebelum mandi untuk menghilangkan rambut mati dan membuat proses mandi lebih mudah.
  • Pilih shampo kucing yang lembut dan sesuai dengan jenis bulu kucing. Pastikan untuk tidak menggunakan sampo manusia yang dapat mengiritasi kulit kucing.
  • Persiapkan ember dengan air hangat untuk mandi 
  • Siapkan handuk lembut untuk mengeringkan kucing setelah mandi.
  • Berikan mainan atau camilan kesukaan kucing sebagai reward setelah mandi. Ini dapat membantu menciptakan asosiasi positif dengan proses mandi.

Bagaimana Cara Memandikan Kucing yang Benar?

Buatlah suasana mandi yang tenang dan santai. Nyalakan lilin aromaterapi, putar musik lembut, atau bicaralah dengan lembut pada kucing. Pastikan ruangan hangat agar kucing tidak kedinginan.

Mulailah dengan merendam kaki kucing dalam air pelan-pelan. Berikan pujian dan camilan saat kucing merespons dengan tenang. Jika kucing terlihat cemas, berbicaralah dengan lembut dan hindari gerakan yang tiba-tiba.

Setelah kucing terbiasa dengan air, pakailah sampo dengan lembut dan perlahan-lahan. Hindari mata, telinga, dan area sensitif lainnya. Gosok lembut bulu kucing, memastikan sampo merata.

Bilas kucing secara menyeluruh untuk menghilangkan sisa-sisa sampo. Angkat kucing dari air dengan hati-hati dan letakkan pada handuk lembut. Keringkan dengan lembut dan berikan pujian.

Setelah mandi selesai, berikan kucing hadiah berupa camilan atau mainan kesukaannya. Ini akan membantu menciptakan pengalaman positif dan memperkuat ikatan antara Anda dan kucing.

Memandikan kucing tidak perlu menjadi momen yang menakutkan. Dengan kesabaran dan cinta, proses mandi bisa menjadi waktu yang menyenangkan dengan kucing kesayangan. Semoga tips ini membantu.

Pet Care menyediakan layanan konsultasi dokter hewan terdekat. Segera hubungi call center Pet Care untuk mendapatkan konsultasi dari dokter hewan profesional.

Kutu pada Kucing Si Parasit Kecil Yang Menyebalkan Bagi Anabul

Kutu pada kucing menjadi masalah umum bagi anabul tersayang. Meskipun kecil, kutu dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. 

Namun, jangan khawatir, artikel ini akan memberikan tips yang efektif untuk mengatasi dan mencegahnya. Yuk baca artikel ini sampai akhir.

Sebelum membahas cara mengatasinya, kita perlu tahu tentang kutu pada kucing. Kutu adalah parasit yang hidup di kulit dan menghisap darah sebagai sumber makanan.

Mereka akan menyebabkan rasa gatal dan iritasi pada kulit bahkah lebuh parahnya dapat mengakibatkan penyakit serius jika tidak diatasi dengan cepat.

Gejala Terinfeksi Kutu pada Kucing

Sebagai pemilik perlu mengetahui tanda-tanda kutu yang menginfeksi tubuh anabul kita. Kutu dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi cepat bersembunyi di bulu-bulu. Berikut gejala yang dapat anda perhatikan:

1. Gatal yang berlebihan

Jika kucing sering menggaruk atau menjilat dirinya sendiri secara berlebihan. Ini bisa menjadi tanda terinfeksi kutu.

2. Perubahan pada Bulu

Kutu dapat menyebabkan kerusakan pada bulu kucing. Perhatikan apakah bulu kucing terlihat kusam, rontok atau ada tanda perubahan lainnya.

3. Kulit Memerah atau Membengkak

Jika kulit terlihat memerah, bengkak dan iritasi. Ini dapat menandakan adanya infeksi karena kutu.

Cara Mengatasi Kutu pada Kucing 

Jika kucing telah terinfeksi, tentunya akan sangat tidak nyaman karena gatal yang mengganggu aktivitasnya. Berikut cara mengatasinya: 

1. Cuci dan Sisir Rutin

Mandikan dengan menggunakan shampo khusus anti kutu. Kemudian sisir bulu dengan sisir khusus kutu untuk menghilangkan kutu dan telurnya.

2. Gunakan Obat topikal

Setelah dimandikan pilihlah obat topikal untuk mencegah kutu. Teteskan pada area sekitar leher dan kulit kucing. Pastikan konsultasikan dengan dokter hewan terdekat untuk merekomendasikan obat topikal yang sesuai.

3. Menjaga Kebersihan Lingkungan

Menjaga kebersihan lingkungan kucing juga sangat penting. Cuci tempat tidur kucing, selimut, dan mainan secara teratur. Gunakan obat semprot anti kutu pada area yang sering dilewati kucing.

Mengatasi kutu, menjadi tugas setiap pemilik untuk memastikan kesehatan dan kebahagiaan kucing kesayangan anda. Agar kucing tidak terinfeksi, maka perlu rajin melakukan grooming secara teratur. Dengan grooming, bulu kucing akan rutin dibersihkan. Ini akan mencegah datangnya kutu.

Untuk mendapatkan konsultasi seputar kesehatan dapat menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care dokter hewan terdekat dari lokasi anda akan segera datang.

Penyakit Mulut Kucing Dapat Mengganggu Aktivitasnya

Penyakit mulut kucing adalah salah satu bentuk kepedulian kita terhadap kesehatan hewan peliharaan kita. Sebagai pemilik tentunya ingin kucing selalu sehat. Kesehatan mulut kucing merupakan faktor penting untuk memastikan kebahagiaan dan kesejahteraan kucing kesayangan.

Namun, seringkali pemilik kucing mengabaikan pentingnya merawat gigi dan mulut kucing. Artikel ini akan membahas berbagai masalah mulut pada kucing, termasuk gejala, pencegahan, dan pengobatan yang efektif.

Gejala Penyakit Mulut Kucing

1. Nafas Bau 

Jika nafas kucing berbau, hal ini bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan mulut.

2. Pembengkakan Gusi 

Pembengkakan atau kemerahan pada gusi dapat mengindikasikan peradangan atau infeksi.

3. Kehilangan Berat Badan 

Hal ini membuat kucing kesulitan makan, yang mengakibatkan kehilangan berat badan.

4. Air Liur Berlebihan 

Jika kucing mengalami produksi air liur yang berlebihan, ini bisa menjadi tanda adanya masalah di mulutnya.

5. Gigi Goyang atau Patah

Gigi yang goyang atau patah dapat menjadi tanda adanya masalah gigi atau gusi yang memerlukan perhatian medis.

Penyakit Mulut Kucing

1. Gingivitis:

Peradangan pada gusi yang dapat disebabkan oleh penumpukan plak dan tartar.

2. Stomatitis

Peradangan yang melibatkan seluruh rongga mulut, termasuk gusi, lidah, dan langit-langit mulut.

3. Abses Gigi

Kumpulan nanah di sekitar akar gigi, yang dapat menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan.

Pencegahan Penyakit Mulut Kucing

1. Pemberian Makanan Khusus

 Pilih makanan kucing yang dirancang khusus untuk kesehatan mulut, seperti makanan kering yang membantu membersihkan gigi.

2. Penyikatan Gigi Rutin

Rutin menyikat gigi kucing dapat membantu mengurangi pembentukan plak dan tartar.

3. Mainan Pembersih Gigi

 Berikan mainan khusus yang dirancang untuk membersihkan gigi kucing saat mereka bermain.

4. Pemeriksaan Rutin ke Dokter Hewan 

Periksakan gigi kucing secara rutin dengan menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care, dokter hewan terdekat akan datang untuk memeriksa dan melakukan konsultasi terkait masalah gigi pada kucing

Dengan memahami gejala dan pencegahan penyakit mulut pada kucing, Anda dapat memastikan bahwa kucing kesayangan Anda tetap sehat dan bahagia. Selalu konsultasikan dengan dokter hewan Pet Care  untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.

Grooming Kucing adalah Cara Menjaga Kesehatan dan Kebahagiaan Kucing

Grooming kucing adalah kebutuhan utama yang tidak bisa diabaikan. Hal ini untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraannya

Pernahkah melihat kucing menjilati atau mengunyah bulunya sendiri? Ini menjadi karakteristik kucing yaitu membersihkan dirinya sendiri sejak dari lahir. 

Induk kucing biasanya menjilati anaknya untuk membersihkan, menyusuinya, memberi kenyamanan, dan memperkuat ikatan mereka. Setelah usia 4 minggu. kucing akan merawat tubuhnya sendiri.

Grooming bukan hanya sekedar perawatan fisik saja, tetapi bentuk interaksi untuk memperkuat hubungan antara pemilik dan kucing.

Apa itu Grooming Kucing?

Grooming kucing adalah serangkaian perawatan fisik yang dilakukan untuk menjaga kebersihan, kesehatan dan kebahagiaan. 

Grooming bukan hanya perawatan penampilan, tetapi bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Biasanya perawatan meliputi perawatan bulu, kuku, telinga, dan mata kucing.

Pentingnya Grooming Kucing

Untuk memastikan perawatan yang tepat, sebagai pemilik harus mengetahui manfaatnya

1. Mengurangi risiko penyakit kulit

Saat perawatan, bulu kucing akan disisir untuk membersihkan kulit dan mengurangi risiko infeksi dan kemungkinan parasit seperti kutu dan tungau.

2. Mencegah Penumpukan Bulu 

Kucing sering menjilati dirinya sendiri dapat menyebabkan bulu yang mati menumpuk di saluran pencernaan mereka. Dengan grooming mampu mengurangi bola bulu dan masalah pencernaan.

3. Meningkatkan hubungan antara kucing dan pemilik

Grooming dapat menjadi momen bonding antara kucing dan pemiliknya. Saat proses berlangsung, pemilik dapat menemani kucing sehingga kucing akan merasa nyaman dan aman. Selain itu, pemilik dapat mengawasi selama perawatan berlangsung

Grooming dapat dilakukan mandiri maupun oleh tenaga profesional. Grooming mandiri dapat meliputi menyikat bulu, memandikan, memotong kuku, membersihkan telinga, dan membersihkan mata.

Namun, jika anda tidak memiliki waktu dapat menggunakan tenaga profesional. Grooming oleh profesional dapat dilakukan di petshop atau datang ke rumah. Sehingga, kucing mendapat perawatan yang berkualitas tanpa harus mengganggu jadwal anda.

Proses grooming harus menyenangkan bagi kucing dan pemilik. Cobalah membuat jadwal grooming agar suasana hatinya baik dan menjaga kesehatannya. 

Untuk informasi seputar kesehatan hewan kesayangan hubungi dokter hewan terdekat lewat layanan call center  Pet Care.

Waspada Anafilaksis pada Kucing Setelah Vaksin

Anafilaksis atau dikenal sebagai syok alergi adalah salah satu efek samping berat pada kucing setelah vaksin. Alergi ini dapat berakibat fatal bila tidak ditangani segera oleh pihak medis. 

Alergi timbul karena tubuh salah mengenali suatu zat, yang dikenal sebagai alergen, sebagai ancaman dan melepaskan sel-sel kekebalan untuk menghalang penyusup. Biasanya, reaksi alergi ini ringan berupa bersin atau gatal-gatal pada kulit. Namun, dalam keadaan yang ekstrim, syok anafilaksis dapat terjadi di seluruh tubuh.

Syok anafilaksis yang paling umum terjadi pada kucing adalah gangguan pernapasan, sistem pencernaan seperti kerongkongan, lambung, hati, pankreas, dan saluran usus.

Gejala Anafilaksis pada Kucing

48 jam setelah vaksin dialukan, kita bisa mengecek keadaan kucing kita untuk mengidentifikasi alergi anafilaksis yang terjadi. Berikut gejala alergi pada kucing setelah vaksin:

Gejala Umum

Tanda-tanda anafilaksis yang paling umum terjadi dalam hitungan detik hingga menit dapat dideteksi sebagai berikut:

  • Gangguan pernapasan yang parah hingga kesulitan bernapas
  • Diare
  • Muntah
  • Mengeluarkan air liur yang berlebihan
  • Terlalu bersemangat atau terlalu lemas
  • Gusi pucat
  • Tungkai dingin
  • Pembengkakan wajah
  • Kulit gatal di sekitar kepala dan wajah
  • Kejang
  • Koma

Gejala pada Sistem Tubuh

Selain sistem pernapasan dan pencernaan, anafilaksis dapat mempengaruhi sistem tubuh sebagai berikut:

  • Gatal-gatal di tubuh, terutama terlihat di area dimana alergen bersentuhan dengan kulit dan, pembengkakan wajah
  • Gusi pucat, anggota tubuh dingin akibat dari sistem kardiovaskular terganggu
  • Kejang-kejang, tremor, gelisah, agitasi,dan  koma apabila menyerang sistem saraf
  • Kemerahan pada mata

Jika kucing anda menunjukan gejala alergi setelah vaksin segera hubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care, dokter hewan akan langsung datang untuk melakukan pemeriksaan. 

Dokter hewan  akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh untuk melihat tanda-tanda vital kucing, dan apabila diperlukan akan dilakukan tes darah untuk melihat peningkatan enzim hati dan sel inflamasi yang berlebihan.

Dokter hewan dapat mencurigai adanya syok jika gejala-gejala khas muncul secara tiba-tiba setelah terpapar alergen yang diketahui atau dicurigai.

Dengan pengetahuan yang baik tentang anafilaksis pada kucing, Anda dapat dengan cepat mengidentifikasi gejala dan memberikan perawatan yang diperlukan. Jangan ragu untuk menghubungi dokter hewan terdekat melalui layanan Pet Care. 

Kucing Muntah? Inilah Penyebab dan Solusinya

Kucing muntah adalah peristiwa yang sering terjadi. Tidak perlu khawatir, jika kucing kesayangan anda mengalami hal ini karena wajar terjasi. Bahkan kucing yang sehat pun cbisa mengalaminya.

Namun jika kucing mulai rewel dan memuntahkan apa pun yang ditelan, maka anda perlu waspada dan melakukan kunjungan ke dokter hewan terdekat .

Jika kucing muntah lebih dari sekali dalam seminggu atau menunjukan gejala lesu, lemah, nafsu makan berkurang, muntah darah dan diare secara bersamaan, segera periksakan ke dokter hewan terdekat .

Hal ini bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan yang perlu segera ditangani. Berikut adalah beberapa hal yang perlu anda ketahui.

Penyebab Kucing Muntah yang Berkelanjutan

Ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab muntah terus-menerus. Beberapa di antaranya termasuk masalah pencernaan seperti konsumsi makanan yang tidak cocok, masalah pada saluran pencernaan, atau adanya parasit dalam tubuh kucing. 

Penyebab lainnya kucing mengkonsumsi makanan busuk, obat-obatan manusia, tali atau benang, makanan tertentu seperti cokelat atau bawang, dan lain sebagainya.

Selain itu, penyakit serius seperti masalah ginjal, diabetes, atau masalah hati juga bisa menjadi penyebab penyakit yang berkelanjutan.

Muntah Kuning pada Kucing

Muntah kuning pada kucing dapat menjadi indikasi adanya cairan empedu dalam perut. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan pada sistem pencernaan atau kondisi seperti infeksi saluran pencernaan.

Jika kucing anda mengalami hal ini, penting untuk segera menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care kucing anda akan mendapatkan penanganan yang tepat.

Warna Muntah pada Kucing yang Keracunan

Jika kucing mengalami keracunan, muntahnya bisa menunjukkan warna-warna yang berbeda tergantung pada bahan apa yang dikonsumsi. 

Misalnya, jika kucing mengkonsumsi racun tikus, muntahnya mungkin tampak berwarna biru atau hijau karena kandungan racun tersebut.

Jika kamu curiga kucingmu telah terpapar racun, segera bawa ke dokter hewan untuk mendapatkan pertolongan darurat.

Mengetahui tanda-tanda dan penyebab muntah pada kucing sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan mereka. Jika kucing anda mengalami gejala yang mencurigakan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter hewan terdekat.

Ingatlah selalu bahwa perhatian dan perawatan yang tepat dapat membantu menjaga kesehatan dan kebahagiaan kucing kesayanganmu.

Kenali Demam pada Kucing dan Cara Pengobatannya

Demam pada kucing dapat menjadi tanda masalah yang serius. Kucing adalah hewan peliharaan yang menawan dan penuh karakter. Namun, seperti manusia, mereka juga dapat mengalami masalah kesehatan, termasuk demam. 

Cara Mengidentifikasi Demam pada Kucing

Penting untuk mengenali tanda demam pada kucing. Selain mengamati gejala seperti kurangnya aktivitas dan nafsu makan, kita juga dapat mencurigai adanya demam jika kucing terasa lebih hangat saat disentuh daripada biasanya. 

Cara terbaik untuk mengonfirmasi demam adalah dengan mengukur suhu tubuhnya. Gunakan termometer rektal atau termometer telinga yang dirancang khusus untuk hewan peliharaan.

Penggunaan termometer rektal lebih akurat daripada suhu aural (telinga) dan bisa dilakukan dengan mudah jika kucing relatif tenang. Pastikan untuk mengikuti petunjuk pada termometer untuk menentukan kapan pembacaan selesai. Ingatlah bahwa termometer yang digunakan pada hewan tidak boleh digunakan pada manusia.

Penyebab Demam pada Kucing

Ada banyak penyebab potensial demam pada kucing, termasuk:

1. Infeksi bakteri, virus, atau jamur yang mempengaruhi organ dalam tubuh kucing.

2. Parasit dapat menyebabkan demam pada kucing.

3. Beberapa jenis kanker juga dapat memicu demam.

4. Penyakit autoimun yang melibatkan sistem kekebalan tubuh yang berubah menjadi penyebab demam.

5. Trauma kecelakaan atau cedera fisik serius dapat menyebabkan demam.

6. Beberapa obat mungkin memiliki efek samping berupa demam.

Ketika Anda merasa kucing mengalami demam, penting untuk menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care, dokter hewan akan melakukan langkah-langkah berikut:

1. Dokter hewan akan meminta riwayat kesehatan kucing dan gejala yang dialaminya.

2. Dokter hewan akan memeriksa kucing secara fisik, termasuk pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer rektal atau telinga.

3. Jika pemeriksaan fisik tidak cukup untuk menentukan penyebab demam, dokter hewan dapat merekomendasikan tes darah, tes virus seperti Feline Leukemia Virus (FeLV) dan Feline Immunodeficiency Virus (FIV), serta tes urinalisis dan lainnya.

4. Dalam beberapa kasus, dokter hewan mungkin perlu melakukan rontgen atau ultrasonografi (USG) untuk mencari kelainan pada organ atau tulang.

Pengobatan dan Pemulihan Deman pada Kucing

Pengobatan demam pada kucing tergantung pada penyebabnya. Jika penyebab demam sudah diketahui, dokter hewan akan mengobati penyebabnya. 

Selain itu, langkah-langkah pengobatan yang mungkin dilakukan meliputi:

1. Kucing mungkin memerlukan cairan untuk mengatasi atau mencegah dehidrasi.

2. Dokter hewan dapat meresepkan obat untuk meredakan gejala dan menurunkan suhu tubuh.

3. Pemberian dukungan nutrisi mungkin diperlukan jika kucing kehilangan nafsu makan.

4. Kucing yang mengalami demam yang sangat tinggi atau menolak makan dan minum mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk perawatan dan pemantauan yang lebih ketat.

Banyak kucing akan pulih dari demam dengan perawatan yang tepat dalam satu hingga lima hari, kecuali jika penyebabnya sangat serius. 

Demam yang dialami kucing adalah masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh pemilik hewan. Cara terbaik untuk mengenali gejala demam adalah dengan mengukur suhu tubuh kucing menggunakan termometer atau mengecek suhu telinga kucing.

Pengobatan demam pada kucing dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang serius. Oleh karena itu, pemilik kucing harus selalu mengawasi kesehatan dan segera menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care dengan menghubungi call center.

Dengan perawatan yang tepat penanganan yang cepat, kucing dapat sembuh dari demam dan menjalani kehidupan yang sehat serta bahagia.

Obesitas Sebagai Penyakit Berbahaya Bagi Kucing dan Anjing

Obesitas adalah salah satu masalah kesehatan yang jarang diperhatikan pada kucing dan anjing. Obesitas adalah kondisi dimana kucing dan anjing memiliki berat yang berlebihan, yaitu 30 persen di atas berat badan ideal. Hal ini dapat terjadi ketika lebih banyak mengkonsumsi kalori daripada yang dibutuhkan. Ketika berat kucing dan anjing 30 persen diatas berat badan ideal akan mengalami perubahan metabolisme, sistem organ tidak berfungsi, dan penurunan umur. Obesitas bukan hanya masalah keindahan fisik kucing dan anjing, tetapi berdampak negatif pada kesehatan.

Obesitas memerlukan rencana diet dan perawatan yang matang. Hal ini untuk meminimalisir kegagalan penurunan berat badan dan menjaga kesehatan kucing dan anjing.Ketika kucing dan anjing mengalami obesitas, jangan terburu-buru untuk melakukan diet apalagi tanpa pengawasan dokter hewan. Jika tidak melakukan konsultasi dikhawatirkan dengan diet ketat yang dijalani akan menghilangkan massa otot dan regulasi metabolisme kucing dan anjing. Oleh karena itu jangan terburu-buru melakukan diet tanpa pengawasan dokter hewan. 

Konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter hewan agar kesehatan dan berat badan kucing dan anjing kesayangan dapat terpantau secara menyeluruh. Anda juga dapat segera menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care, dokter hewan akan datang ke rumah anda, untuk konsultasi lebih lanujut tentang masalah Obesitas pada kucing dan anjing.

Mencegah Obesitas pada Anjing

Sebagai pemilik tentunya tidak ingin hal ini terjadi pada kucing dan anjingnya. Oleh karena itu, berikut tindakan pencegahan obesitas pada kucing dan anjing:

1. Jogging atau jalan-jalan dengan kucing dan anjing selama beberapa menit dalam seminggu.

2. Bermain lempar tangkap atau melakukan aktivitas fisik selama beberapa menit per harinya. Olahraga yang teratur dapat membakar kalori lebih banyak, mengurangi nafsu makan, membentuk massa otot dan meningkatkan metabolisme kucing dan anjing.

3. Mengukur jumlah makanan yang tepat dan sehat yang disetujui oleh dokter hewan. Makanan harus mengandung serat yang mudah dicerna, sehingga mencegah kerusakan kulit dan bulu selama diet.

4. Periksa berat badan  kucing dan anjing secara rutin. Dengan melakukan pemeriksaan bersama dokter hewan terpercaya, program diet yang sehat dan sukses bisa terwujud.

Melindungi kucing dan anjing dari obesitas adalah tindakan penting untuk memastikan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka. Dengan perhatian tepat, pola makan sesuai dan aktivitas fisik yang cukup akan membantu mencegah dan mengatasi obesitas. Sehingga, hewan kesayangan akan menikmati masa tua yang aktif dan bahagia.

Mata Kucing Katarak : Penyebab dan Cara Mengobatinya

Jika anda melihat kucing anda tampak berhati-hati saat bergerak, ragu keluar rumah, atau melompat di atas kursi, bisa saja mata kucing menderita katarak. Hal ini dapat terjadi ketika kucing sudah berusia lebih dari 10 tahun. Katarak pada kucing memang jarang terjadi, namun ini termasuk penyakit serius yang harus ditangani segera agar kucing tidak mengalami kebutaan.

Katarak dapat menyerang salah satu mata atau kedua mata. Penyakit ini dipicu oleh penuaan, peradangan, penyakit, atau masalah kesehatan lainnya. Mata kucing akan terlihat keruh sehingga cahaya tidak dapat masuk ke retina, dan akhirnya gangguan penglihatan pun terjadi.

Lantas, apa saja tanda, penyebab, dan bagaimana cara mengobati mata kucing katarak? Yuk simak penjelasannya di bawah!

Gejala Mata Kucing Katarak

Kucing yang mengalami katarak biasanya akan menunjukkan gejala fisik dan perilaku seperti berikut :

  • Perubahan warna iris mata menjadi keruh dan kabur
  • Tersandung kakinya sendiri
  • Menabrak dinding atau funitur
  • Kesulitan menemukan tempat makanannya dan kotak kotorannya
  • Menunjukkan tanda stres atau cemas

Penyebab Mata Kucing Katarak

Penyebab paling umum kucing katarak adalah karena peradangan di dalam mata (uveitis) yang disebabkan oleh infeksi, penyakit, atau trauma. Trauma sendiri seperti cendera yang tembus pada mata, dapat menyebabkan pembentukan katarak dini.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, walaupun kucing yang berusia di atas 10 tahun lebih sering mengalami katarak karena penuaan, kucing yang lebih muda atau anak kucing juga dapat terkena katarak.  Anak kucing yang kekurangan gizi dapat terkena katarak.

Kucing yang menjalani terapi radiasi untuk kanker pada wajah atau kepala mereka, dapat terkena katarak juga. Beberapa penyakit yang mendasari, karena tekanan darah tinggi dan diabetes, dapat dikaitkan dengan katarak pada kucing.

Bagaimana Cara Mengobati Mata Kucing Katarak?

Dokter hewan akan melakukan rencana penanganan yang tepat untuk kucing anda, tergantung dari kesehatan kucing, tingkat keparahan katarak, pemeriksaan darah, dan lokasi katarak. Apabila katarak diketahui sejak awal, maka akan semakin mudah menghentikan perkembangan katarak.

Meskipun tidak ada obat yang bisa menghilangkan katarak, terkadang obat diresepkan untuk menunda perkembangan katarak. Obat tetes mata antiinflamasi dapat digunakan untuk mengatasi uveitis dan mengurangi resiko tekanan tinggi pada mata.

Jika penyebabnya dikarenakan ada yang mendasari seperti hipertensi atau diabetes, dokter hewan akan menangani kelainan spesifik yang menyebabkan hilangnya penglihatan kucing anda.  Jika katarak sudah parah, mungkin pembedahan akan dilakukan untuk menyelamatkan atau memulihkan penglihatan.

Masa pemulihan mata pada kucing tergantung dari penanganannya. Apabila kucing menggunakan obat-obattan atau obat tetes, mereka harus sering diperiksa ke dokter hewan. Jika dilakukan pembedahan pada kucing, maka setelah mereka dioperasi harus melakukan janji temu dengan dokter hewan untuk memastikan kucing sembuh dengan baik.

Layanan dokter hewan ke rumah tersedia di Pet Care sehingga tidak perlu keluar. Anda dapat menghubungi call center Pet Care. Dokter hewan di Pet Care sudah berpengalaman dan anda juga dapat melakukan janji temu sesuai jadwal kucing anda.

Muka Kucing Bengkak: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Muka kucing yang bengkak biasanya menjadi tanda ada masalah kesehatan di peradangan di dalam atau di bawah kulit. Anda dapat melihat pembengkakan di sekitar area mata atau hidung, terkadang bengkak juga terjadi di pipi atau dibawah dagu kucing. Hal ini tentu membuat pemilik kucing menjadi khawatir.

Penyebab bengkak dapat bervariasi dan ada yang bersifat serius sehingga mengancam nyawa. Sebaiknya segera bawa kucing ke dokter hewan agar mendapat penanganan lebih lanjut.

Lantas, apa saja penyebab muka kucing bengkak dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk simak pembahasannya dalam artikel di bawah ini!

Penyebab Muka Kucing Bengkak

1. Reaksi Alergi

Reaksi alergi merupakan penyebab paling umum dari penyebab muka kucing mengalami bengkak. Penyebab kucing mengalami alergi karena makanan, sengatan serangga, serbuk sari, debu, atau obat-obattan. Alergi pada kulit juga menyebabkan peradangan pada kulit yang berakibat bengkak.

2. Abses

Ada dua jenis abses yang menyebabkan pembengkakan pada kucing.

  • Abses Gigi

Plak dan karang gigi pada di bawah garis gusi menyebabkan infeksi bakteri yang akhirnya menyebabkan abses. Infeksi pada gusi memang dapat menyebabkan peradangan dan menyebabkan kerusakan tulang hingga menyebar ke jaringan lunak dan terjadilah pembengkakan. Anda dapat melihat perubahan dari wajah kucing anda yakni di bagian salah satu pipi kucing. Pembengkakan ini pada akhirnya akan memburuk, terasa sakit, dan bisa saja pecah jika tidak ditangani.

  • Abses Karena Trauma yang Terinfeksi

Ini dapat terjadi ketika kucing  digigit bagian wajahnya ketika mereka bertengkar dengan kucing lain atau hewan lain. Hewan lain bisa saja memiliki bakteri dalam mulutnya dan menembus kulit kucing anda dan berakibat infeksi.

3. Kanker Mulut

Kanker mulut sering terjadi pada kucing. Jenis yang paling umum adalah karsinoma sel skuamosa dan melanoma. Keduanya tumbuh dengan cepat dan agresif sehingga menyebabkan pembengkakan pada wajar. Pembengkakan teradi pada salah satu pipi kucing, namun dapat berkembang dan mempengaruhi kedua pipi. Kucing akan kesulitan makan, mengeluarkan air liur berlebihan, dan memiliki bau mulut.

Cara Mengatasi Muka Kucing Bengkak

Mengatasi pembengkakan pada muka kucing tergantung penyebabnya. Anda harus memeriksa kondisi kucing anda ke dokter hewan sesegera mungkin. Apabila kucing Anda menderita reaksi alergi, dokter hewan biasaya akan memberi steroid yakni obat untuk mengatasi peradangan dan antihistamin jika reaksi alerginya muncul. Namun, jika alerginya parah dan mempengaruhi pernapasan kucing, mereka membutuhkan penanganan segera dari dokter hewan.

Apabila penyebabnya abses gigi, maka kucing membutuhkan obat pereda nyeri dan antibiotik setelah operasi. Gigi biasanya perlu dicabut untuk mencegah bakteri menyebar. Sedangkan untuk abses trauma, dokter hewan akan membersihkan dan mengeringkan luka. Dokter hewan juga akan memberikan antibiotik dan obat penghilang rasa sakit.

Untuk kanker mulut, dokter hewan akan melakukan pemeriksaan mulut secara menyeluruh. Mereka akan menentukan seberapa parah kanker di mulut kucing dengan bantuan CT scan atau sinar-X. Mengatasi kanker mulut tergantung dari jenisnya dan seberapa jauh kanker telah menyebar.

Pet Care menyediakan layanan konsultasi dokter hewan ke rumah. Anda dapat menghubungi call center Pet Care.