Tag: kucing

Kenapa Kucing Mengeong Terus?

Kucing mengeong adalah bentuk komunikasi yang ia lakukan pada manusia. Alasan kucing mengeong diantaranya untuk menyapa, meminta sesuatu, atau mencari perhatian. Kucing mengeong terus ketika meminta makan pada ibu mereka. Begitu kucing semakin besar, mereka akan sering mengeong pada manusia, karena manusia cenderung mengikuti keinginan mereka.

Semua kucing akan mengeong sampai batas tertentu. Namun, bagaimana jika kucing mengeong terus? Simak beberapa penyebab kucing mengeong terus dalam artikel berikut!

  • Untuk Menyapa Orang

Saat kucing mengeong, itu sebagai tanda bahwa ia menyambut kepulangan anda di rumah. Saat dia bertemu dengan anda di rumah, dan saat anda berbicara dengan mereka.

  • Untuk Mencari Perhatian

Kucing biasanya vokal ketika meminta perhatian dari orang sekitar. Kucing itu mungkin ingin dibelai, diajak bermain, atau diajak bicara.

  • Untuk Meminta Makan

Kebanyakan kucing akan mengeong ketika jam makan pagi dan makan malamnya sudah dekat. Mereka bisa sangat menuntut saat lapar. Mereka juga mengeong ketika ada yang memasuki dapur untuk meminta makan.

  • Untuk Mencari Jodoh

Kucing betina cenderung mengeong lebih keras ketika sedang birahi. Kucing jantan akan mengeong untuk mendapat akses dari kucing betina.

  • Untuk Memberitahu Sakit

Ketika sakit, kucing akan mengeluarkan meongnya dengan vokal yang tidak biasa dan mungkin terjadi di malam hari. Kucing anda mengatakan ada sesuatu yang salah padanya. Saat anda merasa ada yang tidak beres, segera konsultasikan dengan dokter hewan untuk diperiksa lebih lanjut.

  • Menunjukkan stres

Sama seperti manusia, kucing dapat mengalami stres. Mereka akan mengeong terus untuk menunjukkannya. Gejala yang kucing tunjukkan diantaranya, mejilati bulu berlebihan, agresif pada orang lain atau hewan lain, dan menjilat bulu berlebihan.

  • Sudah Tua

Kucing yang sudah berusia tua biasanya akan lebih sering mengeong. Hal ini dikarenakan kucing tua bisa menderita kebingungan mental. Mereka mengalami demensia seperti hilangnya memori dan kemampuan menilai.  

Kucing mengeong terus harus diperiksa pada dokter hewan untuk memastikan tidak ada yang salah pada kucing anda. Apalagi saat kucing anda mengeong, nada dan frekuensinya berubah atau ada tanda lainnya, seperti nafsu makan hilang, penurunan berat badan, atau perubahan sikap. Oleh karena itu, jangan lupa untuk berkonsultasi pada dokter hewan terdekat atau hubungi layanan call center pet care.

Rabies Kucing, Kenali Gejala dan Penanganannya Sebelum Terlambat

Rabies kucing mungkin tidak sering terdengar. Saat mendengar kata rabies, kita seringkali mengartikannya sebagai penyakit yang secara spesifik menyerang anjing. Namun, ternyata kucing pun dapat terkena rabies. Yuk, belajar mengenali apa itu rabies, ciri, serta penanganan pertamanya dalam artikel ini! 

Apa itu Rabies?

Rabies dapat diartikan sebagai penyakit yang mudah menular dengan melakukan penyerangan pada susunan saraf. Penyakit yang sering disebut penyakit anjing gila ini tidak hanya menyerang saraf anjing, tetapi juga hewan-hewan lainnya, termasuk kucing. Tak hanya hewan, rabies juga dapat menyerang manusia.

Di Indonesia, hewan yang seringkali terjangkit rabies adalah anjing, kucing, serta kera. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga bahwa hewan-hewan lainnya, seperti serigala atau kelelawar, memiliki virus ini. 

Makhluk hidup dapat terserang rabies apabila terkena saliva hewan yang memiliki rabies. Dalam hal ini, saliva tersebut masuk melalui gigitan ataupun luka yang masih basah. Setelah terkena gigitan, rabies hanya memerlukan masa inkubasi selama 2-18 minggu. Setelah itu, virus rabies yang telah bersarang di tubuh akan mencari jalan untuk menyerang otak. Selama perjalanan ke otak, virus rabies juga berkembangbiak sehingga jumlah virus akan berkali-kali lipat. Dengan jumlah yang semakin banyak, virus rabies dapat leluasa menyerang seluruh organ serta jaringan tubuh. 

Untuk itu, rabies dapat dikatakan sebagai penyakit menular yang sangat mematikan. Bahkan, rabies tidak memerlukan waktu lama untuk melumpuhkan korbannya. 

Ciri Rabies pada Kucing

  • Perilaku yang berubah drastis. Dalam hal ini, kucing yang biasanya bersifat ramah bisa menunjukkan sifat agresif atau gelisah berlebih. 
  • Demam
  • Tidak nafsu makan
  • Tidak mampu menyeimbangkan dan mengkoordinasi tubuh 
  • Menggigit atau menjilat area di sekitar gigitan atau luka yang terbuka
  • Terlihat kehilangan arah, bingung, atau tidak bersemangat
  • Menjadi lumpuh atau kejang

Penanganan Pertama Rabies pada Kucing

Sebagai hewan yang aktif, kucing seringkali berinteraksi dengan hewan lain atau kucing lainnya. Interaksi itulah yang dapat menjadi resiko penularan rabies karena kita tidak mengetahui apakah hewan tersebut sudah mendapat vaksinasi rabies atau belum. Oleh karena itu, langkah pencegahan pertama yang dapat anda lakukan adalah memastikan kucing anda mendapat vaksin rabies. Sekarang, anda dapat memanggil layanan vaksin hewan di rumah yang disediakan oleh PetCare. Vaksin ini harus diulang setiap setahun sekali. 

Lalu, apa yang dapat dilakukan apabila kucing terkena rabies sebelum mendapat vaksin? 

Jika anda melihat tanda gigitan atau luka yang terkena saliva hewan lain, segera bersihkan dengan air mengalir dan sabun atau deterjen. Cuci selama sekitar 15 menit. Setelah itu, berikan antiseptik pada area gigitan tersebut.

Meski sudah dibersihkan, anda tetap harus melakukan pencegahan lanjutan dengan mengisolasi kucing yang terkena gigitan dan hindari kontak berlebih. Bila mendesak, pakailah pelindung agar anda tidak terkena gigitan. 

Langkah terakhir adalah segeralah hubungi dokter hewan terdekat untuk penanganan lanjutan. Membersihkan dan memberikan antiseptik saja tidak cukup untuk menangani rabies. Untuk itu, mendatangi dokter hewan atau pihak yang lebih memahami rabies merupakan langkah yang sangat penting untuk dilakukan. Dengan begitu, rabies tidak akan menular terlalu jauh terhadap hewan-hewan lainnya ataupun manusia. 

Kucing Sering Bersin, Berikut Penyebab dan Cara Mengatasinya

Pernahkah anda memperhatikan kucing anda sering bersin? Jika ya, mungkin anda khawatir ada masalah serius yang terjadi di tubuh anabul anda. Anda tidak perlu khawatir, karena itu respon normal untuk membersihkan hidung atau respon terhadap iritasi di saluran hidung. Terkadang gerakan atau kegembiraan dapat menyebabkan kucing bersin.

Ada beberapa penyebab kucing bersin terus menerus, salah satunya adalah infeksi virus, bakteri, atau jamur. Namun, jika muncul gejala lain di saat bersamaan, anda perlu memeriksa anabul kesayangan ke dokter hewan untuk diperiksa lebih lanjut.

Penting untuk mengetahui penyebab kucing sering bersin. Anda dapat berkonsultasi mengenai kucing sering bersin melalui layanan dokter hewan terdekat atau menghubungi call center Pet care.

Penyebab Kucing Sering Bersin

Infeksi Virus, Bakteri, atau Jamur

Jika kucing anda sering bersin, kemungkinan besar mereka mengalami infeksi saluran pernapasan atas. Infeksi ini sering terjadi pada kucing muda, terutama yang berasal dari tempat penampungan hewan. Banyak dari infeksi ini dapat dicegah dengan vaksinasi dini dan lengkap.

Infeksi virus yang paling sering menyebabkan kucing bersin adalah virus herpes kucing. Virus herpes kucing terjadi karena paparan kucing lain yang terinfeksi. Stres dapat menyebabkan gejolak serta penularan ke kucing lain. Inveksi lainnya adalah calicivirus, virus ini sangat menular diantara kucing.

Peradangan dan Iritasi

Iritasi di saluran hidungnya dapat menyebabkan kucing anda bersin. Oleh karena itu, anda sebaiknya mencari pola bersin kucing anda. Apakah itu terjadi setelah anda membersihkan rumah? Apakah ketika kucing anda menghirup benda asing, seperti parfum, serbuk sari atau hal lainnya?

Infeksi Pada Gigi

Saat gigi kucing terinfeksi atau terkena peradangan pada akar gigi dapat menyebabkan penghalang antara soket gigi dan hidung dapat ditembus.

Kapan Dibawa Ke Dokter Hewan?

Jika anabul kesayangan anda hanya bersin sesekali dan tidak muncul gejala lain, atau gejala ringan, anda hanya perlu memantau selama beberapa hari. Namun, segera hubungi dokter hewan jika kucing anda bersin terus menerus.

Gejala yang membuat kucing anda harus dibawa ke dokter hewan mungkin termasuk :

  • Cairan hidung yang berlebihan, terkadang berwarna kuning atau hijau.
  • Demam
  • Kehilangan nafsu makan atau berat badan turun
  • Kesulitan bernapas
  • Batuk atau menelan berulang

Jika gejala diatas terjadi, segera lakukan konsultasi pada dokter hewan terdekat atau anda bisa memanggil layanan dokter hewan ke rumah.

Fakta Unik Kucing Siam

Kucing Siam terkenal karena penampilannya yang unik dan khas. Mereka berwarna abu-abu perak dengan mata biru yang indah. Mereka memiliki warna bulu coklat, krem, dan bahkan berwarna biru.

Kucing Siam merupakan salah satu ras kucing peliharaan tertua di dunia. Lalu, apa saja fakta unik lainnya dari kucing misterius ini? Yuk simak fakta unik mereka dibawah ini!

Warna Bulu Kucing Siam

Bulu kucing Siam bisa memiliki warna yang berbeda  dan warna itu muncul tidak hanya karena faktor genetika. Faktanya, suhu atau temperatur juga berpengaruh pada bulu mereka. Warna bulu kucing ditentukan oleh beberapa set gen dan pola bulu ditentukan oleh gen pengubah. Mereka memiliki gen pengubah khusus yang menghambat pigmen berkembang di bulu, sehingga mengakibatkan albinisme.

Gen pengubah albinisme hanya berpengaruh pada bulu kucing saat di suhu tertentu antara 100,4–102,5 derajat Fahrenheit. Begitu berada di lingkungan lebih dingin sekitar 100,4 derajat Fahrenheit, maka warna bulunya kembali aktif dan membawa pigmen ke bulunya.

Kebanyakan dari mereka lahir dengan warna putih, kemudian muncul tanda – tanda mereka pada minggu – minggu setelah kelahirannya. Hal ini dikarenakan di dalam rahim suhunya hangat. Sehingga, mereka akan mengembangkan pigmen pada sekitar wajah, ekor, dan cakar setelah lahir dan terkena atmosfer yang lebih dingin.

Ras Kucing Tua

Walaupun tidak ada yang tahu pasti kapan kucing Siam pertama kali ada dan dijinakkan, tetapi mereka diyakini berasal dari Thailanda sekitar abad ke-14.

Mata Juling dan Ekor Bengkok

Ciri-ciri kucing Siam dengan mata juling dan ekor bengkok, dikarenakan hasil faktor genetik tertentu. Namun, ada legenda yang menyebutkan alasan hal ini terjadi. Legenda menyatakan bahwa mereka ditugaskan untuk menjaga piala emas kerajaan yang berharga. Saking berdedikasinya, mereka melilitkan piala itu di sekitar ekor yang mengakibatkan ekor bengkok dan mereka menatapnya berjam – jam sehingga mata mereka juling.

Kucing Kerajaan

Kucing Siam menjadi hewan yang disayangi dan dihormati kerajaan Thailand. Dikarenakan tampilan fisiknya yang khas, tidak biasa, dan cantik. Anggota keluarga kerajaan percaya bahwa mereka menerima jiwa mereka saat mereka mati. Kucing ini akan menghabiskan sisa umur panjangnya dengan tinggal di kuil. Mereka akan dimanjakan oleh biarawan dan pendeta.

Kucing Banyak Bicara

Jika mereka menjadi hewan peliharaan anda. anda akan sadar betapa cerewetnya mereka. Mereka tidak akan malu menyuarakan pendapat ketika ingin sesuatu. Mereka sangat vokal pada apapun yang mereka lihat dan temui sepanjang siang dan malam.  

Jika anda tertarik untuk menjadikannya hewan peliharaan, anda harus melakukan pengecekan kesehatan dan perawatan rutin kucing Siam. Anda bisa melakukan konsultasi dengan menghubungi dokter hewan terdekat atau call center Pet Care.

Diare pada Kucing, Simak Ciri dan Cara Mengatasinya! 

Diare pada kucing merupakan hal yang wajar dan dapat terjadi karena berbagai hal. Terkadang, manusia tidak menyadari penyakit ini sedang menyerang anabul kesayangan karena mereka tidak terlihat lemas. Jadi, bagaimana cara mendeteksi diare pada kucing dan bagaimana cara mengobatinya? Yuk, simak artikel berikut! 

Jika anda tidak yakin kucing anda mengalami diare, perhatikan dulu ciri diare pada kucing berikut. 

  • Pup cenderung lebih cair dari biasanya. Tanda ini juga bisa terlihat dari bulu sekitar belakang (sisa feses menempel pada bulu). 
  • Warna feses yang berubah menjadi lebih gelap ataupun terang. Dalam kasus-kasus tertentu, feses juga bisa berubah warna seutuhnya, seperti menjadi hijau, kuning, atau merah.  
  • Terdapat darah atau lendir dalam feses kucing. 
  • Terdapat bau yang tidak biasa dari feses kucing (lebih bau dari biasanya atau bau aneh lainnya).
  • Frekuensi pup lebih dari biasanya, sekitar lebih dari 3 kali dalam satu hari. 
  • Tubuh kucing yang terlihat lemas, tidak semangat, atau tidak menunjukkan nafsu makan. 

Pertolongan Pertama pada Kucing Diare

Diare dapat terjadi dalam skala ringan maupun berat. Jika diare baru terjadi dalam kurun waktu 24 jam pertama, anda dapat menyiasatinya dengan memberikan pertolongan pertama di rumah dengan mengikuti cara-cara berikut.

Saat kucing anda terkena diare, berikan mereka banyak air minum agar tidak terkena dehidrasi. Selain itu, berikan pula asupan makanan dengan tekstur lunak sehingga mudah dicerna oleh kucing. Hindari makanan dengan kadar lemak atau minyak tinggi. Batasi pula jumlah asupan makanan yang anda berikan. Jangan berikan makanan dalam jumlah berlebih agar pencernaan kucing anda dapat pulih seutuhnya. Dalam skala ringan, diare akan teratasi dengan sendirinya dan tidak memerlukan obat apapun.

Apabila diare terus terjadi berhari-hari dan frekuensi buang air besar terus meningkat, berikan probiotik atau suplemen pencernaan yang tepat untuk permasalahan kucing anda. Anda dapat mendapatkannya dari dokter kucing terdekat. Untuk itu, jangan ragu untuk membawa kucing anda ke dokter hewan terdekat. Bila perlu, panggil layanan dokter hewan ke rumah.

Penyebab Kucing Muntah Busa dan Cara Mengatasinya

Kucing muntah mengeluarkan hairball memang menjadi hal wajar bagi pemilik kucing. Namun, jika mereka terus muntah berkali-kali, kemungkinan ada masalah serius yang dialami oleh anabul. Apalagi jika muntahan mereka tampak tidak normal, seperti muntah busa putih.

Alasan lainnya kucing muntah busa menunjukkan adanya peradangan atau iritasi di dalam sistem pencernaannya. Sebelum mengetahui cara mengatasinya, anda wajib tahu beberapa penyebab kucing muntah busa.

1. Gastritis

Gastritis terjadi saat lapisan lambung kucing anda mengalami iritasi. Hal ini bisa terjadi karena mereka mengonsumsi makanan sembarang, seperti makanan kadaluwarsa, rumput, atau obat-obatan. Makanan yang mengandung zat beracun dapat menyebabkan keracunan.

Kucing yang mengalami gastritis biasanya memuntahkan busa, darah segar, dan empedu. Mereka juga cenderung tidak punya nafsu makan, menderita muntah berlebihan, dan dehidrasi. Jika sudah menunjukkan tanda-tanda gastritis, bawa kucing anda ke dokter hewan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

2. Terlambat Makan

Saat kucing tidak diberi makan sesuai jam makan mereka,cairan lambung dan asam lambung akan meningkat dan dapat menyebabkan iritasi pada perut mereka. Sehingga apabila kucing anda memuntahkan busa putih atau kuning, kemungkinan karena perutnya kosong.

Oleh sebab itu, anda harus menyesuaikan jadwal makan kucing agar meminimalisir kemungkinan iritasi perut. Jangan lupa untuk konsultasikan makan kucing yang cocok untuk kucing anda pada dokter hewan terdekat.

3. Menelan Hairball

Bola rambut adalah hal yang wajar terjadi pada kucing, karena mereka menjilati tubuhnya untuk membersihkan diri. Hairball biasanya akan mengeras dan terendap di sistem pencernaan kucing. Ukuran mereka bisa sangat besar sehingga kucing tidak dapat memuntahkannya.

Bola rambut dapat menyebabkan iritasi pada sistem pencernaan kucing. Akibatnya, mereka mengeluarkan muntah busa putih karena bola rambut menghalangi makanan bergerak melalui saluran pencernaan.

4. Parasit

Apabila kucing belum diberikan obat cacing lalu mengalami muntah busa yang terjadi bersamaan dengan diare, itu adalah pertanda infeksi parasit. Anda harus segera membawanya ke dokter hewan agar diberikan obat cacing.

Cara Mengatasi Kucing Yang Muntah Busa

  • Beri kucing anda tempat yang tenang dan nyaman. Dengan beristirahat yang cukup, ada kemungkinan anabul dapat segera sembuh karena bebas dari gangguan.
  • Anabul anda harus memiliki akses makanan kucing, air, dan kotak pasir yang mudah agar sembuh dengan singkat.
  • Pastikan tidak ada bahan kimia atau benda asing disekitar kucing anda agar mereka tidak menelan benda berbahaya.
  • Jangan lupa untuk konsultasi dengan dokter hewan terdekat atau menghubungi call center Pet care agar kucing anda segera mendapatkan penanganan.

Pastikan kucing kesayangan anda dalam keadaan baik. Jangan sampai muntah busa putih ini mengganggu kesenangan anda dengan anabul kesayangan.

Merawat Sphynx, Kucing Tanpa Bulu

Kucing Sphynx dikenal sebagai kucing tanpa bulu. Walau begitu, kucing jenis ini sebenarnya memiliki bulu halus yang sangat tipis di tubuhnya. Kucing tanpa bulu ini dikenal memiliki kepribadian yang menyenangkan, sangat sosial, dan penuh perhatian. Walaupun jarang ditemukan di lingkungan kita, kucing Sphynx dapat dijadikan hewan peliharaan karena penampilannya yang unik.

Kucing Sphynx sebenarnya lebih membutuhkan perawatan yang lebih hati–hati dibanding kucing dengan bulu lebat.

Apakah anda tahu cara merawat kucing Sphynx ini dengan baik dan benar? Yuk, simak cara–cara dibawah ini. 

1. Menjaga Kesehatan Kulit Kucing Sphynx

Berbeda dengan kucing lainnya, kucing Sphynx tidak bisa membersihkan minyak di kulit secara mandiri. Minyak mereka cenderung lebih banyak dan menumpuk. Sehingga kucing Sphynx membutuhkan mandi setidaknya seminggu sekali agar minyak di kulit mereka tetap terkendali. Anda dapat memandikannya dengan air hangat, sabun antibakteri. Untuk sampo gunakanlah sampo khusus kucing yang terbuat dari bahan–bahan alami. Anda juga harus menggosok secara perlahan dan lembut pada bagian berkerut.

Lalu, keringkan tubuh mereka dengan handuk yang halus agar kulit mereka tidak terluka. Pastikan benar – benar kering agar tidak muncul masalah jerawat atau ketombe. Selain itu, mereka perlu dilindungi dari sinar matahari supaya kulit mereka tetap aman dari luka bakar.

2. Membersihkan Telinga dan Gigi

Kucing Sphynx rentan terhadap masalah telinga. Anda harus membersihkan telinga kucing tersebut dengan rutin agar kotoran tidak menumpuk. Bersihkan dengan memakai kapas lembut dan pinset.

Selain masalah telinga, kucing Sphynx rentan terhadap masalah gigi. Gigi kucing tersebut harus dibersihkan secara teratur agar terhindar dari kuman.  

Jangan lupa untuk memotong kuku kucing Sphynx agar kukunya tidak melukai kulit kucing dan menyebabkan infeksi. Anda bisa menghubungi dokter hewan terdekat atau memanggil layanan dokter hewan ke rumah.

3. Memberikan Makan Secara Teratur

Kucing Sphynx dapat anda beri makan protein, seperti daging atau ikan. Untuk menjaga kesehatannya, anda harus memberikan makanan sesuai jam makan. Pastikan untuk memilih jenis makanan yang sesuai dengan nutrisi yang benar–benar ditujukan untuk jenis kucing Sphynx.

4. Memberikan Vaksin  dan Vitamin

Setiap kucing harus diberikan vaksin, sama halnya dengan kucing Sphynx. Dengan memberikan vaksin, tubuh kucing akan tetap sehat dan kekebalan tubuhnya meningkat. Anda dapat datang dengan ke dokter hewan atau menghubungi layanan vaksin ke rumah.

Vitamin juga dapat berfungsi sebagai tambahan yang cukup. Untuk pemberian vitamin, sebaiknya dikonsultasikan pada dokter hewan agar kucing anda mendapat vitamin yang tepat.

5. Menjaga Kucing Agar Tetap Hangat

Kucing Sphynx tidak memiliki bulu artinya mereka lebih mudah kedinginan. Salah satu cara untuk membuat kucing ini tetap hangat adalah memberikannya pakaian khusus kucing. Pakaian khusus kucing biasanya terbuat dari bahan yang lembut sehingga tidak terjadi iritasi. Namun, pakaian khusus ini harus tetap dicuci dengan teratur agar kucing tetap nyaman.

Selain memberi pakaian khusus kucing, anda dapat menyiapkan tempat tidur. Dengan memberikan selimut atau bantalan pemanas microwave maka kucing akan merasa nyaman.

Nah itulah cara merawat kucing Sphynx agar selalu sehat dan tidak mudah sakit.

Kenali Penyakit Kulit Kucing, Apa Saja dan Bagaimana Mengatasinya?

Penyakit kulit kucing cenderung mudah dideteksi. Kamu yang memiliki kucing di rumah mungkin tidak asing dengan gerakan kucing menggaruk bagian tubuhnya. Tahukah kalian, gerakan menggaruk tersebut dapat menjadi pertanda bahwa mereka terkena penyakit kulit? 

Bila kucing anda sering menunjukkan rasa gatal, sebaiknya anda segera memeriksakannya. Pasalnya, penyakit kulit tidak hanya satu jenis, tetapi ada berbagai macam jenis beserta tingkat kefatalannya. Pada kasus tertentu, penyakit kulit juga bisa membawa petaka yang menghilangkan nyawa kucing kesayanganmu. 

Untuk itu, yuk kenali beberapa jenis penyakit kulit pada kucing dan cara mengatasinya dalam artikel berikut!

Infeksi Jamur

Kucing yang mengalami infeksi jamur dapat terdeteksi dengan rontoknya bulu secara signifikan, muncul keropeng, muncul sisik pada kulit, hingga muncul bintik kemerahan pada kulit. Bagian tubuh yang seringkali terinfeksi jamur adalah telinga. Akan tetapi, bagian tubuh lain juga mungkin terkena infeksi ini. 

Penyakit ini seringkali muncul sebagai efek dari penyakit lain yang sedang atau pernah diderita kucing anda. 

Ringworm

Ringworm merupakan salah satu infeksi kulit yang juga disebabkan oleh jamur, tetapi terbatas pada jamur dermatofit. Pada kulit kucing, ringworm dapat menginfeksi bulu, kulit, ataupun kuku. 

Kucing yang terkena ringworm akan menunjukkan gejala berupa kerontokan dan kegatalan pada bulu, munculnya bercak merah pada kulit, munculnya sisik pada kulit, kulit yang mengelupas, meradang, serta muncul bintik pada kulit. 

Apabila kucing anda terkena ringworm, segera lakukan penanganan pertama yang dilanjutkan dengan penanganan lanjutan agar permasalahan ini cepat teratasi. Jika tidak, ringworm dapat menyebar pada kucing lain, bahkan manusia. Biasanya, obat ringworm dapat berupa salep, krim, shampoo antijamur, atau pada kasus tertentu boleh diberikan obat khusus. Selain pengobatan, anda juga harus membersihkan kandang kucing agar jamur yang menginfeksi mereka tidak kembali. 

Kutu

Seperti hal-hal lainnya, kucing juga dapat terkena parasit eksternal yang dinamakan kutu. Binatang ini hidup menempel pada kucing serta menyedot darah kucing yang berujung pada timbulnya iritasi atau infeksi pada kulit. Umumnya, kutu bertahan di sekitar leher, punggur, atau ujung ekor kucing. 

Gejala awal apabila kucing anda terkena kutu adalah munculnya gatal-gatal pada kulit. Pada titik gatal ini, kucing akan cenderung menggaruk bagian tubuh yang terkena kutu. Selain itu, bagian dari kutu, umumnya kotorannya, juga dapat terlihat di sekitar bulu kucing. Lalu, bulu kucing juga cenderung lebih rontok dari biasanya. 

Sama seperti ringworm, kutu juga dapat diatasi dengan pemberian obat anti kutu berupa salep, krim, semprotan khusus kutu, atau obat khusus yang diracik untuk kucing anda. Di samping itu, anda juga bisa melakukan perawatan berkala dengan memberikan collar antikutu dan memandikan kucing anda dengan shampoo anti kutu. 

Cara Mengatasi Penyakit Kulit Kucing

Melihat ciri-ciri penyakit kulit kucing di atas, mungkin anda akan sulit untuk membedakan jenis-jenis penyakit ini. Oleh sebab itu, pertolongan pertama yang paling tepat adalah mengunjungi dokter hewan. Kini, PetCare juga menyediakan layanan dokter hewan ke rumah untuk memudahkan pengecekan. 

Dengan membawa kucing ke dokter hewan, jenis penyakit kulit serta cara pengobatannya akan lebih disesuaikan lagi. Terlebih lagi, dokter juga akan mengecek dengan detail seperti mengadakan tes kulit ataupun biopsi agar diagnosa yang diberikan lebih akurat. 

Biasanya, dokter akan meresepkan obat. Anda harus membeli seluruh obat yang diresepkan untuk mempercepat proses penyembuhan. 

Setelah sembuh, ubah cara perawatan kucing agar lebih terhindar dari penyakit serupa. Caranya, anda dapat memandikan kucing dengan shampoo khusus kucing yang sesuai dengan permasalahan mereka, membersihkan kandang secara rutin, memberikan nutrisi yang sesuai, serta menghindari hal-hal yang dahulu menyebabkan penyakit kulit tersebut. Bila perlu, lakukan pengecekan rutin ke dokter hewan setiap beberapa bulan sekali. 

Kucing Flu? Ini Penyebab dan Cara Efektif Mengobati Flu Pada Kucing 

Flu pada kucing memiliki cara penanganan yang berbeda dengan flu yang menyerang manusia. Anabul yang terkena flu bisa menderita dalam jangka waktu panjang karena flu lebih sulit disembuhkan. Oleh karenanya, jagalah selalu kondisi kesehatan kucing Anda dengan melakukan pemeriksaan rutin di dokter hewan.

Melalui artikel ini, Pet Care akan berbagi informasi mengenai flu pada kucing, mulai dari penyebab sampai cara mengobati flu yang efektif dan bisa Anda tiru. Kucing adalah hewan yang menggemaskan, tidak heran banyak yang memelihara kucing dan menginginkan mereka selalu dalam keadaan sehat agar bisa terus menjalani aktivitasnya seperti biasa.

Flu pada kucing biasanya akan sembuh dalam kurun waktu 7 sampai 10 hari namun tidak memungkinkan bisa lebih lama jika tidak diberi penanganan yang tepat. Kucing yang menderita flu akan bersin-bersin, batuk, kelesuan, tidak nafsu makan dan matanya berair.

Jika flu yang diderita kucing cukup berat atau adanya komplikasi akan muncul tanda-tanda seperti adanya cairan berwarna kuning sampai kehijauan dari hidung ataupun mata kucing. Sebaiknya langsung konsultasikan pada dokter hewan agar kucing bisa dapat penanganan paling cepat dan tepat.

Apa Penyebab Flu Pada Kucing?

Penyebab yang paling umum adalah karena feline herpes virus dan calici virus atau juga dikenal dengan feline viral rhinotracheitis. Dimana virus ini akan mengganggu saluran pernapasan kucing dan virus ini menyebar dengan sangat cepat.

Oleh karena itu, jika salah satu kucing di rumahmu menunjukan gejala flu atau terkena flu sebaiknya dipisahkan dengan kucing lainnya yang masih sehat agar tidak tertular virus tersebut. 

Nah, yang jadi pertanyaan selanjutnya adalah gimana sih cara mengobati kucing yang terserang flu? Jawabanya ada di pembahasan di bawah ini. Simak ya! 

Cara Efektif Mengobati Kucing Flu

Saat kucing kesayanganmu menunjukan gejala flu, langkah awal yang paling tepat adalah langsung berkonsultasi dengan dokter hewan. Cara ini masih menjadi cara terbaik karena anabul akan langsung diberikan tindakan medis paling tepat.

Pet Care sendiri menyediakan solusi yang bisa membantu Anda dengan menghadirkan layanan dokter hewan ke rumah dan kini bisa menjangkau beberapa wilayah besar di Indonesia. Hanya dengan menghubungi call center Pet Care maka Anda sudah bisa menjadwalkan konsultasi dengan dokter hewan berpengalaman.

Memanggil dokter hewan adalah cara paling tepat untuk mengobati kucing yang terserang flu. Sementara itu, Anda bisa berkontribusi untuk membantu menahan virusnya agar tidak menyebar dengan memisahkan kucing yang sedang sakit dan berikan ruangan khusus serta perhatian yang lebih.

Membantu kucing dalam memenuhi kebutuhan asupan makanan dan minuman anabul yang sakit adalah salah satu bentuk perhatian yang bisa Anda lakukan. Jangan lupa untuk rutin membersihkan area hidung dan mata anabul, gunakan kapas yang dibasahi dan usap dengan lembut.

Dengan cara tersebut, Anda bisa membantu mencegah komplikasi lanjutan yang bisa membahayakan kesehatan anabul kesayangan.

Kucing Sariawan : Kenali Gejala, Penyebab dan Cara Mengobatinya

Kucing sariawan bisa jadi salah satu penyakit yang menyebabkan turunnya nafsu makan anabul. Sama seperti halnya manusia, anabul juga bisa sariawan. Bahkan sariawan pada kucing cenderung lebih merepotkan dibandingkan dengan sariawan pada manusia. Kok bisa? Berikut ulasannya.

Sebelum bahas lebih lanjut mengenai sariawan pada kucing, sebaiknya kita mengetahui dahulu apa penyebab dari sariawan itu. Penyebab sariawan yang paling sering dijumpai adalah karena adanya luka pada mulut anabul, kurangnya cairan, terkena virus dan jenis makanan yang tidak cocok atau alergi.

Sariawan merupakan feline stomatitis yang bisa dibilang sebagai salah satu penyakit mulut pada anabul yang paling umum. Feline stomatitis merupakan kondisi peradangan yang bisa terjadi pada rongga mulut kering mulai dari bibir, lidah, gusi sampai belakang tenggorokan.

Penyakit ini bisa menyerang segala usia maupun ras kucing. Oleh karena itu, penting untuk kita selalu menjaga kesehatan dan kondisi kucing dengan cara melakukan pemeriksaan rutin di dokter hewan. 

Gejala Apa Saja Yang Muncul Saat Kucing Sariawan?

Kenali gejala atau tanda yang muncul ketika anabul mau sariawan adalah salah satu cara agar Anda bisa mengobati mereka sedini mungkin. Yuk cari tahu gejalanya lewat daftar dibawah ini.

  • Cenderung menjatuhkan makanan saat makan
  • Sering menolak minum
  • Kelesuan
  • Berkurangnya nafsu makan
  • Timbul bau mulut kucing
  • Air liur berlebihan
  • Kemerahaan pada gusi, lidah sampai tenggorokan
  • Mulut bengkak

Bagaimana Cara Mengobati Sariawan Pada Kucing?

Itu dia beberapa tanda yang biasanya ditunjukan anabul saat ia mulai sariawan. Sekarang, mari kita pelajari cara mengobati sariawan pada kucing. Beberapa kondisi sariawan pada kucing bisa diobati sendiri dirumah namun ada juga beberapa kondisi yang memerlukan tindakan medis dari dokter hewan.

  • Menjaga kebersihan mulut kucing. Jika kasus nya cukup ringan maka Anda cukup menjaga kebersihan mulutnya saja dengan cara rutin sikat gigi kucing.
  • Ganti jenis makanan kucing. Saat sariawan, kucing sulit mengunyah makanan yang terlalu keras. Bahkan makanan yang sulit dikunyah bisa memperparah kondisi sariawan anabul.
  • Konsultasi ke dokter hewan. Cara paling tepat adalah mengkonsultasikan kondisi sariawan anabul ke dokter hewan. Kini Pet Care sudah menyediakan dokter hewan ke rumah untuk membantu Anda dalam memberikan pengobatan yang optimal untuk hewan kesayangan.

Membawa anabul yang sedang sakit ke luar rumah untuk membawanya ke klinik hewan bisa menambah tingkat kestresan yang dialami anabul. Oleh karena itu, Pet Care hadir sebagai solusi dari permasalahan tersebut. 

Cukup dengan menghubungi call center Pet Care maka Anda bisa langsung menjadwalkan pertemuan konsultasi dengan dokter hewan berpengalaman. Tunggu apalagi? Sekarang saatnya Anda mencoba layanan terbaik dari Pet Care.