Tag: panggil dokter hewan ke rumah

Viral Kucing Berotot, Ini Kata Dokter Hewan dan Sains!

Baru-baru ini, viral video kucing berotot melalui media sosial Tiktok. Mungkin Petlovers sekalian juga melihatnya di FYP (For Your Page). Video ini diunggah oleh pengguna Tiktok dengan nama akun @meowbutler.

Dalam video tersebut, terlihat seekor kucing kecil dengan bulu berwarna orange. Namun, postur tubuh kucing ini terlihat tidak umum dengan otot-otot tangan dan kakinya yang terlihat besar seperti binaragawan.

Reaksi para penonton pun beragam, banyak dari mereka yang terheran-heran. Namun tidak sedikit juga yang merasa khawatir dengan kesehatan kucing dalam video tersebut dan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter hewan.

Pemeriksaan hewan peliharaan kesayangan dapat dengan mudah dilakukan tanpa harus keluar rumah. Cukup hubungi Call Center Pet-Care, Petlovers dapat terhubung dengan dokter hewan terdekat.

Petlovers tidak perlu khawatir karena layanan Pet-Care panggil dokter hewan kerumah menghadirkan para dokter hewan dengan sertifikasi lengkap dan berpengalaman.

Kata Dokter Hewan tentang Kucing Berotot

Dokter Hewan Maulana Ar Raniri Putra (ArRan), mengungkap salah satu kemungkinan alasan dibalik kondisi kucing berotot. Menurutnya, kucing tersebut mengidap Myostatin-related Muscle Hypertrophy yakni suatu kelainan yang membuat otot kucing membesar. Kelainan ini terjadi karena faktor genetik yang menyebabkan otot kucing berkembang secara berlebihan.

Namun, kemungkinan lain yang mengakibatkan penampilan kucing terlihat berotot adalah adanya penumpukan cairan atau lemak pada kulit. Untuk memastikan diagnosa dokter hewan, kucing dengan kondisi seperti ini memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Tanpa melakukan usaha apapun, kucing dengan kondisi seperti ini memiliki massa otot yang lebih besar. Dilansir melalui laman Purina, kondisi ini disebut juga sebagai hipertrofi otot yang berkaitan dengan protein myostatin.

Kekurangan protein myostatin mengakibatkan terjadinya mutasi gen. Protein myostatin bekerja untuk menghambat pertumbuhan sel otot. Jika protein myostatin kurang, maka massa otot-oto pada tubuh hewan akan bertumpuk dalam jumlah yang ekstrim.

Sudut Pandang Sains tentang Kucing Berotot

Sains melihat kondisi hewan dengan kelainan seperti ini bukan kondisi yang baik. Terutama jika kelainan ini terjadi pada hewan-hewan yang membutuhkan kecepatan dan kelincahan untuk bertahan hidup dan berkembang biak.

Organisasi Nasional Gangguan Langka mengungkap kondisi hewan seperti ini juga menjadikan tubuh mereka memiliki jumlah massa otot dua kali lebih besar, namun kekurangan lemak tubuh. Kelainan ini akan normal-normal saja apabila tidak menimbulkan masalah pada kesehatan hewan.

Tidak hanya pada kucing, sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan di Scientific Reports menunjukkan otot ganda seperti demikian juga berhasil diaplikasikan pada tikus, kambing, babi, dan sapi.

Pentingnya Pemeriksaan Rutin Anabul ke Dokter Hewan

Pemeriksaan anabul ke dokter hewan, baik itu anjing maupun kucing perlu dilakukan secara rutin. Selain menjaga kesehatan para anabul agar tetap prima, pemeriksaan rutin anabul dilakukan untuk mencegah anjing atau kucing kesayangan Anda dari penyakit dan virus berbahaya.

Melansir laman Purina, pemeriksaan kesehatan anjing dan kucing secara menyeluruh ke dokter hewan sebaiknya dilakukan setiap tahun. Kebiasaan rutin ini akan mempermudah dokter hewan menemukan masalah kesehatan pada tubuh hewan. 

Tidak hanya pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh, vaksinasi anjing dan kucing juga perlu dijaga setiap tahunnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa vaksin tetap bekerja secara efektif melawan virus. Hewan peliharaan yang melakukan pemeriksaan vaksin secara rutin akan jauh lebih sehat, karena kemungkinan tertular virus atau penyakit berbahaya menjadi lebih sedikit. 

Idealnya, dokter hewan perlu melakukan pemeriksaan terhadap anjing peliharaan setahun sekali. Namun intensitas ini akan bertambah seiring dengan pertambahan usia hewan atau jika hewan peliharaan memiliki kebutuhan atau perawatan khusus. 

Pet-Care menghadiran layanan panggil dokter hewan ke rumah untuk mempermudah Anda melakukan pemeriksaan kesehatan rutin hewan peliharaan. Tidak perlu repot keluar rumah, hanya dengan menghubungi Call Center Pet-Care Anda dapat terhubung dengan dokter hewan terdekat.

Jenis Pemeriksaan Berdasarkan Usia Anabul

Dokter Hewan Susan Barrett dari Ohio State University College of Veterinary mengungkapkan bahwa pemeriksaan anjing atau kucing dibedakan berdasarkan usianya. Dimulai dari kitten (anak kucing) dan puppy (anak anjing). Mereka perlu melakukan pemeriksaan mulai dari lahir hingga usia 1 tahun. Pemeriksaan kesehatan pada usia ini biasanya meliputi kelengkapan vaksin, tes indikasi virus, juga konsumsi obat cacing dan kutu.

Kemudian, ketika anjing atau kucing menginjak usia 7 sampai 10 tahun pemeriksaan yang direkomendasikan dokter yaitu pemeriksaan fisik secara menyeluruh dari kepala hingga ekor. Pemeriksaan indikasi adanya cacing hati juga dilakukan dengan mengambil sampel darah hewan. Serta melakukan vaksin booster rabies dan vaksin pencegahan beberapa jenis penyakit.

Pada anjing atau kucing yang berusia diatas 10 tahun, pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter hewan tidak hanya pemeriksaan fisik secara menyeluruh saja. Tetapi juga menindaklanjuti penyakit-penyakit tertentu yang muncul karena penurunan kinerja seiring bertambahnya usia, seperti penyakit ginjal atau radang sendi. 

Pet-Care menghadirkan layanan panggil dokter hewan ke rumah untuk mempermudah Anda melakukan pemeriksaan kesehatan rutin terhadap hewan peliharaan. Tidak perlu repot keluar rumah, hanya dengan menghubungi Call Center Pet-Care Anda dapat terhubung dengan dokter hewan terdekat

Mengapa Kucing Sering Melakukan Peregangan? Ini Alasannya

Dalam kesehariannya, kucing kerap kali melakukan peregangan atau stretching. Kebiasaan ini termasuk ke dalam salah satu dari sekian banyak bahasa tubuh kucing. Bahasa tubuh ini digunakan kucing untuk berkomunikasi dengan manusia atau sesama kucing.

Melansir laman Wonderpolis, ketika kucing melakukan peregangan artinya ia sedang merasa nyaman dan santai. Seorang Ahli Anatomi dari Royal Veterinary College London menjelaskan alasan kucing melakukan kebiasaan tersebut. Menurutnya, itu merupakan sebuah tanda kesiapan bereproduksi yang diberikan oleh kucing betina kepada kucing jantan.

Selain itu, kucing juga melakukan peregangan untuk memperoleh banyak manfaat kesehatan tubuh. Diantaranya yaitu bermanfaat untuk meredakan otot yang kaku, melancarkan aliran darah, hingga persiapan memaksimalkan kelincahan tubuh sebelum menerkam mangsa, berlari dan melompat.

Manfaat Peregangan Bagi Kesehatan Kucing

Seorang Psikolog Klinis dari University of Arizona, Rubin Naiman mengungkap bahwa secara alami kucing tidur selama 12 hingga 16 jam setiap hari. Artinya, waktu tidur kucing dua kali lebih banyak daripada waktu tidur manusia.

Ketika bangun dari tidur, kucing sangat membutuhkan peregangan. Hal ini karena selama tidur otot-otot kucing mengalami kekakuan yang berakibat pada kurang lancarnya sirkulasi darah dalam tubuh mereka.

Sehingga, ketika kucing melakukan peregangan otot yang kaku akan mengembalikan kelenturannya dan sirkulasi darah dalam tubuh menjadi lebih lancar. Maka tubuh kucing kembali pada kondisi semula sebelum tidur.

Selama kucing meregangkan tubuhnya, otot-otot tubuh bergerak. Hal ini membuat racun dalam tubuh kucing, seperti asam laktat dan karbon dioksida yang terkumpul selama tidur akan ikut keluar bersamaan dengan melancarnya sirkulasi darah dan getah bening.

Kebiasaan meregangkan tubuh seperti ini ternyata tidak hanya dilakukan oleh kucing, hewan lain seperti anjing, zebra, dan kelinci terkadang juga melakukan hal serupa.

Untuk selalu menjaga kesehatan kucing dalam kondisi yang prima, layanan Pet-Care panggil dokter hewan ke rumah dapat menjadi solusi. Hanya dengan menghubungi Call Center Pet-Care, Anda dapat terhubung langsung dengan dokter hewan terdekat tanpa perlu repot keluar rumah.

Tidak perlu khawatir, dokter hewan Pet-Care telah memiliki sertifikasi lengkap dan berpengalaman.

Anabul Terlambat Vaksin Booster, Harus Bagaimana?

Rangkaian vaksinasi perlu dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh dokter hewan. Namun, kesibukan sehari-hari yang dilakukan oleh para pemilik hewan mungkin saja membuat jadwal vaksinasi terlupa.

Selain itu, rangkaian vaksinasi anabul mungkin saja terlambat karena kesulitan untuk membawanya keluar rumah. Kesulitan lain dialami para pemilik hewan ketika menyesuaikan jadwal dengan dokter hewan langganan.

Kondisi pandemi beberapa tahun terakhir juga memengaruhi rangkaian vaksinasi anabul mengalami keterlambatan karena protokol kesehatan yang harus dipatuhi. Lalu apa yang harus dilakukan jika anabul terlambat mendapatkan vaksin booster? Simak penjelasan berikut ini.

Bagaimana jika anabul terlambat vaksin booster?

Saran diberikan pada laman Afford Pet Care. Bila anak anjing atau anak kucing terlambat mendapat suntikan vaksin booster, maka sistem kekebalan tubuh yang sebelumnya terbangun karena vaksin awal tidak akan aktif lagi. Hal ini mengakibatkan respon sistem kekebalan tubuh anjing atau kucing pada vaksin booster menjadi lebih sedikit. 

Dokter hewan akan memberikan tindakan sesuai dengan memperhitungkan seberapa terlambat anjing atau kucing dari waktu vaksinasi booster seharusnya. Jika terlambat lebih dari 3 sampai 4 minggu, anjing atau kucing akan diberikan dua vaksin dalam jarak waktu 2 sampai 3 minggu.

Jika keterlambatan terjadi lebih lama, dokter hewan mungkin akan menyarankan anjing atau kucing mengulang rangkaian vaksinasi dari awal. Hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh anjing atau kucing terhadap penyakit. 

Untuk memastikan anjing atau kucing mendapat penanganan terlambat vaksin booster dengan tepat sesuai dengan usia dan kondisi kekebalan tubuh, sebaiknya konsultasikan langsung kepada dokter hewan. Pet-Care dapat membantu permasalahan anabul terlambat mendapatkan vaksinasi booster melalui layanan dokter hewan ke rumah atau vaksinasi anjing dan kucing di rumah.

Tidak perlu repot keluar rumah, serta meminimalisir interaksi anjing atau kucing dengan hewan lain selama belum mendapat vaksinasi lengkap. Hanya dengan menghubungi Call Center Pet-Care atau melalui Aplikasi Pet-Care, dokter hewan dari Pet-Care dapat membantu langsung ke lokasi Anda.

Ini Waktu yang Tepat untuk Vaksin Anak Anjing

Anak anjing tidak hanya memerlukan makanan, perhatian, mainan, dan kebutuhan bersosialisasi saja. Tetapi anak anjing juga memerlukan rangkaian vaksinasi lengkap.

Rangkaian vaksinasi secara lengkap perlu diberikan untuk anak anjing agar terhindar dari risiko penyakit menular berbahaya. Rangkaian vaksin ini terdiri dari vaksin inti dan vaksin non inti.

Vaksin inti untuk anak anjing diantaranya yaitu vaksin distemper, vaksin hepatitis, vaksin parvovirus, dan vaksin leptospirosis. Sedangkan vaksin non inti untuk anak anjing yaitu vaksin batuk kennel (bordetella bronchiseptica dan canine parainfluenza) dan vaksin rabies. 

Layanan vaksin anjing di rumah dari Pet-Care dapat membantu melakukan vaksinasi lengkap untuk anak anjing kesayangan Anda. Tanpa perlu keluar rumah, dokter hewan dapat melakukan vaksin di lokasi Anda.

Cukup hubungi Call Center Pet-Care untuk mendapatkan layanan dokter hewan terdekat tanpa repot keluar rumah. 

Waktu Vaksinasi untuk Anak Anjing

Melansir laman Vet Help Direct, waktu yang tepat untuk memvaksin anak anjing mulai dari usia 6 minggu. Kemudian, dilanjutkan melakukan vaksin booster dengan jarak waktu 2 sampai 4 minggu. Sampai pada penutup rangkaian vaksinasi dengan vaksin dosis terakhir di usia 16 minggu. 

Namun, jangan lupa untuk mendiskusikan jadwal rangkaian vaksinasi anak anjing bersama dengan dokter hewan. Serta melakukan pemeriksaan medis secara menyeluruh pada anak anjing sebelum melakukan rangkaian vaksinasi.

Sebelum anak anjing mendapatkan rangkaian vaksin secara lengkap sebaiknya selalu jaga dan awasi anak anjing Anda. Usahakan agar anak anjing tidak berinteraksi dengan hewan lain selama belum mendapatkan vaksinasi lengkap.

Pengawasan tersebut perlu dilakukan karena sistem kekebalan tubuh anak anjing belum mampu menghindari penularan risiko penyakit berbahaya. 

Vaksinasi tidak hanya memberikan kekebalan pada tubuh anak anjing tetapi juga meningkatkan kekebalan kelompok. Artinya, semakin banyak anjing divaksin maka semakin semakin rendah penyebaran virus. Hal ini baik untuk kesehatan populasi anjing secara menyeluruh. 

Jika banyak dari pemilik hewan yang tidak memvaksin anjing mereka, kemungkinan penyakit menular seperti hepatitis dan distemper menjadi endemik menjadi semakin besar.

Layanan vaksin anjing di rumah dari Pet-Care dapat membantu melakukan vaksinasi lengkap untuk anak anjing kesayangan Anda. Tanpa perlu keluar rumah, hanya dengan menghubungi Call Center Pet-Care untuk mendapatkan layanan dokter hewan terdekat tanpa repot keluar rumah. 

Apa Penyebab Kucing Menekan Kepala?

Mungkin Anda pernah melihat kucing menekan kepalanya ke dinding, benda-benda keras lain, atau menekan kepala dengan tangannya sendiri. Ternyata kebiasaan menekan kepala ini tidak hanya dilakukan kucing, tetapi juga terjadi pada anjing, kuda, kambing, hingga sapi. 

Kebiasaan menekan kepala ini disebut sebagai head pressing. Kebiasaan ini dapat menjadi pertanda bahwa terdapat penyakit-penyakit tertentu pada tubuh kucing. Terutama sakit di bagian kepala. Simak penyebab penjelasan berikut!

Penyebab Head Pressing pada Kucing

Melansir laman Pet MD, banyak alasan mengapa kucing menekan kepala (head pressing). Salah satu kemungkinan penyebab kucing menekan kepala yakni adanya gangguan metabolisme. 

Gangguan metabolisme pada kucing dapat terjadi karena berbagai hal, diantaranya yaitu:

  • Terlalu banyak atau terlalu sedikit natrium dalam plasma darah di tubuh kucing.
  • Terdapat tumor primer (terletak di otak) atau tumor sekunder (terletak di bagian tubuh lain).
  • Terjadi infeksi pada sistem saraf, seperti rabies atau infeksi jamur.
  • Trauma kepala akibat kecelakaan mobil atau terpapar racun seperti timbal.

Dokter Hewan Maulana Ar Raniri Putra (ArRan) turut mengungkap penyebab dari kebiasaan head pressing atau menekan kepala pada beberapa hewan melalui laman media sosial Tiktok miliknya. Menurutnya, kebiasaan menekan kepala atau head pressing berkaitan dengan gejala penyakit neurologi atau sistem saraf. 

Kebiasaan ini muncul karena terdapat rasa sakit atau nyeri di kepala bagian depan. Selain itu, kebiasaan menekan kepala juga berkaitan dengan tumor, peradangan otak, keracunan timbal, serta gangguan liver.

Kebiasaan head pressing atau menekan kepala tidak selalu dilakukan pada tembok atau bidang tegak yang keras. Head pressing juga terjadi dengan cara kucing menekan kepalanya ke arah lantai atau menekan kepalanya ke arah tangan seperti menunduk.

Penanganan Head Pressing pada Kucing

Apabila kucing peliharaan Anda memiliki kebiasaan menekan kepalanya, segera hubungi dokter hewan terdekat untuk mengetahui penyebab utama rasa sakit atau nyeri pada kepala kucing

Dokter hewan akan melakukan pemeriksaan fundus pada retina dan struktur lain di belakang mata kucing untuk menemukan gangguan di otak, penyakit menular, atau inflamasi. 

Pemeriksaan lain yang dilakukan dokter hewan untuk menemukan penyebab utama head pressing atau menekan kepala adalah dengan mengukur tekanan darah dan pemindaian otak computed tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI).

Layanan Pet-Care panggil dokter hewan ke rumah dapat membantu Anda untuk melakukan pemeriksaan kucing dengan kebiasaan menekan kepala. 

Tidak perlu keluar rumah, pelayanan dokter hewan Pet-Care dilakukan dengan mendatangi lokasi Anda. Cukup dengan menghubungi Call Center Pet-Care atau melalui Aplikasi Pet-Care.

Jangan Asal, Begini Penanganan Infeksi Telinga pada Kucing

Mendapati kucing kesayangan sedang menggaruk telinga secara terus-menerus memang mengkhawatirkan. Kebiasaan ini bisa muncul karena kucing mengalami infeksi pada telinga. 

Infeksi telinga bukan tergolong ke dalam penyakit umum yang dialami kucing. Namun, bukan tidak mungkin kucing atau anak kucing tertular infeksi telinga karena berada di satu ruangan yang sama. 

Mengutip laman Daily Paw, infeksi telinga pada kucing terjadi akibat tungau telinga yang menular antara hewan satu ke hewan lainnya. Tungau telinga ini hidup di saluran telinga kucing dan menimbulkan rasa gatal. 

Sehingga, ketika kucing mengalami infeksi telinga ia akan terus-menerus menggaruk telinganya. Apabila dibiarkan, peradangan dapat terjadi di bekas garukan kucing.

Selain itu, infeksi telinga pada kucing dapat terjadi akibat efek samping dari alergi makanan atau lingkungan sekitar. Alergi makanan yang umum terjadi pada kucing adalah alergi sumber protein, seperti ayam, sapi, atau kalkun. Sedangkan alergi lingkungan sekitar biasanya disebabkan oleh debu atau perubahan musim. 

Daily Paw juga mengungkapkan gejala lain yang muncul apabila kucing mengalami infeksi telinga selain kebiasaan menggaruk. Kulit di area telinga kucing terlihat memerah dan terdapat kotoran berwarna hitam, coklat, kuning, atau hijau. 

Apabila Anda menemukan gejala-gejala tersebut pada kucing kesayangan Anda, segera hubungi dokter hewan terdekat. Agar lebih mudah, Anda dapat menggunakan layanan Pet-Care panggil dokter hewan ke rumah dengan menghubungi Call Center Pet-Care atau melalui aplikasi Pet-Care.

Penanganan Infeksi Telinga pada Kucing

Kucing yang mengalami infeksi pada telinganya tidak dapat diberikan obat sembarangan. Hal ini karena infeksi telinga pada kucing memerlukan jenis pengobatan yang tepat. 

Pengobatan dengan obat tetes telinga saja tidak cukup. Kucing harus melakukan pemeriksaan untuk memastikan gendang telinga dalam keadaan utuh dan tidak mengalami masalah. 

Pemberian obat sembarang dapat meningkatkan risiko gendang telinga kucing pecah hingga kehilangan kemampuan mendengar. 

Langkah paling tepat untuk menangani infeksi telinga pada kucing adalah segera berikan kucing perawatan dokter hewan. Jika dibiarkan terlalu lama, infeksi telinga pada kucing dapat menyebar ke bagian dalam telinga dan menimbulkan jaringan parut, serta penyempitan saluran telinga. 

Melalui perawatan dokter hewan yang tepat, kucing yang mengalami infeksi pada telinga akan diresepkan obat topikal. Namun, infeksi telinga kucing pada kondisi yang lebih parah akan diresepkan obat oral. 

Apabila Anda membutuhkan obat untuk mengatasi infeksi pada telinga pada kucing segera hubungi dokter hewan terdekat. Agar lebih mudah, Anda dapat menggunakan layanan Pet-Care panggil dokter hewan ke rumah dengan menghubungi Call Center Pet-Care atau melalui aplikasi Pet-Care.

Perawatan yang tepat akan memberikan kesembuhan pada kucing dalam hitungan hari. Maksimal waktu penyembuhan infeksi telinga pada kucing berjalan selama 2 minggu.

Pencegahan Infeksi Telinga pada Kucing

Sebagai upaya pencegahan, Pet MD memberikan langkah-langkah membersihkan telinga kucing. Pertama, basahi bola kapas dengan pembersih telinga. Kedua, oleskan bola kapas ke pangkal telinga dan lipat penutup telinga ke atas menggunakan bola kapas. Ketiga, pijat bagian bawah telinga kucing lalu biarkan kucing menggelengkan kepalanya. Lakukan kegiatan ini secara rutin agar telinga kucing selalu terjaga kebersihannya.

Flu Anjing Mudah Menular! Kenali Gejala dan Penanganannya

Flu tidak hanya menyerang manusia. Hewan peliharaan seperti anjing juga dapat terserang flu. Anjing yang terserang flu akan merasa tidak nyaman. Jika kondisi ini dibiarkan, flu dapat memburuk dan membahayakan anjing

Flu pada anjing dapat bertahan selama 2 hingga 3 minggu. Tergantung pada penanganan yang diberikan. 

Sebagai pemilik hewan peliharaan, penting untuk mengetahui gejala dan penanganan flu pada anjing. Hal ini dilakukan agar proses penyembuhan flu anjing lebih cepat. Serta menghindari kemungkinan penularan pada anjing lainnya.

Gejala Flu Anjing

Melansir laman Fetch dari WebMD, gejala flu anjing serupa dengan flu pada manusia. Umumnya gejala yang muncul adalah bersin, pilek, dan batuk. Gejala lainnya yaitu kelelahan dan kehilangan nafsu makan. 

Pada beberapa anjing, serangan flu dapat mengakibatkan demam hingga 40 derajat celsius. Tetapi 20 persen anjing yang terserang flu tidak menunjukkan gejala apapun. 

Flu anjing berisiko menjadi penyebab timbulnya penyakit serius. Flu anjing dapat berubah menjadi pneumonia. Bila anjing atau anak anjing terinfeksi pneumonia, kemungkinan sakit parah menjadi lebih tinggi. 

Apabila menemukan gejala flu pada anjing kesayangan Anda, segera hubungi dokter hewan terdekat atau gunakan layanan Pet-Care panggil dokter hewan ke rumah. Tidak perlu keluar rumah, hanya dengan menghubungi Call Center Pet-Care atau melalui aplikasi Pet-Care dokter hewan kami akan mengunjungi lokasi Anda. 

Penanganan Flu Anjing

Flu anjing tergolong dalam jenis penyakit yang mudah menular. Hal ini karena virus flu anjing tetap hidup pada benda mati. Oleh karena itu anjing dapat tertular flu melalui mainan atau benda-benda disekitarnya. 

Flu anjing juga dapat ditularkan melalui manusia. Virus batuk dan bersin pada manusia dapat bertahan selama 2 menit hingga 24 jam pada pakaian atau benda-benda disekitar. Melalui benda-benda inilah virus menularkan anjing.

Sama seperti manusia, ketika flu menyerang anjing juga membutuhkan istirahat. Berikan anjing tempat istirahat yang tenang dan nyaman. Jangan lupa untuk memberikan anjing banyak air untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuhnya. 

Pengobatan juga dapat dilakukan dengan memberikan anjing antibiotik yang telah diresepkan dokter. Layanan Pet-Care panggil dokter hewan ke rumah dapat membantu Anda mendapatkan resep antibiotik untuk anjing yang terserang flu.  

Konsultasi dan pengobatan dapat dilakukan dengan menghubungi Call Center Pet-Care. Tidak perlu keluar rumah, dokter hewan dari Pet-Care akan mendatangi rumah atau lokasi Anda. 

Selain itu, jangan lupa untuk selalu jaga kebersihan mainan dan tempat makan anjing. Pisahkan antara anjing yang sehat dengan anjing yang terkena flu. Jangan biarkan pada satu tempat yang sama.

Dokter Hewan: Diabetes Bisa Terjadi pada Anjing dan Kucing

Diabetes tidak hanya terjadi pada manusia. Hewan peliharaan seperti anjing dan kucing juga dapat menderita penyakit diabetes. 

Diabetes pada anjing dan kucing memerlukan penanganan yang tepat. Tanpa penanganan yang tepat, diabetes pada anjing dan kucing dapat menyebabkan kematian. 

Melalui laman media sosial Tiktok, Dokter Hewan Maulana Ar Raniri Putra (ArRan) memberikan edukasi seputar diabetes melitus yang dapat menyerang anjing dan kucing.  

Diabetes pada anjing dan kucing mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena semakin banyak kucing yang mengalami obesitas. 

Dokter Maulana mengingatkan, walaupun anjing dan kucing dengan penampilan gembul terlihat lucu dan menggemaskan tetapi kondisi ini membahayakan hewan peliharaan. Bahaya obesitas pada hewan peliharaan serupa dengan bahaya obesitas pada manusia.

Selain menyebabkan gangguan pada jantung dan persendian. Obesitas juga merupakan penyebab utama diabetes melitus pada anjing dan kucing.

Gejala Diabetes Anjing dan Kucing

Melansir laman Pet MD, gejala dari diabetes melitus yang paling umum terjadi pada anjing maupun kucing diantaranya yaitu:

  • Peningkatan rasa haus
  • Peningkatan frekuensi dan volume buang air kecil
  • Buang air kecil di luar kotak kotoran
  • Nafsu makan meningkat
  • Penurunan berat badan disaat nafsu makan meningkat
  • Muntah
  • Otot mengecil
  • Lesu dan lemah
  • Kualitas bulu memburuk, seperti bulu berminyak atau berketombe

Upaya Pencegahan

Dokter Maulana menyarankan upaya pencegahan agar anjing dan kucing terhindar dari diabetes. Hal pertama yang dapat dilakukan adalah mengatur pola makan anjing maupun kucing kesayangan Anda.

Perhatikan juga pemberian jenis makanan pada anjing dan kucing. Usahakan tidak memberikan terlalu banyak snack atau makanan manis. 

Selain itu, pemberian nasi pada anjing dan kucing sebaiknya dihindari. Hal ini karena konsumsi nasi pada hewan peliharaan dapat memicu diabetes melitus.

Serta jangan lupa untuk selalu ajak hewan peliharaan Anda untuk rajin bergerak. 

Bila Anda menemukan tanda-tanda diabetes pada hewan peliharaan, layanan Pet-Care panggil dokter hewan ke rumah dapat membantu. Tidak perlu keluar rumah, cukup dengan menghubungi Call Center Pet-Care atau melalui Aplikasi Pet-Care pelayanan dokter hewan dapat dilakukan di rumah atau di lokasi Anda. 

Parainfluenza, Vaksin Penting untuk Anjing saat Musim Hujan!

Pergantian musim dari panas ke hujan membuat tubuh anjing perlu melakukan penyesuaian. Pada masa ini sistem kekebalan tubuh anjing perlu diperhatikan. Jangan sampai kekebalan tubuh anjing melemah, apalagi hingga terserang penyakit.

Melansir laman Today’s Veterinary Practice, virus Canine Parainfluenza adalah virus menular yang berasal dari virus asam ribonukleat dan menyerang sistem pernapasan anjing. 

Terdapat beberapa gejala yang dapat dikenali apabila anjing Anda terjangkit virus Canine Parainfluenza. Gejala tersebut diantaranya yaitu batuk kering, demam dengan suhu tinggi, pilek, bersin, peradangan mata, depresi, lesu, dan kehilangan nafsu makan.

Selain itu, virus Canine Parainfluenza ini juga dapat menyebabkan batuk kennel. Batuk kennel merupakan salah satu penyakit yang kerap menyerang anjing di kala musim penghujan. 

Musim hujan memberikan kondisi yang berbeda dari musim lain. Suhu udara menjadi lebih dingin dan tingkat kelembaban menjadi lebih tinggi. Hal ini dapat berdampak pada sistem kekebalan tubuh anjing. 

Sistem kekebalan tubuh yang melemah akibat batuk kennel dapat menyebabkan tubuh anjing lebih rentan terserang penyakit lainnya. Inilah pentingnya vaksin Parainfluenza sebagai upaya pencegahan serangan penyakit pada anjing kesayangan Anda.

Vaksinasi Parainfluenza dapat dilakukan dengan menggunakan layanan vaksin anjing dari Pet-Care dengan menghubungi Call Center Pet-Care atau melalui aplikasi Pet-Care. Layanan vaksinasi anjing dari Pet-Care menghadirkan dokter hewan terdekat untuk melakukan vaksin ke lokasi Anda.

Vaksin Parainfluenza

Parainfluenza memang bukan tergolong ke dalam vaksin inti anjing. Tapi vaksin ini mampu mengurangi risiko infeksi pernapasan dan meningkatkan sistem kekebalan pada tubuh anjing.

Vaksin Parainfluenza penting diberikan pada anjing sebagai antisipasi melawan virus dan mempertahankan sistem kekebalan tubuh. 

Vaksin ini penting terutama bagi Anda yang memelihara lebih dari satu anjing. Virus Canine Parainfluenza lebih mudah menyebar dari anjing yang satu ke anjing yang lain bila mereka saling berdekatan.

Selain melalui kontak dengan anjing yang terinfeksi, penyebaran virus Canine Parainfluenza juga dapat terjadi karena penggunaan tempat makan dan tempat tidur anjing bersama-sama. 

Vaksin Parainfluenza dapat bertahan melawan virus dalam selama kurang dari 3 tahun. Sebaiknya vaksin ini diberikan sedini mungkin, terutama pada anak anjing ketika berusia 6 sampai 8 minggu. 

Bila menemukan anjing peliharaan terserang virus Canine Parainfluenza, segera kunjungi dokter hewan terdekat atau gunakan layanan Pet-Care panggil dokter hewan ke rumah melalui Call Center Pet-Care atau aplikasi Pet-Care.

Tidak perlu ragu, karena dokter hewan Pet-Care telah memiliki sertifikat resmi dan  berpengalaman.