Tag: layanan dokter hewan terdekat

Apa Saja Makanan Untuk Anak Kucing?

Anak kucing membutuhkan nutrisi yang tepat untuk perkembangan tulang dan otot yang kuat. Anda sebagai pemilik kucing bertanggung jawab untuk memilih makanan dalam jangka waktu yang panjang bagi anabul.

Lalu, makanan apa yang cocok untuk anak kucing? Yuk,simak artikel di bawah ini!

1. Karbohidrat dan Protein

Kucing termasuk hewan karnivora. Daging hewani menjadi komponen utama untuk makanan anak kucing. Jika kucing tidak mendapat jumlah protein hewani yang tepat, maka pertumbuhan otot dan jaringan tidak akan berkembang.

Terlalu banyak karbohidrat dalam makanan kucing dapat menyebabkan masalah usus dan kenaikan berat badan yang berlebihan.

2. Lemak

Lemak merupakan komponen penting dalam makanan kucing muda. Komponen ini membantu menyerap vitamin A, D, E, dan K, serta menambah rasa pada makanan untuk meningkatkan rasa nikmat.

Lemak merupakan sumber energi yang sangat baik dan berfungsi untuk menambah minyak pada tubuh untuk menjaga kesehatan kulit dan bulu. Lemak dan asam lemak diperlukan untuk perkembangan yang kuat pada anak kucing. Anak kucing harus diberi makan sumber asam arakidonat. Asam ini sangat penting untuk pembekuan darah dan pertumbuhan kulit.

3. Vitamin dan Mineral

Untuk perkembangan tulang dan gigi, diperlukan vitamin dan mineral seperti kalsium, fosfor, dan vitamin D. Rasio jumlah nutrisi sangat penting untuk memaksimalkan kepadatan dan stabilitas keragka. Apabila vitamin dan mineral kurang pada anak kucing, akan mengakibatkan masalah tulang dan persendian.

Apa Yang Harus Dihindari?

Anda harus menggunakan formula yang disesuaikan untuk anak kucing. Hindari makanan seperti tuna kaleng, yang dapat menyebabkan tubuh anak kucing kekurangan vitamin, telur mentah, yang dapat menyebabkan kekurangan biotin dan sumber salmonella, daging mentah, yang dapat merupakan sumber salmonella.

Apabila anda ingin diet yang seimbang untuk pertumbuhan anabul, sebaiknya konsultasikan pada dokter hewan. Mereka akan memilih diet yang tepat dan seimbang untuk anak kucing tergantung pada potensi pertumbuhan mereka.

Jangan berikan suplemen vitamin dan mineral yang terpisah saat kucing dalam fase pertumbuhan. Pemberian suplemen yang berlebihan dapat berbahaya sehingga menyebabkan pertumbuhan tulang tidak tepat dan masalah kesehatan lain.

Jangan lupa untuk memberitahu perkembangan dan pertumbuhan anak kucing anda pada dokter hewan terdekat atau anda bisa berkonsultasi dengan memanggil layanan call center Pet care.

Kucing Keracunan: Gejala dan Cara Mengatasinya

Dari tanaman, perabotan rumah tangga, dan barang sehari – hari lainnya bisa menjadi penyebab kucing keracunan. Kucing kesayangan dapat terkena dengan menelan, memakan, atau menghirup zat beracun itu.

Sebagai pemilik hewan peliharaan, penting untuk anda mengetahui gejala dan cara mengatasinya.

Penyebab Kucing Keracunan

Kucing dapat terkena racun ketika ia sibuk menjilati tubuhnya atau memakan mangsanya yang ternyata sudah diracuni. Kucing jarang terkena racun, kecuali ada yang sengaja memberikan racun padanya.

Berikut ini beberapa penyebab kucing keracunan :

  • Bahan makanan seperti cokelat, makanan yang mengandung kafein, alkohol, bawang merah, bawang putih, dan daun bawang.
  • Obat untuk manusia baik yang dijual bebas atau resep obat.
  • Pembersih rumah tangga seperti pemutih, sabun, pengharum, atau deterjen.
  • Minyak esensial seperti minyak kayu putih, atau minyak lavender.
  • Produk untuk berkebun seperti pupuk atau pestisida.
  • Tanaman hias yang beracun seperti tulip, azalea, aster, dan krisan.

Gejala Kucing Keracunan

  • Gangguan saluran pencernaan, seperti muntah dan diare.
  • Kucing mengalami kejang atau depresi.
  • Pernapasan terganggu, seperti mengalami batuk, bersin, dan kesulitan bernapas.
  • Masalah kulit, seperti radang atau bengkak.
  • Tanda gagal ginjal, seperti kurangnya nafsu makan dan menurunnya berat badan.
  • Tanda gagal hati, seperti sakit kuning atau muntah.

Perlu diingat bahwa sebagian kasus keracunan akan menyebabkan masalah akut dan seringkali lebih sulit untuk dikenali atau diobati. Beberapa racun bisa berdampak lebih pada satu sistem tubuh.

Cara Mengatasi Kucing Keracunan

  • Jika kucing kesayangan terkena racun di kulit, disarankan untuk memandikan agar racun itu hilang.
  • Jauhi kucing anda dari sumber racun atau isolasi dari hewan lain
  • Jika racun ada di bulu atau cakar, sebaiknya jangan sampai kucing menjilati tubuhnya
  • Segera hubungi dokter hewan untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda dapat menjelaskan pada dokter hewan terdekat mengenai produk yang dicurigai, kapan, bagaimana kucing terkena racun.

Kini pet care memiliki layanan dokter hewan ke rumah atau anda dapat menghubungi call center pet care. Dengan menghubungi layanan dokter hewan, anabul anda dapat mendapatkan obat yang direkomendasikan dan ia dapat kembali bermain dengan anda.

Kucing Gendut, Kenali Resiko Terkena Obesitas

Kucing gendut seringkali dianggap sebagai kucing yang sangat menggemaskan. Namun, ternyata ada resiko fatal yang mungkin dapat terjadi pada kucing-kucing dengan berat badan berlebih ini. Selayaknya manusia, kucing juga bisa mengalami obesitas. Hal ini berpengaruh terhadap keseharian si kucing, termasuk kesehatannya yang dapat terganggu. 

Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah obesitas pada kucing. Untuk itu, yuk kenali karakteristik, bahaya, serta cara mencegah obesitas agar kucing anda terhindar dari bahayanya! 

Karakteristik Kucing dengan Obesitas

Kucing dapat dikatakan memiliki obesitas apabila berat badannya berlebih. Dalam hal ini, kelebihan berat badan dihitung apabila kucing anda jauh, atau setidaknya lebih, dari rata-rata berat ras kucing tersebut. 

Sejalan dengan lebihnya berat badan, anda akan dapat membedakannya melalui kondisi fisik. Pertama, jika anda memegang bagian tulang belakang, panggul, serta dada, akan terasa lemak yang menggelambir. Lemak juga dapat muncul di area-area lain, seperti leher ataupun ekor. Selain itu, perut kucing juga membesar sehingga pinggangnya tidak terlihat. Pada kondisi obesitas yang parah, tulang rusuk kucing akan sulit untuk diraba. 

Sementara itu, tanda fisik lain juga terlihat dari gerakan kucing. Kucing dengan obesitas cenderung sulit bergerak ataupun berlari. Selain itu, mereka juga cenderung mudah lelah. 

Bahaya Obesitas pada Kucing

Berat badan berlebih pada kucing sejatinya dapat memberikan gangguan pada kesehatannya. Terdapat beberapa bahaya yang harus diawasi pada kucing gendut, yaitu sebagai berikut. 

  • Jantung dan peredaran darah
  • Diabetes (obesitas mampu mengganggu metabolisme kucing. Kucing dengan diabetes memiliki resiko besar terhadap diabetes) 
  • Masalah pencernaan
  • Masalah kulit
  • Masalah sendi serta tulang (terjadi akibat menumpu berat yang berlebihan dan dapat meningkatkan risiko pada permasalahan lain, seperti cedera)
  • Masalah pernapasan (bagian perut dan dada yang tertutup lemak menyulitkan kucing untuk bernapas)
  • Masalah pada hati 

Cara Mencegah dan Mengobati Obesitas pada Kucing

Ada beberapa cara untuk mencegah kucing anda terkena diabetes. Sebelum terlambat, segeralah batasi pemberian makanan ataupun camilan harian mereka. Pertama, kenali ras kucing anda beserta kebutuhan nutrisi hariannya. Dengan begitu, anda dapat menyesuaikan porsi atau jenis makanan yang baik untuk diberikan. Bila anda kesulitan untuk menemukan makanan yang tepat, cobalah konsultasi pada dokter hewan. 

Apabila kucing anda sudah memperlihatkan tanda-tanda diabetes, segera bawa ke dokter hewan terdekat atau panggil layanan dokter hewan ke rumah. Sekarang, PetCare telah memiliki layanan tersebut untuk memudahkan pengecekan anabul kesayangan anda. Yuk, perhatikan kebutuhan anabulmu! 

Cara Merawat Kucing British Shorthair

Kucing British Shorthair dikenal sebagai kucing berwarna keabu-abuan yang menggemaskan. Kucing yang berasal dari Inggris ini adalah hewan peliharaan yang ramah dan santai. Mereka cocok tinggal di apartemen karena mereka bukanlah kucing yang energik dan tidak membutuhkan banyak aktivitas fisik sehingga tidak membutuhkan ruang untuk berlarian.

Kucing ini memiliki bulu yang lembut dan tebal. Sama seperti kucing lainnya, kucing ini membutuhkan perhatian untuk semua kebutuhan mereka. Yuk simak cara merawat kucing British Shorthair pada artikel dibawah ini!

1. Memberi Makan Bergizi

Walaupun ukuran mereka yang cenderung besar, kucing ini tidak membutuhkan makan yang banyak. Anda dapat memberi makanan kucing yang berkualitas dan bergizi pada mereka. British shorthair tidak boleh makan ikan atau udah lebih dari dua kali dalam seminggu, ia boleh makan daging ayam dan daging sapi.

2. Sikat Bulunya Dengan Rutin

Mereka memiliki bulu yang pendek dan tebal saat disentuh. Anda perlu menyikatnya minimal seminggu sekali agar bulu mereka bebas kusut. Kucing British shorthair adalah kucing yang malas bergerak, sehingga bulu rontok mereka menumpuk di badan. Dengan menyikat dan menyisir bulu mereka, maka akan membantu mengontrol jumlah rambut.

3. Ajak Mereka Beraktivitas

British shorthair bukanlah kucing yang aktif. Mereka senang tinggal di dalam ruangan dan tetap diam. Oleh karena itu, anda harus mengajaknya bermain setiap hari agar mereka dapat menjaga berat badannya.

4. Merawat Gigi dan Kuku

Menyikat gigi kucing memang diperlukan agar kesehatan gigi mereka lebih baik. Carilah sikat gigi dan pasta gigi khusus untuk kucing. Tidak ada salahnya melakukan perawatan gigi untuk memastikan tidak ada infeksi di dalam mulut.

Kucing membutuhkan pemotongan kuku secara teratur. Anda dapat memotong ujung kukunya dengan pemotong kuku yang direkomendasikan dokter hewan. Pemotongan kuku ini bertujuan agar anabul anda tidak terluka dengan mengurangi ketajamannya. 

5. Menemui Dokter Hewan

Setiap kucing harus menemui dokter hewan secara berkala untuk diperiksa kesehatannya. Dokter hewan akan memberikan vaksin cocok untuk anabul anda. Vaksin berguna untuk melindungi dan mencegah kucing dari berbagai penyakit. Pet care menyediakan layanan vaksinasi untuk kucing kesayangan.

Dengan adanya dokter hewan, anda dapat berkonsultasi mengenai kucing anda lebih jauh. Pet care menyediakan layanan memanggil dokter hewan melalui call center pet care.  

Kenapa Kucing Tidur Terus?

Sama seperti hewan lainnya, kucing anda pasti membutuhkan waktu untuk tidur. Terkadang mereka menghabiskan waktu lebih lama untuk tidur yaitu sekitar 12-16 jam, hal ini berbeda dengan manusia yang membutuhkan 7-8 jam untuk tidur. Kenapa kucing tidur terus? Apakah ada penyebab mereka tidur terus? Yuk simak penyebabnya dalam artikel ini!

Penyebab Kucing Tidur Terus

Kucing Tidak Benar- benar Tidur

Ada kalanya kucing hanya ingin sekedar menutup mata untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya tanpa tertidur lelap. Telinga atau ekornya masih bergerak sesekali. Mereka akan bereaksi dengan cepat pada ancaman yang ada di sekitar.

Kucing Menghemat Energi

Kucing menggunakan banyak energi ketika berburu, bermain, dan menjelajahi lingkungan. Mereka perlu menghemat energi dengan tidur lebih banyak. Saat tidurnya sudah cukup, mereka akan siap untuk bermain lagi.

Kucing Bosan

Kucing tidur karena mereka bosan. Anda sebaiknya menyiapkan hiburan untuk mereka. Misalnya, berikan mereka mainan atau rak panjat yang aman untuk mereka. Anda juga bisa memperkenalkan mereka pada kucing lain yang dapat menjadi teman bermain mereka.

Kucing Mungkin Aktif Pada Malam Hari

Kucing adalah hewan krepuskular, artinya mereka paling aktif saat pagi hari dan sore hari. Saat anabul anda tidur sepanjang hari, bisa jadi karena malam hari mereka terjaga. Kebanyakan kucing peliharaan memang mempunyai jadwal tersendiri untuk tidur, tetapi masih ada kucing yang aktif di malam hari.

Kucing Stres atau Cemas

Kucing juga dapat mengalami stres atau cemas. Cara mereka memberitahu kita adalah dengan mengubah pola tidur. Saat kucing tidur terus, bisa saja mereka stres atau cemas terhadap sesuatu di lingkungan sekitar.

Kucing Sakit

Kucing tidur terus, bersembunyi, dan kurang aktif saat mereka sakit. Jika kucing anda menghabiskan waktunya dengan terus tidur, ia mungkin sedang sakit. Anda sebaiknya segera membawanya ke dokter hewan untuk diperiksa lebih lanjut.

Jika kucing anda menunjukkan tanda-tanda yang tidak biasa, anda dapat membawanya ke dokter hewan terdekat atau menghubungi layanan call center Pet care

Kenapa Kucing Mengeong Terus?

Kucing mengeong adalah bentuk komunikasi yang ia lakukan pada manusia. Alasan kucing mengeong diantaranya untuk menyapa, meminta sesuatu, atau mencari perhatian. Kucing mengeong terus ketika meminta makan pada ibu mereka. Begitu kucing semakin besar, mereka akan sering mengeong pada manusia, karena manusia cenderung mengikuti keinginan mereka.

Semua kucing akan mengeong sampai batas tertentu. Namun, bagaimana jika kucing mengeong terus? Simak beberapa penyebab kucing mengeong terus dalam artikel berikut!

  • Untuk Menyapa Orang

Saat kucing mengeong, itu sebagai tanda bahwa ia menyambut kepulangan anda di rumah. Saat dia bertemu dengan anda di rumah, dan saat anda berbicara dengan mereka.

  • Untuk Mencari Perhatian

Kucing biasanya vokal ketika meminta perhatian dari orang sekitar. Kucing itu mungkin ingin dibelai, diajak bermain, atau diajak bicara.

  • Untuk Meminta Makan

Kebanyakan kucing akan mengeong ketika jam makan pagi dan makan malamnya sudah dekat. Mereka bisa sangat menuntut saat lapar. Mereka juga mengeong ketika ada yang memasuki dapur untuk meminta makan.

  • Untuk Mencari Jodoh

Kucing betina cenderung mengeong lebih keras ketika sedang birahi. Kucing jantan akan mengeong untuk mendapat akses dari kucing betina.

  • Untuk Memberitahu Sakit

Ketika sakit, kucing akan mengeluarkan meongnya dengan vokal yang tidak biasa dan mungkin terjadi di malam hari. Kucing anda mengatakan ada sesuatu yang salah padanya. Saat anda merasa ada yang tidak beres, segera konsultasikan dengan dokter hewan untuk diperiksa lebih lanjut.

  • Menunjukkan stres

Sama seperti manusia, kucing dapat mengalami stres. Mereka akan mengeong terus untuk menunjukkannya. Gejala yang kucing tunjukkan diantaranya, mejilati bulu berlebihan, agresif pada orang lain atau hewan lain, dan menjilat bulu berlebihan.

  • Sudah Tua

Kucing yang sudah berusia tua biasanya akan lebih sering mengeong. Hal ini dikarenakan kucing tua bisa menderita kebingungan mental. Mereka mengalami demensia seperti hilangnya memori dan kemampuan menilai.  

Kucing mengeong terus harus diperiksa pada dokter hewan untuk memastikan tidak ada yang salah pada kucing anda. Apalagi saat kucing anda mengeong, nada dan frekuensinya berubah atau ada tanda lainnya, seperti nafsu makan hilang, penurunan berat badan, atau perubahan sikap. Oleh karena itu, jangan lupa untuk berkonsultasi pada dokter hewan terdekat atau hubungi layanan call center pet care.

Rabies Kucing, Kenali Gejala dan Penanganannya Sebelum Terlambat

Rabies kucing mungkin tidak sering terdengar. Saat mendengar kata rabies, kita seringkali mengartikannya sebagai penyakit yang secara spesifik menyerang anjing. Namun, ternyata kucing pun dapat terkena rabies. Yuk, belajar mengenali apa itu rabies, ciri, serta penanganan pertamanya dalam artikel ini! 

Apa itu Rabies?

Rabies dapat diartikan sebagai penyakit yang mudah menular dengan melakukan penyerangan pada susunan saraf. Penyakit yang sering disebut penyakit anjing gila ini tidak hanya menyerang saraf anjing, tetapi juga hewan-hewan lainnya, termasuk kucing. Tak hanya hewan, rabies juga dapat menyerang manusia.

Di Indonesia, hewan yang seringkali terjangkit rabies adalah anjing, kucing, serta kera. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga bahwa hewan-hewan lainnya, seperti serigala atau kelelawar, memiliki virus ini. 

Makhluk hidup dapat terserang rabies apabila terkena saliva hewan yang memiliki rabies. Dalam hal ini, saliva tersebut masuk melalui gigitan ataupun luka yang masih basah. Setelah terkena gigitan, rabies hanya memerlukan masa inkubasi selama 2-18 minggu. Setelah itu, virus rabies yang telah bersarang di tubuh akan mencari jalan untuk menyerang otak. Selama perjalanan ke otak, virus rabies juga berkembangbiak sehingga jumlah virus akan berkali-kali lipat. Dengan jumlah yang semakin banyak, virus rabies dapat leluasa menyerang seluruh organ serta jaringan tubuh. 

Untuk itu, rabies dapat dikatakan sebagai penyakit menular yang sangat mematikan. Bahkan, rabies tidak memerlukan waktu lama untuk melumpuhkan korbannya. 

Ciri Rabies pada Kucing

  • Perilaku yang berubah drastis. Dalam hal ini, kucing yang biasanya bersifat ramah bisa menunjukkan sifat agresif atau gelisah berlebih. 
  • Demam
  • Tidak nafsu makan
  • Tidak mampu menyeimbangkan dan mengkoordinasi tubuh 
  • Menggigit atau menjilat area di sekitar gigitan atau luka yang terbuka
  • Terlihat kehilangan arah, bingung, atau tidak bersemangat
  • Menjadi lumpuh atau kejang

Penanganan Pertama Rabies pada Kucing

Sebagai hewan yang aktif, kucing seringkali berinteraksi dengan hewan lain atau kucing lainnya. Interaksi itulah yang dapat menjadi resiko penularan rabies karena kita tidak mengetahui apakah hewan tersebut sudah mendapat vaksinasi rabies atau belum. Oleh karena itu, langkah pencegahan pertama yang dapat anda lakukan adalah memastikan kucing anda mendapat vaksin rabies. Sekarang, anda dapat memanggil layanan vaksin hewan di rumah yang disediakan oleh PetCare. Vaksin ini harus diulang setiap setahun sekali. 

Lalu, apa yang dapat dilakukan apabila kucing terkena rabies sebelum mendapat vaksin? 

Jika anda melihat tanda gigitan atau luka yang terkena saliva hewan lain, segera bersihkan dengan air mengalir dan sabun atau deterjen. Cuci selama sekitar 15 menit. Setelah itu, berikan antiseptik pada area gigitan tersebut.

Meski sudah dibersihkan, anda tetap harus melakukan pencegahan lanjutan dengan mengisolasi kucing yang terkena gigitan dan hindari kontak berlebih. Bila mendesak, pakailah pelindung agar anda tidak terkena gigitan. 

Langkah terakhir adalah segeralah hubungi dokter hewan terdekat untuk penanganan lanjutan. Membersihkan dan memberikan antiseptik saja tidak cukup untuk menangani rabies. Untuk itu, mendatangi dokter hewan atau pihak yang lebih memahami rabies merupakan langkah yang sangat penting untuk dilakukan. Dengan begitu, rabies tidak akan menular terlalu jauh terhadap hewan-hewan lainnya ataupun manusia. 

Kucing Sering Bersin, Berikut Penyebab dan Cara Mengatasinya

Pernahkah anda memperhatikan kucing anda sering bersin? Jika ya, mungkin anda khawatir ada masalah serius yang terjadi di tubuh anabul anda. Anda tidak perlu khawatir, karena itu respon normal untuk membersihkan hidung atau respon terhadap iritasi di saluran hidung. Terkadang gerakan atau kegembiraan dapat menyebabkan kucing bersin.

Ada beberapa penyebab kucing bersin terus menerus, salah satunya adalah infeksi virus, bakteri, atau jamur. Namun, jika muncul gejala lain di saat bersamaan, anda perlu memeriksa anabul kesayangan ke dokter hewan untuk diperiksa lebih lanjut.

Penting untuk mengetahui penyebab kucing sering bersin. Anda dapat berkonsultasi mengenai kucing sering bersin melalui layanan dokter hewan terdekat atau menghubungi call center Pet care.

Penyebab Kucing Sering Bersin

Infeksi Virus, Bakteri, atau Jamur

Jika kucing anda sering bersin, kemungkinan besar mereka mengalami infeksi saluran pernapasan atas. Infeksi ini sering terjadi pada kucing muda, terutama yang berasal dari tempat penampungan hewan. Banyak dari infeksi ini dapat dicegah dengan vaksinasi dini dan lengkap.

Infeksi virus yang paling sering menyebabkan kucing bersin adalah virus herpes kucing. Virus herpes kucing terjadi karena paparan kucing lain yang terinfeksi. Stres dapat menyebabkan gejolak serta penularan ke kucing lain. Inveksi lainnya adalah calicivirus, virus ini sangat menular diantara kucing.

Peradangan dan Iritasi

Iritasi di saluran hidungnya dapat menyebabkan kucing anda bersin. Oleh karena itu, anda sebaiknya mencari pola bersin kucing anda. Apakah itu terjadi setelah anda membersihkan rumah? Apakah ketika kucing anda menghirup benda asing, seperti parfum, serbuk sari atau hal lainnya?

Infeksi Pada Gigi

Saat gigi kucing terinfeksi atau terkena peradangan pada akar gigi dapat menyebabkan penghalang antara soket gigi dan hidung dapat ditembus.

Kapan Dibawa Ke Dokter Hewan?

Jika anabul kesayangan anda hanya bersin sesekali dan tidak muncul gejala lain, atau gejala ringan, anda hanya perlu memantau selama beberapa hari. Namun, segera hubungi dokter hewan jika kucing anda bersin terus menerus.

Gejala yang membuat kucing anda harus dibawa ke dokter hewan mungkin termasuk :

  • Cairan hidung yang berlebihan, terkadang berwarna kuning atau hijau.
  • Demam
  • Kehilangan nafsu makan atau berat badan turun
  • Kesulitan bernapas
  • Batuk atau menelan berulang

Jika gejala diatas terjadi, segera lakukan konsultasi pada dokter hewan terdekat atau anda bisa memanggil layanan dokter hewan ke rumah.

Fakta Unik Kucing Siam

Kucing Siam terkenal karena penampilannya yang unik dan khas. Mereka berwarna abu-abu perak dengan mata biru yang indah. Mereka memiliki warna bulu coklat, krem, dan bahkan berwarna biru.

Kucing Siam merupakan salah satu ras kucing peliharaan tertua di dunia. Lalu, apa saja fakta unik lainnya dari kucing misterius ini? Yuk simak fakta unik mereka dibawah ini!

Warna Bulu Kucing Siam

Bulu kucing Siam bisa memiliki warna yang berbeda  dan warna itu muncul tidak hanya karena faktor genetika. Faktanya, suhu atau temperatur juga berpengaruh pada bulu mereka. Warna bulu kucing ditentukan oleh beberapa set gen dan pola bulu ditentukan oleh gen pengubah. Mereka memiliki gen pengubah khusus yang menghambat pigmen berkembang di bulu, sehingga mengakibatkan albinisme.

Gen pengubah albinisme hanya berpengaruh pada bulu kucing saat di suhu tertentu antara 100,4–102,5 derajat Fahrenheit. Begitu berada di lingkungan lebih dingin sekitar 100,4 derajat Fahrenheit, maka warna bulunya kembali aktif dan membawa pigmen ke bulunya.

Kebanyakan dari mereka lahir dengan warna putih, kemudian muncul tanda – tanda mereka pada minggu – minggu setelah kelahirannya. Hal ini dikarenakan di dalam rahim suhunya hangat. Sehingga, mereka akan mengembangkan pigmen pada sekitar wajah, ekor, dan cakar setelah lahir dan terkena atmosfer yang lebih dingin.

Ras Kucing Tua

Walaupun tidak ada yang tahu pasti kapan kucing Siam pertama kali ada dan dijinakkan, tetapi mereka diyakini berasal dari Thailanda sekitar abad ke-14.

Mata Juling dan Ekor Bengkok

Ciri-ciri kucing Siam dengan mata juling dan ekor bengkok, dikarenakan hasil faktor genetik tertentu. Namun, ada legenda yang menyebutkan alasan hal ini terjadi. Legenda menyatakan bahwa mereka ditugaskan untuk menjaga piala emas kerajaan yang berharga. Saking berdedikasinya, mereka melilitkan piala itu di sekitar ekor yang mengakibatkan ekor bengkok dan mereka menatapnya berjam – jam sehingga mata mereka juling.

Kucing Kerajaan

Kucing Siam menjadi hewan yang disayangi dan dihormati kerajaan Thailand. Dikarenakan tampilan fisiknya yang khas, tidak biasa, dan cantik. Anggota keluarga kerajaan percaya bahwa mereka menerima jiwa mereka saat mereka mati. Kucing ini akan menghabiskan sisa umur panjangnya dengan tinggal di kuil. Mereka akan dimanjakan oleh biarawan dan pendeta.

Kucing Banyak Bicara

Jika mereka menjadi hewan peliharaan anda. anda akan sadar betapa cerewetnya mereka. Mereka tidak akan malu menyuarakan pendapat ketika ingin sesuatu. Mereka sangat vokal pada apapun yang mereka lihat dan temui sepanjang siang dan malam.  

Jika anda tertarik untuk menjadikannya hewan peliharaan, anda harus melakukan pengecekan kesehatan dan perawatan rutin kucing Siam. Anda bisa melakukan konsultasi dengan menghubungi dokter hewan terdekat atau call center Pet Care.

Diare pada Kucing, Simak Ciri dan Cara Mengatasinya! 

Diare pada kucing merupakan hal yang wajar dan dapat terjadi karena berbagai hal. Terkadang, manusia tidak menyadari penyakit ini sedang menyerang anabul kesayangan karena mereka tidak terlihat lemas. Jadi, bagaimana cara mendeteksi diare pada kucing dan bagaimana cara mengobatinya? Yuk, simak artikel berikut! 

Jika anda tidak yakin kucing anda mengalami diare, perhatikan dulu ciri diare pada kucing berikut. 

  • Pup cenderung lebih cair dari biasanya. Tanda ini juga bisa terlihat dari bulu sekitar belakang (sisa feses menempel pada bulu). 
  • Warna feses yang berubah menjadi lebih gelap ataupun terang. Dalam kasus-kasus tertentu, feses juga bisa berubah warna seutuhnya, seperti menjadi hijau, kuning, atau merah.  
  • Terdapat darah atau lendir dalam feses kucing. 
  • Terdapat bau yang tidak biasa dari feses kucing (lebih bau dari biasanya atau bau aneh lainnya).
  • Frekuensi pup lebih dari biasanya, sekitar lebih dari 3 kali dalam satu hari. 
  • Tubuh kucing yang terlihat lemas, tidak semangat, atau tidak menunjukkan nafsu makan. 

Pertolongan Pertama pada Kucing Diare

Diare dapat terjadi dalam skala ringan maupun berat. Jika diare baru terjadi dalam kurun waktu 24 jam pertama, anda dapat menyiasatinya dengan memberikan pertolongan pertama di rumah dengan mengikuti cara-cara berikut.

Saat kucing anda terkena diare, berikan mereka banyak air minum agar tidak terkena dehidrasi. Selain itu, berikan pula asupan makanan dengan tekstur lunak sehingga mudah dicerna oleh kucing. Hindari makanan dengan kadar lemak atau minyak tinggi. Batasi pula jumlah asupan makanan yang anda berikan. Jangan berikan makanan dalam jumlah berlebih agar pencernaan kucing anda dapat pulih seutuhnya. Dalam skala ringan, diare akan teratasi dengan sendirinya dan tidak memerlukan obat apapun.

Apabila diare terus terjadi berhari-hari dan frekuensi buang air besar terus meningkat, berikan probiotik atau suplemen pencernaan yang tepat untuk permasalahan kucing anda. Anda dapat mendapatkannya dari dokter kucing terdekat. Untuk itu, jangan ragu untuk membawa kucing anda ke dokter hewan terdekat. Bila perlu, panggil layanan dokter hewan ke rumah.