Tag: kucing

10 Fakta Menarik Tentang Telinga Kucing

Kucing dengan telinga segitiganya adalah hewan peliharaan yang lucu karena tingkah randomnya. Terkadang kita bisa dibuat kagum atau bingung dengan tingkahnya.

Namun, apa kalian tahu bahwa para ahli menemukan hal menarik tentang tubuh kucing? Kalian mungkin tidak akan menyangka bahwa bagian tubuh kucing yang menarik adalah telinganya.

Telinga kucing mungkin jarang diperhatikan, tapi sebenarnya mereka memiliki banyak fungsi untuk membantu melakukan beberapa hal unik, lho.

Yuk, pelajari bersama 10 fakta menarik tentang telinga kucing.

1. Kucing Memiliki Pendengaran Yang Tajam

Seperti harimau, kucing sebenarnya terlahir sebagai predator. Kucing memiliki pendengaran terbaik diantara hewan peliharaan lainnya.

Bahkan jika dibandingkan dengan anjing, kucing bisa menangkap frekuensi lebih rendah dan lebih tinggi.

Kucing bisa mendengar rentang frekuensi antara 48 Hz hingga 85KHz. Sedangkan anjing hanya mampu menangkap frekuensi sekitar 40 Hz hingga 60KHz.

Dengan pendengaran yang super membantu kucing menemukan suara, menentukan spesies yang berbeda dan membedakan jenis suara.

2. Telinga Kucing Memiliki Banyak Otot

Kucing memiliki 35 otot pada telinganya. Ini 5 kali lebih banyak dari manusia. Manusia sendiri hanya memiliki enam otot pada telinganya.

Otot – otot pada telinga kucing digunakan untuk menangkap suara yang mereka dengar. Tidak heran kalau kucing bisa menangkap suara terkecil di dalam rumah. Selain itu, semua otot memberikan kemampuan untuk memutar telinganya 180 derajat.

3. Bentuk Telinga Segitiga Untuk Menangkap Gelombang Suara

Banyak orang suka dengan bentuk telinga kucing yang segitiga. Selain lucu, fungsi telinga segitiga adalah untuk menangkap gelombang suara.

Kucing menggunakannya seperti corong menangkap gelombang suara. Setelah ditangkap, gelombang tersebut akan menuju ke telinga bagian dalam untuk diproses. 

Kalau kucing menggerakan telinganya, mereka sedang mengatur posisi yang tepat untuk mendengar apa yang terjadi disekitarnya.

4. Menjaga Keseimbangan

Seperti mamalia lainnya, telinga kucing memiliki saluran setengah lingkaran yang berisi cairan. Menariknya cairan tersebut bisa bergeser ketika kucing bergerak.

Cairan ini membantu otak kucing untuk mengetahui gerakan dan posisi tubuhnya. Inilah yang membantu kucing menjaga keseimbangannya dengan baik.

5. Penanda Mood Kucing

Sebagai pemilik tentunya ingin mengetahui suasana hati dari kucing. Apa yang sedang mereka rasakan?

Telinga mereka bisa memberi tahu banyak hal. Telinga kucing berperan sebagai penanda suasana hati.

Jika telinga datar, kemungkinan mereka sedang takut atau marah. Kalau mereka sedang penasaran, telinganya akan bergerak-gerak. Apabila merasa senang atau bahagia, akan bergerak maju.

6. Kucing Membersihkan Telinganya Sendiri

Kucing biasanya akan menjaga kebersihan diri mereka dengan baik. Termasuk saluran telinga. 

Proses membersihkan kotoran telinga, partikel kecil dan sel kulit mati yang diangkut keluar disebut dengan ‘migrasi epitel’. Dengan adanya proses ini, telinga mereka akan bersih tanpa harus dibantu.

Namun, jika adanya penyakit atau infeksi bisa mengganggu proses ini. Periksa secara rutin apakah ada penumpukan kotoran pada telinga.

Hubungi dokter hewan terdekat agar segera mendapat pemeriksaan dan penanganan secepatnya.

Baca Juga: Telinga Kucing Berair? Waspadai 5 Penyakit Ini 

7. Telinga Kucing Tertutup Saat Lahir

Kucing yang baru lahir sangat bergantung dengan induknya. Ketika lahir, saluran telinga mereka tertutup. Karena saluran telinganya tertutup, mereka tidak bisa mendengar hingga usia 14 hari.

Saluran telinga yang tertutup berfungsi sebagai fitur keamanan, lho. Ketika lahir, saluran yang tertutup akan melindungi bagian telinga dalam.

8. Kucing Bermata Biru Berisiko Mengalami Ketulian

Kucing yang memiliki bulu putih dengan mata biru tentunya sangat menarik bukan? Tapi, kucing ini rentan mengalami ketulian.

Hal ini, disebabkan karena adanya beberapa gen yang mempengaruhi ciri fisik tertentu. Sekitar 65% hingga 85% kucing berbulu putih dan bermata biru akan terlahir tuli. 

Namun, tidak semua kucing berbulu putih dan bermata biru akan terlahir tuli atau mengalami gangguan pendengaran.

9. Pentinya Bulu Disekitar Telinga

Selain bentuk telinga segitiga yang lucu, bulu disekitar telinga banyak disukai oleh manusia. Tapi, tahukah kalian kalau bulu ini punya fungsi lain?

Bulu sekitar telinga berfungsi untuk melindungi dari debu dan kotoran. Selain itu, bulu-bulu ini membantu menangkap gelombang suara yang akan didistribusikan ke dalam saluran telinga.

10. Suhu Telinga Mengidentifikasi Stress

Tahukah kalian suhu telinga kucing bisa menandakan kondisi kucing? Penelitian mengatakan bahwa suhu telinga kanan akan lebih tinggi ketika kucing merasa terancam atau stres. Dan uniknya walau suhu telinga kanan naik, suhu telinga kiri akan tetap normal.

Itulah 10 fakta menarik tentang telinga kucing. Tak sangka ya kalau telinga adalah bagian penting bagi kucing. Setelah mengetahui fungsi telinga kucing, rawatlah dengan baik untuk menjaga kesehatan kucing.

Di Pet Care kami menyediakan layanan dokter hewan terdekat yang bisa dihubungi melalui call center. Dokter hewan terdekat dari lokasi akan segera datang untuk memberikan konsultasi dan perawatan kucing kalian.

Telinga Kucing Berair? Waspadai 5 Penyakit ini

Telinga kucing tiba-tiba berair dan mengeluarkan cairan? Hal ini, perlu diwaspadai karena bisa jadi kucing sedang mengalami infeksi atau bahkan tumor.

Merawat kesehatan kucing secara rutin adalah kewajiban bagi para cat lovers. Selain perawatan kesehatan perlu juga grooming untuk membersihkan tubuh kucing  terutama bagian telinganya.  

Perlu diketahui bahwa telinga kucing sangat sensitif. Mereka menggunakannya untuk mengidentifikasi suara dan keseimbangan tubuhnya. Jika terdapat masalah pada telinga kucing, tentunya akan menghambat aktivitas. 

Tapi, jangan khawatir ketika telinga kucing mengeluarkan cairan. Artikel ini akan membahas 5 penyakit telinga pada kucing yang harus diwaspadai. 

Dengan mengetahui hal ini, kita bisa mencegah dan memberikan penanganan yang tepat dan cepat pada kucing kita. 

Yuk, kita pelajari bersama.

1. Telinga Kucing Berair Akibat Infeksi (Otitis)

Telinga kucing mengeluarkan cairan yang berbau, bengkak, dan memerah bisa menjadi ciri bahwa adanya infeksi otitis. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri, jamur dan parasit.

Otitis bisa menjangkit bagian luar, tengah dan dalam telinga. Hal ini, dapat mengakibatkan hilangnya kemampuan pendengaran kucing.

Otitis bisa menyerang salah satu atau kedua telinga kucing. Ketika kucing mengalami otitis 

mereka akan menggelengkan kepala dan menggaruk telinga. Kemudian telinga kucing akan mengeluarkan cairan berbau tidak sedap.

2. Tungau Telinga (Otodectes Cynotis)

Kucing sering menggaruk telinga? Selain gatal, ini bisa menjadi pertanda adanya tungau pada telinga kucing.

Tungau ini adalah parasit yang bisa menginfeksi telinga kucing. Biasanya ditemukan di dalam telinga kucing, saluran pendengaran, kulit sekitar kepala dan leher.

Tungau ini disebabkan oleh parasit yang bernama otodectes cynotis. Biasanya menular karena kontak langsung dengan kucing yang terinfeksi.

Kucing yang terkena tungau akan sering menggaruk kepalanya karena rasa gatal yang parah. Kemudian akan muncul cairan berwarna coklat kehitaman pada telinga.

Jika sudah parah maka telinga akan mengalami pembengkakan hingga kerusakan pada jaringan telinga. 

3. Polip Telinga

Kucing jalan sempoyongan? Nah, ini adalah salah satu gejala polip telinga. 

Baca juga: Penyebab Kucing Jalan Sempoyongan

Polip telinga adalah pertumbuhan jaringan abnormal yang terjadi pada saluran telinga. Kemudian akan menjalar dari daun telinga hingga dinding saluran tengah.

Polip bisa disebabkan oleh infeksi dari bakteri atau virus. Infeksi virus disebabkan karena kotoran yang menumpuk pada bagian telinga sampai terjadi peradangan

Gejala kucing yang terkena polip adalah telinga yang memerah, kucing sering memiringkan kepala hingga jalannya sempoyongan, tercium bau yang tidak sedap pada bagian telinga atau pendarahan pada telinga.

4. Ketombe Telinga (Seborrhea)

Kulit telinga kucing bersisik dan berminyak disertai rasa gatal adalah gejala seborrhea. Apa itu seborrhea?

Seborrhea atau ketombe adalah gangguan pada kulit telinga akibat produksi telinga yang berlebih. Ini bisa disebabkan oleh masalah kesehatan kulit yaitu gangguan kelenjar sebasea untuk mengatur produksi minyak atau alergi.

5. Tumor Telinga

Tumor Juga bisa menyerang telinga kucing. Jika adanya benjolan atau pembengkakan di area sekitar telinga bisa menjadi indikasi adanya tumor.

Kotoran telinga yang cenderung berair, berbau bahkan bernanah akan menimbulkan rasa sakit pada kucing. Nantinya kucing akan sering menggelengkan telinga karena perubahan kondisi pada tubuhnya. 

Tumor bisa disebabkan karena polip pada telinga yang tak kunjung sembuh. Polip akan menyumbat bagian telinga, sehingga ini memicu bakteri untuk berkembang. Autoimun juga menjadi salah satu penyebab adanya tumor.

Kucing yang mengalami gangguan pada telinganya akan mudah jatuh atau jalan sempoyongan. Hal ini dikarenakan telinga adalah titik keseimbangan kucing. Sehingga. menjaga kesehatan telinga kucing sangat penting.

Oleh karena itu, segera periksa telinga kucing yang berair ke dokter hewan terdekat melalui layanan Pet Care. Cukup hubungi  call center Pet Care, maka dokter hewan terdekat dari lokasi akan datang memeriksa kucing kesayangan.

5 Alasan Kucing Takut Grooming

Siapa yang tak suka memanjakan bulu-bulu halus kucing kesayangan? Tetapi, urusan grooming bisa menjadi masalah baru buat pemilik. Ada saja drama-drama yang membuat mereka merasa takut dan kabur dari sikat bulu. 

Mari kita bahas 5 alasan yang membuat kucing takut grooming. Yuk, baca sampai selesai.

1. Sikat Bulu yang Menakutkan

Sebagian besar  kucing takut terhadap sikat bulu. Bagi mereka, sikat menjadi monster yang hendak menjarah bulu-bulu indah mereka. 

Oleh karena itu, ketika sikat ditarik, kucing biasanya kabur seperti bintang film yang menghindari paparazi.

Cobalah untuk mengenalkan sikat yang ramah kucing. Ada berbagai jenis sikat yang memiliki bulu lembut dan desain yang nyaman untuk kucing. 

Dengan memilih alat yang tepat, kita bisa menciptakan grooming menjadi pengalaman yang lebih menyenangkan bagi kucing.

2. Sisir Rambut Panjang

Bagi kucing dengan bulu panjang, sisir bisa jadi mimpi buruk. Mereka merasa sedang berhadapan dengan kawat berduri yang akan merusak keindahan bulu mereka. Biasanya kucing akan kabur saat disisir.

Jangan terlalu tergesa-gesa saat menyisir bulu kucing, terutama yang berbulu panjang. Gunakan sisir dengan gigi lembut dan lakukan dengan sabar. Sisir perlahan, dan berikan kesempatan untuk merasa nyaman selama proses ini.

3. Takut Air

Kebanyakan kucing tidak terlalu suka air. Mandi bisa menjadi momok yang menakutkan bagi mereka. Mereka cenderung menganggap mandi sebagai pengalaman yang memalukan dan tidak menyenangkan.

Untuk mengatasi masalah ini, kenalkan air secara perlahan kepada kucing. Mulailah dengan membiarkan mereka bermain dengan air atau sedikit menyiram air pada tubuh mereka. 

Hal ini dapat membantu mengurangi ketakutan mereka terhadap air dan membuat proses mandi menjadi lebih menyenangkan.

4. Bau Shampo yang Mengusik Hidung Kucing

Beberapa kucing sangat sensitif terhadap bau shampoo atau sabun yang digunakan selama grooming. Bau-bauan kimia bisa membuat hidung merasa tidak nyaman.

Pilihlah produk grooming yang memiliki bau yang lembut dan tidak terlalu kuat. Beberapa produk khusus untuk kucing bahkan memiliki aroma yang disukai oleh mereka. Dengan begitu, kucing tidak akan lagi kabur saat mencium aroma yang tidak disukai.

5. Lingkungan yang Menakutkan

Beberapa kucing takut grooming karena lingkungan yang membuat mereka cemas. Suara bising, cahaya yang terlalu terang, atau adanya hewan lain di sekitar dapat membuat mereka merasa terancam.

Usahakan untuk memberikan suasana yang tenang dan nyaman selama sesi grooming. Pilih tempat yang tenang, redup, dan bebas dari gangguan. Dengan menciptakan lingkungan yang kondusif, kucing akan lebih bersedia untuk menjalani proses grooming dengan lebih santai.

Ingatlah, setiap kucing memiliki kepribadian dan keberanian mereka sendiri. Sebagai pemilik, mari kita buat proses grooming menjadi momen kebersamaan yang positif antara kita dan kucing kesayangan. 

Pet Care menyediakan layanan konsultasi dokter hewan terdekat. Segera hubungi call center Pet Care untuk mendapatkan konsultasi dari dokter hewan profesional. Konsultasikan permasalahan grooming bersama Pet Care.

Dengan memahami permasalahan mereka, kita bisa menciptakan pengalaman grooming yang lebih menyenangkan dan minim drama. Happy grooming, teman-teman!

Cara Merawat Kucing Persia Agar Bulu Lebat dan Cantik

Cara merawat kucing persia bisa dibilang susah-susah gampang. Kucing persia sendiri adalah salah satu ras kucing yang paling menawan. Dengan bulu lebat, wajah pesek yang menggemaskan dan sikap yang ramah, tidak heran jika banyak pecinta kucing memilih persia sebagai anabul kesayangan. 

Namun, untuk menjaga kesehatan dan kecantikan bulu kucing persia, butuh perawatan yang tepat. Artikel ini akan membahas cara merawat kucing persia yang mudah dan praktis untuk diikuti.

Cara Merawat Kucing Persia

1. Memilih Makanan yang Berkualitas

Makanan apa yang cocok untuk kucing persia? Memberikan makanan berkualitas tinggi penting untuk kesehatan kucing persia. Makanan yang mengandung nutrisi seimbang seperti protein tinggi, asam lemak omega-3, dan vitamin A akan membantu menjaga kulit dan bulu yang sehat. 

Selain makanan berkualitas, penting untuk memastikan bahwa kucing persia memiliki akses yang cukup ke air bersih setiap hari. Mereka cenderung sulit minum air, jadi pastikan untuk mengganti air setiap hari dan tempatkan mangkuk air di lokasi yang mudah diakses oleh kucing. 

2. Perhatikan Kesehatan Mata

Salah satu ciri khas kucing persia adalah mata indahnya. Tetapi, mata kucing persia rentan terhadap masalah kesehatan. Oleh karena itu, sebagai pemilik harus memperhatikan kesehatan matanya.

Merawat mata kucing persia bisa dilakukan sendiri, dengan cara membersihkan mata kucing secara teratur dengan kapas lembut yang direndam dalam larutan steril untuk mencegah infeksi. 

3. Grooming Secara Rutin

Kucing persia terkenal dengan bulunya yang lebat dan indah. Grooming adalah kunci untuk menjaga kebersihan dan kecantikan bulu kucing persia. Sisir bulunya secara teratur untuk menghindari bulu yang rontok berlebihan. 

Lalu, berapa kali kucing persia harus mandi?

Mandi adalah grooming yang penting untuk kesehatan dan kebersihan kucing persia. Namun, kucing persia memiliki bulu yang panjang dan lebat, sehingga tidak perlu dimandikan setiap hari. 

Kucing persia setidaknya direkomendasikan untuk mandi sekali sebulan. Jika kucing suka menghindari air, bisa juga menggunakan tisu basah atau dry shampoo khusus kucing untuk membersihkan bulunya secara berkala.

Untuk grooming yang maksimal dan hasil yang terbaik, bawa kucing persia ke tempat grooming terpercaya. Jika tidak punya waktu, bisa memanggil jasa grooming ke rumah agar kucing persia mendapat perawatan terbaik dari profesional.

4. Mainan Interaktif

Kucing persia memiliki karakteristik unik, tentunya membutuhkan stimulasi mental dan fisik untuk menjaga kesehatan dan kebahagiaannya. Salah satu cara terbaik adalah menggunakan mainan interaktif untuk merangsang naluri bermain dan eksplorasi kucing. 

Hindari mainan yang memiliki bagian kecil sehingga dapat ditelan dan pastikan bahwa mainan tidak memiliki bagian untuk melukai kucing

5. Rutin ke Dokter Hewan

Jangan lupakan kunjungan rutin ke dokter hewan. Pemeriksaan secara berkala akan membantu mendeteksi masalah kesehatan sejak dini dan mencegah perkembangan penyakit. 

Jika adalah masalah kesehatan pada kucing persia segera bawa ke dokter hewan terdekat atau hubungi  call center Pet Care untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Dengan mengikuti tips perawatan di atas, dapat memastikan kesehatan dan kecantikan kucing Persia tetap terjaga. Jadi, ayo rawat kucing Persia dengan penuh kasih sayang dan pengetahuan yang tepat!

Tips Memandikan Kucing yang Benar Agar Tidak Dicakar

Mandikan kucing mungkin terdengar seperti tugas yang menantang, tetapi sebenarnya bisa menjadi momen yang menyenangkan untuk membangun hubungan dengan kucing. Dalam artikel ini, akan membahas cara memandikan kucing dengan santai dan menyenangkan.

Bagaimana Cara Memandikan Kucing Agar Tidak Berontak?

Sebelum memulai proses mandi, penting untuk memahami kepribadian kucing. Beberapa kucing mungkin sangat tenang dan menoleransi air. Sementara ada beberapa kucing yang cenderung takut. 

Baca juga: Grooming Kucing adalah Cara Menjaga Kesehatan dan Kebahagiaan Kucing 

Ciptakan suasana yang tenang. Buatlah suasana mandi yang tenang dengan musik lembut atau aroma yang menenangkan. Hindari kebisingan yang dapat membuat kucing cemas.

Berikan pujian dan hadiah setelah mandi sebagai reward. Ini akan membantu menciptakan momen positif setelah mandi.

Berapa Kali Sebaiknya Kucing Dimandikan?

Kucing umumnya tidak memerlukan mandi secara teratur karena mereka dapat membersihkan diri sendiri. Mandikan kucing hanya jika sangat diperlukan, misalnya jika bulunya kotor atau terdapat substansi berbahaya di bulunya. Mandi terlalu sering dapat mengurangi minyak alami pada kulit kucing. Sebaiknya mandikan 4-6 minggu sekali

Apa yang Harus Dilakukan Sebelum Memandikan Kucing?

Menyiapkan segala perlengkapan yang diperlukan sebelum memulai mandi, yaitu:

  • Sikat khusus bulu kucing, digunakan sebelum mandi untuk menghilangkan rambut mati dan membuat proses mandi lebih mudah.
  • Pilih shampo kucing yang lembut dan sesuai dengan jenis bulu kucing. Pastikan untuk tidak menggunakan sampo manusia yang dapat mengiritasi kulit kucing.
  • Persiapkan ember dengan air hangat untuk mandi 
  • Siapkan handuk lembut untuk mengeringkan kucing setelah mandi.
  • Berikan mainan atau camilan kesukaan kucing sebagai reward setelah mandi. Ini dapat membantu menciptakan asosiasi positif dengan proses mandi.

Bagaimana Cara Memandikan Kucing yang Benar?

Buatlah suasana mandi yang tenang dan santai. Nyalakan lilin aromaterapi, putar musik lembut, atau bicaralah dengan lembut pada kucing. Pastikan ruangan hangat agar kucing tidak kedinginan.

Mulailah dengan merendam kaki kucing dalam air pelan-pelan. Berikan pujian dan camilan saat kucing merespons dengan tenang. Jika kucing terlihat cemas, berbicaralah dengan lembut dan hindari gerakan yang tiba-tiba.

Setelah kucing terbiasa dengan air, pakailah sampo dengan lembut dan perlahan-lahan. Hindari mata, telinga, dan area sensitif lainnya. Gosok lembut bulu kucing, memastikan sampo merata.

Bilas kucing secara menyeluruh untuk menghilangkan sisa-sisa sampo. Angkat kucing dari air dengan hati-hati dan letakkan pada handuk lembut. Keringkan dengan lembut dan berikan pujian.

Setelah mandi selesai, berikan kucing hadiah berupa camilan atau mainan kesukaannya. Ini akan membantu menciptakan pengalaman positif dan memperkuat ikatan antara Anda dan kucing.

Memandikan kucing tidak perlu menjadi momen yang menakutkan. Dengan kesabaran dan cinta, proses mandi bisa menjadi waktu yang menyenangkan dengan kucing kesayangan. Semoga tips ini membantu.

Pet Care menyediakan layanan konsultasi dokter hewan terdekat. Segera hubungi call center Pet Care untuk mendapatkan konsultasi dari dokter hewan profesional.

Kutu pada Kucing Si Parasit Kecil Yang Menyebalkan Bagi Anabul

Kutu pada kucing menjadi masalah umum bagi anabul tersayang. Meskipun kecil, kutu dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. 

Namun, jangan khawatir, artikel ini akan memberikan tips yang efektif untuk mengatasi dan mencegahnya. Yuk baca artikel ini sampai akhir.

Sebelum membahas cara mengatasinya, kita perlu tahu tentang kutu pada kucing. Kutu adalah parasit yang hidup di kulit dan menghisap darah sebagai sumber makanan.

Mereka akan menyebabkan rasa gatal dan iritasi pada kulit bahkah lebuh parahnya dapat mengakibatkan penyakit serius jika tidak diatasi dengan cepat.

Gejala Terinfeksi Kutu pada Kucing

Sebagai pemilik perlu mengetahui tanda-tanda kutu yang menginfeksi tubuh anabul kita. Kutu dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi cepat bersembunyi di bulu-bulu. Berikut gejala yang dapat anda perhatikan:

1. Gatal yang berlebihan

Jika kucing sering menggaruk atau menjilat dirinya sendiri secara berlebihan. Ini bisa menjadi tanda terinfeksi kutu.

2. Perubahan pada Bulu

Kutu dapat menyebabkan kerusakan pada bulu kucing. Perhatikan apakah bulu kucing terlihat kusam, rontok atau ada tanda perubahan lainnya.

3. Kulit Memerah atau Membengkak

Jika kulit terlihat memerah, bengkak dan iritasi. Ini dapat menandakan adanya infeksi karena kutu.

Cara Mengatasi Kutu pada Kucing 

Jika kucing telah terinfeksi, tentunya akan sangat tidak nyaman karena gatal yang mengganggu aktivitasnya. Berikut cara mengatasinya: 

1. Cuci dan Sisir Rutin

Mandikan dengan menggunakan shampo khusus anti kutu. Kemudian sisir bulu dengan sisir khusus kutu untuk menghilangkan kutu dan telurnya.

2. Gunakan Obat topikal

Setelah dimandikan pilihlah obat topikal untuk mencegah kutu. Teteskan pada area sekitar leher dan kulit kucing. Pastikan konsultasikan dengan dokter hewan terdekat untuk merekomendasikan obat topikal yang sesuai.

3. Menjaga Kebersihan Lingkungan

Menjaga kebersihan lingkungan kucing juga sangat penting. Cuci tempat tidur kucing, selimut, dan mainan secara teratur. Gunakan obat semprot anti kutu pada area yang sering dilewati kucing.

Mengatasi kutu, menjadi tugas setiap pemilik untuk memastikan kesehatan dan kebahagiaan kucing kesayangan anda. Agar kucing tidak terinfeksi, maka perlu rajin melakukan grooming secara teratur. Dengan grooming, bulu kucing akan rutin dibersihkan. Ini akan mencegah datangnya kutu.

Untuk mendapatkan konsultasi seputar kesehatan dapat menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care dokter hewan terdekat dari lokasi anda akan segera datang.

Penyakit Mulut Kucing Dapat Mengganggu Aktivitasnya

Penyakit mulut kucing adalah salah satu bentuk kepedulian kita terhadap kesehatan hewan peliharaan kita. Sebagai pemilik tentunya ingin kucing selalu sehat. Kesehatan mulut kucing merupakan faktor penting untuk memastikan kebahagiaan dan kesejahteraan kucing kesayangan.

Namun, seringkali pemilik kucing mengabaikan pentingnya merawat gigi dan mulut kucing. Artikel ini akan membahas berbagai masalah mulut pada kucing, termasuk gejala, pencegahan, dan pengobatan yang efektif.

Gejala Penyakit Mulut Kucing

1. Nafas Bau 

Jika nafas kucing berbau, hal ini bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan mulut.

2. Pembengkakan Gusi 

Pembengkakan atau kemerahan pada gusi dapat mengindikasikan peradangan atau infeksi.

3. Kehilangan Berat Badan 

Hal ini membuat kucing kesulitan makan, yang mengakibatkan kehilangan berat badan.

4. Air Liur Berlebihan 

Jika kucing mengalami produksi air liur yang berlebihan, ini bisa menjadi tanda adanya masalah di mulutnya.

5. Gigi Goyang atau Patah

Gigi yang goyang atau patah dapat menjadi tanda adanya masalah gigi atau gusi yang memerlukan perhatian medis.

Penyakit Mulut Kucing

1. Gingivitis:

Peradangan pada gusi yang dapat disebabkan oleh penumpukan plak dan tartar.

2. Stomatitis

Peradangan yang melibatkan seluruh rongga mulut, termasuk gusi, lidah, dan langit-langit mulut.

3. Abses Gigi

Kumpulan nanah di sekitar akar gigi, yang dapat menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan.

Pencegahan Penyakit Mulut Kucing

1. Pemberian Makanan Khusus

 Pilih makanan kucing yang dirancang khusus untuk kesehatan mulut, seperti makanan kering yang membantu membersihkan gigi.

2. Penyikatan Gigi Rutin

Rutin menyikat gigi kucing dapat membantu mengurangi pembentukan plak dan tartar.

3. Mainan Pembersih Gigi

 Berikan mainan khusus yang dirancang untuk membersihkan gigi kucing saat mereka bermain.

4. Pemeriksaan Rutin ke Dokter Hewan 

Periksakan gigi kucing secara rutin dengan menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care, dokter hewan terdekat akan datang untuk memeriksa dan melakukan konsultasi terkait masalah gigi pada kucing

Dengan memahami gejala dan pencegahan penyakit mulut pada kucing, Anda dapat memastikan bahwa kucing kesayangan Anda tetap sehat dan bahagia. Selalu konsultasikan dengan dokter hewan Pet Care  untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.

Simblefaron Permasalahan pada Mata Kucing

Sebagai pemilik kucing tentunya ingin mereka tetap sehat dan bahagia. Namun, apa yang terjadi jika mereka mengalami masalah pada mata mereka? Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah Simblefaron

Masalah ini dapat mempengaruhi penglihatan dan kesejahteraan kucing kesayangan. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui tentang apa sebenarnya kelainan pada mata kucing ini, apa penyebabnya, dan bagaimana kita dapat membantu kucing kita menghadapinya.

Apa itu Simblefaron?

Simblefaron pada kucing adalah kondisi langka di mana kelopak mata bagian atas atau bawah melekat satu sama lain. Hal ini bisa terjadi pada satu atau kedua mata kucing. 

Ketika kedua kelopak mata saling melekat, bisa menyebabkan berbagai masalah, termasuk iritasi, infeksi, dan bahkan kehilangan penglihatan.

Penyebab Simblefaron pada Kucing

Beberapa faktor yang memicu terjadinya Simblefaron pada kucing salah satunya adalah faktor genetik atau keturunan. Selain itu, cedera atau infeksi mata yang tidak diobati dengan baik juga bisa menjadi pemicunya.

Gejala Simblefaron pada Kucing

Bagaimana kita tahu jika kucing menderita Simblefaron? Beberapa gejala yang dapat diperhatikan adalah kesulitan membuka atau menutup mata, kelopak mata yang melekat, atau tanda-tanda peradangan pada area sekitar mata seperti:

  1. Mata kering
  2. Mata terasa terbakar
  3. Mata bengkak
  4. Sensitif terhadap cahaya
  5. Masalah penglihatan
  6. Diplopia atau penglihatan ganda
  7. Entropion suatu kondisi di mana kelopak mata mengarah ke ke arah dalam  bola mata
  8. Lagophthalmos yaitu kesulitan untuk  menutup kelopak mata dengan benar

Jika melihat gejala-gejala ini, penting untuk segera menghubungi dokter hewan terdekat melalui layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care, dokter hewan terdekat dari lokasi anda akan datang untuk memberikan perawatan terbaik.

Mencegah Simblefaron pada kucing mungkin tidak selalu berhasil, apalagi jika kondisi tersebut disebabkan oleh faktor genetik. Namun, dengan memastikan kucing mendapatkan perawatan mata yang tepat saat mengalami cedera atau infeksi, kita dapat membantu mencegah masalah mata serius.

Kucing adalah makhluk yang luar biasa, dan mereka pantas mendapatkan perawatan terbaik dari kita. Simblefaron adalah masalah serius yang dapat mempengaruhi penglihatan dan kesejahteraan mereka, tetapi dengan pengawasan yang tepat dan perawatan yang sesuai, banyak kucing dapat pulih sepenuhnya dari kondisi ini.


Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan  dokter hewan terdekat melalui layanan Pet Care. Jika adanya masalah pada mata kucing, termasuk Simblefaron. Ingatlah bahwa perhatian dan perawatan yang tepat dapat membuat perbedaan besar bagi kucing kesayangan kita.

Waspada Anafilaksis pada Kucing Setelah Vaksin

Anafilaksis atau dikenal sebagai syok alergi adalah salah satu efek samping berat pada kucing setelah vaksin. Alergi ini dapat berakibat fatal bila tidak ditangani segera oleh pihak medis. 

Alergi timbul karena tubuh salah mengenali suatu zat, yang dikenal sebagai alergen, sebagai ancaman dan melepaskan sel-sel kekebalan untuk menghalang penyusup. Biasanya, reaksi alergi ini ringan berupa bersin atau gatal-gatal pada kulit. Namun, dalam keadaan yang ekstrim, syok anafilaksis dapat terjadi di seluruh tubuh.

Syok anafilaksis yang paling umum terjadi pada kucing adalah gangguan pernapasan, sistem pencernaan seperti kerongkongan, lambung, hati, pankreas, dan saluran usus.

Gejala Anafilaksis pada Kucing

48 jam setelah vaksin dialukan, kita bisa mengecek keadaan kucing kita untuk mengidentifikasi alergi anafilaksis yang terjadi. Berikut gejala alergi pada kucing setelah vaksin:

Gejala Umum

Tanda-tanda anafilaksis yang paling umum terjadi dalam hitungan detik hingga menit dapat dideteksi sebagai berikut:

  • Gangguan pernapasan yang parah hingga kesulitan bernapas
  • Diare
  • Muntah
  • Mengeluarkan air liur yang berlebihan
  • Terlalu bersemangat atau terlalu lemas
  • Gusi pucat
  • Tungkai dingin
  • Pembengkakan wajah
  • Kulit gatal di sekitar kepala dan wajah
  • Kejang
  • Koma

Gejala pada Sistem Tubuh

Selain sistem pernapasan dan pencernaan, anafilaksis dapat mempengaruhi sistem tubuh sebagai berikut:

  • Gatal-gatal di tubuh, terutama terlihat di area dimana alergen bersentuhan dengan kulit dan, pembengkakan wajah
  • Gusi pucat, anggota tubuh dingin akibat dari sistem kardiovaskular terganggu
  • Kejang-kejang, tremor, gelisah, agitasi,dan  koma apabila menyerang sistem saraf
  • Kemerahan pada mata

Jika kucing anda menunjukan gejala alergi setelah vaksin segera hubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care, dokter hewan akan langsung datang untuk melakukan pemeriksaan. 

Dokter hewan  akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh untuk melihat tanda-tanda vital kucing, dan apabila diperlukan akan dilakukan tes darah untuk melihat peningkatan enzim hati dan sel inflamasi yang berlebihan.

Dokter hewan dapat mencurigai adanya syok jika gejala-gejala khas muncul secara tiba-tiba setelah terpapar alergen yang diketahui atau dicurigai.

Dengan pengetahuan yang baik tentang anafilaksis pada kucing, Anda dapat dengan cepat mengidentifikasi gejala dan memberikan perawatan yang diperlukan. Jangan ragu untuk menghubungi dokter hewan terdekat melalui layanan Pet Care. 

Mata Kucing Katarak : Penyebab dan Cara Mengobatinya

Jika anda melihat kucing anda tampak berhati-hati saat bergerak, ragu keluar rumah, atau melompat di atas kursi, bisa saja mata kucing menderita katarak. Hal ini dapat terjadi ketika kucing sudah berusia lebih dari 10 tahun. Katarak pada kucing memang jarang terjadi, namun ini termasuk penyakit serius yang harus ditangani segera agar kucing tidak mengalami kebutaan.

Katarak dapat menyerang salah satu mata atau kedua mata. Penyakit ini dipicu oleh penuaan, peradangan, penyakit, atau masalah kesehatan lainnya. Mata kucing akan terlihat keruh sehingga cahaya tidak dapat masuk ke retina, dan akhirnya gangguan penglihatan pun terjadi.

Lantas, apa saja tanda, penyebab, dan bagaimana cara mengobati mata kucing katarak? Yuk simak penjelasannya di bawah!

Gejala Mata Kucing Katarak

Kucing yang mengalami katarak biasanya akan menunjukkan gejala fisik dan perilaku seperti berikut :

  • Perubahan warna iris mata menjadi keruh dan kabur
  • Tersandung kakinya sendiri
  • Menabrak dinding atau funitur
  • Kesulitan menemukan tempat makanannya dan kotak kotorannya
  • Menunjukkan tanda stres atau cemas

Penyebab Mata Kucing Katarak

Penyebab paling umum kucing katarak adalah karena peradangan di dalam mata (uveitis) yang disebabkan oleh infeksi, penyakit, atau trauma. Trauma sendiri seperti cendera yang tembus pada mata, dapat menyebabkan pembentukan katarak dini.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, walaupun kucing yang berusia di atas 10 tahun lebih sering mengalami katarak karena penuaan, kucing yang lebih muda atau anak kucing juga dapat terkena katarak.  Anak kucing yang kekurangan gizi dapat terkena katarak.

Kucing yang menjalani terapi radiasi untuk kanker pada wajah atau kepala mereka, dapat terkena katarak juga. Beberapa penyakit yang mendasari, karena tekanan darah tinggi dan diabetes, dapat dikaitkan dengan katarak pada kucing.

Bagaimana Cara Mengobati Mata Kucing Katarak?

Dokter hewan akan melakukan rencana penanganan yang tepat untuk kucing anda, tergantung dari kesehatan kucing, tingkat keparahan katarak, pemeriksaan darah, dan lokasi katarak. Apabila katarak diketahui sejak awal, maka akan semakin mudah menghentikan perkembangan katarak.

Meskipun tidak ada obat yang bisa menghilangkan katarak, terkadang obat diresepkan untuk menunda perkembangan katarak. Obat tetes mata antiinflamasi dapat digunakan untuk mengatasi uveitis dan mengurangi resiko tekanan tinggi pada mata.

Jika penyebabnya dikarenakan ada yang mendasari seperti hipertensi atau diabetes, dokter hewan akan menangani kelainan spesifik yang menyebabkan hilangnya penglihatan kucing anda.  Jika katarak sudah parah, mungkin pembedahan akan dilakukan untuk menyelamatkan atau memulihkan penglihatan.

Masa pemulihan mata pada kucing tergantung dari penanganannya. Apabila kucing menggunakan obat-obattan atau obat tetes, mereka harus sering diperiksa ke dokter hewan. Jika dilakukan pembedahan pada kucing, maka setelah mereka dioperasi harus melakukan janji temu dengan dokter hewan untuk memastikan kucing sembuh dengan baik.

Layanan dokter hewan ke rumah tersedia di Pet Care sehingga tidak perlu keluar. Anda dapat menghubungi call center Pet Care. Dokter hewan di Pet Care sudah berpengalaman dan anda juga dapat melakukan janji temu sesuai jadwal kucing anda.