Tag: vaksin hewan ke rumah

Cat in Litter Box

Kucing Susah Buang Air Besar? Yuk Atasi Dengan Mudah

Kucing susah buang air besar atau sembelit adalah masalah umum yang sering membuat pemilik kucing khawatir. Kondisi ini bisa menyebabkan kucing merasa tidak nyaman dan bahkan sakit jika tidak segera diatasi. 

Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan penting untuk segera diatasi agar tidak menimbulkan komplikasi kesehatan yang serius. Bagi pemilik yang merasa kebingungan mengatasi hal ini? Yuk, simak artikel ini!

Penyebab Kucing Susah Buang Air Besar

Kucing susah buang air besar, atau sembelit, bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti dehidrasi, kekurangan serat, gumpalan rambut, perubahan pola makan, stres, penyakit pencernaan, obat-obatan, dan penyebab lain seperti obesitas, penyumbatan usus, dan tumor.

Penting untuk mengamati gejala seperti frekuensi BAB, tekstur feses, nafsu makan, dan tanda-tanda nyeri perut. Ada berbagai penyebab yang dapat membuat kucing mengalami kesulitan buang air besar, termasuk:

  • Dehidrasi: Kurangnya asupan air dapat menyebabkan tinja menjadi keras dan sulit dikeluarkan.
  • Diet yang Tidak Tepat: Makanan yang rendah serat atau perubahan mendadak dalam diet kucing bisa menjadi pemicu sembelit.
  • Bola Rambut: Kucing yang sering menjilat bulu mereka bisa menelan banyak rambut yang kemudian membentuk bola rambut di dalam perut, menghambat pencernaan.
  • Kurangnya Aktivitas Fisik: Kucing yang kurang bergerak cenderung mengalami masalah pencernaan, termasuk sembelit.
  • Penyakit Medis: Beberapa kondisi medis seperti masalah tulang belakang, gangguan tiroid, atau penyakit ginjal juga dapat menyebabkan sembelit.

Gejala Kucing Susah Buang Air Besar

Gejala utama kucing susah buang air besar (sembelit) adalah kurangnya frekuensi buang air besar. Kucing yang sembelit biasanya buang air besar lebih jarang dari biasanya, bahkan mungkin tidak buang air besar selama beberapa hari. Selain itu, kucing yang sembelit mungkin mengejan keras saat mencoba buang air besar, namun hanya mengeluarkan sedikit feses. Fesesnya pun biasanya keras, kering, dan kecil.

Kucing yang sembelit juga bisa kehilangan nafsu makan dan terlihat lemas. Dalam beberapa kasus, kucing yang sembelit mungkin menunjukkan tanda-tanda nyeri perut, seperti mengeong kesakitan saat disentuh di perut.

Mengidentifikasi gejala sembelit pada kucing sangat penting agar bisa segera diambil tindakan. Beberapa gejala yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Mencoba Buang Air Besar Sering Tanpa Hasil: Kucing terlihat sering berada di kotak pasir, tetapi tidak menghasilkan feses.  Kucing mungkin mengejan keras saat mencoba buang air besar, namun hanya mengeluarkan sedikit feses. Kucing yang sembelit, biasanya buang air besar lebih jarang dari biasanya. 
  • Tinja Kecil dan Keras: Jika ada feses, biasanya berbentuk kecil, keras, dan kering. Feses kucing yang sembelit biasanya keras, kering, dan kecil.
  • Kehilangan Nafsu Makan: Kucing mungkin menjadi kurang berminat pada makanan.
  • Lesu: Kucing tampak lesu dan kurang berenergi.
  • Perut Kembung: Kucing yang sembelit mungkin menunjukkan tanda-tanda nyeri perut, seperti mengeong kesakitan saat disentuh di perut. 

Solusi Cepat Mengatasi Kucing Susah Buang Air Besar

Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu kucing yang mengalami sembelit:

  • Meningkatkan Asupan Air: Pastikan kucing minum cukup air. Tambahkan air ke dalam makanan kucing atau menyediakan air mancur khusus kucing untuk mendorong mereka minum lebih banyak.
  • Mengubah Pola Makan: Berikan makanan yang mengandung lebih banyak serat. Selain itu, bisa menambahkan sedikit labu kalengan (tanpa bumbu) ke dalam makanan mereka.
  • Olahraga Rutin: Ajak kucing bermain secara rutin untuk meningkatkan aktivitas fisik mereka.
  • Penggunaan Pencahar atau Suplemen: Dengan persetujuan dokter hewan, pemilik bisa memberikan pencahar atau suplemen serat untuk membantu melancarkan pencernaan.
  • Menyikat Bulu Secara Rutin: Untuk mengurangi jumlah rambut yang tertelan, sikat bulu kucing secara rutin, terutama bagi kucing berbulu panjang.

Kapan Harus Menghubungi Dokter Hewan

Sembelit pada kucing adalah masalah yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan serius jika tidak ditangani dengan tepat. Jika langkah-langkah di atas tidak memberikan hasil atau menunjukkan tanda-tanda sakit parah seperti muntah, perut sangat kembung, atau tidak buang air besar sama sekali selama beberapa hari, segera hubungi  dokter hewan terdekat dengan menghubungi layanan call center Pet care. 

Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan di rumah saja. Penanganan medis yang tepat dapat membantu mengatasi sembelit.

Jadi, jangan ragu hubungi kami untuk perawatan kucing dan anjing dari rumah..

Pet dog body with red irritated skin due to yeast infection and allergy

Waspada Badan Anjing Bentol dan Bintik Merah Karena Folikulitis 

Sering muncul bentol dan kemerahan pada kulit anjing? Bisa jadi penyebabnya karena folikulitis. 

Anjing termasuk golongan hewan yang mudah terserang penyakit kulit. Oleh sebab itu, ia rentan terkena infeksi pada kulitnya termasuk folikulitis. Sebenarnya apa itu folikulitis? Apakah berbahaya bagi anjing?

Yuk, simak penjelasannya!

Apa itu Folikulitis pada Anjing?

Folikulitis adalah kondisi peradangan pada folikel rambut yang umum terjadi pada anjing. Folikel rambut adalah struktur kecil di kulit tempat rambut tumbuh. Saat folikel ini terinfeksi atau mengalami iritasi, dapat menyebabkan pembengkakan, kemerahan, dan ketidaknyamanan bagi anjing. Kondisi ini dapat menyerang anjing dari segala usia dan ras, namun lebih sering terjadi pada anjing berbulu pendek.

Penyebab Folikulitis

Ada berbagai penyebab yang dapat memicu penyakit kulit ini, diantaranya:

  1. Infeksi bakteri, seperti Staphylococcus, merupakan penyebab paling umum folikulitis pada anjing. Bakteri ini dapat masuk melalui luka kecil atau lecet pada kulit.
  2. Alergi makanan, gigitan serangga, atau alergen lingkungan dapat menyebabkan gatal dan iritasi kulit, yang berpotensi menyebabkan penyakit ini muncul.
  3. Parasit seperti kutu dan tungau dapat merusak folikel rambut, mengakibatkan infeksi sekunder.
  4. Gangguan hormonal, seperti hipotiroidisme, dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh anjing, membuatnya lebih rentan terhadap infeksi kulit.
  5. Kurangnya perawatan kulit dan bulu yang baik dapat menyebabkan penumpukan kotoran dan minyak, yang kemudian memicu parasit dan bakteri muncul.

Gejala Folikulitis pada Anjing

Gejala folikulitis pada anjing dapat bervariasi, tetapi beberapa tanda umum yang perlu diperhatikan seperti:

  • Benjolan Kecil atau Pustula. Benjolan kecil berisi nanah yang muncul di sekitar folikel rambut.
  • Kemerahan dan Pembengkakan. Kulit di sekitar area yang terinfeksi mungkin tampak merah dan bengkak.
  • Gatal dan Ketidaknyamanan. Anjing sering menggaruk atau menjilati area yang terkena.
  • Kehilangan rambut di sekitar area yang terinfeksi, seringkali membentuk pola melingkar atau bercak-bercak.
  • Keropeng atau Luka. Kulit yang teriritasi dapat menjadi keropeng atau luka terbuka akibat garukan.

Pengobatan Folikulitis pada Anjing

Pengobatan penyakit ini bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan infeksi. Berikut beberapa langkah umum yang biasanya dianjurkan oleh dokter hewan:

  1. Jika infeksi bakteri adalah penyebabnya, dokter hewan akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi infeksi tersebut.
  2. Jika parasit adalah penyebabnya, produk antiparasit akan digunakan untuk menghilangkan kutu atau tungau.
  3. Obat antiinflamasi atau kortikosteroid dapat diberikan untuk mengurangi peradangan dan rasa gatal.
  4. Memandikan anjing dengan sampo medis yang mengandung bahan antimikroba dapat membantu membersihkan kulit dan mengurangi infeksi.
  5. Krim atau salep antibiotik topikal dapat digunakan langsung pada area yang terinfeksi.

Jika melihat tanda-tanda folikulitis pada anjing kesayangan Anda, segera bawa ke  dokter hewan terdekat dengan menghubungi layanan call center Pet care. Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan di rumah saja. Perawatan dini dapat membantu mencegah komplikasi dan mempercepat pemulihan anjing Anda dari folikulitis

Jadi, jangan ragu hubungi kami untuk perawatan kucing dan anjing dari rumah..

Vet and Labrador retriever

Waspada Parasit Darah pada Anjing Menyebabkan Komplikasi

Pernah dengan parasit darah pada anjing?

Anjing, sahabat setia manusia, tak luput dari bahaya penyakit yang mengintai. Salah satunya adalah parasit darah, yang dapat menyerang sel darah merah dan menyebabkan berbagai komplikasi serius.

Parasit darah pada anjing merupakan ancaman serius yang seringkali diabaikan oleh banyak pemilik hewan peliharaan. Meskipun ukurannya kecil dan tidak terlihat dengan mata telanjang, parasit-parasit ini dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada kesehatan anjing.

Agar anjing tidak terinfeksi parasit ini, kita kenali dan pahami tentang parasit ini. Yuk, kita pelajari bersama!

Apa itu Parasit Darah pada Anjing?

Parasit darah terdiri dari berbagai jenis organisme yang hidup di dalam atau di sekitar aliran darah hewan peliharaan kita. Beberapa parasit ini termasuk dalam kategori ektoparasit, yang berarti mereka tinggal di luar tubuh anjing, selain itu endoparasit yang hidup di dalam tubuh anjing. Beberapa jenis parasit darah yang umum pada anjing antara lain:

  1. Cacing Jantung (Dirofilaria immitis). Parasit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk dan dapat tumbuh hingga menjadi cacing dewasa di jantung dan arteri paru-paru anjing.
  2. Anaplasma spp. Bakteri ini ditularkan melalui gigitan kutu dan dapat menyebabkan infeksi pada sel darah merah anjing, menyebabkan gejala seperti demam, letargi, dan gangguan koagulasi.
  3. Babesia spp. Parasit ini ditularkan melalui gigitan kutu dan menyebabkan infeksi pada sel darah merah, mengakibatkan anemia, demam, dan gejala lainnya.
  4. Ehrlichia spp. Bakteri ini juga ditularkan melalui gigitan kutu dan dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk demam, kelelahan, dan gangguan pada organ-organ internal.

Dampak dan Gejala

Infeksi parasit darah anjing dapat merugikan bagi kesehatan dan kesejahteraan mereka. Gejala infeksi parasit darah dapat bervariasi bergantung jenis parasit, tingkat infeksi, dan kekebalan tubuh anjing. 

Beberapa gejala umum yang mungkin harus diperhatikan pada anjing yang terinfeksi parasit darah:

  • Demam
  • Letargi
  • Kehilangan nafsu makan
  • Muntah
  • Diare
  • Anemia (terutama pada infestasi cacing jantung dan babesia)
  • Kesulitan bernapas
  • Gangguan pada sistem saraf

Terkadang, infeksi parasit darah dapat menyebabkan kerusakan permanen di organ-organ vital anjing, seperti jantung, paru-paru, dan ginjal, jika tidak diobati dengan cepat.

Pencegahan dan Pengobatan

Pencegahan adalah kunci untuk melindungi anjing dari parasit darah. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk melindungi anjing sebagai berikut:

  1. Pemberian Obat Cacing Rutin. Rutin memberikan obat cacing sesuai petunjuk dokter hewan adalah cara yang efektif untuk mencegah infestasi cacing jantung dan cacing usus lainnya.
  2. Penggunaan Obat Antinyamuk dan Antikutu. Menggunakan obat antinyamuk dan antikutu secara teratur dapat membantu mencegah transmisi parasit seperti cacing jantung, babesia, anaplasma, dan ehrlichia.
  3. Melakukan pemeriksaan rutin pada anjing oleh dokter hewan dapat membantu mendeteksi infestasi parasit darah secara dini dan memulai pengobatan dengan cepat. 

Bagi anda yang tidak memiliki waktu untuk melakukan konsultasi, Anda dapat menghubungi  dokter hewan terdekat melalui layanan call center Pet Care. Dokter hewan terdekat dari lokasi Anda akan langsung datang ke rumah dan melakukan pemeriksaan langsung.

  1. Vaksinasi. Beberapa jenis parasit darah memiliki vaksin yang tersedia untuk membantu melindungi anjing dari infeksi. 

Sekarang vaksin anjing tak perlu keluar rumah. Pet Care menyediakan layanan vaksinasi yang siap datang ke rumah. Tenaga medis dari Pet Care bersertifikat lengkap dan berpengalaman. Dengan menggunakan layanan Pet Care, dapat memberikan pencegahan terhadap infeksi parasit darah pada anjing.

Parasit darah pada anjing adalah penyakit serius yang dapat berakibat fatal jika tidak diobati. Dengan mengetahui gejala, cara diagnosis, dan cara pengobatan, Anda dapat membantu menjaga anjing Anda tetap sehat dan terhindar dari parasit darah.

Yuk, cegah parasit darah dengan menggunakan layanan dari Pet Care. Jangan ragu hubungi kami.

Kucing Jantan Birahi? Berikut Tips Efektif Mengatasinya

Kucing jantan yang sedang birahi dapat menunjukkan berbagai perilaku yang tidak diinginkan, seperti menggonggong berlebihan, spraying, bahkan menjadi agresif. Hal ini tentu dapat mengganggu ketenangan dan keamanan di rumah.

Namun, dengan penanganan yang tepat, mengatasi masa birahi kucing jantan bukan perkara yang sulit. Berikut adalah beberapa tips yang efektif untuk mengatasi kucing jantan yang sedang birahi.

1. Kastrasi

Salah satu cara paling efektif untuk mengatasi masalah birahi pada kucing jantan adalah dengan menjalani prosedur kastrasi. Kastrasi adalah proses pembedahan untuk mengangkat testis kucing, yang mengurangi produksi hormon testosteron dan menghilangkan dorongan seksual. 

Kastrasi tidak hanya efektif untuk mencegah reproduksi yang tidak diinginkan, tetapi juga dapat membantu mengurangi gejala-gejala birahi, seperti:

  • Menghilangkan perilaku birahi seperti menggonggong berlebihan, menandai wilayah, dan agresivitas.
  • Mengurangi risiko penyakit prostat dan testis pada kucing.
  • Meningkatkan harapan hidup kucing.

2. Latihan Fisik dan Olahraga yang Cukup

Memberikan latihan fisik dan olahraga yang cukup pada kucing yang sedang birahi adalah salah satu cara terbaik untuk membantu mengalihkan energi mereka. Berjalan-jalan, berlari, atau bermain dengan mainan interaktif dapat membantu mengurangi kegelisahan dan ketegangan yang mungkin mereka rasakan selama masa birahi. Pastikan untuk memberikan latihan yang memadai setiap hari, sesuai dengan kebutuhan dan tingkat energi kucing.

3. Stimulasi Mental Kucing Jantan Birahi

Selain latihan fisik, penting juga untuk memberikan stimulasi mental kepada kucing saat birahi. Mainan interaktif, teka-teki makanan, atau permainan pencarian adalah cara yang bagus untuk menjaga kucing tetap sibuk dan terlibat secara mental. Ini tidak hanya membantu mengalihkan perhatian mereka dari dorongan seksual, tetapi juga memberikan kesempatan untuk belajar dan berkembang.

4. Pisahkan dari Kucing Betina  

Jika Anda memiliki kucing betina di rumah dan tidak ingin berakhir dengan kehamilan, pastikan untuk memisahkan mereka selama masa birahi. Ini dapat dilakukan dengan menjaga mereka di ruangan terpisah atau menggunakan pagar yang terpisah di halaman belakang. Hal ini penting untuk mencegah perkawinan yang tidak direncanakan dan untuk memastikan bahwa kedua kucing tetap aman dan terlindungi.

5. Konsultasikan dengan Dokter Hewan

Jika memiliki masalah yang serius dengan kucing jantan birahi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter hewan. Mereka dapat memberikan saran yang spesifik untuk situasi dan mungkin merekomendasikan strategi tambahan seperti penggunaan obat-obatan atau terapi perilaku.

Jangan langsung terburu-buru mengambil tindakan kastrasi. Dokter hewan juga dapat membantu memutuskan apakah kastrasi adalah pilihan terbaik untuk kucing.

Kucing jantan yang sedang birahi akan sensitif jika harus dibawa ke pet shop. Pet Care menyediakan layanan dokter hewan terdekat yang bisa dihubungi melalui call center. Pet Care akan langsung mencarikan dokter hewan terdekat dari lokasi Anda. 

Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan semasa kucing birahi. Jangan ragu hubungi kami.

Waspada Stres! Berikut Tindakan Tepat Setelah Kucing Vaksin

Setelah kucing vaksin penting untuk memperhatikan hal berikut!

Vaksinasi adalah salah satu langkah penting dalam menjaga kesehatan kucing peliharaan. Namun, setelah menjalani prosedur ini, beberapa kucing mungkin mengalami beberapa efek samping seperti kelesuan, kehilangan nafsu makan, dan bahkan sakit.

Ini adalah respons alami dari tubuh mereka terhadap perubahan tubuh mereka. Untungnya, artikel ini akan membahas beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu pemulihan setelah kucing vaksin dengan cepat dan merasa nyaman.

Yuk, pelajari bersama!

Perlu diketahui beberapa hal berikut ternyata dapat memicu stres pada kucing setelah vaksinasi.

1. Efek Samping Vaksin

Vaksinasi dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan di tempat suntikan. Hal ini dapat membuat kucing enggan untuk bergerak atau berbaring. Kemudian demam adalah efek samping umum dari vaksinasi. Demam dapat membuat kucing merasa lemas dan kehilangan nafsu makan.

Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, kucing mungkin mengalami reaksi alergi terhadap vaksin. Gejala alergi dapat berupa gatal-gatal, pembengkakan, atau kesulitan bernapas.

2. Lingkungan

Perjalanan ke dokter hewan dapat membuat kucing stres, terutama jika mereka tidak terbiasa bepergian dengan mobil atau keranjang.

Selain itu, ruang tunggu pemeriksaan juga dapat memicu kucing stres. Ruang pemeriksaan dokter hewan mungkin penuh dengan bau dan suara asing yang dapat membuat kucing stres.

Keberadaan hewan lain juga dapat mengintimidasi kucing sehingga membuat mereka takut. Jika kucing tidak terbiasa dengan hewan lain, mereka akan merasa stres berada di ruang tunggu dokter hewan dengan hewan lain.

3. Perubahan Rutinitas

Disarankan untuk tidak memandikan kucing selama 2 minggu setelah vaksinasi. Hal ini karena mandi dapat memperburuk rasa sakit dan ketidaknyamanan di tempat suntikan.

Perubahan pola makan mungkin dialami kucing setelah vaksin, Kucing mungkin kehilangan nafsu makan setelah vaksinasi. Jika hal ini terjadi, tawarkan mereka makanan kecil dan sering daripada makanan besar.

Setelah vaksin, kucing akan merasa lemas dan tidak ingin bermain setelah vaksinasi. Hal ini normal, dan biarkan mereka beristirahat sebanyak yang dibutuhkan.

Untuk meminimalisir stres pada kucing setelah vaksin, berikut tips yang bisa dilakukan.

1. Bawa Pulang Dengan Tenang Setelah Kucing Vaksin

Setelah mendapatkan vaksinasi, pastikan kucing memiliki ruang yang tenang dan nyaman untuk beristirahat. Bawa kucing pulang dengan tenang. Hindari berbicara dengan kerat atau membuat gerakan tiba-tiba.

Setelah di rumah, pisahkan dari hewan peliharaan lain dan tempatkan di tempat yang tenang. Hal ini dapat membuat mereka pulih tanpa stres.

2. Berikan Makanan dan Minuman 

Setelah vaksinasi, pastikan kucing mendapat makanan dan minuman segar. Beberapa kucing mungkin tidak langsung makan atau minum setelah vaksinasi karena stres, tetapi sediakan makanan atau camilan jika dibutuhkan.

3. Berikan Perhatian dan Kasih Sayang

Saat kucing pulih, berikan perhatian ekstra dan kasih sayang. Sentuhan lembut dan bicara yang tenang dapat membantu mengurangi stres dan memberikan rasa aman pada kucing. Hindari aktivitas yang terlalu berisik atau berlebihan yang dapat meningkatkan kecemasan mereka.

Setiap kucing bereaksi berbeda terhadap vaksinasi dan stres. Berikan waktu yang cukup bagi kucing Anda untuk pulih sepenuhnya. Jangan terlalu tergesa-gesa dalam memperkenalkan mereka kembali ke rutinitas normal.

4. Hindari Aktivitas Fisik yang Berat

Setelah vaksinasi, hindari aktivitas fisik yang berat atau stres lainnya untuk kucing. Biarkan mereka beristirahat dan pulih sepenuhnya sebelum kembali beraktivitas seperti biasa.

Untuk mengalihkan perhatian kucing dari stres pasca-vaksinasi, berikan mainan atau hiburan yang sesuai. Mainan yang berisi makanan atau mainan yang dapat dikejar dapat membantu mengalihkan perhatian mereka dan memberikan stimulasi mental yang positif.

5. Pantau Kondisi Kesehatan

Pantau kucing untuk melihat tanda-tanda reaksi yang tidak biasa setelah vaksinasi. Ini termasuk kelemahan berlebihan, muntah, diare, atau pembengkakan yang tidak biasa di area suntikan. 

Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang reaksi kucing terhadap vaksinasi atau jika stresnya berlanjut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan  dokter hewan terdekat melalui layanan call center Pet Care. Dokter hewan terdekat dari lokasi Anda akan langsung datang ke rumah. Mereka akan memberikan saran yang tepat dan memberikan solusi untuk kesembuhan kucing tercinta.

Agar kucing tidak mengalami stres setelah vaksin, sekarang vaksin kucing tak perlu keluar rumah. Pet Care menyediakan layanan vaksinasi yang siap datang ke rumah. Tenaga medis dari Pet Care bersertifikat lengkap dan berpengalaman.

Setelah vaksin kucing tidak akan stres selama di perjalanan pulang. Vaksin kucing jadi lebih mudah dan dapat dilakukan langsung di rumah atau lokasi Anda.

Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan dari rumah. Jangan ragu hubungi kami.

Puasa 8 Jam? Berikut Syarat Steril Kucing Betina

Steril kucing betina merupakan langkah penting untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan kucing, serta mengendalikan populasi kucing. Proses ini tidak hanya memberikan manfaat bagi kucing itu sendiri, tetapi juga untuk pemiliknya dan masyarakat umum. 

Namun, sebelum memutuskan untuk mensterilkan kucing betina, ada beberapa syarat yang perlu dipertimbangkan dengan cermat. Artikel ini akan memberikan penjelasan singkat dan mudah dipahami.

Yuk, pelajari bersama!

Apa Itu Steril Kucing Betina?

Sterilisasi, atau yang dikenal juga sebagai kastrasi, adalah prosedur medis yang umum dilakukan pada kucing betina untuk mencegah reproduksi. Prosedur ini melibatkan pengangkatan organ reproduksi kucing betina, yaitu indung telur dan rahim pada kucing betina.

Sterilisasi memiliki banyak manfaat, baik bagi kucing maupun pemiliknya. Berikut adalah beberapa manfaat sterilisasi kucing.

Manfaat bagi Kucing

  • Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan: Steril dapat membantu mengendalikan populasi kucing liar dan mengurangi risiko euthanasia.
  • Mengurangi risiko penyakit tertentu: Sterilisasi dapat membantu mengurangi risiko kanker prostat dan testis pada kucing jantan, serta kanker payudara, kanker rahim, dan infeksi reproduksi pada kucing betina.
  • Meningkatkan perilaku: Sterilisasi dapat membantu mengurangi perilaku kawin yang tidak diinginkan pada kucing jantan dan betina, seperti menyemprotkan urine, berkelahi, dan melarikan diri dari rumah.
  • Membuat hidup lebih mudah: Sterilisasi dapat membuat hidup lebih mudah bagi pemilik kucing dengan menghilangkan kekhawatiran tentang kehamilan, perilaku terkait kawin, dan tanda-tanda birahi.

Manfaat bagi Pemilik

  • Populasi kucing yang terkendali: Sterilisasi membantu mengendalikan populasi kucing liar, sehingga mengurangi risiko penyakit yang ditularkan oleh kucing liar, seperti rabies dan toksoplasmosis.
  • Pengurangan biaya: Sterilisasi dapat membantu menghemat biaya perawatan kesehatan dalam jangka panjang, karena dapat mengurangi risiko penyakit yang terkait dengan sistem reproduksi.
  • Lingkungan yang lebih tenang: Sterilisasi dapat membantu mengurangi perilaku berisik yang terkait dengan birahi, seperti mengeong berlebihan dan berkelahi.
  • Hubungan yang lebih baik dengan kucing: Sterilisasi dapat membantu meningkatkan hubungan antara pemilik dan kucing mereka dengan membuat kucing lebih tenang dan penyayang.

Syarat Steril Kucing Betina

1. Usia Kucing

Sterilisasi kucing betina sebaiknya dilakukan setelah kucing mencapai usia dewasa, yaitu sekitar enam bulan dan berat badan minimal 2 kilogram. Pada usia ini, kucing telah mencapai kematangan seksualnya, sehingga sterilisasi bisa dilakukan dengan lebih efektif.

2. Kondisi Kesehatan

Sebelum menjalani prosedur sterilisasi, penting untuk memastikan bahwa kucing dalam kondisi kesehatan yang baik. Pemeriksaan kesehatan oleh dokter hewan akan membantu memastikan bahwa kucing siap untuk menjalani prosedur tersebut. Kucing dengan kondisi kesehatan yang buruk mungkin tidak cocok untuk menjalani sterilisasi hingga mereka pulih sepenuhnya.

3. Berat Badan

Berat badan kucing juga merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan sebelum sterilisasi dilakukan. Kucing yang terlalu kecil atau terlalu kurus mungkin tidak cocok untuk menjalani prosedur tersebut. Sebaliknya, kucing yang obesitas juga bisa memiliki risiko tambahan selama operasi. Oleh karena itu, memastikan berat badan kucing berada dalam kisaran yang sehat akan membantu menjaga keberhasilan sterilisasi dan pemulihan pasca operasi.

4. Persiapan Pra-operasi Steril Kucing Betina

Sebelum menjalani sterilisasi, kucing biasanya perlu menjalani puasa selama 8-12 jam sebelum prosedur dilakukan. Ini untuk mencegah muntah selama anestesi dan operasi. Selain itu, dokter hewan mungkin juga akan memberikan instruksi khusus terkait dengan perawatan pra-operasi, seperti penghentian penggunaan makanan dan minuman pada waktu tertentu sebelum prosedur.

5. Pemulihan Pasca-operasi Steril Kucing Betina

Setelah sterilisasi, perawatan pasca-operasi sangat penting untuk memastikan pemulihan yang lancar bagi kucing. Hal ini mungkin meliputi memberikan obat penghilang rasa sakit, mengatur makanan dan minuman, serta membatasi aktivitas fisik kucing selama periode pemulihan. Memastikan kucing tetap dalam lingkungan yang tenang dan aman juga akan membantu mempercepat proses pemulihan.

Biaya Sterilisasi Kucing

Biaya sterilisasi kucing dapat bervariasi tergantung pada lokasi, jenis kelamin kucing, dan kompleksitas prosedur.

Secara umum, biaya sterilisasi kucing jantan lebih murah daripada kucing betina. Biaya sterilisasi kucing di Indonesia umumnya berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 1.500.000.

Sebelum memutuskan untuk steril kucing betina, lakukan pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi secara lengkap. Tetapi, jika Anda tidak punya banyak waktu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum steril, Pet Care adalah solusi untuk Anda.

Bawa kucing ke dokter hewan terdekat melalui layanan call center Pet Care secara teratur untuk pemeriksaan kesehatan yang berkala dan  vaksinasi yang diperlukan. Dokter hewan juga dapat memberikan saran terkait sterilisasi kucing dan perawatan yang sesuai untuk kucing.

Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan dari rumah. Jangan ragu hubungi kami.

Cegah Pneumonia pada Kucing Saat Musim Hujan

Saat musim hujan, kucing akan rentan terhadap serangan penyakit. Pneumonia pada kucing adalah salah satu penyakit yang mungkin menyerang kucing saat musim hujan.

Sebagai pemilik, tentunya harus waspada akan penyakit ini. Meskipun pneumonia dapat diobati, penyakit ini dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, penting bagi pemilik kucing untuk memahami gejala, penyebab, dan pencegahan pneumonia agar dapat menjaga kesehatan Si Manis kesayangan.

Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab, gejala, jenis dan pencegahan pneumonia pada kucing. 

Yuk, kita pelajari bersama!

Apa Itu Pneumonia pada Kucing?

Pneumonia adalah kondisi medis yang umum terjadi pada kucing, terutama jika sistem kekebalan tubuhnya terganggu atau terkena infeksi bakteri, virus, atau jamur.

Pneumonia pada kucing adalah kondisi medis yang menyebabkan peradangan atau infeksi pada salah satu atau kedua paru-paru mereka. Paru-paru menjadi terisi cairan atau lendir, yang mengganggu kemampuan kucing untuk bernapas dengan normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi bakteri, virus, atau jamur, serta masuknya benda asing atau cairan ke dalam paru-paru.

Penyebab Pneumonia pada Kucing

1. Infeksi bakteri seperti Mycoplasma, Chlamydia, Bordetella, dan Streptococcus adalah beberapa bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia.

2. Virus seperti Feline calicivirus (FCV), feline herpesvirus (FHV), dan feline panleukopenia virus (FPV) juga dapat menyebabkan pneumonia.

3. Infeksi jamur seperti Histoplasma atau Cryptococcus juga dapat menyebabkan pneumonia pada kucing.

4. Jika kucing menghirup benda asing, makanan, atau cairan ke paru-parunya, ini dapat menyebabkan iritasi dan infeksi, menyebabkan pneumonia aspirasi.

5. Paparan terhadap asap rokok, bahan kimia, atau polusi udara dapat meningkatkan risiko pneumonia.

Gejala Pneumonia pada Kucing

1. Batuk: Kucing mungkin mengalami batuk, terutama jika pneumonia disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

2. Napas Sesak: Kucing mungkin tampak kesulitan bernapas atau bernapas dengan cepat dan pendek.

3. Napas Bersuara: Suara napas yang abnormal, seperti bunyi mendengus atau mengi, dapat menjadi tanda pneumonia.

4. Lemas: Kucing dengan pneumonia sering terlihat lemas, tidak aktif, dan kehilangan nafsu makan.

5. Demam: Kucing dengan pneumonia dapat mengalami demam.

Jenis Pneumonia Kucing

Pneumonia kucing dibagi menjadi empat tipe:

1. Pneumonia Aspirasi

Pneumonia aspirasi terjadi ketika kucing menghirup benda asing seperti makanan, cairan, atau benda lainnya ke dalam saluran pernapasan mereka. Ini dapat terjadi misalnya saat muntah atau ketika kucing menelan dengan tidak sengaja benda yang tidak seharusnya masuk. Benda yang terhirup dapat menghalangi aliran udara dan mengakibatkan infeksi pada paru-paru.

2. Pneumonia Infeksius

Pneumonia infeksius disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau kadang-kadang keduanya. Beberapa bakteri yang umum yang dapat menyebabkan pneumonia pada kucing termasuk Pasteurella multocida dan Bordetella bronchiseptica, sedangkan virus seperti herpesvirus dan calicivirus feline juga dapat menyebabkan pneumonia.

3. Pneumonia Jamur

Pneumonia jamur, atau pneumonia mikotik, jarang terjadi pada kucing. Ini disebabkan oleh infeksi jamur seperti Histoplasma atau Cryptococcus yang masuk ke dalam paru-paru kucing dan menyebabkan peradangan serta gangguan pernapasan.

4. Pneumonia Parasit

Pneumonia parasit sangat jarang terjadi pada kucing. Ini terjadi ketika kucing terinfeksi parasit seperti larva cacing yang menetap di dalam paru-paru, menyebabkan peradangan dan kesulitan bernapas. Anak kucing dan kucing liar atau yang tinggal di luar rumah memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia parasit karena lebih sering terpapar lingkungan yang mengandung parasit.

Pencegahan Pneumonia Kucing

Pneumonia adalah kondisi serius yang dapat memengaruhi kesehatan kucing. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, pemilik dapat membantu melindungi kucing dari penyakit ini. Berikut cara mencegah pneumonia pada kucing:

1. Perhatikan Kesehatan Kucing

Memberikan makanan yang sehat, menyediakan akses yang cukup ke air minum, dan menjaga kucing tetap aktif dengan bermain dan berolahraga dapat membantu mempertahankan sistem kekebalan tubuh yang kuat. Pastikan juga untuk memberikan perawatan gigi yang teratur, karena infeksi gigi dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, termasuk pneumonia.

2. Menjaga Lingkungan Tetap Bersih

Menjaga lingkungan kucing tetap bersih dan bebas dari kotoran, debu, dan bulu hewan peliharaan lain dapat membantu mencegah iritasi dan infeksi pada saluran pernapasan kucing. Gunakan pembersih yang lembut dan aman untuk membersihkan kandang dan perlengkapan kucing secara teratur.

3. Perhatikan Gejala Penyakit

Penting untuk memperhatikan gejala penyakit pada kucing dan segera menghubungi dokter hewan jika Anda mencurigai bahwa kucing Anda sakit. Gejala pneumonia pada kucing seperti batuk, sesak napas, demam, dan kehilangan nafsu makan. Semakin cepat pemilik mengetahui gejalanya, semakin cepat kucing mendapat pengobatan.

4. Hindari Paparan Asap Rokok dan Bahan Kimia Berbahaya

Asap rokok dan bahan kimia berbahaya seperti pembersih rumah tangga atau pewangi udara dapat merusak sistem pernapasan kucing dan meningkatkan risiko pneumonia. Hindari merokok di dalam rumah dan pastikan untuk menyimpan bahan kimia berbahaya di tempat yang tidak dapat diakses oleh kucing.

5. Vaksinasi Rutin

Vaksinasi adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi kucing dari penyakit yang dapat menyebabkan pneumonia, seperti virus herpes dan calicivirus feline. Pastikan untuk memberikan vaksin yang tepat sesuai dengan usia kucing.

Sekarang vaksin kucing tak perlu keluar rumah. Pet Care menyediakan layanan vaksinasi yang siap datang ke rumah. Tenaga medis dari Pet Care bersertifikat lengkap dan berpengalaman.

Sekarang vaksinasi untuk mencegah pneumonia kucing dapat dilakukan langsung di rumah atau lokasi Anda.

Jadwalkan pemeriksaan rutin dengan  dokter hewan terdekat melalui  Call Center Pet Care untuk memastikan kesehatan yang baik dan mendeteksi masalah kesehatan sejak dini. 

Dokter hewan dapat memberikan saran tentang langkah-langkah pencegahan tambahan yang dapat diambil untuk melindungi kucing dari pneumonia dan penyakit lainnya.

Jangan ragu hubungi kami.

Anjing Diare? Cegah Dengan Vaksin Parvovirus Sesuai Jadwal

Pernah mendangar tentang vaksin parvovirus?

Anjing yang muntah atau diare hingga berdarah mungkin terkena parvovirus. Virus ini dapat bertahan di lingkungan selama berbulan-bulan. Virus ini mudah menyebar antar anjing melalui kontak dengan kotoran yang terkontaminasi.

Parvovirus mudah menular dan menyerang anjing, terutama anak anjing yang belum divaksinasi. Oleh karena itu, anak anjing penting untuk diberikan vaksin Parvovirus sesuai jadwal.

Bagi anda yang masih bingung tentang Parvovirus, artikel ini akan membahas parvovirus, pencegahannya, dan jadwal vaksinasi yang tepat.

Yuk, pelajari bersama!

Apa itu Parvovirus pada Anjing?

Parvovirus pada anjing merupakan salah satu penyakit yang menular dan dapat mempengaruhi hewan peliharaan. Dikenal secara resmi sebagai Canine Parvovirus (CPV), virus ini dapat menginfeksi anjing dari segala usia, tetapi biasanya anak  anjing yang belum divaksinasi berisiko tertinggi terkena virus ini.

Parvovirus merupakan virus yang sangat menular dan berbahaya bagi anjing, terutama anak anjing. Virus ini menyerang sistem pencernaan dan dapat menyebabkan dehidrasi, diare berdarah, dan kematian. 

Penyebab Parvovirus pada Anjing?

Parvovirus pada anjing disebabkan oleh Canine Parvovirus, yang terutama menyerang saluran pencernaan. Virus ini dapat bertahan dalam lingkungan selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, sehingga dapat dengan mudah menular melalui kontak langsung dengan kotoran anjing yang terinfeksi atau melalui lingkungan yang terkontaminasi.

Gejala Parvovirus pada Anjing

1. Anjing yang terinfeksi Parvovirus sering muntah secara berulang.

2. Diare yang berair, berbau busuk, dan berdarah adalah gejala umum Parvovirus.

3. Anjing yang terinfeksi Parvovirus cenderung kehilangan nafsu makan dan menjadi lemah.

4. Karena muntah dan diare berat, anjing dapat mengalami dehidrasi yang parah.

5. Demam juga dapat terjadi pada anjing yang terinfeksi Parvovirus.

Agar anjing tidak terkena Parvovirus, maka lakukan vaksinasi. Vaksinasi merupakan salah satu cara paling efektif untuk melindungi anjing Anda dari berbagai penyakit menular, termasuk Parvovirus. 

Bagaimana Vaksin Parvovirus Bekerja?

Vaksin parvovirus adalah vaksin yang dirancang untuk memicu sistem kekebalan tubuh anjing untuk melawan virus parvovirus. Vaksinasi Parvovirus bekerja dengan memperkenalkan antigen yang dilemahkan atau dimatikan dari virus Parvovirus ke dalam tubuh anjing. 

Sistem kekebalan tubuh anjing merespons antigen ini dengan memproduksi antibodi yang dapat melawan virus asli jika anjing tersebut terpapar virus secara alami di kemudian hari. Dengan cara ini, vaksin membantu melatih sistem kekebalan tubuh anjing untuk mengenali dan melawan virus Parvovirus dengan lebih efektif.

Pentingnya Vaksin Parvovirus pada Anjing?

1. Perlindungan Terhadap Penyakit Serius

Vaksinasi Parvovirus memberikan perlindungan terhadap penyakit yang serius dan mematikan pada anjing. Dengan memvaksinasi anjing, membantu melindungi kesehatannya dan meningkatkan peluang untuk hidup lebih lama dan lebih sehat.

2. Pencegahan Penyebaran Penyakit

Vaksinasi tidak hanya melindungi anjing, tetapi juga membantu mencegah penyebaran Parvovirus pada anjing lain. Dengan memutuskan rantai penularan, membantu menjaga kesehatan seluruh populasi anjing.

3. Investasi Kesehatan Jangka Panjang

Biaya vaksinasi jauh lebih murah daripada biaya perawatan yang diperlukan jika anjing terinfeksi Parvovirus. Dengan melakukan vaksinasi secara teratur,  menjaga anjing tetap sehat dan berumur panjang.

Jadwal Vaksin Parvovirus pada Anjing

Jadwal vaksinasi Parvovirus untuk anjing akan bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti usia anjing, status vaksinasi sebelumnya, kondisi kesehatan, dan rekomendasi spesifik dari dokter hewan yang merawatnya. Berikut, jadwal umum mengenai vaksinasi parvovirus.

Vaksinasi Primer

Vaksinasi ini membantu membangun kekebalan awal anjing terhadap Parvovirus.

  • Anjing biasanya menerima vaksinasi Parvovirus sebagai bagian dari vaksinasi rutin yang diberikan pada usia muda, seringkali mulai dari usia 6-8 minggu.
  • Vaksinasi primer biasanya terdiri dari serangkaian dosis vaksin, yang diberikan dalam interval tertentu, biasanya setiap 2-4 minggu sampai anjing mencapai usia 16 minggu.

Booster dan Vaksinasi Tahunan

  • Setelah vaksinasi primer selesai, anjing biasanya mendapatkan vaksinasi booster satu tahun setelah dosis terakhir dari seri vaksinasi primer.
  • Setelah itu, vaksinasi Parvovirus biasanya diperbarui setiap tahun atau sesuai dengan rekomendasi dari dokter hewan.
  • Vaksinasi tahunan atau revisi vaksinasi secara berkala membantu memperkuat kekebalan anjing terhadap Parvovirus dan memastikan perlindungan yang berkelanjutan.

Penting untuk diingat bahwa hanya dokter hewan yang dapat memberikan rekomendasi yang tepat mengenai jadwal vaksinasi Parvovirus untuk anjing.

Oleh karena itu, Konsultasikan dengan  dokter hewan terdekat melalui  Call Center Pet Care untuk merencanakan jadwal vaksinasi yang sesuai dan memberikan perlindungan terbaik bagi sahabat empat kaki.

Namun, jika takut untuk membawa anjing ke Pet Shop, Pet Care menyediakan layanan vaksinasi yang siap datang ke rumah. Tenaga medis dari Pet Care bersertifikat lengkap dan berpengalaman.

Sekarang, vaksin parvovirus tidak perlu repot keluar rumah, ayanan dokter hewan dari Pet Care dapat dilakukan langsung di rumah atau lokasi Anda.

Penyebab Katarak pada Anjing dan Cara Pencegahannya

Katarak pada anjing adalah kondisi di mana lensa mata menjadi keruh, sehingga menghalangi cahaya masuk ke mata dan menyebabkan penglihatan kabur atau bahkan kebutaan. 

Katarak dapat terjadi pada anjing dari segala usia, ras, dan jenis kelamin, tetapi lebih sering terjadi pada anjing tua.

Untuk menjaga kesehatan anjing dengan baik, penting untuk memahami penyebab yang mendasarinya. Yuk, kenali penyebab umum katarak pada anjing!

Usia

Seperti manusia, anjing juga rentan terhadap perkembangan katarak seiring bertambahnya usia. Proses penuaan secara alami dapat menyebabkan perubahan pada lensa mata, yang akhirnya dapat mengakibatkan katarak.

Genetik

Faktor genetik berperan penting dalam perkembangan katarak anjing. Beberapa ras anjing cenderung memiliki genetik yang lebih tinggi terkena katarak dibandingkan yang lain. Misalnya, anjing Golden Retriever, Cocker Spaniel, dan Poodle memiliki kecenderungan genetik yang lebih tinggi terhadap katarak dibandingkan dengan beberapa ras lainnya.

Trauma Mata

Trauma terhadap mata, baik karena kecelakaan atau cedera lainnya dapat menjadi pemicu perkembangan katarak anjing. Benturan keras pada mata dapat merusak struktur lensa, menyebabkan perubahan yang mengarah pada katarak.

Penyakit atau Kondisi Medis

Beberapa penyakit atau kondisi medis lainnya, seperti diabetes mellitus, hipotiroidisme, atau penyakit inflamasi, juga dapat meningkatkan perkembangan katarak anjing. Gangguan metabolik atau autoimun tertentu dapat mengganggu keseimbangan kimia dalam mata yang pada akhirnya dapat menyebabkan katarak.

Penggunaan Obat-obatan Tertentu

Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang atau dalam dosis yang tinggi ternyata memiliki efek samping. Efek samping ini merugikan mata anjing dan dapat menyebabkan perkembangan katarak.

Gejala Katarak pada Anjing

  • Mata terlihat keruh atau berkabut
  • Penglihatan kabur atau kebutaan
  • Mata sensitif terhadap cahaya
  • Mata berair
  • Sering mengedipkan mata
  • Kesulitan melihat dalam cahaya redup
  • Menabrak benda atau tersandung

Mengatasi Katarak pada Anjing

Ketika anjing Anda didiagnosis menderita katarak, langkah pertama yang penting adalah berkonsultasi dengan  dokter hewan terdekat melalui layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care dokter hewan terdekat dari lokasi anda akan melakukan pemeriksaan menyeluruh.

Untuk mengurangi resiko perkembangan katarak dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut:

  • Mengontrol diabetes anjing 
  • Melindungi mata anjing dari cedera
  • Memberikan makanan yang sehat dan bergizi kepada anjing 
  • Jauhkan benda-benda berbahaya dari jangkauan anjing

Vaksin Anjing: Jadwal dan Vaksin yang Wajib Diberikan

Vaksin anjing sangat penting untuk memastikan kesehatan dan kebahagiaan anjing. Sama halnya dengan manusia, anjing juga rentan terhadap berbagai penyakit yang dapat mengancam kesehatannya. Oleh sebab itu, pastikan memberi vaksin yang tepat dan sesuai jadwal.

Kapan anjing harus vaksinasi? Apa saja vaksin yang harus diberikan kepada anjing? Baca artikel ini sampai habis untuk temukan jawabannya.

Jenis Vaksin Anjing

1. Vaksin Distemper

Vaksin distemper adalah satu lagi yang tak boleh dilewatkan. Distemper adalah penyakit serius yang dapat mempengaruhi sistem pernapasan, pencernaan, dan saraf anjing. Penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari mata dan hidung, demam, batuk, muntah, diare, kejang, kejang, kelumpuhan, dan seringkali kematian. 

2. DHPP 

DHPP adalah kombinasi vaksin untuk memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan. Vaksin ini terdiri dari Distemper (D), Hepatitis (H), Parvovirus (P), dan Parainfluenza (P). Vaksin DHPP diberikan pada anak anjing kemudian di usia satu sampai dua tahun perlu divaksin kembali untuk menjaga kesehatannya.

3. Vaksin Anjing Rabies  

Vaksin rabies adalah yang paling penting dan bahkan diwajibkan. Rabies adalah penyakit mematikan yang menular melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Penyakit ini dapat menyebabkan masalah serius pada anjing dan bahkan berpotensi menular ke manusia. Maka, vaksinasi rabies, akan melindungi anjing kita dan mencegah penularan penyakit ini.

4. Vaksin Parvovirus

Parvovirus adalah penyakit serius terutama pada anjing muda. Penyakit ini dapat menyebabkan diare berat, muntah, dan bahkan kematian. Vaksin parvovirus adalah langkah penting untuk mencegah anjing kita terinfeksi virus mematikan ini.

5. Vaksin Bordetella

Batuk rejan, atau kennel cough, adalah infeksi pernapasan yang dapat menyebar dengan cepat di antara anjing-anjing yang berdekatan. Vaksin bordetella membantu melindungi dari serengan penyakit ini. Terutama jika sering berinteraksi dengan anjing lain, seperti di tempat penitipan hewan.

6. Vaksin Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang dapat menular kepada manusia dan anjing. Vaksin leptospirosis membantu melindungi anjing dari infeksi bakteri ini, yang dapat menyebabkan masalah serius pada hati dan ginjal.

Jadwal Pemberian Vaksin Anjing

Berikut jadwal vaksin berdasarkan American Kennel Club yang wajib dilakukan

1. Usia 6-8 Minggu, berikan vaksin Distemper dan parvovirus. Tambahkan vaksin bordetella jika diperlukan

2. Usia 10-12 Minggu, berikan vaksin DHPP dna tambahkan Leptospirosis sesuai kebutuhan dan saran dokter hewan.

3. Usia 16-18 Minggu, berikan vaksin DHPP kedua dan rabies

4. Usia 12-16 Bulan, berikan vaksin DHPP ketiga dan rabies kedua

5. Usia 1-2 tahun, berikan vaksin DHPP keempat dan apabila diperlukan berikan juga vaksin Coronavirus dan Leptospirosis.

6. Usia 1-3 tahun berikan berikan vaksin rabies kelima

Untuk pemberikan vaksin, perlu dilakukan konsultasi dengan dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Jangan ragu untuk menghubungi call center Pet Care untuk mendapat konsultasi seputar vaksin anjing dan kesehatan anjing.

Memberikan vaksin anjing bukan hanya tanggung jawab, tetapi juga menjaga kesehatan dan kesejahteraan anjing. Dengan menjaga mereka terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya, kita memastikan bahwa mereka dapat terus menemani dan membawa kebahagiaan dalam hidup kita.