Tag: kucing

Gejala Ringworm pada Kucing dan Cara Mengobatinya

Kucing menjadi salah satu hewan yang dijadikan hewan peliharaan oleh manusia. Walaupun kucing mendapatkan perawatan yang maksimal dari pemilik, mereka adalah hewan yang cukup rentan mengalami infeksi jamur pada kulit atau ringworm.

Saat kucing mengalami ringworm, akan muncul ruam berbentuk melingkar layak cincin. Pada umumnya ringworm akan mengakibatkan rasa gatal berlebihan dan menimbulkan luka. Ringworm dapat menular ke manusia dan hewan lain.

Lalu apa saja gejala dan bagaimana cara mengobati ringworm ini? Yuk simak penjelasannya di bawah ini!

Gejala Ringworm pada Kucing

Ringworm dapat menyebar melalui foliker rambut dan kulit yang terinfeksi. Ringworm lebih sering dialami oleh kucing muda atau kucing dengan rambut tebal. Hal ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh pada kucing muda belum maksimal sedangkan pada kucing dengan rambut tebal mereka dapat menjadi perkembangan spora sehingga sulit dihilangkan.

Berikut beberapa gejala yang ada pada kucing saat terkena ringworm :

  • Munculnya infeksi atau luka yang berbentuk cincin melingkar pada kulit kucing
  • Adanya bercak merah
  • Kucing mengalami rambut rontok di bagian tertentu
  • Munculnya ketombe pada rambut atau tekstur bersisik
  • Ringworm di kulit kepala akan dimulai dengan benjolan atau luka kecil

Cara Mengobati Ringworm pada Kucing

Kucing  masih menular selama tiga hingga enam minggu. Anda harus tetap mempertahankan perawatan dari dokter hewan meskipun kucing sudah menunjukkan tanda lebih baik sebelum perawatan selesai. Memberikan obat anti jamur selama waktu yang direkomendasikan dokter hewan adalah hal yang paling penting karena ringworm bisa saja muncul kembali.

 Dokter hewan biasanya akan mengobati ringworm dengan kombinasi obat anti jamur. Mereka juga bisa mengoleskan obat topikal seperti salep ke kulitnya. Dokter hewan akan merekomendasikan agar mandi dengan obat untuk pengobatan ringworm pada kucing. Mereka akan memberikan obat yang cocok untuk kucing kesayangan anda.

Sebaiknya memisahkan ruangan kucing dengan sekitar agar mudah dibersihkan dan tidak menyebarkan jamur pada orang atau hewan lain di rumah. Anda juga disarankan untuk membersihkan setiap ruangan dari bulu kucing anda dan bersihkan berbagai perlengkapan kucing.

Nah itulah gejala dan cara mengobati ringworm pada kucing. Jika kucing anda menunjukkan gejala seperti yang disebutkan di atas, anda dapat menghubungi layanan call center Pet Care untuk konsultasi dengan dokter hewan. Pet Care menyediakan layanan dokter hewan ke rumah sehingga penyebaran ringworm dapat dicegah.

Tungau Telinga Pada Kucing : Gejala dan Cara Mengobatinya

Hama seperti tungau sering kali menyerang hewan peliharaan termasuk kucing. Tungau dapat menyebabkan kucing menggaruk telinganya terus bahkan dapat menyebabkan iritasi parah. Hama ini tinggal di permukaan saluran telinga kucing.

Lantas apa saja gejala dan bagaimana cara mengobati tungau telinga pada kucing?

Gejala Tungau Telinga Pada Kucing

Tungau memang memiliki ukuran yang kecil, tetapi anda dapat memperhatikan tanda yang ditinggalkan oleh tungau. Tungau dapat mempengaruhi satu atau kedua telinga. Berikut gejala yang akan terlihat pada kucing saat terkena tungau :

  • Kemerahan di telinga kucing
  • Kerak di ujung telinga kucing
  • Sering menggaruk telinga
  • Kucing sering menggelengkan kepala
  • Kotoran telinga berwarna gelap

Penyebab umum tungau telinga pada kucing yakni tertular dari hewan lain. Kucing yang sering berinteraksi dengan hewan lain atau sering berada di luar ruangan dapat terkena tungau.

Kondisi kandang yang tidak sehat juga dapat menjadi penyebab kucing terkena tungau. Oleh karena itu, sebagai pemilik hewan peliharaan anda harus rutin membersihkan kandang kucing.

Cara Mengobati Tungau Telinga Pada Kucing

Cara pertama yang dapat anda lakukan yakni membersihkan telinga kucing. Bersihkan penumpukan kotoran dan bilas dengan lembut. Gunakan obat pembersih telinga khusus kucing lalu teteskan ke dalam lubang telinga kucing.

Jika anda khawatir merusak gendang telinga kucing, sebaiknya bawa ke dokter hewan. Dokter hewan akan memberikan penanganan dan resep yang tepat untuk kucing kesayangan. Dokter hewan bisa saja memberikan obat suntik tambahan jika diperlukan. Obat tungau telinga kucing tersedia dalam bentuk oles atau suntikan.

Anda sebaiknya memeriksa kembali kucing dalam waktu satu atau dua minggu kemudian untuk memastikan tungau sudah hilang. Dokter hewan akan memberikan langkah selanjutnya yang tepat untuk kucing kesayangan.

Tungau sebenarnya dapat dicegah. Anda dapat memberikan perawatan anti parasit pada kucing anda. Jangan lupa untuk menjaga lingkungan sekitar kucing agar selalu bersih. Kucing sebaiknya tetap di dalam ruangan untuk mencegah tungau datang lagi.

Pet Care menyediakan layanan konsultasi dokter hewan ke rumah sehingga kucing anda tetap di dalam ruangan. Anda dapat menghubungi call center Pet Care.

Mata Kucing Berair : Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kucing juga memiliki air mata yang berfungsi untuk menjaga mata tetap lembab dan menghilangkan debu. Akan tetapi, apabila air mata keluar terlalu banyak atau disebut mata berair, hal ini menunjukkan bahwa kucing anda mengalami masalah infeksi di matanya.

Saat terlihat penumpukan air mata dan kotoran mata di sekitar mata atau kelopak mata maka dapat disimpulkan ada masalah di mata anabul anda. Kemudian muncul tanda lain dari kucing anda seperti bersin, bengkak pada kelopak mata, atau kucing menggosok mata terlalu sering.

Lantas, apa penyebab dan cara mengatasi kucing berair?

Penyebab Mata Kucing Berair

1. Infeksi Mata

Luka atau benda asing yang masuk ke dalam mata seperti kotoran atau debu dapat menimbulkan infeksi mata. Kondisi mata kucing berair bisa menjadi tanda kucing mengalami konjungtivitis. Konjungtivitis membuat mata kucing merah dan bengkak akhirnya membuat kucing anda tidak nyaman dan merasa kesakitan.

Mata berair bisa dialami anak kucing yang baru lahir dikarenakan induk kucing mengalami ingeksi vagina atau melahirkan di tempat tidak bersih.

2. Alergi

Alergi dapat menyebabkan mata kucing berair. Hal ini dapat terjadi saat kucing terkena debu, jamur, serbu sari tanaman, atau obat-obattan tertentu yang dapat mengiritasi mata.

3. Flu Kucing

Infeksi saluran pernapasan atas atau flu kucing dapat menjadi penyebabnya. Flu kucing bisa terjadi karena infeksi calicivirus atau virus herpes kucing. Keduanya dapat menyebabkan mata berair.

4. Ulkus Mata

Ulkus mata bisa menyebabkan produksi air mata berlebihan dan keluar lendir. Gejala ulkus mata bisa menyebabkan mata kucing memerah, sensitif pada cahaya, terlalu sering mengedip dan menggosokkan matanya.

5. Epifora

Produksi air mata yang berlebihan menandakan kucing mengalami epifora. Epifora terjadi saat ada masalah pengeringan dari mata ke hidung melalui saluran air mata. Saluran air mata kucing membengkak dan tersumbat akibat rhinitis (radang selaput hidung) atau sinusitis (radang selaput sinus). Rambut-rambut kecil di permukaan bawah kelopak mata kucing bisa juga menjadi penyebab epifora.

Cara Mengatasi Mata Kucing

Cara mengatasinya yaitu anda harus mencari tahu penyebabnya terlebih dahulu. Anda dapat mengobatinya dengan cara :

  • Bersihkan benda asing yang meyangkut di sekitar mata kucing.
  • Memberikan obat antibiotik dalam bentuk tetes mata atau untuk diminum.
  • Memberikan obat yang mengandung antihistamin atau steroid untuk meredakan gejala alergi.
  • Untuk meredakan konjungtivitis, anda dapat memberikan obat antiperadangan.

Apabila cara diatas sudah dilakukan dan tidak membuahkan hasil, segera hubungi dokter hewan terdekat agar kucing kesayangan mendapat penanganan yang tepat. Pet care kini menyediakan layanan dokter hewan ke rumah dengan menghubungi call center Pet care.

Jerawat Kucing : Penyebab dan Cara Mengatasi

Sama seperti manusia, kucing dapat terkena jerawat. Jerawat kucing biasanya terletak di bagian bawah dagu yang menyebabkan mereka enggan untuk dielus.

Bentuk jerawatnya yakni benjolan kecil yang diikuti dengan komedo hitam dan putih. Tanda yang paling umum adalah dagu yang terlihat kotor sehingga dinamakan jerawat dagu kucing. Dagu kucing anda akan terlihat bintik-bintik kotoran di atasnya.

Lantas apa saja penyebab dan cara mengatasinya? Yuk simak dalam artikel di bawah ini!

Penyebab Jerawat Pada Kucing

Pada manusia, penyebab munculnya jerawat karena kulit berminyak, sedangkan untuk kucing penyebab pastinya belum diketahui. Munculnya jerawat dapat terjadi ketika folikel rambut tersumbat karena memproduksi keratin yang berlebihan.

Ada penyebab lain munculnya jerawat pada anabul anda diantaranya :

– Sistem kekebalan tubuh yang buruk

– Perawatan yang buruk

– Alergi Makanan

– Produksi keratin dan minyak yang berlebihan

– Hormon yang tidak seimbang

– Wadah plastik yang sering dipakai oleh kucing saat makan dan minum.

– Stres yang bisa terjadi karena perubahan lingkungan

Cara Mengatasi Jerawat Pada Kucing

Anda harus mulai mencuci wajah kucing. Saat membersihkan wajah mereka dengan tisu wajah yang mengandung benzoil peroksida untuk kucing. Gunakan tisu khusus untuk kucing.

Memotong bulu di sekitarnya dapat mengurangi jumlah bakteri sehingga tidak menyebar. Jangan lupa untuk membersihkan tempat makan dan minum mereka lebih sering. Wadah makan kucing dari plastik dapat menjadi sarang bakteri sebaiknya ganti dengan mangkuk dari kaca atau besi.

Jangan pernah mengkorek jerawat anabul anda. Mengkorek jerawat akan memperburuk kondisi dan berpotensi menimbulkan rasa sakit yang lebih parah dan akhirnya infeksi. Sebaiknya konsultasikan pada dokter hewan yang akan mendiagnosis jerawat berdasarkan temuan klinis, riwayat kesehatan anabul kesayangan. Dokter hewan akan memberikan penanganan yang tepat untuk kucing anda.

Anda dapat menggunakan sampo antibakterial atau anti fungal. Berikan gel pereda jerawat pada anabul kesayangan. Dokter hewan juga akan merekomendasikan untuk memberikan antibiotik atau antiradang untuk mengurangi pembengkakan.

Jika anda masih membutuhkan konsultasi dokter hewan terdekat, anda dapat menghubungi layanan call center Pet Care.

Anak Kucing Tidak Mau Makan: Penyebab dan Cara Mengatasi

Kucing memang disukai oleh berbagai kalangan karena tingkahnya yang menggemaskan. Merawat mereka pun termasuk hal yang mudah jika untuk pemula. Walau begitu, anak kucing rentan terkena masalah kesehatan. Apalagi anak kucing yang tidak mau makan tentu membuat pemilik kebingungan cara membujuknya.

Lantas apa saja penyebab anak kucing tidak mau makan dan bagaimana mengatasinya?

Penyebab Anak Kucing Tidak Mau Makan

1. Sakit

Anak kucing bisa saja sedang sakit. Beberapa penyakit seperti diare, sembelit, dan lainnya bisa menjadi penyebab mereka kehilangan nafsu makan. Sebaiknya anda memeriksa kondisinya ke dokter hewan terdekat agar mendapat penanganan yang tepat.

2. Masih Beradaptasi

Anak kucing yang biasanya minum susu dari induknya kini mulai berpindah menjadi makan makanan kucing yang bertekstur. Anak kucing masih beradaptasi sehingga anda bisa membiarkan mereka memilih makanan kering atau basah. Anda juga bisa menambahkan air hangat untuk memudahkan mereka mengunyah.

3. Masalah Pencernaan dan Pernapasan

Masalah sistem pencernaan biasanya akan membuat mereka tidak mau makan. Bagian usus, perut, atau bagian lain dari sistem pencernaan dapat menyebabkan kucing berhenti makan. Ada kemungkinan mereka akan muntah dan diare.

Masalah pernapasan seperti hidung tersumbat sehingga penciuman hilang sementara, mata yang penuh dengan kotoran sehingga menyebabkan hilang penglihatan. Anak kucing tidak dapat mencium makanannya dan memutuskan untuk tidak makan.

4. Stres

Kucing yang stres dapat menjadi penyebab mereka tidak mau makan. Sebagai pemilik hewan, anda harus senantiasa mengawasinya dan memberikannya kasih sayang sehingga mereka tidak akan stres.

Cara Mengatasi Anak Kucing Tidak Mau Makan

  • Memberi Variasi Makanan dan Vitamin

Dengan memberi mereka variasi makanan, anak kucing tidak akan bosan. Mereka memiliki preferensi rasa tersendiri. Selain itu, berikan vitamin yang mengandung B kompleks untuk meningkatkan nafsu makan anak kucing.

  • Menghangatkan Makanan Anak Kucing

Anak kucing bisa saja menyukai makanan yang sedikit hangat tetapi tidak terlalu panas. Anda bisa mencoba menghangatkan makanan terlebih dahulu sebelum memberikannya pada anak kucing.

  • Membawanya Ke Dokter Hewan

Kucing dikenal sebagai hewan yang pandai menyembunyikan rasa sakit. Oleh karena itu sebagai pemilik hewan, anda harus segera membawanya ke dokter hewan saat melihat mereka tidak makan selama satu atau dua hari.

Pet care memiliki layanan konsultasi dokter hewan ke rumah dengan menghubungi call center Pet care. Jangan menundanya agar anak kucing anda dapat kembali aktif dan sehat.  

Kucing Kejang, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kucing yang tiba-tiba mengalami kejang tentu menimbulkan kepanikan pada pemilik. Kucing akan terbaring di lantai, bergerak tidak menentu, dan mencakar-cakar tanpa henti. Kejang biasanya terjadi selama beberapa menit.

Lantas, apa penyebab kucing kejang? Bagaimana penanganan yang tepat untuk anabul kesayangan? Yuk simak penjelasannya di bawah ini!

Penyebab Kucing Kejang

  • Keracunan

Apabila kucing mengonsumsi makanan yang beracun, maka otak mereka akan terdampak sehingga menimbulkan kejang-kejang. Keracunan harus segera ditangani karena akan berakibat fatal.

  • Masalah pada Hati dan Ginjal

Ginjal dan hati adalah organ yang penting dalam tubuh kucing. Keduanya berfungsi untuk menyaring racun dalam tubuh. Namun, saat keduanya tidak berfungsi, maka racun bisa saja masuk ke otak dan menyebabkan munculnya kejang pada kucing.

  • Tumor Otak

Tumor otak merupakan bentuk kanker yang berbahaya. Keberadaan tumor di otak dapat menyebabkan kejang. Tumor otak dapat mempengaruhi sistem saraf dan gerakan tubuh.

  • Trauma di Bagian Kepala

Setiap kucing dapat menderita trauma kepala akibat kecelakaan atau terjatuh. Masalah ini dapat merusak otak dan saraf sehingga mengakibatkan kejang.

Cara Mengatasi Kucing Kejang

Hal pertama yang dapat anda lakukan yakni mencatat berapa lama anabul kesayangan mengalami kejang. Hal ini dapat terjadi selama beberapa detik sampai 10 menit atau lebih. Akan tetapi, kejang yang tidak berhenti setelah 5 menit harus diwaspadai dan anda harus segera menghubungi dokter hewan agar diberikan penanganan yang tepat. Jika kejang berhenti setelah 3 menit atau kurang, tetaplah buat janji dengan dokter hewan untuk diperiksa kesehatannya.

Anda dapat mematikan lampu, mematikan televisi atau radio agar kejang mereda. Berikan ruang yang cukup dan pastikan ruangan tenang. Walupun anda ingin menolong kucing anda, jangan memindahkan atau menyentuhnya. Namun, jika mereka dalam bahaya melukai diri sendiri karena terjatuh dengan keras, anda harus memindahkannya ke tempat yang lebih aman. Gunakan selimut agar anda terhindar dari gigitan dan cakaran mereka saat kejang.

Langkah terakhir, anda dapat membawa kucing ke dokter hewan apabila kejang-kejang tidak berhenti. Kejang yang berlangsung selama 5 menit atau lebih dapat berbahaya bagi mereka. Dengan menghubungi dokter hewan, kucing anda dapat mendapat penanganan yang tepat.

Pet Care menyediakan layanan konsultasi dokter hewan dengan menghubungi call center Pet care.

Kucing Scottish Fold : Fakta Unik dan Cara Merawatnya

Kucing termasuk hewan yang dijadikan peliharaan oleh manusia. Selain karena tingkahnya yang menggemaskan, kucing memiliki banyak jenis. Kucing scottish fold adalah salah satu jenis kucing yang disukai oleh manusia.

Kucing Scottish Fold memiliki ciri khas telinga kecil yang melipat ke depan dan ke bawah. Sifat kucing ini manis, setia, dan tidak banyak menuntut pada pemiliknya.

Lantas, apa saja fakta unik si anabul menggemaskan ini? Dan bagaimana cara merawat kucing scottish fold ini?

Fakta Unik Kucing Scottish Fold

  • Bentuk Telinga Melipat

Kucing ini memiliki bentuk telinga yang unik, yakni telinganya melipat ke depan dan ke bawah. Hal ini terjadi karena adanya mutasi genetik dominant hingga mempengaruhi tulang rawan di bagian tubuh kucing. Saat mereka memasuki usia lebih dari 21 hari akan muncul ciri khas telinga kucing tersebut.

  • Tidak Dapat Dikawinkan dengan Saudara Sedarah

Beberapa orang belum tahu jika kalau perkawinan scottish fold dengan saudara dapat menyebabkan kondisi cacat genetika. Proses kawin mereka hanya berhasil dengan American Shorthair atau British Shorthair.

  • Mampu Duduk Posisi Buddha

Mereka mampu duduk dengan posisi dua kaki belakang lurus ke depan dan kaki bagian depan akan berada di atas perut. Posisi duduk ini disebut posisi buddha. Scottish Fold memiliki posisi tidur dengan terlentang.

  • Ramah, Cerdas, dan Aktif

Scottish Fold merupakan kucing yang senang jika diberikan mainan. Dia juga akan menyayangi orang yang memberi makan dan menemani bermain. Mereka mudah berbaur dengan lingkungannya walaupun ada hewan peliharaan yang baru. Tetapi, scottish fold mudah stres dan tertekan ketika dibiarkan kesepian.

Cara Merawat Kucing Scottish Fold

1. Berikan Makan Secara Teratur

Makanan yang cocok yaitu makanan yang mengandung protein yang tinggi, serat, dan omega 3. Serat untuk pencernaan kucing lancar dan omega 3 dan 6 untuk menjaga kesehatan bulu kucing agar tidak mudah rontok.  Berikan makan sampai tiga kali sehari seperti ikan laut atau makanan instan yang mempunyai protein yang tinggi.

2. Teman Bermain

Seperti yang sudah dijelaskan di awal, Scottish Fold dapat stres apabila merasa kesepian. Karakter mereka todak cocok jika ditinggal sendiri dalam jangka waktu yang lama. Anda sebaiknya mengajaknya bermain atau berikan kucing lain yang dapat menemaninya.

3. Kesehatan

Kucing Scottish Fold harus diperiksa kesehatannya secara rutin karena mereka rentan terhadap penyakit ginjal. Bentuk telinga yang menutup juga harus diperhatikan dan di cek dengan baik karena bisa menimbulkan masalah produksi kotoran dari telinga kucing ini lebih banyak. Kesehatan gigi dan kukunya juga perlu diperhatikan agar tidak ada infeksi.

4. Kunjungi Dokter Hewan

Dengan mengunjungi dokter hewan, anda dapat berkonsultasi mengenai kesehatan anabul anda. Dokter hewan akan memberikan rekomendasi agar kucing anda tetap sehat dan akan diberikan vaksin agar terlindungi dari berbagai penyakit.

Pet Care menyediakan layanan konsultasi dokter hewan terdekat dan menyediakan layanan vaksin hewan. Anda dapat menghubungi call center Pet Care. Yuk, rawat anabul anda dengan baik!

Kucing Demam : Gejala, Penyebab dan Cara Mengobatinya

Sama seperti manusia, kucing juga bisa mengalami demam. Normalnya kucing memiliki suhu tubuh antara 37 hingga 39 derajat celcius. Apabila suhu anabul anda diatas itu, mereka pasti terkena demam.

Apabila kucing mempunyai suhu diatas 40 derajat celcius, bisa saja gejala demam itu terhubung dengan penyakit lainnya dan berakibat buruk pada anabul kesayangan anda.

Lantas, apa gejala dan penyebab kucing demam? Kemudian bagaimana cara mengobati anabul anda? Yuk, simak artikel di bawah ini!

Gejala dan Penyebab Kucing Demam

Anda dapat mengecek suhu tubuh kucing dengan memasukkan termometer ke dalam anus. Berikut ciri-ciri yang menunjukkan kucing demam :

  • Kurang nafsu makan
  • Lemah dan lesu
  • Menggigil
  • Dehidrasi
  • Lebih sering tidur, bersembunyi
  • Telinga kucing terasa hangat saat disentuh
  • Detak jantung cepat dan meningkatnya laju pernapasan

Penyebab yang paling sering ditemukan karena infeksi yang masuk lewat mulut, hidung, mata atau tenggorokan. Berikut adalah penyebab anabul anda demam :

  • Infeksi saluran pernapasan atas
  • Infeksi gigi
  • Infeksi karena bakteri, jamur, dan virus
  • Tumor
  • Cedera akibat trauma
  • Penyakit seperti lupus
  • Obat-obattan tertentu

Selain yang disebutkan di atas, bisa saja menunjukkan tanda bahwa ada penyakit serius yang dialami. Oleh karena itu penting untuk memperhatikan kondisinya dan segera melakukan pengecekan ke dokter hewan terdekat agar anda tahu lebih jelas mengenai kondisi kesehatan anabul.

Cara Mengobati Kucing Demam

Pertolongan pertama yang dapat anda lakukan yaitu letakkan kucing di tempat yang dingin, sejuk, dan tidak terkena sinar matahari, karena kucing menurunkan suhu tubuh lewat kelenjar minyak dan keringat. Dengan bersentuhan dengan lantai yang sejuk, perlahan suhu tubuhnya juga akan menurun. Anda juga bisa menggunakan kipas angin untuk membantu menurunkan suhu tubuhnya secara perlahan.

Seperti yang sudah dijelaskan, apabila demamnya lebih dari 40 derajat celcius dan kucing tidak menunjukkan tanda membaik selama 24 jam, segera bawa ke dokter hewan terdekat. Dokter hewan akan memberikan penanganan yang tepat, contohnya diberikan suntikan dan resep obat antibiotik.  

Kini, Pet Care menyediakan layanan dokter hewan ke rumah untuk konsultasi. Anda dapat menghubungi call center Pet Care.

Cara Agar Kucing Tidak Pup Sembarangan

Banyak orang yang menjadikan kucing sebagai hewan peliharaan karena kegemasannya. Namun, hewan berbulu itu terkadang bersikap menyebalkan. Salah satu perilakunya yaitu kucing seringkali pup sembarangan.

Pup sembarangan tentu menimbulkan bau tak sedap dan mengganggu aktivitas. Apalagi perilaku kucing terkadang sulit dirubah sehingga membuat pemilik pusing.

Namun, anda tidak perlu khawatir, ada beberapa cara agar kucing tidak pup sembarangan. Bagaimana caranya? Yuk simak dalam artikel di bawah ini!

1. Jaga Kebersihan Litter Box

Kucing bisa stres saat litter box mereka kurang bersih. Jadi sebaiknya dibersihkan setiap hari dengan rutin. Saat anda memegang pup kucing, selalu gunakan sarung tangan karet dan masker wajah untuk melindungi diri dari serangga mikroskopis dan debu kotoran.

Jangan lupa untuk mengecek jenis pasir yang digunakan karena kucing mempunyai indera penciuman yang sensitif. Mereka bisa saja berpikir kalau wewangian itu terlalu menusuk baginya. Tekstur pasir juga perlu diperhatikan. Anda bisa mengganti pasirnya agar kucing mau pup di litter box.

2. Sediakan Litter Box Yang Besar

Litter box yang cocok untuk satu kucing belum tentu cocok untuk kucing lainnya. Meskipun begitu, litter box tersedia dengan berbagai gaya dan ukuran sehingga anda bisa memilih yang cocok. Sebaiknya gunakan litter box yang besar agar kucing anda dapat bergerak bebas. Setidaknya litter box milik anda harus memiliki panjang sepanjang seluruh tubuh kucing sendiri.

Jika anda hanya punya satu litter box, tambahkan lagi litter box di area lain. Taruh litter box di tempat kucing biasanya pup sembarangan. Pasang juga litter box di setiap lantai rumah anda.

3. Melatih Kucing

Kucing perlu dilatih kembali agar ia bisa pup di litter box. Latih mereka untuk menggunakan litter box setelah makan atau minum, atau setelah mereka bangun tidur. Selanjutnya, bawa kucing ke litter box saat mereka menunjukkan tanda ingin pup, seperti merengek atau menggaruk.

4. Buat Penghalang

Apabila ada area kucing sering pup, cobalah untuk meletakkan aluminium foil atau semprotkan area tersebut dengan enzimatik berkuliatas tinggi dan buat penghalang yang aman. Tujuannya agar kucing tidak mau datang ke area tersebut lagi. Pastikan litter box sebagai tempat yang menarik di matanya.

5. Cari Tahu Mengenai Kesehatan Kucing

Cara yang terakhir yaitu mencari tahu apa yang terjadi pada kucing anda. Masalah  kesehatan dapat menjadi penyebab kucing pup sembarangan. Masalah kesehatan contohnya infeksi saluran kemih, penyakit ginjal, hingga penyakit usus.

Bisa saja kucing anda mengalami stres karena perubahan lingkungan, konflik dengan hewan lain sehingga berakhir hewan tersebut pup sembarangan.

Itulah beberapa cara agar kucing anda tidak pup sembarangan. Apabila kebiasaan ini masih tak kunjung selesai, anda dapat berkonsultasi ke dokter hewan. Kini, Pet care menyediakan konsultasi ke dokter hewan terdekat dengan menghubungi call center Pet care.

Apa Saja Makanan Untuk Anak Kucing?

Anak kucing membutuhkan nutrisi yang tepat untuk perkembangan tulang dan otot yang kuat. Anda sebagai pemilik kucing bertanggung jawab untuk memilih makanan dalam jangka waktu yang panjang bagi anabul.

Lalu, makanan apa yang cocok untuk anak kucing? Yuk,simak artikel di bawah ini!

1. Karbohidrat dan Protein

Kucing termasuk hewan karnivora. Daging hewani menjadi komponen utama untuk makanan anak kucing. Jika kucing tidak mendapat jumlah protein hewani yang tepat, maka pertumbuhan otot dan jaringan tidak akan berkembang.

Terlalu banyak karbohidrat dalam makanan kucing dapat menyebabkan masalah usus dan kenaikan berat badan yang berlebihan.

2. Lemak

Lemak merupakan komponen penting dalam makanan kucing muda. Komponen ini membantu menyerap vitamin A, D, E, dan K, serta menambah rasa pada makanan untuk meningkatkan rasa nikmat.

Lemak merupakan sumber energi yang sangat baik dan berfungsi untuk menambah minyak pada tubuh untuk menjaga kesehatan kulit dan bulu. Lemak dan asam lemak diperlukan untuk perkembangan yang kuat pada anak kucing. Anak kucing harus diberi makan sumber asam arakidonat. Asam ini sangat penting untuk pembekuan darah dan pertumbuhan kulit.

3. Vitamin dan Mineral

Untuk perkembangan tulang dan gigi, diperlukan vitamin dan mineral seperti kalsium, fosfor, dan vitamin D. Rasio jumlah nutrisi sangat penting untuk memaksimalkan kepadatan dan stabilitas keragka. Apabila vitamin dan mineral kurang pada anak kucing, akan mengakibatkan masalah tulang dan persendian.

Apa Yang Harus Dihindari?

Anda harus menggunakan formula yang disesuaikan untuk anak kucing. Hindari makanan seperti tuna kaleng, yang dapat menyebabkan tubuh anak kucing kekurangan vitamin, telur mentah, yang dapat menyebabkan kekurangan biotin dan sumber salmonella, daging mentah, yang dapat merupakan sumber salmonella.

Apabila anda ingin diet yang seimbang untuk pertumbuhan anabul, sebaiknya konsultasikan pada dokter hewan. Mereka akan memilih diet yang tepat dan seimbang untuk anak kucing tergantung pada potensi pertumbuhan mereka.

Jangan berikan suplemen vitamin dan mineral yang terpisah saat kucing dalam fase pertumbuhan. Pemberian suplemen yang berlebihan dapat berbahaya sehingga menyebabkan pertumbuhan tulang tidak tepat dan masalah kesehatan lain.

Jangan lupa untuk memberitahu perkembangan dan pertumbuhan anak kucing anda pada dokter hewan terdekat atau anda bisa berkonsultasi dengan memanggil layanan call center Pet care.